Sudah lewat tengah malam pukul dua belas.
Fenomena supernatural di lantai empat Kantor Pos Hantu sepertinya lebih aktif dari sebelumnya, hantu yang biasanya dikendalikan oleh aturan kantor pos sekarang terasa sepenuhnya tak terkendali.
Suara benturan kepala ke pintu yang berat terus bergema.
Langkah kaki terburu-buru yang mondar-mandir di luar pintu, bahkan kadang-kadang bisa mendengar gerakan dari seseorang yang lewat di koridor.
Yang paling membuat merinding adalah, kerumunan samar-samar mendengar suara nyanyian dari suatu tempat di kantor pos, suara itu sangat unik seperti pemain akrobat sedang bernyanyi dengan nada opera yang kental, hanya saja suaranya terputus-putus, kadang muncul, kadang menghilang, tidak bisa didengar dengan jelas, dan dari penilaian jaraknya seharusnya sangat jauh.
Sudah jauh melebihi area lantai empat, seolah suara itu datang dari luar lantai empat, atau mungkin dari luar gedung Kantor Pos Hantu.
Munculnya fenomena supernatural ini membuat orang hanya ingin menutupi telinga, tak mau mendengar apapun.
Saat ini.
Di kamar tidur ruangan 404 sudah ada dua mayat.
Satu mayat terbaring di ranjang dalam kondisi sangat membusuk, mayat lainnya adalah Wang Shan yang baru saja meninggal, tapi sekarang sudah mulai dingin dan membeku.
Di dalam Kantor Pos Hantu ini, kecepatan pembusukan mayat jauh lebih cepat dari luar.
"Braak!"
Ketenangan ruangan itu pecah sekitar pukul dua belas dua puluh menit.
Langkah kaki yang mondar-mandir di luar pintu tiba-tiba berhenti, disusul tendangan keras dari sesuatu yang menghantam pintu rumah kayu.
Tendangan ini datang begitu tiba-tiba. Li Yang yang bertugas menghadang pintu sedang lengah, tak sempat bereaksi. Seluruh tubuhnya terlempar dan jatuh ke lantai. Pintu rumah kayu yang awalnya terkunci rapat tiba-tiba terbuka lebar.
Kegelapan pekat menyelimuti luar.
Angin dingin menusuk menerobos masuk, mengusir udara pengap yang menggantung di dalam.
Namun di balik pintu yang terbuka itu tak terlihat siapa-siapa, hanya jejak kaki kacau berjejer di ambang pintu, terciprat sedikit lumpur.
“Buruk.”
Wajah Li Yang pucat pasi. Meski memiliki kemampuan Hantu Menghadang Pintu, dia tak bisa menggunakannya terus-menerus. Jika tidak, arwah gentayangan dalam dirinya pasti sudah bangkit. Bersandar di pintu tadi hanya untuk mempersingkat waktu aktivasi kekuatan hantu.
Tapi tendangan ini di luar perkiraan.
Siapa sangka, hantu di luar pintu yang telah mondar-mandir selama beberapa jam tiba-tiba menendang pintu saat ini, dan kali ini lebih ganas daripada sebelumnya.
Begitu pintu terbuka,
jejak kaki di luar langsung bergerak agresif merangsek masuk ke dalam rumah.
Semua orang di dalam terbangun kaget, pandangan mereka tertuju ke arah pintu.
Apakah hantu itu akan masuk?
Pikiran itu serempak muncul di benak mereka.
Yang Jian adalah yang pertama menyadari situasi, namun dia tidak melihat kondisi di luar pintu rumah. Dia tahu hantu mungkin akan masuk ke dalam ruangan, tapi ancamannya tidak terlalu besar karena tingkat keganasan hantu ini rendah. Sebelumnya, saat Lilin Hantu menyala, hantu ini bahkan tidak berani mendekat, dan sampai sekarang tidak ada yang terbunuh olehnya.
Alih-alih, mata hantunya tiba-tiba membelalak, justru menatap tajam anggota lain di dalam ruangan.
Dia menduga, jika benar ada hantu di antara mereka, maka setelah membunuh Wang Shan, pasti akan segera bertindak sekarang karena ini kesempatan emas.
Karena itu Yang Jian mengamati gerakan-gerakan orang lain.
