Sebelum kutukan kotak musik datang, Yang Jian sudah mempersiapkan segala cara untuk menghadapinya.
Baik skema, peti mati, maupun senjata semua berhasil diselesaikan dalam waktu singkat.
Alasan terburu-buru seperti ini karena Yang Jian tidak bisa memastikan apakah waktu meledaknya kutukan yang dibocorkan kertas kulit manusia ini benar-benar akurat. Jika benar-benar harus menanggulangi tepat pada waktunya, bagaimana jika terjadi sesuatu yang tak terduga di tengah jalan?
“Lelucon apa pun boleh dibuat, hanya lelucon yang menyangkut nyawa tidak boleh dibuat.”
“Apalagi jika itu menyangkut nyawa diri sendiri.”
Yang Jian mempersiapkan diri sehari lebih awal untuk menghadapi ledakan kutukan. Sekarang dia telah memasukkan peti mati itu ke dalam ruang rahasia safe house, kemudian membawa tombak panjang yang baru ditempa, koran usang bernoda darah, dan ponselnya sendiri sambil mengunci pintu, lalu berbaring di dalam peti mati.
Untuk mencegah baterai ponsel habis, dia sengaja membawa power bank.
Setelah itu, dia mengangkat papan logam berat penutup peti mati di sampingnya, lalu menutupnya perlahan.
Tutup peti mati dirancang dengan model sliding groove oleh Yang Jian, ini merupakan persiapan untuk mencegah dirinya yang mungkin kehilangan kendali kabur dari peti mati.
“Krek!”
Bunyi logam berat bergesekan terdengar, tutup peti mati terkunci rapat.
Dalam lingkungan tertutup seperti ini, orang hidup akan cepat mati lemas.
Tapi Yang Jian tidak peduli. Jika bisa bertahan melewati ini, setelah bangun dia tidak lagi dianggap orang hidup - tak perlu bernapas maupun oksigen.
Perasaan tertekan yang familiar namun asing menyergap.
Seperti kembali ke momen di Desa Huanggang dulu saat bersembunyi dalam tas mayat.
Dalam peti mati tidak gelap, lapisan cahaya merah menyelimuti ruang sempit ini.
Yang Jian menggunakan wilayah hantu untuk memeriksa kedap udara peti mati.
“Keterampilan tanganku cukup bagus.”
“Peti mati logam ini begitu ditutup akan mampu mengisolasi bahkan Wilayah Hantu, mengingat sambungannya menggunakan bahan emas tanpa sedikit pun pengurangan material. Untuk mengurung hantu gentayangan, ini benar-benar terjamin.”
“Sementara tidak ada masalah sama sekali, maka mari kita mulai.”
Setelah berbaring rapi, Yang Jian menarik napas pelan dan mengangkat koran usang bernoda darah dengan kedua tangannya.
Di permukaan koran ganjil itu terpampang tulisan bergelombang yang padat dengan ukuran huruf tidak seragam.
“Saya Yang Jian.”
Ia bermaksud menggunakan kekuatan gaib dari koran bernoda darah ini untuk mengingatkan statusnya, memudahkan pemulihan memori miliknya beberapa hari kemudian, bukan malah kehilangan kesadaran hingga ingatannya menjadi milik orang lain.
Seperti narapidana yang menerima hukuman di zaman kuno.
Yang Jian menutupkan koran usang itu ke wajahnya.
Koran bernoda darah itu menempel secara ganjil, langsung merekat erat di kulit dan dagingnya, menutupi mata, hidung, dan mulutnya hingga hanya menyisakan lekuk fitur wajah.
Tidak bisa bernapas, sangat tersiksa.
Seluruh tubuhnya seperti tercekik. Secara refleks Yang Jian membuka mulut mencoba menghirup udara, namun koran itu cekung dan menempel semakin kencang.
Koran bernoda darah ini tampak rapuh, namun sebenarnya sulit dirobek.
Tidak ada celah tersisa di wajah Yang Jian yang tertutup rapat oleh koran itu.
"Tapi dia sekarang belum mengalami sesak napas, masih memiliki kesadaran. Bahkan jika benar-benar sesak napas, dia tidak akan mati karena kutukan kotak musik masih bergema di otaknya. Selama kutukan ini belum berhenti, Yang Jian tidak akan mati meski menerima luka parah sekalipun, bahkan jika kepalanya dibelah dua, tetap bisa bertahan."
