"Jika Tong Qian tidak dibunuh, ini akan jadi masalah di kemudian hari. Sekarang kita sudah menghabisi dua anggota bawahannya Yang Jian. Situasinya sudah seperti permusuhan abadi. Menyisakan satu musuh sama saja dengan meninggalkan bahaya laten."
Di dalam taksi tua berbau busuk, wajah kering Xu Feng bergerak halus, matanya membelalak menatap Liao Fan, berharap mendapat jawaban dari mulutnya.
Tatapan Liao Fan penuh kekerasan: "Membunuh Tong Qian? Bagaimana caranya? Barusan menabraknya hingga terlempar saja sudah sulit. Aku yakin kemungkinan besar dia belum mati. Jika kita terus menyerang, dia pasti akan balik menyerang kita. Kau tidak lihat berapa banyak orang yang sudah mati di sekitar? Nanti kalau arwah penasaran itu bangkit kembali, masalah besar lagi."
"Mundur sekaranglah yang benar. Meski Tong Qian belum tentu mati setelah ditabrakku, paling tidak dia akan terbaring di sini cukup lama. Tanpa Wilayah Hantu, dia tidak bisa cepat kembali ke Kota Dachang. Kita punya cukup waktu untuk menangani Yang Jian itu."
"Terlalu besar pengorbanannya jika kita berlama-lama di sini. Jangan lupa target sebenarnya dari misi kita. Kecuali kau ingin membatalkan rencana ke Kota Dachang."
Xu Feng terdiam mendengar itu. Ia juga memahami kekhawatiran Liao Fan.
Takut terlalu banyak waktu terbuang, muncul masalah tak terduga, akhirnya tidak mendapat imbalan apapun, malah ada yang tebus sia-sia dan terluka.
"Semoga keputusanmu ini benar."
Saat ini mobil sudah hampir tiba di Kota Dachang. Berbalik arah sekarang juga tidak realistis. Ia pun memilih diam dan mengabaikan niat untuk menghabisi Tong Qian.
Setelah taksi hantu ini pergi.
Di lokasi pertarungan tadi.
Kabut pekat menyelimuti area seluas sepuluh li, memblokir total sebagian ruas jalan tol.
Namun kejadian ini terjadi terlalu mendadak, sehingga jalan bahkan belum sempat ditutup. Satu per satu mobil mulai melintas, masuk ke wilayah berkabut ini tanpa sadar.
Di area pusat kabut tebal ini.
Di pinggir jalan tol.
Tong Qian tergeletak di rerumputan, berjuang kesakitan untuk duduk. Mulut dan hidungnya dipenuhi darah yang mengalir deras, seluruh tubuhnya terasa sakit yang luar biasa.
Meski dia mengendalikan dua Hantu wajah yang sudah mati.
Tapi tubuhnya tetap tubuh orang biasa. Tertabrak hingga terlempar, meski tidak mati, lukanya parah.
"Sialan!" Tong Qian menggigit bibir, kepalan tangannya mengepal keras.
Dia mencoba bangkit.
Tapi tak berdaya. Akhirnya hanya bisa bersandar di pagar pinggir jalan, terengah-engah.
"Mereka menuju Kota Dachang, targetnya Yang Jian. Mereka tahu kondisi Yang Jian tidak normal, jadi ingin menghabisinya saat ini..."
Tong Qian tidak bodoh.
Kepalanya masih jernih. Dia paham mengapa dua orang itu langsung pergi setelah menabraknya.
Dibanding Yang Jian, dirinya tidak begitu penting di mata mereka.
"Yang Jian sedang menangani kondisinya di Ruang Aman No.1. Tapi informasi ini hanya kuketahui sendiri. Meski mereka sampai di Dachang, belum tentu bisa menemukannya. Tapi... mereka pasti akan ke Gedung Shangtong, pasti... akan membunuh."
"Tidak boleh! Aku harus menghentikan ini!"
