Dalam dunia sunyi yang ganjil, langit ternoda cahaya merah darah, tanah diselubungi bayangan hitam pekat.
Wilayah ini terkepung wilayah hantu.
Bangkit dari peti mati, Yang Jian meraih kemenangan lagi dalam pertarungan melawan hantu gentayangan. Kesadarannya pulih, menjadikannya arwah penasaran yang menyimpan jiwa manusia hidup.
Kebangkitan ini langsung menelan korban pertama: Liao Fan yang berusaha kabur dihabisi.
Liao Fan bukanlah lawan lemah. Pengemudi taksi hantu dengan tubuh non-manusia ini menguasai Kutukan Jam Bandul dan bisa mengendalikan hantu gentayangan. Banyak pengendali hantu senior pernah takluk padanya.
Tapi di hadapan Yang Jian, ia bahkan tak sempat melawan.
"Ini bahaya."
Xu Feng merasakan seluruh tubuhnya terasa dingin, keputusasaan telah muncul dari hati.
Di sampingnya, Gu Cheng juga terlihat sangat muram.
Kini dia sudah tidak memikirkan paku peti mati lagi, melainkan mencari cara untuk bertahan hidup melewati hari ini.
Siapa sangka Yang Jian benar-benar bangkit dari kematian dan menjadi makhluk aneh yang tak terpahami, sementara mereka yang menyerbu Kota Dachang akan dibayar lunas.
"Mampukah kita melawannya?" Hati Gu Cheng dipenuhi kecemasan, wilayah hantunya kini hampir tak berguna karena dikendalikan.
Tiupan hantu pun tak mampu memengaruhinya.
Hanya tersisa satu cara: menggunakan benda-benda gaib untuk melawan Yang Jian.
Kebetulan di tangannya ada satu benda gaib.
Tapi syaratnya Yang Jian harus memberi kesempatan menggunakan benda itu - jika tidak, nasibnya akan menyusul Liao Fan.
"Harus menemukan cara naik taksi hantu, ini satu-satunya kesempatanku bertahan hidup."
Xu Feng memaksakan diri untuk tenang, setelah merenung dia menemukan satu-satunya jalan keluar yang mungkin.
Jika bisa naik taksi hantu dan menyalakan mesinnya, mungkin mereka bisa kabur dari Kota Dachang.
Meski memandangi langkah tegas Yang Jian dengan wajah muram, kedua pria ini diam-diam merancang strategi masing-masing, siap merebut peluang sekecil apapun.
Bagaimanapun juga, pasrah pun berarti kematian.
“Ingin mempertaruhkan nyawa? Lebih baik bertindak sekarang. Aku akan memberi kalian kesempatan membalas, karena aku juga ingin menguji batas kemampuanku.” Wajah pucat Yang Jian terlihat sangat dingin.
Dia bahkan ingin menggunakan keduanya sebagai latihan untuk secepatnya beradaptasi dengan kondisi barunya ini.
“Sekonfiden itu, Yang Jian?”
Gu Cheng dengan ekspresi serius terkekeh sinis: “Tak takut mobilmu terbalik dan tumbang di tanganku?”
“Silakan coba jika bisa. Tapi aku akan membunuhmu dulu, karena kau mengubur si kecil yang kubesarkan ini di bawah tanah.” Yang Jian melambaikan tangan acuh.
Seorang anak kecil ganjil berbaju jubah Shou seketika muncul di sebelahnya.
“Bukan si kecil ini tidak mampu, tapi aku sengaja membatasi perkembangannya. Aku takut tak bisa mengontrolnya - terlalu berbahaya, mungkin ini mayat hidup kedua.”
Yang Jian seolah bicara sendiri, lalu menjambak dari kejauhan.
Telapak tangan kehitaman tiba-tiba mencekik hantu gentayangan berkepala besar dan tubuh kecil.
Ini adalah hantu pemanggil yang ditinggalkan Liao Fan setelah kematiannya.
“Makan hantu ini.” Perintah Yang Jian disusul aksi memaksakan hantu pemanggil masuk ke mulut anak hantu.
Mulut anak hantu yang kecil itu seperti jurang tak berdasar, menelan hidup-hidup hantu tersebut.
Gu Cheng dan Xu Feng merasa bulu kuduk mereka merinding.
Hantu memakan hantu?
Ini bagaimana bisa terjadi?
Setelah menelan hantu itu, anak hantu tak menunjukkan perubahan berarti. Hanya membuka mulut mengeluarkan suara ganjil "kekekek", seolah hantu gentayangan sedang belajar bicara.
Harus diketahui sebelumnya benda itu sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara.
"Bertarung habis-habisan!"
Gu Cheng mengatupkan gigi, saat Yang Jian belum sempat bertindak, tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah benda dari sakunya.
Itu adalah tabung bambu tua penuh bercak-bercak, tak jelas terkena benda aneh apa yang tidak bisa dibersihkan. Di dalamnya terdapat sebatang tusuk bambu, mirip yang digunakan untuk ritual di kuil.