"Cepat tutup pintu! Jangan biarkan hantu itu masuk!" teriak Elang dengan suara parau. Dia mencabut senjata tua di tangannya dan menembak ke arah luar pintu.
Suara tembakan itu tidak nyaring, dan yang ditembakkan bukan peluru, melainkan pecahan tulang.
Serpihan tulang itu jatuh ke lantai di luar pintu dan hancur berkeping-keping.
Hal yang tak terbayangkan terjadi: jejak kaki misterius yang menyusup ke ruangan itu seolah tertembak, berhenti melangkah maju dan malah mundur beberapa langkah berturut-turut.
Senjata itu benar-benar memiliki kemampuan untuk memukul mundur hantu.
Tapi efeknya hanya sementara.
Hanya dalam hitungan detik, jejak kaki yang mundur itu kembali bergerak maju.
Namun beberapa detik itu sudah cukup.
Li Yang bereaksi, dia bangkit dan langsung menabrak pintu, menutup kembali rumah yang terbuka itu.
Kekuatan gaib Hantu Menghadang Pintu menyelimuti seluruh ruangan.
Braak!!
Hantu di luar terus menendang pintu, tapi terpental kembali.
"Benar-benar nyaris celaka." Li Yang menghela lega, alutnya basah keringat dingin.
Dia sadar dirinya lengah.
Tapi memang tak ada cara mengantisipasi, tak seorang pun bisa memprediksi serangan tiba-tiba ini beberapa jam sebelumnya.
Situasi untuk sementara waktu terkendali.
"Berhasil diatasi tanpa insiden, hampir saja hantu meretas masuk. Kalian semua baik-baik saja?" Lao Ying melepas napas lega.
"Sudah terlambat, sudah ada yang mati."
Yang Jian saat ini terus menatap dengan intens ke arah sudut ruangan.
Di sana, ekspresi kurir surat bernama Qu Hongtao membeku seperti patung. Sepertinya dia melihat sesuatu yang tak pantas dilihat, seluruh tubuhnya kaku tak bergerak dengan wajah menyeringai ketakutan yang sulit dipercaya.
Meski sedetik sebelumnya masih hidup, kini dia sudah tak bernapas.
"Plooong!"
Tubuh Qu Hongtao kehilangan keseimbangan dan jatuh telungkup ke bumi.
"Apa?!"
Melihat kejadian ini, yang lain terpaku.
Mati?
Langsung mati begini?
"Hantu dalam rumah ini bertindak. Makhluk ini mengerikan, sepertinya memiliki kemampuan membunuh seorang kurir surat dalam sekejap. Siapa, sebenarnya siapa?!"
Liu Qingqing bahkan sebagai Pengendali Hantu pun merasakan aura mengerikan, dia langsung melirik sekeliling ingin memastikan identitas hantu.
Tapi tak ada yang mencurigakan pada orang-orang lain.
Semuanya tak berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Bahkan Yang Jian juga tidak melihat bagaimana orang ini mati.
Perlu diketahui, mata hantunya tadi terus menatap semua orang, tujuannya untuk menemukan hantu yang bersembunyi. Tapi meski terus mengawasi, tidak ada tanda-tenda yang terlihat.
Hantu ini bukan sekadar bersembunyi biasa.
"Tidak tahu, tadi saya jelas melihat dia baik-baik saja, sama seperti saya yang terkejut berdiri karena suara di luar pintu." Wang Feng juga bermuka muram, telapak tangannya gemetar halus.
Gemetar ini mengandung ketakutan sekaligus kepanikan.
Karena Qu Hongtao tadi ada di sampingnya. Jika yang mati bukan dia, maka yang mati pasti dirinya sendiri. Keberhasilannya bertahan hidup hanya karena sedikit lebih beruntung.
"Tadi matanya melihat ke arah kalian, jadi hantunya ada di sisi kalian." Wang Feng menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu menunjuk suatu arah.
Itulah arah yang dilihat Qu Hongtao sesaat sebelum mati.
Di arah itu ada dua orang.
Elang dan Liu Qingqing.
"Hantu adalah salah satu dari kalian berdua."
"Jangan asal tunjuk."
Elang berkata dingin: "Kalau tadi bukan saya yang memukul mundur hantu di luar pintu, korban di dalam ruangan pasti lebih dari satu. Saya baru saja membantu, tapi kau sudah tak sabar menjeratku. Wang Feng, kau memang kejam."
