Yang Jian tidak terlalu menyambut Shen Liang. Setelah urusan penting selesai, dia menyuruhnya pergi. Shen Liang juga tidak merepotkan, segera naik pesawat khusus kembali ke markas.
Tapi informasi yang dibawanya benar-benar membuat hati tidak tenang. Sekalipun lima lilin hantu datang, tidak bisa menghilangkan kecemasan ini.
Saat ini dia duduk di sofa kantor sambil membalik-balik arsip yang dibawa Shen Liang.
Semuanya peristiwa supranatural level A.
Jalan Hantu Ganas, Jingqiaoqiao, Museum Horor, Danau Hantu, Gelap Ada Hantu, Bus Gaib...
Dari arsip-arsip ini, Yang Jian paling memperhatikan Bus Gaib yang ternyata sudah diklasifikasikan sebagai peristiwa supranatural berbahaya tingkat tinggi. Dia ingat dulu kasus ini dicatat sebagai X: misterius tak dikenal tapi ancamannya kecil.
“Apakah bus itu juga sedang tak terkendali?” Ingatan Yang Jian melayang pada pengalaman sebelumnya di dalam bus gaib itu.
Jika dipikir-pikir, setelah sekian lama, bus gaib tanpa pengemudi itu memang berisiko lepas kendali.
“Arsip-arsip ini berisi peristiwa gaib dengan tingkat kesulitan tinggi. Bahkan komandan tim pun bisa terbunuh hantu gentayangan jika terjun langsung. Menyelesaikannya bukan perkara mudah. Cao Yang yang sedang menangani kasus tertentu—entah yang mana—tidak tercatat di arsip, mungkin sudah diambilnya. Tapi permintaannya meminjam barang gaib Gunting Hantu menunjukkan masalah yang dihadapinya juga serius.”
“Kasus Taman Fushou ditangani Ye Zhen, jadi arsipnya belum dikirim. Selain itu, peristiwa hantu ketuk pintu sudah kuselesaikan, mengurangi satu peristiwa gaib level A.”
Yang Jian merenung: Jika benar harus mengambil misi, peristiwa gaib mana yang paling tepat?
Pertama-tama yang pasti, yang paling berbahaya adalah bus gaib.
Terlihat sederhana, tapi nyatanya bus itu dipenuhi hantu dan akan membawamu ke wilayah gaib berbahaya nan misterius—situasinya sangat rumit.
“Jalan Hantu Ganas, Jingqiaoqiao, dan Museum Horor—tiga peristiwa gaib ini sudah ada cukup lama tapi belum terselesaikan, mungkin tingkat bahayanya sangat tinggi. Kalau tidak, tidak akan dimasukkan ke arsip ini. Peristiwa ‘Kegelapan Berhantu’ sepertinya baru ditambahkan.”
Setelah diamati, sepertinya tak ada satupun peristiwa gaib yang layak diambil. Peristiwa sekelas ini bisa berkembang menjadi peristiwa gaib Tingkat S kapan saja.
“Atau dengan kata lain, peristiwa gaib ini pada esensinya adalah peristiwa gaib Tingkat S, hanya saja jangkauan pengaruhnya tidak terlalu besar.”
Setelah berpikir sejenak, hatinya masih ragu-ragu. Yang Jian melemparkan arsip ini sembarangan ke meja kerjanya.
Untuk sementara, lebih baik tidak memikirkan hal ini dulu.
"Baru saja kembali dari Kota Dadong, istirahatlah beberapa hari dulu. Lagipula urusan Kantor Pos Hantu belum ditangani. Misi ini lebih baik ditunda dulu, menyelidiki Kantor Pos Hantu adalah prioritas utama sekarang."
Yang Jian tidak berencana segera bertindak. Dia berniat mengamati situasi sambil menyelesaikan urusan di tangannya.
Saat ini.
Liu Xiaoyu yang sedang bekerja di lantai bawah, mengenakan seragam kerja dengan kuncir kuda berkibar, berjalan mendekat dengan langkah ringan namun terburu-buru.
Dia berdiri di depan pintu gerbang kantor, mengetuk pintu dengan lembut.
