Chen Qiaoyang berhasil ditangkap.
Dia berdiri tak bergerak di jalanan sepi, membeku seperti boneka kayu.
Di bawah kakinya terbentang bayang-bayang besar yang gelap dan ganjil, tidak seperti bayangan bangunan normal. Seiring waktu, bayangan itu perlahan menyelimuti tubuh Chen Qiaoyang.
Peretasan Bayangan Hantu terus berlanjut dengan mulus.
Namun karena tubuh Chen Qiaoyang memiliki kekuatan gaib tertentu, proses peretasan berjalan lambat.
Tapi Chen Qiaoyang tak bisa melawan. Di sekitarnya sudah tak ada Hantu yang bisa digunakan.
"Jadi, ronde kedua dimenangkan olehku?" Yang Jian menatapnya, Mata Hantu di tubuhnya berputar-putar tak karuan.
Di bawah pengamatan intensif ini, mustahil bagi Chen Qiaoyang untuk melarikan diri.
“Anak-anak sialan, kalau saja aku belum membawa pergi hantu-hantu di rumah kuno keluarga Wang, kau pikir kau bisa jadi rivalku?”
Chen Qiaoyang menggeretakkan gigi, muka tuanya menunjukkan ekspresi mengerikan.
Dia sangat tak rela, keahliannya yang mumpuni belum sempat ditunjukkan sudah dihadang orang, itupun bertemu para anomali tak normal, sialnya sampai ke puncak.
“Menurutmu omongan seperti ini ada artinya? Kalah ya kalah, tak perlu alasan atau kedok. Berinteraksi dengan hal gaib tak ada ruang untuk kebetulan.” Yang Jian tetap waspada, menunggu invasi bayangan hantu selesai.
Wajah Chen Qiaoyang muram, tak bersuara.
Keributan di sini telah menarik perhatian Wang Chaling di luar rumah kuno.
Awalnya Yang Jian bertarung dalam wilayah hantu, tapi sekarang sudah keluar sehingga orang luar bisa melihat.
Saat ini.
Wang Chaling buru-buru datang, tapi saat tiba pertarungan Yang Jian dan Chen Qiaoyang sudah usai, kini saling mengulur waktu dalam kebuntuan sementara.
Namun invasi bayangan hantu pada Chen Qiaoyang membuat situasi menguntungkan Yang Jian.
“Kapten Yang...” Langkah Wang Chaling terhenti, tak maju lagi, berhenti di luar area bayangan.
Yang Jian juga melihatnya, perlahan menoleh: “Wang Chaling, kau mengecewakanku. Ada orang santai keluar dari rumah kuno tapi kau tak bertindak. Apa dua hantu di belakangmu cuma hiasan? Atau kau memilih aman sendiri, tak ingin terperangkap dalam perselisihan ini?”
“Risiko melawan dia sangat besar. Li Jun sudah tumbang, peluang menang saya sendirian tidak besar. Jika kau muncul lebih awal mungkin situasi akan berbeda jika kita bekerja sama.” Wang Chaling berkata tenang.
“Jadi kau menyalahkan saya?” Yang Jian berkata dingin: “Tidak bisa menang dan tidak berani bertindak adalah dua hal berbeda. Gaya bertindakmu seperti ini membuat kehilangan rumah leluhur juga bukan hal aneh.”
Tatapan Wang Chaling bergetar lemah, tidak membantah perkataan Yang Jian, hanya beralih topik: “Sekarang apa rencanamu?”
“Tentu saja menghabisinya.” Jawab Yang Jian.
“Kalian sepertinya sedang berhadapan.” Kata Wang Chaling.
Yang Jian berkata: “Meretasnya hanya masalah waktu saja. Dia tidak bisa bertahan lama, kecuali masih punya strategi lain yang belum digunakan.”
Wang Chaling kembali melihat ke arah Chen Qiaoyang.
Orang ini tidak bergerak, sebagian besar tubuhnya diselimuti bayangan ganjil, sepertinya kehilangan kemampuan untuk bergerak.
“Hati-hati, dia tidak sesederhana itu. Jika perlu bantuan, bilang saja.” Ujar Wang Chaling.
“Tiga generasi keluarga Wang juga datang. Heh, benar-benar 'Saat atap bocor malah diguyur hujan semalaman'. Siapa sangka Chen Mou ini baru saja bebas sudah harus berhadapan dengan tiga komandan tim era modern, itupun semuanya orang yang sudah dikenal. Jatuh ke kondisi seperti hari ini memang nasib sial.” Chen Qiaoyang tiba-tiba tertawa.
“Saya kira Li Jun di rumah kuno itu sudah cukup ganas, tak disangka di luar ada yang lebih kejam darinya.”
Setelah berkata, dia kembali menatap Yang Jian.
Wajak yang familiar namun asing itu kembali membangkitkan permusuhan masa lalu.
"Hanya saja, saya juga menyimpan satu trik. Kira-kira waktunya sudah tepat sekarang." Chen Qiaoyang menunjukkan senyum dingin di sudut bibirnya.
