Setelah menyelidiki keberadaan bangku kayu merah, Yang Jian mulai memahami garis besar peristiwa gaib ini.
Justru karena itu, rasa cemasnya semakin membesar.
Usai meninggalkan lantai perkantoran, dia dan Feng Quan kembali ke kantor Wang Chaling di lantai tertinggi.
"Komandan Tim, bagaimana situasinya? Bangku merah itu sebenarnya apa? Bisa ditangani?" Begitu Yang Jian muncul, Huang Ziya tak sabar bertanya sambil bangkit.
Xiong Wenwen menguap: "Xiao Yang, kau bisa tidak? Ayah beruang ini sudah hampir tertidur karena bosan, malam ini masih bisa pulang tidur tidak? Ibu barusan menelepon lagi, menyuruhku pulang sebelum pukul dua belas malam ini, katanya ada hal yang ingin dibicarakan denganmu."
"Situasinya sulit ditangani, benar? Kalau mudah, pasti sudah selesai sekarang."
Tong Qian memandangi Yang Jian, menebak bahwa dalam proses penyelidikan ini mereka menghadapi sedikit kesulitan.
Orang dengan jabatan seperti Yang Jian, membawa paku peti mati dan golok kayu bakar, bisa langsung menangani peristiwa gaib biasa hanya dengan bertemu, tidak sampai beberapa menit.
Kini bangku kayu merah ganjil itu masih muncul di gedung tinggi, ini jelas menunjukkan peristiwa gaib ini belum diselesaikan.
"Peristiwa gaib kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Hantu itu duduk di bangku kayu merah ini, hanya saja kau tidak bisa melihatnya."
Yang Jian melirik bangku kayu merah di tengah lorong yang tidak jauh darinya.
"Bangku merah adalah perantara. Hanya orang yang duduk di atasnya bisa melihat hantu yang juga duduk di sana. Tapi begitu manusia dan hantu bertemu, serangan hantu akan terjadi. Aku sengaja memicu aturan membunuh ini untuk memancing keluar hantu. Kupikir bisa diselesaikan dengan mudah, tapi ternyata tanpa syarat perantara, senjata gaib ini tidak bisa menyentuh hantu."
"Tapi hantu bisa menyentuhku. Akhirnya aku terbunuh oleh hantu."
Saat mengucapkan ini, Yang Jian mengangkat lengannya.
Kulitnya yang kusam tanpa kilau seperti mayat, dipenuhi bercak mayat, seolah sudah lama mati.
"Tubuh sudah mati?"
Tong Qian merenung sejenak, langsung menyimpulkan.
Saat ini, Yang Jian telah kehilangan semua ciri-ciri tubuh manusia hidup. Alasan dia masih hidup karena kesadarannya dipertahankan oleh Bayangan Hantu.
Inilah yang disebut luar biasa.
Bukan berasal dari manusia hidup, juga bukan hantu gentayangan.
"Makanya serangan seperti ini kalian tidak bisa tangkis, termasuk Feng Quan," kata Yang Jian.
Xiong Wenwen melompat ke depan: "Kalau Ayah Beruang ini gimana? Aku ambil satu keping keberuntungan pasti aman. Xiao Yang, benar kan?"
"Kau mau mencoba?" Tatapan Yang Jian menembusnya.
Xiong Wenwen langsung menyembunyikan kepalanya: "Ogah ah."
Siapa berani nyoba barang ini? Kalau kena batunya bisa nyawa melayang.
"Menurut aturan membunuh ini, selama tidak duduk di bangku merah pasti aman. Jadi tingkat ancaman peristiwa supranatural ini seharusnya tidak tinggi. Cukup ingatkan orang di gedung untuk menghindari pembunuhan hantu gentayangan," ujar Huang Ziya.
"Seharusnya tidak perlu pusing-pusing mikirin ini."
"Hmm-hmm, bener, Ayah Beruang juga mikir begitu," Xiong Wenwen mengangguk.