"Ada keperluan penting? Sebentar lagi jam makan siang. Jika bukan hal yang mendesak, bisa datang sore saja. Lagipula Bos Yang juga butuh istirahat." Zhang Liqin mendekat sambil berkata.
Liu Xiaoyu menjawab: "Saya mencari Yang Jian untuk urusan pekerjaan, sepertinya cukup penting."
Suaranya terdengar kurang yakin.
"Saya akan memberitahu Bos Yang. Tolong tunggu sebentar." Zhang Liqin berbalik dan pergi setelah mengucapkan itu.
Tak lama kemudian.
Suara Yang Jian terdengar dari dalam ruangan: "Jika ada urusan, masuklah ke sini."
Saat memasuki kantor, Liu Xiaoyu melihat Yang Jian sedang membelakangi dirinya di depan jendela, memandang ke bawah ke kejauhan, menciptakan aura keterasingan dan kewibawaan yang misterius.
"Ketemu kamu saja sulit sekali. Padahal kantor saya cuma di lantai bawah, harus melalui sekretaris dulu." Liu Xiaoyu mencibir dengan wajah kesal.
Yang Jian berbalik badan, memandanginya: "Tata krama tetap harus dijaga. Lagipula, biasanya banyak orang yang mencari saya. Dia akan membantu saya menolak hal-hal tidak penting sebisanya. Apakah di hari pertama kerjamu kau juga ada urusan pekerjaan yang ingin dibicarakan denganku?"
"Begini. Sebelumnya saat merapikan catatan kerja dan arsip dokumen Zhang Hua, saya menemukan sebuah berkas. Ini sebenarnya laporan yang ingin disampaikan Zhang Hua padamu sebelum meninggal. Menurut saya ini cukup penting, jadi saya bawa untukmu lihat."
Liu Xiaoyu mendekat. Dia meletakkan sebuah berkas di hadapan Yang Jian.
"Laporan Investigasi Area Selatan Kota Dachang."
Berkas itu bertuliskan sebaris kalimat seperti ini.
"Untuk apa menunjukkan laporan investigasi padaku? Urus saja sendiri." kata Yang Jian.
"Dalam ringkasannya, Zhang Hua mencurigai keterkaitan dengan peristiwa supranatural. Meski sudah mengirim tim investigasi, hanya ditemukan beberapa laporan kematian. Kasusnya sangat aneh, bukan pembunuhan normal." jelas Liu Xiaoyu.
Yang Jian melambaikan tangan: "Saya pastikan tidak ada peristiwa gaib di Kota Dachang. Lagipula di zaman sekarang, hal-hal aneh apapun bisa terjadi. Saya hanya urus masalah supernatural. Urusan lain bukan wewenang saya. Kalau merasa ada masalah, laporkan saja ke polisi."
"Tidak bisakah kau lihat dulu? Ini laporan terakhir Zhang Hua sebelum meninggal." desak Liu Xiaoyu.
Setelah berpikir sejenak, Yang Jian akhirnya duduk dan mulai memeriksa arsip tersebut.
Laporan investigasi tersebut secara garis besar menyebutkan beberapa kasus pembunuhan beruntun di Area Selatan Kota Dachang. Namun kasus pembunuhan memang lumrah terjadi di kota besar berpenduduk padat. Hampir tiap tahun selalu ada beberapa kasus, awalnya tidak terlalu diperhatikan.
Namun seiring berlanjutnya kasus pembunuhan, hal ini mulai mendapat perhatian serius karena kondisi jenazah yang aneh.
Setiap mayat korban memiliki bagian tubuh yang hilang/tidak utuh, bagian yang hilang tersebut tidak ditemukan di TKP.
Yang Jian melihat foto-foto korban saat kematiannya. Pada tubuh jenazah tidak terlihat luka yang mencolok, terlihat relatif utuh. Namun beberapa mayat kehilangan lengan, ada yang kakinya hilang, bahkan ada mayat yang seolah matanya, hidung... digali hidup-hidup.
Strateginya sangat kejam.
Laporan investigasi dibalik hingga halaman terakhir, muncul catatan Zhang Hua.
