"Aku selamat."
Yang Xiaohua saat ini telah duduk di dalam mobil, dia menghela napas lega, ada perasaan sukacita selamat dari maut.
Ritual yang dilakukan sebelumnya ternyata benar.
Seseorang yang ingin meninggalkan pusat kota Dachuan dan pergi ke bandara untuk bergabung menghadapi kesulitan yang sangat besar, kemungkinan besar akan mati di jalan, jadi metode terbaik adalah menyergap mobil Yang Jian di jalan.
Keberuntungannya cukup baik, berhasil menyergap Yang Jian di sebuah jalan utama.
Tapi nyaris tidak bisa bertahan hingga detik ini.
Jika Yang Jian terlambat beberapa saat, maka Yang Xiaohua pasti akan dibunuh oleh orang-orang ganjil tadi.
"Hal seperti ini bukan urusan seorang wanita sepertimu. Jika kau cukup pintar, seharusnya kau duduk di rumah menonton TV, menyantap jajan, menunggu kabar baik, bukan datang bodoh ke Dachuan. Lagipula surat itu tidak ada padamu, datang ke sini pun tak ada gunanya. Selain menghadiahkan nyawa, aku tidak bisa membayangkan hasil lain."
Yang Jian melirik sekilas ke arah Yang Xiaohua di kursi belakang melalui kaca spion.
Ada luka lecet di wajahnya, bajunya bernoda darah, satu kakinya bahkan patah, dan alutnya terus mengucurkan darah dari rambutnya.
Jelas, lukanya sangat parah.
"Kau benar, kami memang tidak seharusnya datang ke Dachuan." Yang Xiaohua menarik napas pendek, dia juga menyesal.
"Tapi kami sama sekali tidak bernaya mengirim surat. Hanya ingin melihat sekilas penasaran, mengikuti perkembangan pengiriman surat kali ini. Sama sekali tidak akan mendekati kompleks Mingyue Xiaoqu itu. Tapi baru tiba di Dachuan kami langsung diserang hantu... Semua ini terjadi terlalu cepat, melebihi perkiraan kami."
Kami?
Yang Jian bertanya: "Selain kau, masih ada orang lain?"
"Cai Yu dan Liu Mingxin datang. Kami bertiga dalam rombongan," kata Yang Xiaohua.
Yang Jian melanjutkan pertanyaan: "Apakah mereka berdua terpisah darimu?"
"Liu Mingxin mati." Yang Xiaohua terdiam sejenak; "Cai Yu juga terluka parah, bersembunyi di suatu tempat di kota ini. Sekarang kemungkinan besar nasibnya juga suram..."
"Artinya sudah mati."
Ekspresi Yang Jian tetap datar: "Ini sudah diperkirakan. Lagipula kalian adalah kurir lantai dua yang tiba-tiba naik ke lantai tiga, belum lagi harus mengantarkan surat ketiga di lantai ini. Tingkat kesulitannya langsung melonjak. Sayangnya kalian tak punya kesadaran diri, mengira pengiriman sebelumnya berjalan lancar, kali ini hanya perlu lebih hati-hati dan menjauhi zona bahaya maka tak akan terjadi masalah."
"Sudah mendapat pelajaran?"
Dia menggelengkan kepala.
Ternyata.
Kurir lantai dua masih kurang mumpuni.
Kelompok Li Yi itu cukup baik. Dia yakin meski diserang, Li Yi dan kawan-kawan belum mati, masing-masing punya strategi penyelamatan diri sehingga tak terbunuh oleh orang-orang yang telah terkikis hantu ini.
"Kau benar."
Yang Xiaohua terpaksa mengakui, meski Yang Jian ini sangat arogan dan berbahaya, tapi perkataannya semua fakta.
Menyebalkan didengar, tapi semuanya hal yang benar-benar asli.
Mereka memang datang dengan mengandalkan keberuntungan, akhirnya mendapat pelajaran berdarah.
Bahkan gerbang Kompleks Perumahan Mingyue pun belum sempat dilihat, langsung dihabisi semua.
Sayang.
Waktu tak bisa diputar ulang. Tanpa mengalami ini, mereka tak akan pernah paham prinsip tersebut.
Manusia baru akan berkembang setelah menderita kerugian dan mendapat pelajaran.
Jika nasihat orang tua berguna, sejarah tak akan terulang.
“Lukamu sangat parah, kalau tidak ke rumah sakit kau tetap akan mati.” Yang Jian melirik kaca spion: “Darahmu tak kunjung berhenti mengalir, kakimu patah. Sekarang pasti sangat ingin tidur ya?”
Mendengar itu, ekspresi Yang Xiaohua berubah. Ia buru-buru berusaha menyegarkan pikiran.
Memang tubuhnya sangat lelah, sangat ingin tidur di mobil. Tapi dia tak merasa akan tertidur selamanya. Menurutnya, ini cuma luka biasa yang butuh istirahat.