Ini adalah barang gaib - Tanda Hantu.
Hanya ada satu tusuk, tetapi hasil undian selalu berubah setiap kali.
Sejauh yang Gu Cheng ketahui, Tanda Hantu ini memiliki tiga kemungkinan hasil: Tanda Kematian, Tanda Hantu, dan Tanda Kehidupan.
Jika dapat Tanda Kematian, sudah pasti yang mengundi akan mati tanpa ampun.
Jika dapat Tanda Hantu, arwah gentayangan akan dilepaskan dari tabung untuk menyerang pengundi. Meski tidak selalu berakibat kematian, situasinya sangat mengerikan.
Sisanya adalah Tanda Kehidupan.
Pengendali Hantu yang mendapat tanda ini akan kebal terhadap kekuatan gaib selama sepuluh menit.
Agak mirip dengan Kutukan Kotak Musik milik Yang Jian, tapi ada perbedaan kecil.
Kutukan Kotak Musik menjamin penggunanya tidak mati selama beberapa hari, efeknya lebih kuat dengan kutukan lebih dahsyat. Sedangkan Tanda Hantu lebih mengandalkan keberuntungan, dan Tanda Kehidupan hanya melindungi dari kekuatan gaib, bukan dari serangan biasa.
Dulu Gu Cheng pasti akan merenungkan matang-matang sebelum mengundi, tapi sekarang ia takkan ragu.
Segera ia mengeluarkan tusuk dari tabung bambu itu.
Di ujung tusuk bambu terukir coretan huruf merah yang berkelok-kelok——
『Melahirkan』
“Yang Jian, dari tampaknya keberuntunganku hari ini cukup baik.” Gu Cheng kali ini tersenyum.
Probabilitas sepertiga ini akhirnya berhasil ia pertaruhkan.
Ini adalah tanda kehidupan.
Artinya dalam sepuluh menit ke depan, ia tak bisa dibunuh oleh kekuatan gaib.
Tapi penggunaan barang-barang gaib tidak hanya sebatas ini.
Gu Cheng bisa memanfaatkan benda ini untuk bertarung mati-matian, membuat hantu dalam dirinya mencapai tahap kebangkitan, serta memaksimalkan kekuatan gaib.
Sesaat kemudian.
Cahaya merah di sekitarnya mulai terkikis, tubuhnya pun mulai terlihat buram dan tak stabil—seolah hendak menghilang dari dunia ini, meninggalkan kesan distorsi yang samar.
Pertarungan antar Wilayah Hantu pun kembali dimulai.
Dan Gu Cheng mulai menunjukkan hasil.
Wilayah Hantu lima lapisan Yang Jian mulai tertekan, bahkan mulai tercerai-berai.
Ini membuktikan Wilayah Hantu Gu Cheng juga mencapai level lima lapisan, bahkan terus meningkat... Karena jika hanya lima lapisan, paling-paling seri. Tapi Wilayah Hantu Yang Jian justru mulai lenyap di sekujur tubuhnya.
“Berhasil! Kesempatanku tiba.” Xu Feng menyipitkan mata penuh harap.
Ternyata Gu Cheng lebih kuat dari perkiraan, masih menyimpan trik di saat genting.
Wilayah Hantu Yang Jian memang termasyhur kekuatannya, tapi ia bisa meraih keunggulan tipis dalam pertarungan wilayah—sungguh di luar dugaan. Selama Wilayah Hantu Gu Cheng tak terkendali, ia punya modal untuk bernegosiasi dengan Yang Jian, sekaligus membuka peluang melarikan diri.
“Hantu dalam tubuhmu sedang dibangkitkan? Ini pertaruhan nyawa? Bagus, sangat bagus, tapi kau masih terlalu naif...”
Yang Jian selesai memberi makan Anak Hantu, memegang tombak panjang penuh retakan dengan sikap dingin.
"Karena, diriku sendiri sedang dalam kondisi jalan buntu."
Yang Jian menghilang dari tempatnya, sesaat kemudian, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya merah dan dengan paksa masuk ke dalam Wilayah Hantu Gu Cheng.
"Yang Jian!"
Gu Cheng terkejut dan marah, wilayah hantunya yang sudah diaktifkan kembali ternyata diserang dengan brutal. Ia membuka mulut menghembuskan nafas, seluruh wilayah hantu langsung dipenuhi bau aneh yang menyebar ke setiap sudut.
Kombinasi wilayah hantu dengan hembusan nafas hantu bisa menghabisi semua orang dalam sekejap, apalagi dalam kondisi jalan buntu bahkan arwah gentayangan pun akan dipaksa mundur. Kekuatan gaib yang mencoba mendekat pun takkan mampu.
Tapi sesaat kemudian.