"Lao Ying, kecurigaan terhadapmu Benar adanya. Seperti yang Liu Qingqing katakan sebelumnya, Hantu itu adalah kurir surat lantai empat. Jadi baik dia maupun Yang Jian tidak memenuhi syarat. Hanya kau yang memenuhi. Lagipula sebelumnya kau sudah diisolasi oleh kurir surat lantai empat lainnya, kalau tidak mana mungkin kau tinggal sendirian di ruangan 402. Kalau ini masih belum menjelaskan apa-apa, maka kecurigaan terbesar adalah karena kau pernah bertemu dengan mayat Li Yue sebelumnya."
"Pistol di tanganmu dan guci abu yang sudah kau pakai sebelumnya adalah benda gaib milik Lin Yue. Siapa Lin Yue, kalian seharusnya sudah tahu."
"Dia adalah kurir surat dari lantai tiga yang masuk ke lantai empat. Dialah yang membawa Hantu itu. Meski sudah mati, Hantu yang dibawanya masih ada."
Wang Feng bicara sekaligus tanpa jeda. Kemampuan analisis dan penilaiannya tidak buruk, seolah sudah menguasai yang sebenarnya, dengan yakin menuding Lao Ying.
Liu Qingqing mengerutkan kening, memandangi Lao Ying dengan curiga.
Dengan penjelasan ini, kemungkinannya sepertinya lebih besar daripada Wang Feng.
Hanya tersisa sedikit orang sekarang.
Setelah kematian Qu Hongtao dan Wang Shan, kecuali Yang Jian, Li Yang, dan orang biasa Yang Xiaohua, dari yang tersisa yang memenuhi syarat bukan Wang Feng dan sekutunya yang di sebelah, pasti Lao Ying.
Tapi kecurigaan terhadap Lao Ying terlalu besar.
Benda gaib di tangannya ada hubungannya dengan Lin Yue sebelumnya, juga Qu Hongtao sebelum mati terus memandangi Lao Ying.
"Jadi, kau adalah Hantu itu?" Wajah Yang Jian tenang memandangnya, tombak panjang di sebelah sudah diangkat.
"Liu Qingqing segera mundur beberapa langkah, menjaga jarak dari Lao Ying."
Lao Ying buru-buru menjelaskan: "Tidak, aku bukan hantu. Yang Jian, tenanglah. Sekalipun kau membunuhku, hantu pasti masih di ruangan ini. Aku tak ingin kematianku membuktikan kesalahan analisa Wang Feng."
"Analisa Wang Feng sangat logis, bahkan aku pun merasa dia benar." Yang Jian perlahan berdiri.
"Orang yang diretas hantu mungkin tak menyadarinya. Ini wajar. Dulu saat mengirim surat, aku pernah mengalami hal serupa: mayat korban hantu yang hidup sementara lewat kekuatan gaib, mengira diri mereka baik-baik saja. Lao Ying, kau merasa diri normal sekarang justru mencurigakan. Kalau tidak begini, hantu takkan bisa bersembunyi sedalam ini sampai sekarang." Wang Feng melanjutkan.
"Hentikan! Aku benar-benar bukan hantu! Percayalah! Andai aku hantu, tadi takkan membantu!" Lao Ying mundur ketakutan melihat Yang Jian mendekat.
Berhadapan dengan Yang Jian, ia bahkan tak berani melawan.
Ia tahu: sekali bertindak, meski bukan hantu, pasti langsung dihabisi.
Bola mata Yang Jian memancarkan cahaya merah menyala di ruangan redup. Tombak retak di tangannya siap meluncur ke arah Lao Ying.
Ia mulai bertindak.
Lao Ying tercekam kengerian, seolah mencium aroma kematian.
Namun sesaat kemudian, tombak retak itu tiba-tiba tertancap dalam-dalam ke lantai, menembus mayat Wang Shan yang terbaring.
Yang Jian berkata dingin: "Kau tentu saja bukan hantu, karena hantu sejati adalah Wang Shan."
Di lantai, mayat Wang Shan saat ini berkedut dengan cara ganjil, mengeluarkan teriakan menyeramkan yang membuat kerumunan kaget, namun mayat itu segera tak bergerak lagi.
Pembentukan kendali oleh paku peti mati, bahkan hantu paling ganas pun tak bisa melepaskan diri.