"Mulailah."
"Setelah merenung dan memeriksa sekali lagi, Yang Jian yakin tidak ada masalah. Dengan mantap dia mencabut paku peti mati yang selama ini menancap di Bayangan hantu."
"Tidak."
"Sekarang ini bukan lagi paku peti mati, melainkan tombak panjang penuh retakan."
"Begitu dilepas,"
"Bayangan hantu utuh yang sebelumnya terkendali segera bergerak bebas."
"Tak lama kemudian,"
"Kontrol atas tubuh Yang Jian direnggut. Seluruh tubuhnya kembali ke kondisi seperti di Kompleks Mingyue: gerakan tak terkendali meski kesadarannya tetap jernih."
"Bersamaan itu, invasi Bayangan hantu terhadap kesadarannya kembali terjadi."
"Yang Jian merasakan sesuatu yang dingin dan ganjil mencoba menelan kesadarannya, tapi semua itu ditahan oleh denging kotak musik."
"Persis seperti perkiraannya."
"Pertarungan gaib ini membentuk keseimbangan rapuh."
"Proses ini akan terus berlanjut hingga kutukan kotak musik meledak, barulah perubahan besar terjadi."
"Demikianlah,"
"Yang Jian dengan koran usang bernoda darah menutupi wajahnya, terbaring kaku dalam peti mati buatan sendiri. Seluruh tubuhnya dingin membeku bagai mayat, menanti proses pembusukan seiring waktu."
"Tak seorang pun bisa membayangkan."
"Mayat yang tampak biasa ini ternyata masih memiliki kesadaran, hanya menunggu kesuksesan rencana, kesadaran kembali, menggantikan hantu gentayangan, menjadi hantu gentayangan yang memiliki kesadaran orang hidup."
Waktu berjalan perlahan.
Mayat Yang Jian tetap tak bergerak, segalanya terbenam dalam keheningan kematian.
Namun pada pagi hari kedua.
Dalam peti mati yang gelap dan dingin, tiba-tiba menyala cahaya redup.
Cahaya itu berasal dari sebuah ponsel di sebelah mayat Yang Jian.
Di ponsel tersebut terdapat sebuah SMS.
Pengirim SMS itu adalah... Feng Quan.
Tapi saat ini Yang Jian tidak mengetahui segalanya, juga tidak bisa menghiraukan.
SMS Feng Quan ini tidak hanya dikirim ke Yang Jian saja, tapi dikirim ke seluruh anggota tim kecil Yang Jian, dengan isi pesan hanya dua huruf.
"Tolong!"
Ini ternyata sebuah pesan permohonan bantuan.
Di dalam Gedung Shangtong pada pagi hari.
Yang bertugas hari ini adalah Tong Qian dan Zhang Han.
"Apa yang terjadi? Tong Qian, kau terima juga SMS dari Feng Quan? Dia ternyata mengirim sinyal darurat." Zhang Han sangat terkejut, matanya menatap informasi di ponsel sambil berulang kali memastikan bahwa ini memang benar.
Bukan spam SMS, juga bukan kiriman orang yang salah sengaja.
"Aku juga menerimanya."
Alut Tong Qian berkerut, menggunakan ponsel positioning satelit markas yang bisa langsung mengkonfirmasi identitas pengirim SMS.
"Memang benar dari Feng Quan, dan dia berada di Kota Dachang, tapi informasi positioning menunjukkan dia masih bergerak, belum sampai ke pusat kota."
Ekspresi Zhang Han berubah: "Komandan tim sekarang tidak ada, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Situasi Yang Jian yang bersembunyi di Ruang Aman No.1 hanya diketahui Tong Qian, tapi dia tidak akan bodoh sampai membocorkan informasi seperti ini ke mana-mana. Jadi dia hanya memberitahu Zhang Han bahwa Yang Jian akan dinas luar beberapa hari dan sementara tidak kembali.
"Yang Jian tidak ada di sini, saya yang bertanggung jawab. Karena Feng Quan sudah mengirim SMS minta tolong, tentu kita harus pergi lihat." Setelah berkata demikian, Tong Qian langsung berdiri dan bersiap berangkat.
Zhang Han tertegun sejenak: "Tapi kita tidak punya Wilayah Hantu. Jarak sejauh ini akan sulit untuk memberikan bantuan."