Nanti setelah bangun tidur baru mempertimbangkan masalah pengobatan.
Namun peringatan Yang Jian tiba-tiba membuatnya menyadari situasinya yang tidak beres. Ia mengangkat tangan mengusap kepalanya.
Tangan penuh darah segar.
Tadi karena panik dan ketakutan, dia hanya fokus kabur sama sekali tak memperhatikan ini.
Yang Xiaohua teringat berita tentang orang biasa yang ditabrak mobil lalu bangun seperti tak apa-apa, tapi mati mendadak keesokan harinya.
Ia merasa sedang mengalami hal serupa.
“Sekarang ke rumah sakit pun sudah percuma.” Senyum getir merekah di wajahnya. Dia tak bodoh, tahu posisinya sangat genting.
Tapi Kota Dachuan sudah tidak aman. Untuk berobat harus keluar dari kota ini.
Waktunya jelas tak cukup.
Yang Jian juga tak mungkin mengubah rute hanya untuk mengantarnya ke rumah sakit kabupaten terdekat.
“Kondisimu memang sudah kritis. Tapi selalu ada pengecualian. Kau beruntung bertemu aku hari ini. Aku bisa menyelamatkanmu.” Suara Yang Jian dingin.
Kau?
Yang Xiaohua terkejut, lalu curiga: “Bagaimana kau bisa menyelamatkanku? Apa kau dokter?”
“Saya bukan dokter, saya juga tidak mengerti strategi kedokteran apa pun, tapi saya bisa memulihkan tubuhmu.” Yang Jian berkata: “Mungkin akan meninggalkan sedikit efek samping, tapi akan mengembalikanmu ke kondisi sehat seperti sebelumnya.”
“Ini mustahil.” Mata Yang Xiaohua membelalak, merasa dia menipu dirinya sendiri.
Yang Jian tertawa: “Kalau tidak percara ya sudah.”
Dia tidak berbicara lagi, hanya terus mengemudi menuju arah bandara.
Dua menit kemudian.
Yang Xiaohua merasakan kondisinya semakin memburuk, benar-benar ingin menutup mata dan tertidur. Ini bukan sekadar kantuk yang bisa dilawan dengan tekad, melainkan luka fisik yang membuatnya tidak bisa tetap sadar.
Dia merasa jika tertidur kali ini, tidak akan pernah bangun lagi.
Nafsu bertahan hidup yang kuat membuat Yang Xiaohua bangkit kembali. Dia membuka mulut: “Yang Jian, benarkah kau bisa menyelamatkanku?”
“Kau pikir tadi saya bercanda denganmu?” kata Yang Jian tanpa menoleh, nadanya dingin.
“Jika kau benar-benar bisa menyelamatkanku, apa yang harus kulakukan agar mau membantuku? Orang sepertimu pasti tidak akan menolong tanpa alasan.” kata Yang Xiaohua.
Yang Jian tersenyum tipis: “Aku sudah menyelamatkanmu sekali tadi. Tanpa saya, kau pasti sudah mati. Sekarang malah curiga padaku. Meski kewaspadaanmu bagus, tapi kecerdasanmu masih belum pulih. Menurutku lebih baik kau tidur saja, lagipula keinginanmu untuk keluar hidup-hidup dari kantor pos itu sangat sulit.”
“Cara mati tanpa rasa sakit seperti ini cukup bagus, cocok untuk kurir surat sepertimu. Lebih enak daripada mati di tangan hantu gentayangan.”
Yang Xiaohua menggigit bibirnya: "Bukan itu maksudku, tapi apa yang harus kuberikan agar kau mau membantuku bertahan hidup? Aku tidak punya sesuatu yang berharga bagimu, kecuali mungkin kau tertarik padaku sebagai wanita. Tapi kurasa makhluk sepertimu mungkin tidak terlalu berminat pada perempuan."
"Memang benar aku tidak terlalu tertarik pada perempuan," kata Yang Jian dengan ekspresi datar.
Yang Xiaohua bertanya; "Lalu kau kasihan padaku? Atau ada tempat tertentu di belakang yang akan membutuhkan keahlianku?"
"Tidak serumit itu. Ada yang meminta tolong padaku, aku menanggapi saja. Persis seperti orang yang berdoa pada Shangdi, lalu Shangdi membuka matanya." Jawab Yang Jian: "Bagaimana menurutmu penjelasan ini?"
Yang Xiaohua tertegun sejenak.
Dia tak menyangka ternyata pemikiran Yang Jian sesederhana itu.
Bukan masalah kepentingan, bukan masalah belas kasihan, bahkan bukan masalah perasaan.
Hanya dilakukan begitu saja, seperti orang biasa yang lewat di pinggir jalan dan tanpa peduli mencabut sehelai rumput liar.