"Berdasarkan kondisi anggota badan yang hilang pasca kematian, jika kasus ini dilakukan oleh satu orang, maka organ-organ ini bila dikumpulkan seolah bisa menyusun sosok yang tidak eksis. Ini bukan kasus pembunuh normal, sangat mungkin menyangkut peristiwa supranatural."
"Saya curiga ada hantu gentayangan yang masuk ke Kota Dachang, sedang merampas anggota badan orang hidup."
Setelah membacanya, ekspresi Yang Jian tetap datar. Ia meletakkan arsip sambil berkata: "Isi di dalam ini sudah kau baca?"
"Sudah, menurut saya kesimpulan Zhang Hua benar," kata Liu Xiaoyu.
Yang Jian menggelengkan kepala: "Tidak, ini bukan peristiwa gaib. Pelakunya bukan hantu. Ada perbedaan esensial antara pembunuhan oleh hantu dan manusia. Pertama, lokasi kejadian: tempat kematian para korban tersebar jauh, hampir di seluruh sudut selatan kota. Ini tidak sesuai dengan aturan berkeliaran hantu."
"Jika Hantu membunuh, jenazah pasti tidak akan tersebar merata seperti ini. Seharusnya lebih terkonsentrasi di satu area, atau korban kebetulan berada di jalur pergerakan Hantu. Jalur ini mungkin tidak lurus, tapi pasti tidak akan tersebar acak berkembang di mana-mana seperti ini."
Liu Xiaoyu mendengar penjelasan itu dan merasa agak masuk akal, dia bertanya: "Kalau bukan Hantu, menurutmu ini ulah siapa?"
Yang Jian berkata: "Bukan Hantu, sudah pasti manusia. Ini pertanyaan basi. Pelaku kejahatan setiap kali beraksi selalu menjaga jarak secara bawah sadar untuk menghindari kecurigaan karena terlalu sering muncul di area yang sama. Tapi pelaku kali ini tidak pernah meninggalkan wilayah selatan kota, ini menunjukkan..."
"Ini menunjukkan dia tinggal di selatan kota?" Liu Xiaoyu langsung menyela.
"Salah."
Yang Jian memandanginya dengan ekspresi aneh: "Apa kau akan membunuh di sekitar rumahmu sendiri?"
"Sepertinya... tidak." jawab Liu Xiaoyu.
Yang Jian melanjutkan: "Pembunuhan terencana harus mengalihkan pandangan dan perhatian orang, memilih lokasi yang tidak mencurigakan. Seperti hutan kecil di pinggiran kota, tepi sungai sepi, atau lokasi konstruksi terbengkalai - itu logika dasar perilaku bawah sadar manusia. Jadi wilayah selatan adalah TKP, pasti bukan tempat tinggal pelaku."
"Jika pelaku adalah warga Kota Dachang, kemungkinan besar dia tinggal di wilayah utara kota. Jarak terjauh dari TKP memberi rasa aman bagi pembunuh. Suruh tim investigasi memeriksa daerah sana."
Liu Xiaoyu heran: "Kau tidak ikut periksa?"
Yang Jian berkata: “Kalau semua urusan harus saya yang tangani, lalu untuk apa kalian ada? Urusan kecil seperti ini bisa diserahkan ke bawahan. Mengapa Zhang Hua tidak melaporkan hal ini, dia lebih paham daripada kamu. Meski mungkin terkait peristiwa supranatural, selama belum dikonfirmasi, tidak perlu mengganggu saya.”
“Penanggung jawab tingkat komandan tim tidak boleh digunakan seperti ini.”
“Saya mengerti.”
Liu Xiaoyu mengambil laporan tersebut, menatap Yang Jian dengan pandangan kesal sambil mengembungkan pipi, lalu pergi dengan enggan.
Setelah dia pergi, Zhang Liqin berkata: “Bos Yang, kritik seperti ini pada nona kecil sepertinya kurang baik. Dia kan hanya menjalankan pekerjaannya.”
“Dia bukan Operator lagi, tapi staf koordinasi. Harus belajar menilai situasi sendiri. Jika tidak bisa berubah, saya tetap harus memecatnya. Pemecatan justru akan menjadi pukulan terbesar baginya.” Kata Yang Jian.
“Setiap orang di dunia ini punya cara bertahan hidup masing-masing. Pekerjaan ini adalah cara bertahan hidupnya.”