“Tong Qian kembali melawan dan berusaha berdiri.”
“Tapi karena lukanya, kepalanya terasa limbung. Hidungnya terus mengucurkan darah, dan setelah berdiri aliran darah semakin deras.”
“Rasa limbung semakin parah. Ia terjatuh lagi ke lantai sambil batuk-batuk keras, mengeluarkan percikan darah.”
“Lukanya sangat kritis. Jika tidak segera diobati, nyawanya sendiri terancam, apalagi bisa menghentikan Liao Fan dan Xu Feng.”
“Telepon Li Yang, Huang Ziya, Xiong Wenwen. Suruh mereka bersiap siaga.”
“Menyadari ketidakberdayaannya, Tong Qian tidak tinggal diam. Ia menghubungi sisa anggota tim yang masih ada.”
“Tapi menurutnya, sisa anggota tim itu takkan mampu menghadapi dua penjahat berdarah dingin itu.”
“Huang Ziya dan Xiong Wenwen tidak punya kemampuan khusus. Li Yang memang bagus, tapi hanya bisa menjaga diri sendiri. Jadi ia tidak berencana menyuruh ketiganya bertindak. Cukup jamin keamanan mereka dan orang lain di Gedung Shangtong. Lalu masalah Cermin Hantu...”
“Benarkah Zhang Han bisa dihidupkan kembali lewat Cermin Hantu?”
“Tong Qian teringat sesuatu. Ia merasa sangat bersalah karena proses kebangkitan lewat Cermin Hantu membutuhkan penjaga di sampingnya.”
“Saat ini tak ada siapa pun yang menjaga cermin itu.”
“Pada momen ini,”
“di lantai paling atas Gedung Shangtong, Kota Dachang,”
“terdapat ruang aman kecil di kantor Yang Jian.”
“Di dalamnya terlihat sebuah peti mati kayu dan cermin tertutup kain hitam.”
Peti mati kayu berisi mayat Hantu Ganas yang diangkut Yang Jian dari kampung halamannya, sedangkan cermin yang ditutupi kain hitam adalah Cermin Hantu yang bisa menghidupkan kembali orang mati.
Zhang Han dibunuh Pei Dong, tapi sebelumnya dia meninggalkan bayangannya di depan Cermin Hantu, memungkinkannya hidup kembali dengan meminjam benda gaib yang ganjil ini.
Namun sekarang.
Di dalam Cermin Hantu, siluet Zhang Han perlahan mulai muncul.
Hanya saja cermin tersebut tertutup kain hitam, sehingga tak ada yang melihat.
Semua ini terjadi tanpa suara.
"Di mana ini? Saya ingat tadi menggunakan Cermin Hantu, mungkinkah saya sudah mati sekali? Sekarang muncul di dalam Cermin Hantu?" Zhang Han di dalam cermin itu tampak bingung, dia ingat sebelumnya sedang bercermin, tapi tiba-tiba sudah berada di dalam cermin.
Sekeliling gelap gulita, tak ada yang terlihat.
Memorinya terhenti pada saat pertama kali menggunakan Cermin Hantu.
Kejadian setelah itu sama sekali tidak dia ketahui.
Tapi reaksinya cukup cepat, tak lama kemudian dia menyadari dirinya telah dihidupkan kembali.
Karena Zhang Han tidak merasakan keberadaan hantu dalam tubuhnya.
Dirinya bukan lagi Pengendali Hantu, melainkan seorang biasa.
Manusia bisa dihidupkan kembali melalui Cermin Hantu, tapi hantu tidak, sehingga dia kehilangan hantunya dan hidup kembali sebagai orang normal.
"Bagus sekali, mulai sekarang saya bisa hidup normal. Meski tidak mengerti apa yang terjadi, yang penting saya masih hidup." Zhang Han kini merasa senang, berpikir akhirnya bisa menjalani hidup layaknya manusia biasa.