Tong Qian berkata: "Wilayah Hantu apaan sih? Kita manusia biasa, mungkinkah tidak bisa mengemudi ke sana? Yang Jian seenaknya pakai Wilayah Hantu karena dia spesial. Mana ada Pengendali Hantu biasa yang tahan menggunakan kekuatan gaib secara sembarangan seperti itu? Apa tidak takut mati lebih cepat?"
"Tapi saya ingat beberapa waktu lalu perusahaan menyediakan satu unit helikopter. Saya akan tanya Zhang Hua."
Zhang Hua adalah staf koordinasi yang dikirim markas pusat.
Bertugas mengkoordinasi Yang Jian dalam menangani peristiwa supranatural, sekaligus memberikan dukungan di berbagai aspek.
"Mengenai helikopter memang ada satu unit. Apakah perlu digunakan?" Zhang Hua langsung memastikan situasi setelah mendengar rencana perjalanan Tong Qian.
"Ya, saya perlu segera menggunakannya. Situasinya mungkin sangat darurat." Kata Tong Qian.
Zhang Hua mengangguk: "Tidak masalah. Saya akan segera mengatur. Helikopter akan lepas landas dalam tiga menit. Silahkan kalian berdua menuju landasan pacu."
"Terima kasih banyak."
Setelah berkata demikian, Tong Qian langsung naik lift khusus menuju landasan pacu di lantai teratas.
Zhang Hua juga segera memberi tahu pilot untuk mempersiapkan penerbangan.
“Hanya kita berdua? Huang Ziya, Li Yang, apa mereka tidak perlu dipanggil?” Zhang Han bertanya dengan rasa khawatir saat menuju ke helikopter.
“Jangan terlalu khawatir. Kita periksa dulu situasinya. Kemungkinan besar tidak akan ada Peristiwa Gaib Besar di sekitar Kota Dachang. Sinyal positioning Feng Quan terus bergerak. Sudah kucoba kirim pesan tapi tidak ada balasan. Jadi mengerahkan semua personel tanpa konfirmasi situasi sebenarnya adalah tindakan ceroboh,” jelas Tong Qian.
Ini adalah hal yang dipelajarinya dari Yang Jian.
Saat pergi ke Kota Dachuan dulu, Yang Jian hanya membawa Li Yang sendirian. Baru ketika menghadapi situasi yang tak tertangani, dia memanggil dirinya dan Xiong Wenwen untuk bantuan.
Dengan cara ini, risikonya menjadi lebih rendah.
Kini saat Yang Jian tidak ada, Tong Qian sementara mengambil alih peran komandan tim. Dia harus memimpin terdepan.
Tak lama kemudian.
Sebuah helikopter lepas landas dari Gedung Shangtong dan segera menuju lokasi sumber sinyal.
Sinyal positioning Feng Quan berasal dari sebuah jalan tol di pinggiran Kota Dachang.
Kabut tebal menyelimuti area ini.
Segala sesuatu di sekitarnya tertutup kabut pekat.
Kabut ini terus bergerak melayang menuju arah Kota Dachang.
Yang ganjil, kabut ini sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghilang. Sebaliknya, seiring waktu, area yang ditutupinya semakin luas dan kepadatannya semakin meningkat.
Di dalam kabut tebal itu.
Muncul siluet seseorang yang terlihat panik dan compang-camping.
"Ini adalah seorang pria sekitar 25-26 tahun, seluruh tubuhnya kotor dan bau. Rambut, wajah, dan tubuhnya tertutup lapisan tebal tanah. Sekilas seperti patung tanah liat, atau mayat yang baru digali setelah terkubur berhari-hari, mengeluarkan bau busuk membusuk."
Dialah Feng Quan.
Kode nama: Hantu Kabut.
Wajah Feng Quan yang penuh tanah tak lagi menunjukkan ekspresi apa pun, hanya keanehan dan kekakuan.
Namun di balik itu, sepasang matanya memancarkan kecemasan dan kegelisahan.
Kabut hantu bergerak, dia pun terus berpindah.
Tapi dia bukan makhluk luar biasa, juga tak mengalami hang seperti hantu gentayangan.
Menggunakan wilayah kabut hantu untuk berpindah sangat menguras tenaganya. Penggunaan berkepanjangan akan membuatnya kehilangan keseimbangan dan tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan.