"Omong kosongmu terlalu banyak." Ekspresi Yang Jian berubah, merasa ada yang tidak beres.
Wilayah Hantu tiba-tiba diaktifkan.
Segala sesuatu di sekitar kembali diselimuti cahaya merah.
Ini adalah Wilayah Hantu lantai lima yang mengisolasi dunia nyata dan memutus jalan mundur Chen Qiaoyang.
"Anak sialan keluarga Yang, sepertinya kemampuan Meramal Masa Depanmu tidak cukup lama. Kalau tidak, kenapa melakukan antisipasi sia-sia seperti ini? Trikku tidak ada di sini, tapi di tempat itu." Chen Qiaoyang kini mengalihkan pandangannya ke arah rumah kuno.
Seolah membuktikan ucapannya.
"Brak! Brak! Brak!"
Suara jam tiba-tiba bergema dari dalam rumah kuno.
Ini suara jam bandul tua.
"Apakah jam bandul rumah kuno melakukan restart?" Yang Jian melihat jamnya, sudah lewat pukul sembilan malam tapi belum mencapai pukul sepuluh.
Ini bukan waktu restart alami jam bandul.
"Hantu... tak terkendali."
Chen Qiaoyang tertawa: "Rumah kuno keluarga Wang sudah kujebol. Sekarang apa yang akan kau lakukan?"
"Langsung membunuhmu dulu." Wajah Yang Jian berubah muram, mulai memahami persiapan Chen Qiaoyang ini.
Dia khawatir tidak bisa meninggalkan Kota Dadong dengan aman, jadi memanipulasi jam bandul rumah kuno untuk melakukan restart total pada waktu tertentu, menarik semua hantu di dalamnya ke dunia nyata dan menciptakan kekacauan besar, lalu kabur dalam keributan.
Sesaat kemudian.
Dia sudah muncul di samping Chen Qiaoyang, satu tangan langsung mencekik lehernya.
Dengan sekuat tenaga.
Krek.
Suara tulang patah terdengar.
"Mau mencekikku? Aku tidak mudah dibunuh, dan aku harus pergi." Chen Qiaoyang berkata sambil memiringkan lehernya, kulitnya retak-retak dan mengeluarkan darah.
Darah pekat kehitaman terus mengalir deras, membawa kekuatan gaib yang mengerikan.
Bayangan hantu sedang meretas, mencuri memori Chen Qiaoyang.
Sejumlah memori yang bukan milik Yang Jian muncul.
Chen Qiaoyang kini membelalakkan matanya, menatap Yang Jian dengan intens. Ia merasakan memorinya mulai buram, beberapa hal mulai terlupakan.
Sambil mencuri memori, Yang Jian juga memodifikasi ingatannya.
Cara paling ekstrem adalah mengubah semua memori menjadi nol.
Artinya menghapuskan.
Jika berhasil, Chen Qiaoyang pasti mati.
"Anak-anak sialan, ingin menghapuskan aku?" Chen Qiaoyang berteriak ketakutan, kulitnya semakin cepat retak-retak, darah pekat kehitaman memenuhi seluruh tubuhnya.
"Cerewet."
Yang Jian tidak menghiraukannya. Ia merasakan situasi di luar rumah kuno tidak beres, bahaya mengerikan sedang mendekat drastis, bahkan Wilayah Hantu-nya mulai disusupi.
Tapi apalah artinya.
Ia tidak menghentikan peretasan terhadap Chen Qiaoyang.
Jika Yang Jian menyerah sekarang, mungkin tidak akan ada lagi kesempatan untuk menghabisi Chen Qiaoyang.
Ia menyadari Chen Qiaoyang bukan lagi Pengendali Hantu biasa yang bertahan dengan tubuh, tapi makhluk luar biasa yang menyimpan kesadaran. Hanya begini cara membunuhnya.
"Yang Jian, hati-hati!"
Tiba-tiba.
Dari luar Wilayah Hantu terdengar suara peringatan Wang Chaling.
Saat ini.
Wilayah Hantu lima lapisan Yang Jian tiba-tiba diretas.
Fenomena supernatural mengerikan yang membuat bulu kuduk merinding muncul.
Sebuah tandu pengantin seperti terbuat dari kertas, diangkat oleh empat manusia kertas berwarna merah-hijau, tiba-tiba muncul di hadapannya.
Sesaat kemudian.
Yang Jian tertabrak tandu kertas ganjil itu hingga terlempar, sementara Chen Qiaoyang justru terlempar ke dalam tandu dan langsung dibawa pergi.
Tandu itu mulai buram dan menghilang dari wilayah hantu Yang Jian sebelum sempat menjauh.
Chen Qiaoyang pun ikut menghilang.
"Hantu yang kabur dari rumah kuno itu?"
Yang Jian langsung bangkit. Tubuhnya yang melengkung dan cekung seperti mayat mulai diperbaiki cepat oleh bayangan hantu yang menutupinya.
Hanya saja ekspresinya sangat suram.
Karena Chen Qiaoyang ternyata tidak mati.
