Meskipun rumah kuno ini telah restart sekali dan kembali ke kondisi setengah jam sebelumnya, Yang Jian tetap berniat menghabisi Liu Bai Mu. Dalam ramalan Xiong Wenwen, pria ini pernah membunuh salah satu anggota timnya. Walau data intelijen tentangnya belum diketahui, hal ini cukup membuktikan bahwa Liu Bai Mu menyimpan ancaman tertentu.
Yang Jian tidak berniat menyimpan kemampuan. Dia memicu kutukan golok kayu bakar, menghantamkan mata pedang pada perantara yang ditinggalkan Liu Bai Mu.
Tebasan ini sangat mematikan, langsung memotong leher Liu Bai Mu dan melenyapkan kepalanya.
Namun sesaat kemudian, kutukan golok kayu bakar meledak di tubuh Yang Jian.
Di lehernya muncul retakan merah darah, luka semacam ini tidak hanya muncul di tubuh fisik, tapi juga pada bayangan hantu.
Di leher bayangan hantu itu juga terdapat sebuah celah.
Kutukan ini bahkan memengaruhi hantu gentayangan sekalipun, tapi luka yang ditimbulkan oleh ledakan kutukan berbeda dengan luka tebasan golok.
Luka akibat menanggung kutukan bisa sembuh dalam waktu singkat, sedangkan luka tebasan tidak bisa pulih cepat meski pada hantu gentayangan sekalipun, membutuhkan waktu yang cukup lama.
Bayangan hantu yang utuh dalam level tertentu mampu menetralisir bahaya dari kutukan golok kayu bakar.
"Jika tidak memicu perantara saat menggunakan golok, kutukan hanya akan menyerang tubuh fisik tanpa memengaruhi hantu dalam tubuh. Tapi setelah perantara diaktifkan, hantu dalam diri sendiri juga akan terluka, tak terhindarkan." Yang Jian merendahkan kepala sambil memandangi leher bayangan hantu.
Sebuah retakan mengerikan muncul di sana.
Seolah bayangan hantu itu akan kembali berubah menjadi bayangan hantu tanpa kepala.
Tapi tidak terjadi.
Setelah muncul, retakan pada bayangan hantu segera pulih drastis. Naluri menyambungkan tubuh khas hantu gentayangan sedang bekerja, menyembuhkan luka tersebut.
Sementara itu,
Liu Baimu masih belum tahu bahwa Yang Jian telah mengawasinya.
Setelah meninggalkan aula utama rumah kuno, Liu Baimu dan yang lain berpisah dan memasuki kedalaman bangunan. Meski sering berkunjung, para anggota pun tak berani mengklaim memahami sepenuhnya rumah kuno ini. Walau ukurannya tidak terlalu besar, tempat ini menyimpan aura ganjil karena setiap hari terjadi perubahan-perubahan berbeda.
Perubahan-perubahan ini tak bisa dijelaskan, tak memiliki pola tertentu.
Kadang muncul pintu tambahan, kadang ada wilayah tak dikenal yang bertambah, kadang muncul beberapa lorong baru.
Bahkan terkadang terjadi peristiwa supranatural yang mengerikan.
Banyak orang yang hilang di dalam rumah kuno ini, hingga kini belum kembali.
Seandainya bukan karena terkena Kutukan Jam Bandul, mereka sama sekali tak ingin tinggal di sini. Kalaupun terpaksa, tak berani menjelajah terlalu dalam atau berjalan sembarangan.
Meski kemungkinan musibah kecil, tak ada yang mau mengambil risiko.
"Dulu pernah ada orang yang menjelajahi rumah ini selama tepat tiga bulan untuk mencari lokasi Jam Bandul. Mereka mencatat setiap perubahan dan area baru yang muncul. Meski harus membayar harga, akhirnya mereka hampir menguasai sebagian besar pola rumah ini."
Liu Baimu mengeluarkan buku catatan penuh coretan dan gambar teknik yang rapi.
Karya ini bukan hasil kerjanya sendiri, melainkan buah kolaborasi beberapa kelompok.
Bukan hanya Liu Baimu yang berniat mencari Jam Bandul tersebut. Dia pernah membentuk tim ekspedisi, walau menghadapi bahaya, berhasil mengkonfirmasi banyak fakta.
“Sebuah pintu yang hanya muncul setiap 12 hari, pintu itu belum pernah dieksplorasi karena alasan tertentu hingga sekarang, dan letaknya sangat dekat dengan area sumber suara jam bandul tua. Hari ini adalah hari kemunculannya, ini mungkin kesempatan bagiku.”
Liu Baimu berjalan di dalam rumah kuno yang gelap dan sunyi, ekspresinya berubah-ubah sambil menimbang untung-rugi.