Namun Feng Quan terpaksa melakukannya.
Nasib malang menimpanya saat menyelidiki mantan rekan Pei Dong dan Kutukan Jam Bandul, memicu kewaspadaan dan permusuhan dari beberapa pihak.
Kini dia menjadi buruan.
Pertarungan antar Pengendali Hantu selalu berujung hidup-mati.
"Kota Dadong, rumah kuno era Republik. Kutukan Jam Bandul berasal dari sana!" Feng Quan menggeretakkan gigi sambil meraung rendah, "Kalian takkan bisa menyimpan rahasia ini selamanya."
Suaranya menerobos kabut tebal.
Tapi di jalan tol ini, taksi tua berkarat itu masih membuntuti tanpa terlepas.
Taksi ini sudah sangat uzur, mencapai level barang antik. Bahkan di bengkel rongsokan pun sulit ditemukan. Sulit dibayangkan benda ini masih bisa menyala.
"Jika kau mati, rahasia akan terjaga. Pei Dong sampah, Tong Qian kabur, gagal membunuhmu menyebabkan bocornya informasi penting. Kutukan itu menyangkut nyawa banyak orang. Seharusnya kau tidak terus menyelidiki hal ini. Setelah selamat kemarin, lebih baik kau bersembunyi di Kota Dachang di bawah perlindungan Yang Jian, menunggu ajal dengan tenang."
Suara dingin terdengar dari dalam taksi tua.
Seorang pria pengemudi berusia di bawah tiga puluh tahun, mengenakan hoodie, masker, dan jaket tebal. Hanya matanya yang terlihat.
Di belakang taksi, duduk dua orang.
Satu adalah Pei Dong, kode nama Hantu Usap Kepala.
Wajahnya muram, kulit kepala retak dengan bekas luka mengerikan seolah pernah dikuliti hidup-hidup.
Pria satunya bertubuh kurus kering, mata merah penuh darah seperti mumi berjalan yang membuat bulu kuduk merinding.
Tiga orang.
Tiga Pengendali Hantu yang hanya mengejar Feng Quan penyelidik Kutukan Jam Bandul.
Feng Quan jelas tak mampu melawan mereka, hanya bisa kabur.
"Kau takkan lolos. Menggunakan Wilayah Hantu butuh pengorbanan besar. Meski kau kendalikan dua hantu, risiko kebangkitan Hantu Gentayangan tetap mengancam. Tak seperti para luar biasa itu. Semua berakhir di sini."
Suara itu menggema.
Taksi tua itu menggasak lagi, menerobos masuk ke kabut pekat.
Kabut itu adalah Hantu Kabut.
"Baik sebagai Wilayah Hantu, maupun tempat menyeramkan yang bisa melahap orang hidup."
Namun yang tak terduga, taksi tua yang hampir rusak ini setelah menerobos kabut tebal, kabut di sekitarnya mulai menghilang dengan cepat seolah diusir.
"Mengendalikan ya?"
Feng Quan merasa dingin di hati, ia merasakan kegelisahan parasit yang hampir bangkit dalam dirinya mulai mereda.
Jika di waktu normal ini kabar baik, tapi sekarang...
Mobil melesat mendekat, lampu belakang menyala terang.
Diiringi bunyi klakson menusuk yang bergema ganjil.
Secara refleks Feng Quan menoleh ke belakang.
Taksi tua yang hampir rongsok itu entah bagaimana muncul tepat di hadapannya.
"Bagaimana mungkin?!"
Mata Feng Quan membelalak, diliputi keterkejutan dan kebingungan yang luar biasa.
Tapi sesaat kemudian...
Tubuhnya tersentak keras, kekuatan dahsyat menghantam - taksi tua itu menabraknya hingga terlempar jauh.
Tubuhnya buyar, kesadarannya mengabur, kepalanya berdengung.
"Ini... benda gaib..." pikiran itu melintas di benak Feng Quan.
Namun kemudian, ia terjatuh keras ke aspal.
Tubuhnya hancur berantakan, kepala miring dengan posisi tak wajar di jalan tol.
Kabut menghilang, bunyi rem pun berhenti.
