“Pada hari kedua, Zhang Liqin terbangun dalam keadaan bingung. Ia merasa sangat lelah karena semalam terjadi fenomena supernatural di dalam rumah yang membuatnya sangat cemas. Untungnya Yang Jian ada di sisinya, kalau tidak ia sama sekali tidak berani tinggal di sini.”
“Saat membuka matanya dan sadar sepenuhnya, ia justru menemukan Yang Jian masih duduk bersandar di ujung kepala ranjang seperti semalam.”
“Sepertinya, sepanjang malam ia tetap mempertahankan posisi ini tanpa perubahan sama sekali.”
“‘Sekarang jam berapa ya?’ Zhang Liqin bergumam pelan, secara refleks mengulurkan lengan untuk merangkul leher suaminya.”
“Namun sesaat kemudian, ia merasakan dingin seperti mayat.”
“Tidak ada sedikitpun kehangatan orang hidup.”
“Hal ini membuat mata Zhang Liqin berbinar, ia membelalakkan matanya memandangi Yang Jian.”
“Mati?”
“Entah mengapa, pikiran ini muncul di otaknya. Serentak perasaan panik dan kecemasan yang tak jelas asalnya membanjiri hatinya.”
“Tapi tepat di saat itu, Yang Jian tiba-tiba berbicara: ‘Sudah jam sepuluh. Sepertinya kau akan terlambat kerja hari ini.’”
“Mendengar suara Yang Jian, Zhang Liqin baru bisa menghela napas lega.”
“Ia sebenarnya tidak gentar dengan fenomena supernatural pada diri Yang Jian, bahkan sudah terbiasa. Hanya takut suatu hari Yang Jian benar-benar mati mendadak.”
“‘Kalau begitu aku ambil cuti hari ini, bagaimana menurut Bos Yang?’ Zhang Liqin tersenyum manja dengan sedikit merengek.”
“Tubuh Yang Jian yang tak bergerak selama berjam-jam itu tiba-tiba kembali aktif. Gerakan ini ditopang oleh kekuatan gaib, sangat berbeda dengan orang normal.”
Dia bangun dan menyibakkan gorden, cahaya matahari pun masuk dengan silau: "Fenomena supernatural semalam itu bukan untukmu, melainkan untukku. Tak akan ada masalah. Sekalipun kau melihatnya sesekali, tak akan melukaimu atau orang lain. Akan kuhandle ini."
"Aku tentu percaya padamu." Zhang Liqin berkata.
"Aku harus ke perusahaan. Kalau mau istirahat, silakan." Setelah berkata demikian, Yang Jian bersiap pergi.
Baru saja dia menerima SMS pemberitahuan bahwa markas telah mengirimkan staf koordinasi baru.
Staf koordinasi sebelumnya, Zhang Hua, dibunuh oleh Xu Feng dan Liao Fan. Beberapa hari kemudian, demi kelancaran operasional Kota Dachang, wajib diatur penggantinya.
Bersamaan itu, markas juga telah mengirimkan barang gaib berkode "Pintu Hantu" beserta Lilin Hantu merah.
Barang-barang ini harus diterima langsung oleh Yang Jian.
"Tunggu, aku ikut ke perusahaan juga!" Zhang Liqin buru-buru bangun setelah mendengar Yang Jian akan pergi, lalu mandi kilat sebelum menyusulnya.
Seperti biasa,
Yang Jian mengitari Kota Dachang dengan mobilnya untuk patroli singkat. Setelah memastikan tak ada masalah, barulah ia menuju ke perusahaan.
Gedung Shangtong, Kota Dachang.
Mobil berhenti.
Yang Jian turun. Tatapannya bergetar lemah sambil menyapu sekelilingnya.
Banyak pegawai yang terhenti sejenak saat melihatnya, terlihat gentar. Namun mereka segera berpura-pura sibuk kembali. Jelas para pegawai ini bukan staf biasa - mungkin agen intel dengan identitas ganda, bahkan multi-lapis.