Sebenarnya menurut rencananya, dia tidak ingin terburu-buru menjelajahi rumah kuno ini.
Tapi tidak ada pilihan lain.
Hari ini Yang Jian sudah menyerbu masuk dan memblokir pintu keluar, bahkan kemungkinan untuk kabur pun tidak ada.
Kecuali bisa menghabisi lawan, jika tidak dialah yang akan mati hari ini.
Karena itu Liu Baimu sadar, hanya ada satu kesempatan untuk membalikkan keadaan.
Merebut jam bandul tua itu.
Alasan mencari keberadaan ketua hanyalah kedok untuk menenangkan kerumunan, sebenarnya dia punya maksud pribadi.
Sudah terlalu lama ketua menghilang di rumah kuno ini, besar kemungkinan sudah menjadi mayat - atau mungkin malah hantu gentayangan yang sudah bangkit.
"Liu Baimu, jika kita tercerai-berai, Yang Jian dan timnya akan dengan mudah menghancurkan kita satu per satu. Tapi kalau tetap berkumpul, mereka mungkin akan berpikir dua kali. Keputusan ini tidak seperti kebiasaanmu."
Zhang Qing, Pengendali Hantu di kursi roda itu, berkata dengan suara rendah.
Dia bersama Wan Tong dan Liu Baimu membentuk tim kecil sementara, bertiga tetap berdekatan.
Liu Baimu berkata dengan tatapan suram: "Tak ada cara. Berkumpul bersama akan jadi sasaran empuk, terpisah-pisah akan dihabisi satu per satu. Kiri-kanan sama-sama mati. Tapi setelah berpencar, kesempatan bertahan hidup lebih besar. Situasi rumah tua ini berubah ganjil. Yang Jian yang baru datang pasti belum paham kondisi di sini."
"Jadi kita harus buru-buru menjelajahi area terakhir. Mungkin berbahaya, tapi ini juga titik balik."
Zhang Qing menggelengkan kepala dengan getir. Mereka bagai tikus yang terusir oleh kucing bernama Yang Jian.
"Menjelajahi area tak dikenal itu berisiko. Bisa-bisa kita ikut hilang di dalam rumah tua ini."
Wan Tong yang berdiri di samping terdiam sejenak lalu berkata.
"Kiri-kanan sama-sama berisiko. Lebih baik kita kendalikan risiko itu sendiri." Liu Baimu bersuara berat.
Sambil berbicara, ketiganya telah diam-diam melepaskan diri dari kerumunan dan naik ke lantai tiga rumah tua.
Koridor lantai tiga itu lapuk. Lantai kayunya berderit-derit seolah setiap langkah bisa membuatnya ambruk. Beberapa bagian papan bahkan sudah pecah atau hilang. Yang paling norak, ada bagian lantai yang bolong menganga.
Lubang itu gelap gulita. Saat ada yang melempar barang uji coba, benda itu tidak jatuh ke lantai dua tapi langsung hilang tak berjejak.
Mengabaikan lubang hitam di lantai itu, ketiganya terus melangkah.
Gerakan mereka gesit. Di aula utama, Yang Jian masih berkeliaran dan bisa menyerbu kapan saja. Tak ada waktu untuk ragu-ragu.
“Sampai.”
Keduanya melanjutkan perjalanan menyusuri koridor. Di ujung koridor, sebuah pintu kayu tua yang lapuk muncul di depan mata.
Biasanya, di sini hanya ada tembok tanpa pintu, namun hari ini pintu kayu itu muncul.
Di sebelah pintu kayu, seseorang telah menggambar lekuk dengan cat sebagai penanda, agar orang lain tahu bahwa suatu saat akan ada pintu yang muncul di sini.
Liu Baimu membukanya dengan familiar. Dia pernah ke tempat ini, bukan hanya sekali, namun sebelumnya tak pernah punya keberanian untuk masuk.
Kali ini dia kembali membuka pintu kayu tua itu.
Palang besi berkarat berderit seolah-olah akan copot kapan saja, namun di balik pintu terbentang tangga dingin yang menyeramkan. Anehnya, tangga ini justru menanjak ke atas, bukan menurun.
Perlu diketahui, ini adalah lantai tiga. Jika berdiri lebih tinggi, kita bisa menyentuh atap. Tak ada lagi ruang di atasnya.
Tapi tangga di balik pintu kayu lantai tiga ini masih memiliki tujuan.
Itu adalah area misterius yang ganjil dan tak dikenal.
Tidak termasuk dalam area rumah kuno.
Sebelum masuk, bau busuk mayat yang memuakkan sudah menyebar dari tangga. Sepertinya ada mayat yang membusuk, dan suhu di dalamnya terasa lebih dingin. Sesekali terdengar suara-suara aneh.