Liao Fan turun dari mobil dengan raut wajah yang gelap: "Masih belum mati? Kemampuan hantu lainnya untuk menyelamatkan nyawamu benar-benar kuat. Tertabrak taksi hantu ini, bahkan hantu sejati bisa terlempar dan masuk ke status hang sementara, tidak bisa bergerak. Tapi keseimbangan tubuhmu sudah hancur, kematianmu akan segera tiba."
Di samping taksi tua yang usang, Liao Fan, Pei Dong, dan satu orang lainnya memandangi Feng Quan yang tidak bergerak dan tubuhnya terpelintir dengan tatapan dingin.
Mereka hanya menunggu sampai kesadarannya benar-benar lenyap sebelum pergi.
Soal apakah ini akan memicu peristiwa supranatural di sini, dia tidak peduli.
Ini bukan tanggung jawab mereka. Tugas mereka hanya menghabisi Feng Quan ini, menghentikan investigasi markas besar terhadap rumah kuno era Republik di Kota Dong.
"Menurutku kita harus segera pergi sekarang. Ini wilayah kekuasaan Yang Jian di Kota Dachang. Bagaimana jika dia datang? Kita akan sulit kabur," bisik Pei Dong dengan suara rendah sebagai peringatan.
"Bahkan jika dia benar-benar datang, dia tidak bisa menahan kita," suara Liao Fan parau tanpa emosi.
"Jangan lupa, di Kota Dahai dia bertarung dengan Ye Zhen dan bocor rahasianya - paku peti mati ada di tangannya."
Liao Fan melanjutkan: "Tidak masalah. Habisi lalu pergi. Meski kita tidak perlu bentrok dengan figur tingkat komandan, bukan berarti aku takut padanya. Lagipula jika kematian Feng Quan ini tidak pasti, kita akan sulit memberi laporan ke sana."
Pei Dong dan orang lainnya diam.
Lapisan tanah tebal mulai bermunculan perlahan di tubuh Feng Quan.
Itu adalah tanah makam yang hitam dan bau.
Tanah makam terus menerus menelan tubuhnya, berusaha menguburnya.
Ini adalah tanda keseimbangan telah gagal - Hantu Gentayangan telah bangkit kembali.
Namun tepat pada saat ini, suara baling-baling helikopter terdengar dari langit di kejauhan.
Sebuah helikopter terbang mendekat dengan cepat dari arah pusat kota Dachang.
"Tidak baik, Yang Jian datang." Pei Dong terkejut dan buru-buru berkata.
Dia pernah dirugikan oleh Yang Jian sebelumnya, hampir mati, kemudian kabur secara kebetulan. Sampai sekarang dia tidak berani membalas dendam, hanya ingin menjauh sebisa mungkin.
Kalau bukan karena Feng Quan yang memaksa menyelidiki Kutukan Jam Bandul, dia tidak akan kembali ke Kota Dachang.
"Tunggu, itu bukan Yang Jian."
Seorang pria yang mirip mumi membuka mulut: "Kalau benar Yang Jian, dia pasti sudah mengembangkan wilayah hantunya terlebih dahulu. Arsip tentang kebiasaan bertarungnya sudah diketahui banyak orang di lingkaran sosial kita. Tidak sulit menganalisisnya kalau diperhatikan."
Liao Fan menyeringai, tawanya tetap parau dan aneh: "Jadi Yang Jian tidak ada di Dachang... Tidak, salah. Yang Jian ada di Dachang. Sebelum berangkat, aku sudah membeli data perjalanannya. Dia sampai di sini kemarin."
"Lalu kenapa dia tidak datang?" tanya Pei Dong.
"Dia sedang bermasalah, tidak bisa datang. Pasti Feng Quan mengirim sinyal darurat di jalan. Fakta bahwa Yang Jian tidak muncul sudah menjadi jawaban jelas. Sepertinya pertarungan terakhirnya dengan Ye Zhen memberi dampak besar. Hei, sepertinya nanti aku harus berterima kasih pada Ye Zhen itu." Liao Fan dengan peka menangkap sesuatu dan membuat penilaian.
Penilaian ini akurat sampai mengerikan. Hanya dari ketiadaan wilayah hantu Yang Jian, dia langsung menyimpulkan ada masalah yang membuatnya tidak bisa datang.
Seolah-olah menyaksikan langsung kejadiannya.
Jelas, dia juga seorang Pengendali Hantu termasyhur yang memiliki kualitas yang dimiliki oleh Pengendali Hantu papan atas.