Tidak ada alasan.
"Pemikiranmu benar-benar berbahaya." Yang Xiaohua merasa Yang Jian ini sepertinya tidak lagi menempatkan diri sendiri pada posisi manusia saat memikirkan sesuatu.
Tapi saat ini bukan waktu untuk memikirkan ini, dia melanjutkan: "Apa yang harus kulakukan untuk menemanimu?"
"Tak perlu kau menemaniku, karena jika aku ingin melakukan sesuatu padamu, kau sama sekali tak punya kemampuan untuk melawan." Setelah Yang Jian selesai bicara, bayangan hitam yang dingin dan gelap gulita mulai terentang tanpa suara dari kursi kemudi ke arah belakang.
Sebagian dari Bayangan hantu dengan cepat meretas masuk ke tubuh Yang Xiaohua.
Semburan hawa dingin tiba-tiba menyerang, membuat Yang Xiaohua tersentak seketika dan langsung terjaga.
Kemudian dengan perasaan ngeri ia menyadari tubuhnya sendiri seolah mulai kehilangan kendali secara drastis, seolah ada sosok lain yang sedang mengambil alih tubuhnya dengan dominan. Sensasi ini terasa aneh sekaligus mengerikan.
"Ini... Apa ini?" Mata Yang Xiaohua membelalak lebar.
Li Yang di sampingnya menjelaskan: "Jangan panik, ini bayangan komandan tim yang sedang mengambil alih tubuhmu untuk memulihkan lukamu."
Dokumen tentang bayangan hantu tanpa kepala memang telah ia pahami, termasuk kemampuan supernatural yang dimilikinya.
Kini Yang Xiaohua menyaksikan betapa kaki bawahnya yang melengkung tak berbentuk mulai berangsur pulih. Kekuatan gaib yang tak kasat mata menarik-narik tubuhnya, seakan sedang merangkai kembali raganya ke bentuk semula.
Sepanjang proses itu dia tidak merasakan sakit.
Karena tubuhnya sudah mati rasa, mana mungkin ada rasa sakit.
Area yang terkena erosi bayangan hitam semakin meluas, sementara luka-luka di area yang sudah tererosi semuanya telah pulih.
Hanya dalam waktu singkat.
Yang Xiaohua merasakan dingin dan menyeramkan di seluruh tubuhnya dengan cepat surut, diikuti dengan perlahan kembalinya sensasi fisik, persis seperti saat ketindihan hantu ketika tidur dulu, tubuh yang tak terkendali kembali terpantau.
Langsung.
Yang Xiaohua dengan cepat duduk tegak, terengah-engah keras.
Dia merasakan sesak napas, tubuh lepas kendali, kesadaran menyelam ke kegelapan.
Mengerikan, keputusasaan.
Setelah mengalaminya sekali, tak ingin merasakannya lagi.
“Saya, tubuh saya ternyata benar-benar pulih?” Yang Xiaohua merasakan tubuhnya, dan menemukan bahwa luka-luka yang sebelumnya menyakitkan telah kembali normal, bahkan kaki yang patah sama sekali tidak terasa sakit sedikitpun.
Seluruh tubuhnya benar-benar kembali ke kondisi paling sehat.
Luka-luka menghilang.
Yang Xiaohua tidak lagi merasa lelah dan mengantuk, energinya pulih secara tiba-tiba.
“Tak terbayangkan.”
Matanya membelalak, merasa pengalaman ini terlalu penuh keanehan.
“Ini juga kemampuan hantu...”
Yang Xiaohua tidak bodoh, segera menebak apa yang terjadi.
Fenomena ganjil seperti ini, selain hantu gentayangan, mustahil dilakukan orang biasa.
“Jika digunakan dengan tepat, kemampuan hantu gentayangan bisa menyelamatkan orang yang hampir mati. Tentu saja makhluk itu juga bisa membunuhmu seketika, hanya dengan sekali sentuh, tubuhmu akan hancur seperti balok kayu.”
Yang Jian berkata; “Tak perlu berterima kasih.”
“Karena ucapan terima kasih terlalu hambar. Aku telah menyelamatkan nyawamu dua kali. Nanti jika aku memintamu melakukan sesuatu, sebaiknya jangan kau tolak.”
“Jika kau bisa membuatku bertahan hidup, apapun yang kau suruh akan kulakukan.” Bola mata Yang Xiaohua berkedip, menatap erat Yang Jian.
Pria ini benar-benar tak terbayangkan.
Bisa mencuri kemampuan hantu, bahkan mengurung hantu sejati.
Bahkan luka seberat ini pun bisa disembuhkan.
Perkataan Cai Yu benar adanya, di kota ini satu-satunya jalan hidupku adalah mengikuti Yang Jian ini.