"Ini sudah lama diketahui dalam hatinya, hanya saja tidak mau membersihkan."
"Karena tidak perlu, kecuali dia tidak menggunakan orang. Selama menggunakan orang, pasti ada agen intel yang menyusup. Bahkan jika beberapa karyawan bukan, lambat laun akan didekati dan menjadi informan."
"Setiap gerak-gerik figur tingkat komandan tim bisa menarik syaraf banyak pihak dan kekuatan."
"Yang Jian muncul, dia masih hidup. Urusan Kota Dadong sudah berakhir. Tampaknya mereka benar-benar diberantas. Dikonfirmasi tim Yang Jian tidak mengalami kerugian. Li Yang juga muncul pagi ini, tidak mati."
"Kondisinya sepertinya luar biasa baik. Di sampingnya masih ada sekretaris wanita itu. Tampaknya semalam bersama."
"Di permukaan bahkan tidak ada tanda-tanda terkontaminasi hal gaib. Sebelum ke perusahaan, dia mengemudi berkeliling Kota Dachang. Kesehatan mentalnya juga stabil."
"Baru saja Yang Jian muncul, banyak agen intel langsung melakukan penilaian terhadapnya."
"Tidak perlu observasi lama. Sekali pandang saja bisa menganalisa banyak hal."
"Tapi ini hanya bisa dilakukan diam-diam. Tidak boleh dipermukaan. Jika ketahuan, kemampuan Yang Jian si Mata Hantu bisa membuatmu menguap dari dunia manusia dalam satu detik, tanpa meninggalkan jejak-jejak kecil."
"Menarik."
Sudut bibir Yang Jian menyunggingkan senyum dingin, seolah bisa membaca pemikiran mereka dan mengintai hati manusia.
"Bos Yang, tunggu!" Dari belakang, Zhang Liqin yang baru selesai berdandan sedang mengganti sepatu hak tinggi, berteriak lalu buru-buru menyusul.
"Dia mengenakan gaun hitam yang memperlihatkan kurva tubuh yang menakjubkan, sangat menarik perhatian. Aura keseluruhan dirinya juga mengalami perubahan signifikan. Dulu dia hanya seorang sales, tapi sekarang memiliki kesan mewah."
Orang yang tidak tahu mungkin mengira dia seorang wanita terhormat.
Posisi Yang Jian sekarang terlalu tinggi, dia adalah tokoh termasyhur yang bisa mempengaruhi situasi dunia. Zhang Liqin di waktu luangnya tentu sibuk meningkatkan diri dan membangun citranya.
Kalau tidak, posisi sekretarisnya cepat atau lambat akan hilang.
"Perusahaan punya begitu banyak talenta, sepertinya harus membuat mereka kerja lembur." Saat ini Yang Jian justru berpikir bagaimana memeras karyawan-karyawan ini untuk menjadi kapitalis yang kompeten.
Lagipula sekarang dia adalah Bos Yang.
Gedung Shangtong miliknya tidak terlalu tinggi. Dibandingkan dengan Gedung 'Keselamatan' dan Gedung Ning'an yang mencapai seratus lantai, gedung ini hanya memiliki 45 lantai.
Kantor Yang Jian berada di lantai paling atas yang bisa memandang seluruh Kota Dachang.
Setelah dia dan Zhang Liqin naik lift khusus ke kantor, mereka menemukan beberapa kenalan dari markas besar sedang duduk di sana.
Seorang pria berusia awal tiga puluhan dengan sikap tenang dan senyuman yang ramah.
Yang lainnya adalah wanita berusia sekitar dua puluhan dengan postur mungil dan rambut dikuncang ganda. Meski berpakaian formal, penampilannya terasa kurang selaras seperti gadis yang belum matang.
Salah satu penanggung jawab markas besar, Shen Liang, serta mantan operator penghubung Yang Jian, Liu Xiaoyu.