"Sekarang, saya harus segera pergi dari sini."
"Kemudian, dia mulai bergerak, berjalan ke depan mencari jalan keluar dari Cermin Hantu."
"Tapi tak lama kemudian, Zhang Han menghentikan langkahnya, sukacita di wajahnya langsung membeku."
"Sebuah telapak tangan dingin dan menyeramkan muncul dari kegelapan di sebelahnya, langsung mencengkeram lengannya."
"Itu hantu!"
"Wajah Zhang Han berubah penuh ketakutan, dia mulai melawan dengan mempertaruhkan nyawa, berusaha melepaskan diri dan kabur dari cermin ini."
"Tapi saat masih berjuang, beberapa telapak tangan lain muncul di sekitarnya, menangkap kedua tangannya, kakinya, menjerat lehernya, dan menutupi wajahnya."
"Ribuan tangan bagai hantu gentayangan yang menangkapnya."
"Tidak bisa melepaskan diri."
"Kekuatan dahsyat menariknya perlahan mundur, seolah akan dibawa ke jurang neraka."
"Tidak, jangan!" Zhang Han berteriak ketakutan, tapi suaranya bergema tanpa jawaban sama sekali di sekitar.
"Kegersangan dalam kegelapan itu membuat bulu kuduk merinding."
"Sepertinya satu-satunya jalan keluar dari kegelapan ini adalah cermin itu."
"Tapi Zhang Han tidak bisa merasakan keberadaan cermin, kain hitam telah menutupinya, tak terlihat dalam gelap."
"Keputusasaan, kehancuran."
"Zhang Han merintih dan menangis tersedu-sedu, tapi semua ini sia-sia."
"Tak ada yang menolong. Sebagai orang biasa, dia hanya bisa diam melihat dirinya ditarik hantu ke kedalaman Cermin Hantu, tak bisa kabur."
"Akhirnya."
Siluet Zhang Han menghilang di dalam Cermin Hantu.
Teriakan keputusasaannya pun tak terdengar keluar dari Cermin Hantu.
Kebangkitan... gagal.
Semua ini tak diketahui siapa pun.
Tak ada yang menyadari, Zhang Han telah mati dua kali secara berturut-turut, mengalami dua kali keputusasaan dan kehancuran.
Tapi semua ini tak lagi penting.
Karena dia takkan pernah muncul lagi di dunia ini. Mimpi sederhananya menjadi orang biasa yang memeluk anak dan menemani istri, tetap tak terjangkau selamanya.
Setengah jam kemudian.
Sebuah taksi tua yang hampir rusak muncul tiba-tiba di jalanan Kota Dachang, lalu melaju kencang menuju pintu Gedung Shangtong sebelum berhenti mendadak.
Begitu mobil berhenti.
Banyak tatapan langsung tertuju ke sana.
Semua orang tahu, parkir dilarang di depan perusahaan kecuali untuk satu mobil saja - mobil Bos Yang.
Begitu mobil aneh ini berhenti, satpam langsung mendekat.
"Maaf, dua orang dilarang parkir di sini. Tolong segera pindahkan mobilnya..."
Liao Fan dan Xu Feng turun dari mobil.
Saat satpam melihat wajah Xu Feng yang mirip mumi, ucapannya langsung tercekat. Bola matanya menyipit, refleks mundur beberapa langkah.
Dia bukan satpam biasa.
Melainkan anggota tim Zhang Hua, petugas penegak hukum yang resmi.
"Gedung Shangtong? Perusahaan Yang Jian."
Liao Fan menengadah melihat ke sekeliling: "Gedung ini benar-benar tinggi ya, Yang Jian memang pandai menikmati hidup. Dia tinggal di tempat mewah seperti ini, sementara kita harus bersembunyi ke sana kemari seperti tikus di jalanan. Sungguh tidak adil."