Sebuah telapak tangan kehitaman tiba-tiba mencekik lehernya, diiringi gemeretak tulang yang remuk, mulut Gu Cheng secara paksa tertutup.
Ia merasakan satu hantu dalam tubuhnya dikendalikan, kehilangan koneksi.
Bola mata Gu Cheng menyempit tajam, baru saat ini ia benar-benar menyadari jarak kemampuan antara dirinya dengan Yang Jian.
Yang Jian berdiri menyamping dengan wajah dingin, menatap ke depan, satu tangan mencekik lehernya sambil mengangkat tubuh Gu Cheng, sementara bayangan hitam dengan cepat menyerang tubuhnya.
"Tunggu, tunggu, kau tak ingin tahu kekuatan di balik Liao Fan dan Xu Feng? Jika kau tak membunuhku, aku akan memberitahu semuanya dan mengajakmu balas dendam. Aku juga tahu aturan bertahan hidup di mobil gaib itu, bisa kuberitahu..." Tubuh Gu Cheng cepat kehilangan sensasi, bahkan kesadarannya mulai terkontaminasi arwah gentayangan, membuatnya panik.
"Tak perlu. Aku sudah tahu."
Suara Yang Jian dingin tanpa getaran. Telapak tangannya mengeras, leher Gu Cheng langsung terpuntir.
Mata Gu Cheng segera kehilangan kilau terakhirnya.
Memang dia tak mati oleh kekuatan gaib, tapi tewas karena lehernya dipuntir Yang Jian.
"Cepat, nyalakan sekarang!"
Xu Feng memanfaatkan waktu ini untuk lari ke taksi hantu. Keringat dingin mengucur, tangan satunya gemetar mencoba menyalakan mesin.
Tapi taksi hantu itu tak bereaksi meski dia terus memutar kunci.
"Kenapa begini? Tadi masih normal, kenapa sekarang mati total?" Tangannya gemetar, hatinya berdebar kencang.
Dia tak ingin mati.
Selamat dari kebangkitan hantu, selamat dari kutukan jam bandul, masa harus tewas di sini?
"Xu Feng!"
"Xu Feng!"
Saat itu, anak kecil berbaju kematian Shou menepuk kaca taksi hantu, memanggil namanya seolah mengajak bermain.
Suara teriakan terus-menerus bergema.
Terkadang suaranya seperti orangtuanya, terkadang seperti suara kenalannya.
Lalu tiba-tiba berubah menjadi suara Liao Fan.
Ganjil dan menyeramkan, membuat bulu kuduk merinding.
Tapi bagaimanapun suara itu berubah, semua tetap berasal dari mulut anak hantu.
"Jangan menoleh, jangan menoleh!" Xu Feng memaksa diri untuk tidak menoleh, menjaga ketenangan, jangan sampai mati diteriaki hantu.
"Terkutuk! Hantu apa sebenarnya ini?!"
Teriakan mengerikan yang memanggil namanya dari samping membuat Xu Feng hampir gila.
Bukan seperti ini cara kerja teriakan hantu, hampir seperti mesin rekaman.
Si kecil ini tidak punya risiko kebangkitan hantu gentayangan?
"Xu Feng, menyerahlah, kau tidak bisa kabur."
Yang Jian muncul sambil menyeret mayat Gu Cheng, melemparkannya ke peti mati logam tempatnya tidur tadi, lalu menutupnya rapat untuk mencegah kebangkitan hantu.
"Diam, Yang Jian!" Terdengar teriakan parau Xu Feng yang membalas.
Yang Jian berkata dingin: "Kau sebenarnya sudah menyadarinya, bukan? Yang kau duduki sama sekali bukan taksi hantu, wajar saja mesinnya tidak mau hidup. Sejak aku tersadar, banyak hal sudah tidak seperti yang kalian kenal. Untuk apa kau menipu diri sendiri? Lagipula aku tidak pernah memberi kesempatan sedikitpun pada musuh. Harapanmu itu hanya ilusi belaka."
Wilayah hantu berubah.
Xu Feng saat ini menyadari dirinya ternyata duduk di bangku batu di sabuk hijau kompleks perumahan.
Mana ada taksi hantu?
Bayangan taksi di sekitar sama sekali tidak terlihat.
"Xu Feng, Xu Feng."
Anak hantu masih memanggil namanya di sebelah, kepalanya mendekat sambil memiringkan kepala memperhatikannya.
"Kau hantu sialan ini juga diamlah..." Xu Feng berbalik sambil berteriak ketakutan, wajahnya dipenuhi ekspresi panik.
Tidak diketahui apakah ini disengaja atau bagaimana.
Dia memicu aturan membunuh dari teriakan hantu.
Xu Feng tak bergerak lagi, masih duduk di bangku batu dengan posisi mengemudi yang kaku, berbentuk seperti mumi.
Sampai di sini.
Xu Feng, Liao Fan, Gu Cheng yang menyerbu Kota Dachang, serta Pei Dong sebelumnya semuanya tewas.