"Feng Quan tumbang, Yang Jian bermasalah, maka orang di pesawat itu pastilah... Tong Qian Sang Wajah Hantu."
Liao Fan menengadah memandang helikopter yang semakin mendekat.
"Manfaatkan kelemahannya untuk mengambil nyawanya, habisi mentah-mentah tim Yang Jian si Mata Hantu ini sekaligus agar tidak balas dendam nanti, sekalian bawa pergi paku peti mati itu."
Seorang pria yang mirip mumi berkata dengan suara berat.
"Kau benar-benar akan bertindak? Aku ingat kau seharusnya mengenal Yang Jian, tidak adakah sedikit rasa pertemanan?" Liao Fan melirik pria berpenampilan mumi itu.
"Asalkan dipastikan Yang Jian benar-benar bermasalah, kita serbu Kota Dachang. Banyak barang berharga di tangan Yang Jian yang bisa ditukar untuk memperpanjang nyawa kita selama setengah tahun, bahkan mungkin satu tahun." Pria mumi itu menjelaskan.
Liao Fan memicingkan matanya, berpikir sejenak: "Baik, asalkan Tong Qian hancur dan Yang Jian bermasalah, kita ke Dachang. Aku sudah lama mengincar paku peti mati di tangannya."
"Bahkan Ye Zhen bisa dipakukan mati di tanah. Jika benar-benar mendapatkannya, mungkin kita bisa terbebas dari kutukan itu."
Setelah berdiskusi singkat,
Sebuah skema terbentuk.
Saat ini helikopter telah mendarat di jalan tol.
Tong Qian dan Zhang Han melompat turun.
"Tong Qian Sang Wajah Hantu?" Nada suara Liao Fan terdengar ganjil diselingi tawa pendek.
"Kau mengenalku?"
Tong Qian memiringkan kepalanya, di balik penutup wajahnya, senyuman aneh yang androgynus mengarah padanya.
"Tapi tadi, kau tersenyum? Ada yang lucu? Coba senyum lagi."
Dia tersenyum menghadapi Liao Fan, namun wajah lainnya melihat Feng Quan yang tak sadarkan diri dan berada dalam kondisi jalan buntu. Hatinya mendadak dingin, amarah memenuhi dada.
Beberapa orang ini sedang menyerang Feng Quan.
Dan Feng Quan bahkan tak bisa melawan.
Apakah karena jumlah lawan lebih banyak, atau salah satu dari ketiganya terlalu kuat sehingga Feng Quan tak bisa kabur?
"Feng Quan adalah penanggung jawab, sudahkah kalian pikirkan pengorbanan saat menyerangnya?" Wajah hantu Tong Qian berbicara, menginterogasi ketiganya.
Angin sepoi-sepoi menerpa, penutup wajahnya terlepas.
Tiga wajah langsung terpampang di hadapan kerumunan.
"Maaf, seharusnya aku tak banyak bertanya. Orang sepertimu dalam Pengendali Hantu adalah penjahat. Tak ada penjelasan logis untuk berurusan dengan kalian. Cara terbaik menghadapi orang sepertimu adalah membunuh. Keberadaanmu hanya menyebabkan kerusakan dan mempengaruhi lebih banyak orang, membinasakan banyak nyawa. Jadi, silakan mati saja."
Pengalaman Tong Qian telah mengubur segala kenakilan di hatinya.
Sesaat kemudian.
Dia tersenyum.
Bukan, wajah hantunya yang tersenyum.
"Bagus, langsung bertindak setelah bertegur sapa. Tong Qian, kau berbeda dari catatan dokumen." Liao Fan sama sekali tidak waspada, malah tak sabar ingin bertindak.
Bukan karena Tong Qian lemah, tapi Yang Jian hingga kini belum muncul.
Penilaian sebelumnya terbukti benar.
Yang Jian bermasalah.
"Bertindak."
Suara parau Liao Fan membentak.
"Terkutuk!"
Wajah Zhang Han langsung berubah pucat. Sama sekali tak disangka kunjungan singkatnya berakhir seperti ini.
Harus berurusan dengan tiga Pengendali Hantu.
Kapan terakhir kali kita bertindak?
Mungkin saat melawan peti mati hantu bersama Yang Jian di Desa Huanggang.