Xu Feng tidak membuang waktu. Ia menoleh dan menatap tajam sang satpam: "Kami adalah Pengendali Hantu, datang untuk menemui Yang Jian. Segera beritahu dia agar datang menjemput dalam tiga menit. Jika tidak, saya yang akan mencarinya sendiri."
Wajah satpam itu berubah pucat. Dengan panik ia mengambil walkie-talkie: "Kapten Zhang, Kapten Zhang! Keadaan darurat! Ada dua orang mengaku sebagai Pengendali Hantu di lobi perusahaan..."
Liao Fan tetap berdiri di tempat. Ia melirik Xu Feng: "Sebelumnya kita sudah menghabisi Feng Quan dan Zhang Han di pinggiran kota, menabrak Tong Qian. Sekarang kita sudah sampai di markas Yang Jian. Jika dia masih belum muncul juga, berarti masalahnya lebih parah dari perkiraan kita."
"Bisa jadi dia sudah mati."
Xu Feng mengangguk pelan, menyetujui analisa tersebut: "Sepertinya pertarungan melawan Ye Zhen benar-benar melumpuhkan Yang Jian. Tapi ini sesuai dugaan kita. Kalau tidak, mana mungkin kita berani masuk ke Dachang. Hanya saja anak buahnya ternyata cukup tangguh, hampir saja membunuh kita semua. Untung kita sudah menyelesaikan Feng Quan lebih dulu."
"Makanya kata orang, lebih baik menyerang lebih dulu. Kalau memberi waktu musuh untuk pulih, kita yang akan kewalahan." Senyum lebar Liao Fan tiba-tiba mengendur, seolah menyadari sesuatu yang tak terucap.
"Sekalipun Tong Qian tidak ada di sini, dia juga tak berani tertawa sembarangan."
"Pei Dong tewas dengan senyuman masih terpampang di wajahnya."
"Tim Yang Jian terdiri dari tujuh orang. Selain dia yang menghilang, masih tersisa tiga anggota: Xiong Wenwen, Huang Ziya, dan anggota baru bernama Li Yang." Xu Feng berkata dengan dingin.
Sebelum datang, pasti sudah ada investigasi menyeluruh terkait data-data.
"Xu Feng, tujuanmu kemari apa? Ada urusan apa dengan Yang Jian? Saya Zhang Hua, staf koordinasi markas pusat."
Kurang dari tiga menit, seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahun dengan sikap tenang dan kompeten bergegas keluar dari perusahaan.
Namanya Zhang Hua, dia mengenal Xu Feng.
Xu Feng dulunya seorang penanggung jawab, arsip datanya pernah dilihat Zhang Hua.
"Hari ini saya hanya mencari Yang Jian. Setengah menit lagi jika dia tidak muncul, kami akan mencarinya sendiri."
Xu Feng melirik: "Jangan sok akrab. Sekarang saya statusnya buronan, bukan lagi penanggung jawab. Lebih baik kau pahami situasi."
Ekspresi wajah Zhang Hua berubah samar.
Sebenarnya dia sedang mengulur waktu. Setelah mengumpulkan keberanian, dia berkata: "Yang Jian sedang tidak ada di tempat. Jika ada permintaan, bisa disampaikan melalui saya."
"Tidak ada? Kau pikir saya mudah ditipu? Sepertinya harus saya cari sendiri." kata Xu Feng.
Liao Fan di samping menyela: "Waktu tiga menit habis. Yang Jian tidak muncul."
Dia akhirnya tersenyum di saat ini.
Waktu tiga menit itu bukan untuk menghormati Yang Jian, melainkan mengamati situasi apakah dia benar-benar akan muncul.
Hasilnya cukup menggembirakan.
Dalam kondisi seperti ini pun Yang Jian tidak muncul, pertanda dia benar-benar sudah tidak berdaya.
"Kalau begitu kita masuk dan cari."
Xu Feng tidak bertele-tele, langsung menerobos masuk ke dalam perusahaan.