“Haha, Kapten Yang, sudah lama tidak bertemu, apa kabar belakangan ini? Hari ini saya mengganggu dengan tiba-tiba, semoga Kapten Yang tidak tersinggung.” Shen Liang langsung berdiri saat melihat Yang Jian muncul, menyapa dengan ramah.
Liu Xiaoyu matanya langsung berbinar melihat Yang Jian, dia tertawa kecil; "Tak disangka kan? Saya sudah datang ke Kota Dachang. Mulai sekarang saya akan bekerja di perusahaanmu, kau harus lebih perhatian padaku ya, jangan nakal."
"Suara itu..." Zhang Liqin yang berdiri di samping langsung teringat sesuatu saat mendengar suara gadis ini.
Itu adalah suara operator satelit perempuan di ponsel positioning satelit Yang Jian dulu.
Naluri wanita membuatnya menyadari bahwa gadis ini memiliki tingkat ancaman tertentu.
Ekspresi Yang Jian tetap tenang: "Tak kusangka markas akan mengirim kalian. Kukira Zhao Jianguo yang datang. Duduklah, mau minum apa?"
"Apa saja boleh." Shen Liang tersenyum.
"Kalau begitu minum kopi saja."
Yang Jian memberi isyarat.
Zhang Liqin mengangguk tanpa bicara. Dia menuju ke bar untuk menyiapkan kopi sekaligus menyiapkan cola favorit Yang Jian.
"Mengirim Pintu Hantu dan Lilin Hantu, seharusnya tidak perlu orang sepertimu repot-repot datang sendiri ya, Shen Liang." Yang Jian duduk di sofa, kepalanya sedikit ditopang tangan. Sikapnya santai tapi sorot matanya dingin dan acuh, membuat orang tak nyaman.
Shen Liang tertawa: "Sudah lama tak bertemu Kapten Yang, tidak bisakah saya sekalian dinas luar menjengukmu? Lagipula kita juga bisa dibilang teman lama."
“Apa saya Yang Jian masih punya teman di markas? Saya benar-benar tidak tahu, soalnya terakhir kali saya hampir dibunuh oleh Fang Shiming.” Kata Yang Jian.
Senyum Shen Liang terlihat kaku, dia buru-buru mengalihkan topik: “Masalah masa lalu sudah lewat, tujuan kedatangan saya kali ini terutama untuk tiga hal. Karena Wakil Menteri kurang yakin, jadi menyuruh saya sendiri yang datang. Sebenarnya tadinya Zhao Jianguo yang ditugaskan, tapi dia sepertinya bermasalah, mungkin akan sulit bertemu dengannya lagi nanti.”
“Tiga hal apa?” Tanya Yang Jian. “Langsung saja bicara.”
“Baik, saya akan singkat saja agar tidak menyita waktu Kapten Yang. Pertama,penyerahan barang gaib Pintu Hantu yang dikirim kali ini,lilin hantu.” Setelah berkata demikian, Shen Liang memberi isyarat pada asisten di sebelahnya.
Sebuah koper dibawa ke depan.
Setelah dibuka, terlihat tepat lima batang lilin hantu merah di dalamnya.
“Kalau tidak salah ingat, barang yang saya terima tidak sebanyak ini.” Kata Yang Jian.
Shen Liang tertawa: “Sekarang Anda sudah jadi komandan tim,harus mendapat perhatian khusus. Lagipula, jasa-jasa Anda sebelumnya semuanya tercatat rapi.”
Yang Jian mengangguk: “Saya terima.”
Ini adalah sinyal, sinyal markas yang sedang merayu dirinya.
Tapi ini juga mengungkap kabar buruk: markas punya maksud ingin menyuruhnya mengerjakan sesuatu.
Namun Yang Jian tidak peduli, yang penting diambil dulu. Urusan belakangan siapa yang tahu akan bagaimana.
“Untuk Pintu Hantu, harap Kapten Yang berhati-hati dalam menanganinya. Jangan sampai dibuka sembarangan,akan timbul masalah besar. Bahaya yang ditimbulkan barang gaib ini jauh melebihi manfaatnya. Kalau bukan karena Kapten Yang yang meminta, markas tidak mau mengeluarkannya.” Shen Liang tampak agak sulit berbicara, matanya melirik ke belakang.