"Jangan terlalu hangat, saya bahkan tidak yakin bisa bertahan hidup sendiri, mana mungkin bisa membuatmu hidup. Jika menghadapi bahaya yang sesungguhnya, nyawamu tetap rapuh."
"Sudah, jangan banyak bicara. Bandara sudah di depan mata."
Yang Jian tidak berbicara lagi, fokus menyetir.
Yang Xiaohua memandangi pria di depannya dengan tenang.
Dengan pola pikirnya, dia sama sekali tak bisa memahami pemikiran Yang Jian. Yang dia tahu hanyalah pria ini sangat spesial, terkadang sangat layak diandalkan. Di kantor pos, kehadiran orang seperti ini bisa menjadi mimpi buruk, sekaligus juru selamat.
Dia bisa dengan mudah membinasakan seluruh penghuni lantai, tapi juga bisa menyelamatkan nyawa orang yang hampir mati kembali ke dunia manusia.
"Terima kasih."
Setelah lama terdiam, Yang Xiaohua akhirnya membuka mulut.
Apapun yang dipikirkannya, Yang Jian ini memang telah menyelamatkannya. Sekalipun ucapan terima kasih terasa hambar, dia tetap sangat berterima kasih pada pria ini.
Yang Jian tidak membalas, tetap menyetir.
Mobil mereka kini sudah sampai di pinggiran bandara.
Sorot lampu mobilnya menyapu area luar bandara, langsung memperlihatkan siluet-siluet manusia yang bergerak tak menentu.
Karena urusan Yang Xiaohua di jalan sedikit menunda, saat ini jam sudah hampir pukul tujuh. Luar sudah gelap, tapi kerumunan orang itu masih belum bubar, tetap berkeliaran di bandara.
"Yang Jian!"
Suara tiba-tiba mengambang masuk dari jendela mobil di tengah kesunyian sekeliling.
Ada hantu yang memanggil nama Yang Jian.
"Mereka menemukan kita!" teriak Yang Xiaohua kaget, menjulurkan kepala keluar jendela sambil memeriksa sekeliling.
"Jangan masuk ke dalam! Banyak orang sudah mengawasi kita. Kalau turun sekarang akan terjadi masalah besar."
"Yang Jian!"
“Ada yang memanggil nama Yang Jian lagi,” suara ganjil bergema di langit malam, membuat bulu kuduk meremang.
Tapi ucapan Yang Xiaohua belum selesai.
Mobil berhenti mendadak.
Yang Jian langsung turun dan berjalan menuju bandara.
“Kau pikir barang-barang ini bisa menghalangi kami? Kalau bukan karena kurangnya keberuntungan, hantu di sini sudah kami selesaikan.” Li Yang juga turun, melirik ke arah Yang Xiaohua.
Ekspresi wajah Yang Xiaohua berubah-ubah, baru menyadari bahwa keduanya bukan orang biasa.
“Yang Jian!”
Masih ada yang memanggil nama Yang Jian, hantu gentayangan terus menatapnya, tidak mengabaikan target ini.
“Aku di sini. Kalau ingin membunuhku, datanglah.”
Yang Jian tetap tenang, langsung menjawab masalah ini, bahkan seperti memprovokasi hantu.
“Tubuhku membusuk lagi.”
“Tubuhku membusuk lagi.”
Suara ganjil datang dari aula bandara yang sunyi, suara pramugari tapi terdengar kaku, bagai arwah penasaran yang mondar-mandir.
Bulu kuduk Yang Xiaohua langsung meremang, langkahnya yang semula mengikuti perlahan melambat tanpa sadar.
Berkumpul di tempat seperti ini, benar-benar baik-baik saja?
Di sana benar-benar ada hantu gentayangan!
“Kau ingin tubuhku? Aku di bandara. Kalau mau, datanglah.” Yang Jian menjawab suara melayang itu.
Tong Qian dan Xiong Wenwen akan segera sampai.
Kalau hantu berani datang, itu berarti masuk ke dalam perangkap sendiri.
Tapi hantu ini tidak bisa meramalkan bahwa Yang Jian akan memanggil bantuan.
“Aku datang.”
“Aku datang.”
……
Suara seperti hantu gentayangan bergema silih berganti.
Dari setiap arah, suara terus terdengar.
Bahkan di kejauhan luar jalan, di tengah hutan, terdengar suara-suara yang dipanggil.
"Ternyata memang terus membuntutiku sepanjang jalan. Sepertinya sejak keluar dari toko mainan kepala manusia itu, kita terus diawasi hantu. Tapi memang begitulah, sepanjang perjalanan tidak bisa lepas dari sosok-sosok aneh yang mengintai diam-diam. Bisa dimengerti kalau kita diikuti."
Yang Jian berkata: "Kalau begitu, mari kita tangani di sini."
"Benar, kali ini kami sama sekali tidak akan gagal." Li Yang mengangguk.