Seperti ada tanda-tanda aktivitas manusia.
“Masuk.”
Liu Baimu langsung berkata tanpa ragu, langsung melangkah masuk.
Zhang Qing yang duduk di kursi roda ragu sejenak sebelum turun, lalu menaiki tangga dengan langkah kaku.
Wan Tong yang tidak ada cara pun terpaksa mengikuti di belakang.
Tapi tepat ketika ketiganya sedang menaiki tangga tak lama kemudian.
Tiba-tiba.
Liu Baimu yang berjalan di depan tiba-tiba membeku, berhenti. Matanya melotak tiba-tiba, bulu kuduk di seluruh tubuhnya merinding, merasakan bahaya mengerikan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tapi sebelum sempat waspada terhadap sekelilingnya.
Sesaat kemudian.
Sebuah retakan ganjil muncul di lehernya.
"Apa yang terjadi ini?" Liu Baimu panik, secara refleks menutupi lehernya.
Tapi sudah tidak berguna lagi.
Lehernya bergoyang, kepalanya jatuh ke tangga mengeluarkan suara berat, lalu berguling-guling ke bawah.
Darah menyembur dari leher tak berkepala itu, mengotori lantai.
"Liu Baimu!" Zhang Qing di belakang terkejut, secara refleks menangkap kepala yang berguling dari tangga depan.
"Apa ada hantu di tangga ini? Kita diserang hantu?" Wan Tong panik menatap sekitar.
Kepala Liu Baimu itu sepertinya masih menyimpan kesadaran. Setelah terkejut sesaat, dia langsung menyadari sesuatu: "Tidak, ini bukan serangan hantu gentayangan. Ini Yang Jian, Yang Jian yang menyerangku!"
"Kau berani yakin?" Zhang Qing buru-buru bertanya.
"Fang Shiming dari moment juga dihabisi seperti ini. Semua orang di lingkaran sosial tahu Yang Jian punya strategi menyerang tanpa perlu bertemu muka. Itu barang gaib, mungkin sebuah golok kayu bakar. Senjata di tangannya sebelumnya memang aneh, aku selalu memperhatikannya."
Liu Baimu menggigit gigi, wajahnya semakin pucat karena darahnya terus mengalir deras.
Tapi dia masih hidup.
Sepertinya ada kekuatan gaib yang mempertahankan nyawanya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Zhang Qing ekspresi wajahnya berubah-ubah, hatinya mulai panik.
Bahkan tanpa melihat musuh, Yang Jian sudah bisa membunuh orang. Kemanapun kita pergi sudah tidak berguna.
Wajah pucat Liu Baimu berkedut, matanya menatap mayat tanpa kepala miliknya sendiri yang masih berdiri di tangga depan.
Mayat itu tidak bergerak tapi juga tidak roboh, seakan ada kekuatan ganjil tak terpahami yang menopang tubuh ini.
"Panik apa? Terus maju! Saat ini kita tidak boleh putar balik, kalau tidak kalian semua akan dibunuh. Strategi Yang Jian pasti ada pengorbanannya. Barang-barang gaib selalu memiliki risiko besar. Dia menyerangku karena menganggap aku ancaman, lagipula setengah jam yang lalu aku sudah menghabisi Li Yang dari tim lawan."
Liu Baimu masih tetap tersadar, pola pikirnya tidak kacau, bicaranya sangat masuk akal: "Yang Jian takut aku ulangi trik yang dulu, membunuh anggota timnya lagi. Makanya dia lebih dulu bertindak. Aku yakin setelah serangan ini kalian akan aman."
"Orang seperti Yang Jian tidak akan menyia-nyiakan serangan pada orang seperti kalian. Di matanya, kalian bisa dihabisi kapan saja. Tidak worth it baginya untuk mengambil risiko menggunakan barang gaib."
“Cepat pergi, jangan berlama-lama. Mayatku yang berada di sini sangat berbahaya. Ketika Hantu Gentayangan dibangkitkan, kalian semua akan mati. Dengan kondisiku seperti ini, aku tidak bisa bertahan lama. Hanya dengan menemukan jam bandul tua, aku bisa restart dan bangkit kembali.”
Dia mendesak karena tadi melihat mayatnya sendiri bergerak sedikit.
Ini adalah sinyal yang sangat buruk.
Zhang Qing dan Wan Tong saling memandang, mengeraskan hati dan melanjutkan langkah di tangga ini dengan terpaksa.
Mereka dengan cepat melewati mayat tanpa kepala Liu Bai Mu di depan, tidak berani berlama-lama di sini.
Begitu Hantu Gentayangan bangkit, tangga ini akan menjadi jalan kematian menuju neraka. Siapa pun yang datang akan mati.