"Itu adalah sebuah koper berbentuk persegi panjang."
"Sudah dikunci rapat-rapat, di dalamnya berisi pintu kayu merah satu daun yang terpasang."
"Wadah emas mengisolasi pengaruh gaib, jadi saat ini tidak berbahaya."
"Aku tahu, akan kusimpan di ruang aman, tidak akan dikeluarkan sembarangan." Yang Jian berkata.
"Begitu saja sudah cukup." Shen Liang mengatakan: "Hal kedua tentu saja masalah staf koordinasi baru. Kejadian dengan Zhang Hua yang lalu sudah kudengar, aku sungguh menyesalkan hal itu. Zhang Hua adalah orang yang sangat bertanggung jawab, sikap kerja dan efisiensi kerjanya juga sangat kompeten. Sejujurnya, mencari staf koordinasi yang lebih kompeten darinya dalam waktu singkat cukup sulit."
"Untuk menghadapi masalah kerja jangka pendek, markas menugaskan Liu Xiaoyu merangkap sebagai staf koordinasi dan operator sementara. Bagaimana pendapat Kapten Yang?"
Pengaturan staf koordinasi baru tentu harus mendapat persetujuan dari komandan tim yaitu Yang Jian.
Jika tidak puas, markas harus segera menggantinya.
Tapi situasi Yang Jian khusus, Shen Liang juga khawatir Yang Jian akan memanfaatkan kesempatan ini untuk sepenuhnya terbebas dari operator dan staf koordinasi, tidak lagi membutuhkan.
Jadi untuk kehati-hatian, Liu Xiaoyu-lah yang dikirimkan.
Lagipula Liu Xiaoyu dan Yang Jian adalah partner lama, dan pernah memiliki pengalaman kerja sama yang baik.
Yang Jian diam, sepertinya sedang merenung. Tatapannya tertahan pada tubuh Liu Xiaoyu.
Liu Xiaoyu saat ini mengambil kopi yang disodorkan Zhang Liqin, sambil menyeruput diam-diam melirik Yang Jian, seolah malu ditatap begitu lama.
Di hatinya juga gelisah.
Soalnya sudah cukup lama tidak berkoordinasi dengan Yang Jian, tidak tahu bagaimana sikap Yang Jian terhadap dirinya sekarang.
Shen Liang juga tidak berbicara, hanya memandangi keduanya dengan senyuman yang agak kaku, menciptakan suasana yang tegang.
Persetujuan atau penolakan Yang Jian melepaskan sinyal tertentu - ini bukan sekadar urusan operator atau staf koordinasi biasa.
"Biarkan dia tinggal." Setelah merenung sejenak, Yang Jian akhirnya mengambil keputusan.
Shen Liang langsung lega, tersenyum ringan: "Kantor baru akan selesai dibangun besok, semoga kerja sama kalian berjalan lancar."
"Lanjutkan, urusan ketiga apa? Setelah ini kau boleh pergi." Yang Jian bersikap langsung, tidak ingin berlama-lama mengobrol dengan Shen Liang.
Tatapan Shen Liang berkedip, lalu berbisik: "Urusan ketiga sebenarnya lebih berupa pemberitahuan baru untuk level komandan tim."
"Pemberitahuan apa?"
"Markas meminta setiap komandan tim menangani satu kasus supernatural level A dalam dua bulan. Cao Yang sebelumnya sibuk ini sampai meminjam Gunting Hantu itu. Pemberitahuan resmi belum turun, tapi tidak lama lagi. Ini arsip kasus supernatural terbaru, Kapten Yang bisa melihatnya."
Shen Liang mengeluarkan amplop arsip dari dalam jas.
Yang Jian tidak melihatnya, hanya bertanya: "Kasus supernatural meningkat?"
Shen Liang mengangguk.