Yang Jian berkata: "Hantu sedang bangkit, jumlah bangku merah bertambah. Aturan membunuhnya juga akan berubah. Jangan anggap remeh peristiwa gaib."
"Benar juga. Lalu apa yang harus kita lakukan? Suara lonceng rumah kuno masih terdengar, penyesuaian waktu harusnya berlanjut. Seseorang sudah mengontrol jam bandul tua dan sedang me-restart periode berbahaya di dalam rumah. Artinya setiap kali lonceng rumah kuno berbunyi, itu menandakan satu kali restart, sekaligus berarti jumlah hantu di dalam akan bertambah."
"Jika terus begini, dalam beberapa jam ke depan, jumlah hantu gentayangan di rumah kuno itu akan mencapai tingkat yang sangat mengerikan, dan Kota Dadong juga akan mengalami bencana mengerikan yang tak terbayangkan."
Tong Qian mengerutkan alut, ekspresi wajahnya menunjukkan kekhawatiran.
Meskipun Li Jun dan Wang Chaling sudah pergi untuk menghalangi, tapi bel yang masih berbunyi sampai sekarang menunjukkan bahwa perkembangan situasi tidak berjalan mulus.
"Aku tahu, karena itu aku berencana membawa kalian pergi dari sini," kata Yang Jian.
Feng Quan bertanya: "Bagaimana dengan kasus bangku kayu merah itu?"
"Kalau bisa ditangani ya ditangani, kalau tidak bisa biarkan dulu sementara waktu. Semua urusan kita bicarakan setelah malam ini berlalu. Jika rumah kuno itu lepas kendali, yang terancam bukan hanya gedung pencakar langit ini saja... Intinya, pertama-tama aku akan membawa kalian pergi dari sini dulu."
Kata Yang Jian.
Mata hantunya mengintai sekeliling, sudah menemukan bahwa jumlah bangku kayu merah di gedung ini semakin banyak.
Awalnya hanya ada beberapa di sudut dan lorong, sekarang hampir bisa dilihat di mana-mana.
Tanda-tanda terkontaminasi oleh hal gaib di gedung ini semakin jelas terlihat.
Jika tetap bertahan di sini, tim kecil Yang Jian pun mungkin akan menghadapi bahaya.
"Apakah orang-orang biasa di gedung ini juga harus ikut mundur bersama kita?" tiba-tiba tanya Tong Qian.
Yang Jian menjawab: "Tidak, lebih baik biarkan mereka tetap di sini dan jangan bergerak sembarangan. Tunggu sampai kita selesai menangani urusan di luar."
"Mengapa begitu?" tanya Tong Qian.
Feng Quan yang tanpa diketahui sudah menyalakan sebatang rokok berkata: "Itu karena khawatir jika orang-orang bubar, arwah di gedung ini ikut terbawa keluar. Nanti dampaknya akan lebih besar."
"Tapi kita tidak mungkin bisa mengontrol seluruh gedung. Mereka tidak akan mendengarkan kita," kata Huang Ziya dari samping.
“Kami tidak bisa mengurus semua orang, tapi barang itu akan membantu kami mengurus.” Yang Jian menunjuk bangku kayu merah itu.
“Menurutmu berapa persen keyakinan orang biasa bisa keluar hidup-hidup dari gedung ini tanpa bantuan orang seperti kami?”
Tong Qian berkata: “Jika orang biasa diawasi hantu, hampir pasti mati tanpa ampun, tapi tidak menutup kemungkinan ada yang tidak diawasi.”
“Kalau tidak diawasi hantu, kepergian mereka tidak penting. Tapi dalam proses ini kami tidak boleh mengintervensi.” Kata Yang Jian.
“Aku paham.” Tong Qian terdiam sejenak.
Ini memang metode terbaik.
Jika mereka memaksa membawa seluruh penghuni gedung, mungkin hantu akan ikut seseorang keluar dari sini.
Jadi bagi mereka, pilihannya tinggal bermalam di sini sampai urusan rumah kuno selesai, atau mencari cara sendiri untuk pergi.