Zhang Liqin bertanya: “Bukankah hubungan kalian cukup baik?”
“Memang baik, tapi itu tidak berarti apa-apa. Pekerjaan adalah pekerjaan, hidup adalah hidup. Lagipula Liu Xiaoyu masih baru, tidak boleh dimanjakan. Kalau tidak, akan merepotkan di kemudian hari.”
Yang Jian tidak melanjutkan pembicaraan. Dari sudut matanya, dia melirik sudut tak mencolok di kantor.
Bayangan itu tampak seperti lemari ganjil, di dalamnya seolah ada sepasang mata penuh racun yang sedang mengintai dirinya.
Lemari hantu sudah hilang, tapi kutukannya masih tersisa.
Menempel seperti bayangan, tak bisa dilepaskan.
Waktu yang tersisa sekarang adalah 28 hari.
Yang Jian menarik kembali pandangannya, lalu memusatkan perhatian pada arsip paranormal yang tadi.
Peristiwa bus gaib……
Untuk menyelesaikan transaksi dengan lemari hantu, wajib naik bus gaib karena hanya bus gaib yang bisa mengantarkan diri sendiri ke depan rumah kuno ganjil itu.
Saat ini.
Liu Xiaoyu membawa arsip, sedikit cemberut dan menggerutu sambil berjalan ke lantai bawah: "Kurasa dia tidak mau pergi karena tidak ada uang lembur. Bagaimana jika menyangkut peristiwa supranatural yang bisa menewaskan orang..."
"Nona kecil, sepertinya kau butuh bantuan."
Namun di saat yang sama, sebuah suara parau dan berat tiba-tiba terdengar.
Di belokan, seorang pria berbaju trench coat kulit yang berpakaian seperti tentara khusus sedang bersandar di tembok, menggigit tusuk sate barbekyu, berbicara perlahan.
Liu Xiaoyu kaget: "Siapa kau?"
"Banyak hal yang tidak bisa dilakukan Yang Jian harus memohon padaku. Menurutmu siapa aku? Berikan arsipnya, akan kuselesaikan masalah ini." Pria itu berkata.
"......" Liu Xiaoyu memeriksinya dengan curiga.
Matanya berputar, otaknya mulai mengingat-ingat dokumen tentang orang-orang di sekitar Yang Jian.
"Kau Zhang Wei?"
Setelah merenung sejenak, Liu Xiaoyu akhirnya mengunci pada satu kandidat yang sesuai ciri-cirinya.
"Tidak, namaku A Wei, dijuluki Penembak Emas Ganda, batuk-batuk..." Suara Zhang Wei parau dan berat.
Liu Xiaoyu berkata: "Jangan main-main, fokus saja pada siaran langsungmu. Jangan ikut campur. Hal ini tidak berarti bagi Yang Jian, tapi bisa membuat orang biasa mati."
“Siaran langsungku ditutup, sekarang hanya bisa mengangkat senjata, melindungi Kota Dachang.” Zhang Wei menengadah sedikit, dengan nada agak menyesal.
“Untung ada saya, kalau tidak Kota Dachang ini belum tahu akan kacau seperti apa. Lihatlah, baru beberapa waktu saya tidak muncul, kasus pembunuhan terjadi sambung-menyambung.”
“Lalu sebelumnya kau ke mana saja?” kata Liu Xiaoyu.
Zhang Wei berkata: “Masalah ini panjang ceritanya, ada hubungannya dengan penutupan siaran langsungku. Sudahlah, penjelasannya pun kau tak akan paham. Singkatnya ini melibatkan banyak hal yang sangat rumit. Kira-kira mengertilah.”
“……” Liu Xiaoyu.
“Berikan arsip itu, nanti saya traktir barbekyu.”
Zhang Wei tiba-tiba menyambar amplop arsip itu, lalu kabur secepat kilat.
“Zhang Wei, berhenti! Kembalikan arsipnya!” Liu Xiaoyu menghentakkan kaki kesal.
“Tak bisa kejar, tak bisa kejar! Kaki pendekmu takkan sanggup!” Suara Zhang Wei terdengar, lalu tak lama kemudian hilang tanpa jejak.