"Situasi tampak mencemaskan. Markas pasti terdesak sampai mengeluarkan perintah begini, memaksa komandan tim bergerak."
Yang Jian berkata: "Selama aku masih menyandang jabatan komandan, tentu tidak akan mengingkari kewajiban. Tapi bagaimana dengan uang lembur?"
"......" Shen Liang.
"Aku sedang cuti. Tiba-tiba disuruh kerja, wajar minta uang lembur. Masuk akal, bukan?" Yang Jian bersikeras.
Shen Liang menjawab: "Benar... itu memang masuk akal."
Dia memahami karakter dan temperamen Yang Jian, pekerjaan adalah pekerjaan, tapi gaji sama sekali tidak boleh kurang.
"Definisi peristiwa supranatural sebagai level A sudah menunjukkan tingkat bahaya yang tak perlu dijelaskan lagi. Berikan harga yang baik, aku akan memenuhi target ini. Lagipula aku sendiri punya hal yang harus kuselidiki, Kantor Pos Hantu itu tidak sederhana," kata Yang Jian.
Shen Liang juga tahu akhir-akhir ini Yang Jian sedang menyelidiki Kantor Pos Hantu, sebuah bahaya yang berpotensi. Jika Yang Jian bisa menyelesaikannya, itu yang terbaik.
"Tapi standar uang lembur ini aku tidak bisa putuskan sekarang. Aku harus melapor ke Wakil Menteri nanti," dia tersenyum agak canggung.
"Tidak apa-apa, temui aku lagi setelah harga disepakati. Aku di Kota Dachang, tidak akan kabur," kata Yang Jian: "Lagipula aku selalu berpegang pada prinsip kepercayaan, tak pernah ingkar janji."
"Dengan janji Kapten Yang ini, aku jadi tenang," Shen Liang tertawa.
Dia tidak takut Yang Jian meminta uang lembur, justru khawatir jika langsung ditolak.
Urusan yang bisa diselesaikan dengan uang bukan masalah bagi markas. Yang dikhawatirkan adalah para komandan tim yang bekerja asal-asalan dan licik.
Lagipula sosok tingkat komandan tim tidak bisa dikontrol, kemampuan mereka terlalu mengerikan, masing-masing tidak sederhana.
"Ngomong-ngomong, ada kabar tentang pria bernama Chen Qiaoyang itu? Sudah ketemu rahasia dan arsipnya?" tiba-tiba Yang Jian bertanya lagi.
Shen Liang menggelengkan kepala: "Rekan kerja dari Departemen Informasi dan Arsip sedang menyelidik, tapi nama Chen Qiaoyang kemungkinan besar palsu. Dalam basis data populasi tidak ada daftar yang sesuai. Sekarang hanya bisa melalui pengenalan wajah lalu diperiksa semua, tapi efeknya mungkin tidak bagus. Jika ada kabar pasti akan kusuruh Liu Xiaoyu memberi tahu Kapten Yang."
Nama Chen Qiaoyang akhir-akhir ini sedang trending di markas.
“Baru muncul saja langsung menantang tiga komandan tim, untungnya dia kalah dan kabur. Seandainya menang, pasti akan mengguncang dunia.”
“Makanya markas sangat serius menanggapi hal ini.”
Yang Jian mengerutkan kening. Dari separuh memori yang dicurinya dari Chen Qiaoyang, tidak ada nama asli Chen Qiaoyang. Sebagian besar memorinya hilang/tidak utuh, ada yang berguna tapi tidak banyak.
“Dulu banyak Pengendali Hantu, akhir-akhir ini bermunculan lagi. Semoga markas lebih memperhatikan, orang-orang itu sangat berbahaya.”
“Aku tahu, sudah dalam pemantauan.” Shen Liang mengangguk.
Saat ini komandan tim adalah harapan untuk menstabilkan situasi. Kalau tiba-tiba muncul orang yang bisa menghabisi komandan tim, bagaimana masa depannya? Masih mau hidup tenang apa tidak?