Karena orang yang diawasi hantu mutlak tidak mungkin pergi, yang bisa keluar pasti orang yang bersih.
“Tapi untuk mencegah situasi tak terkendali, aku punya metode darurat. Singkat cerita, mari pergi dulu dari sini.” Yang Jian mulai bergerak lagi.
Dia membawa Feng Quan, Tong Qian, Xiong Wenwen, Huang Ziya, dan anak hantu mulai mundur dari gedung.
Bangku merah penghalang sepertinya memblokir wilayah hantu Yang Jian, dia hanya bisa pergi dengan cara paling biasa.
Naik lift.
Tapi sayangnya, semua lift di gedung mengalami gangguan.
Kekuatan gaib tertentu mengganggu kabel listrik, memicu perangkat keamanan lift sehingga terkunci di lantai tertentu.
Kerumunan hanya bisa melalui lorong darurat.
Hanya saja lantai terlalu tinggi, jika turun lapisan demi lapisan seperti ini, tidak tahu akan sampai kapan.
"Feng Quan." Yang Jian berdiri di ujung lorong tangga, memandangi dari atas.
Di ruang tangga dia melihat banyak bangku kayu merah, bangku-bangku merah itu diletakkan di tangga, setiap lantai ada, dan semakin ke bawah semakin banyak, memberikan kesan menghalangi jalan semua orang.
"Saya coba dulu." Feng Quan mengerti maksud Yang Jian.
Wilayah Hantu Yang Jian terkena intervensi, tapi wilayah hantunya sendiri belum tentu.
Wilayah Hantu setiap orang berbeda-beda, pengaruh yang diterima di lingkungan berbeda juga akan bervariasi.
Ekspresi Feng Quan sedikit berubah.
Seluruh lantai perlahan mulai dipenuhi kabut pekat.
Kabut semakin membesar, perlahan menenggelamkan siluet semua orang, kemudian kabut itu berangsur menghilang, membawa serta kerumunan yang semula berdiri di tempat.
Kabut pekat itu mulai turun.
Menurun dari lantai atas ke bawah.
"Wilayah hantuku juga terpengaruh. Bangku-bangku kayu merah itu seperti tembok, bahkan bisa menahan Hantu Kabut, tapi sepertinya tidak sepenuhnya. Masih ada area yang bisa kukendalikan, tapi pengaruhnya semakin kuat saat turun ke lantai lebih bawah."
Dalam kabut, sosok Feng Quan tampak samar-samar.
Pemandangan dalam kabut juga terus berubah dengan cepat.
“Ini membuktikan bahwa fenomena gaib meretas dari lantai bawah, hanya saja kita yang berada di lantai atas terlambat menyadarinya.” Yang Jian berdiri di tengah kabut tebal, mulai menganalisa.
“Tapi sepertinya hantu belum sepenuhnya memblokir seluruh gedung, kita masih bisa meninggalkan tempat ini.”
Dugaan ternyata benar.
Kabut hantu turun dari gedung tinggi, akhirnya sampai di aula utama lantai satu gedung ini sebelum berhenti.
Kabut tebal mulai terurai.
Siluet Yang Jian, Feng Quan dan anggota lainnya mulai terlihat.
Kerumunan langsung memeriksa sekeliling, kewaspadaan muncul secara refleks.
“Pantas saja lift berhenti, ternyata terkunci di sini.”
Yang Jian menoleh dan melihat beberapa pintu lift yang terbuka saat ini, dengan penerangan di dalamnya berkelip-kelip menciptakan suara creek.
Di dalam lift tersebut.
Bangku kayu merah berantakan seperti balok kayu yang memenuhi seluruh ruang lift.
Beberapa mayat juga terlihat terpelintir terjepit di sela-sela bangku.
Itu adalah warga biasa di gedung ini yang mengalami serangan gaib dan tewas di dalam lift.
Tapi tatapan kerumunan saat ini tidak tertuju pada lift yang rusak itu, melainkan ke aula utama.
Aula yang awalnya sepi kini tiba-tiba dipenuhi orang-orang yang duduk.
Bukan.
Seharusnya dikatakan dipenuhi mayat.
Setiap mayat duduk kaku tegak di atas bangku kayu merah, kulitnya berwarna ganjil dengan aura kematian yang pekat.
Posisi duduk mayat-mayat itu aneh - tidak di tengah bangku melainkan di samping, seolah sengaja menyisakan satu tempat kosong yang entah diperuntukkan bagi siapa.
"Peristiwa gaib ternyata sudah mengalami perubahan tertentu. Dari penampilannya, sepertinya hantu ingin mengundang kita untuk duduk."
Feng Quan menarik napas pelan, wajahnya yang sudah buruk semakin terlihat suram.
"Menurutku bangku-bangku merah ini lebih seperti penghalang jalan. Sejak awal begini, menghalangi jalan kita, mencegah kita pergi, sengaja mengurung kita di tempat ini," kata Tong Qian.
Xiong Wenwen bersembunyi di belakang Yang Jian: "Siapa yang mau mengintai jalan di depan?"
Sampai di sini.
Wilayah Hantu sudah tidak bisa diperluas lagi. Bangku kayu merah di sekitar menghalangi perluasan wilayah hantu. Satu-satunya cara keluar adalah menendang bangku-bangku merah ini dan pergi melalui pintu depan.
Kerumunan menatapnya.
"Jangan lihat aku, aku tidak mau pergi," kata Xiong Wenwen.
"Mungkin kau harus meramalkan dulu, lihat apa yang akan terjadi jika kita langsung menerobos," ujar Huang Ziya.
Xiong Wenwen berkata: "Meramalkan peristiwa gaib yang belum terjadi dengan kekuatan gaib itu tidak akurat. Jangan salahkan aku kalau nanti muncul situasi darurat."
Bukan tidak bisa meramal, tapi hasil ramalan langsung tentang peristiwa supranatural tidak bisa dijamin akurasinya. Hal ini pernah dicoba Yang Jian sebelumnya di Hotel Caesar.
Karena itu, sebagian besar ramalan Xiong Wenwen adalah meramalkan nyawa Pengendali Hantu. Dengan menilai hidup-mati Pengendali Hantu, kita bisa menentukan apakah ada bahaya di sekitar atau apakah hantu benar-benar eksis.
Jadi ramalannya memerlukan manusia sebagai perantara.
Meramalkan hantu lain tanpa media cukup sulit.
"Suruh itu yang mengintai jalan."
Yang Jian sendiri juga berhati-hati, tidak gegabah. Dia menunjuk ke arah anak hantu di samping yang kepalanya miring dan telanjang kaki.
“Ini memang metode yang bagus.” Anggota lain mengangguk setuju.
Semua tahu, di tubuh Hantu Anak terdapat jubah kematian hantu.
Jubah kematian hantu itu sendiri adalah hantu sekaligus benda gaib mengerikan. Jika dipakai orang hidup bisa menahan serangan arwah penasaran, namun konsekuensinya tidak hanya tidak bisa dilepas seumur hidup, tapi juga tubuh pemakainya akan terkikis, akhirnya berubah menjadi hantu gentayangan berbaju kematian.
Karena itu Yang Jian mengenakan jubah hantu ini pada Hantu Anak.
Berkat ini, hingga kini belum ada hantu yang berhasil melukai Hantu Anak.
"Berjalanlah ke depan, tinggalkan gedung ini." Yang Jian memberi perintah pada Hantu Anak.
Sebagai entitas khusus yang tak terjelaskan, Hantu Anak memiliki keganjilan hantu sekaligus ciri manusia hidup, namun tak pernah ragu terhadap perintah Yang Jian.
Maka begitu perintah diberikan,
Hantu Anak langsung berlari tanpa alas kaki menuju pintu gedung.
Terus berlari kecil, tidak berhenti meski melewati deretan mayat yang duduk di bangku kayu merah mengerikan.
Kerumunan memandangi Hantu Anak, menunggu sesuatu terjadi.
