Mata-mata dalam tim akhirnya terungkap.
Bahaya yang mengintai akhirnya berlalu, membuat semua orang lega. Bagaimana tidak? Jika tiba-tiba ada yang mati setiap beberapa waktu di bawah tekanan seperti ini, pasti akan terjadi kepanikan. Jika dibiarkan, korban bukan cuma Qu Hongtao dan Wang Shan saja.
Intuisi tajam Yang Jian dan kemampuannya mengerikan yang hampir tak tertandingi membuat semua orang kembali tunduk.
Bahkan Wang Feng yang barang gaibnya direbut tadi juga tak bisa berkutik.
Bahkan jika Yang Jian mau, Wang Feng bisa bergabung dengan timnya dan menuruti perintahnya.
Lagipula, tak ada yang bisa mengatasi situasi tadi lebih baik darinya. Hantu baru saja mulai membunuh orang kedua sudah ditemukan dan berhasil dibatasi.
Jika orang lain yang menanganinya, mungkin yang tersisa di ruangan itu cuma mayat dan hantu. Mustahil orang biasa bisa mengalahkannya.
“Lanjutkan istirahat, malam ini tinggal beberapa jam lagi sampai subuh, semoga semuanya berjalan lancar.” Yang Jian menggunakan paku peti mati untuk memakukan mayat Wang Shan, lalu menjaga sendiri untuk mencegah keadaan darurat.
Hantu ini bahkan tidak dipercayakannya pada Li Yang untuk dikirim melalui Pintu Hantu.
Jika memungkinkan, dia ingin menemukan metode yang lebih aman untuk mengurungnya, seperti menggunakan koper emas yang dilas rapat.
Benda ini sama sekali tidak boleh dilepaskan di masa depan.
“Langkah kaki tergesa-gesa di luar pintu sepertinya sudah kembali normal, tidak, tunggu, frekuensi langkah kaki di luar yang mondar-mandir mulai melambat, itu sedang pergi...” Li Yang langsung menyadari perubahan di luar.
Setelah mengalami kejadian tak terduga dimana hantu menendang pintu tadi, dia menjadi sangat waspada.
“Hantu sudah meninggalkan Kamar 404.”
Di luar pintu, suara langkah kaki semakin menjauh, seolah ada seseorang yang berlari cepat menghilang dalam kegelapan.
“Mungkin hantu di dekat pintu itu tertarik oleh Wang Shan,” analisa Lao Ying. “Kalau tidak, mana mungkin begitu kebetulan, baru saja situasi di sini selesai, langkah kaki di luar langsung pergi, dan waktu hantu menendang pintu tadi juga begitu.”
“Dua hantu di dalam dan luar pintu saling bekerja sama membunuh, kalau ini tidak ada hubungannya, saya tidak akan percaya meski dipukuli sampai mati.”
Wang Feng berkata: “Masalah ini sudah selesai, tidak perlu didiskusikan lagi. Lalui malam ini dengan tenang, lalu pikirkan cara menghadapi tugas pengiriman surat besok. Saya perlu istirahat sekarang, kalau tidak benar-benar tidak sanggup bertahan.”
Dia sudah lama berada dalam kondisi tegang secara mental. Besok mungkin akan menerima tugas pengiriman surat lagi. Saat ini, Li Yang sedang berjaga di sebelah pintu, sementara Yang Jian mengawasi di dalam ruangan. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat sejenak memulihkan tenaga dan pikiran.
Meski dikelilingi mayat dan hantu gentayangan yang terkurung.
Tapi sebagai kurir senior yang selamat dari lantai empat, mental rapuh seperti ini masih bisa diatasi.
Segera dia bersandar di tembok untuk beristirahat.
Seorang kurir lain dari lantai empat di sebelahnya juga melakukan hal serupa, berusaha memulihkan tenaga semampunya.
Siapa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Aku juga mau istirahat sebentar. Yang Jian, kalau ada sesuatu panggil saja, aku akan tetap waspada," kata Lao Ying sambil memberi isyarat pada Yang Jian.
Liu Qingqing tidak perlu tidur. Dia hanya berdiri diam di tempat, entah sedang memikirkan apa.
Waktu terus berlahan.
Setelah mengalami serangan gaib sambung-menyambung, suasana setelah lewat tengah malam terasa lebih tenang.
Langkah kaki di luar pintu sudah pergi, sekitar area ini relatif aman tanpa kehadiran hantu.
Tapi ini hanya berlaku untuk kamar tidur nomor 404. Di luar, bahaya mengerikan masih mengintai. Contohnya sekitar pukul tiga pagi, semua orang mendengar jeritan mengerikan dari sebuah ruangan di lantai empat.
Dari gerakan sebelumnya seharusnya bisa dinilai.
Sebuah hantu gentayangan telah menghancurkan pintu kamar tertentu, menerobos masuk dan membunuh kurir yang bersembunyi di dalamnya.
Pada pukul empat dini hari, langkah kaki tergesa-gesa kembali terdengar di koridor. Seorang hantu gentayangan mulai berlari mengitari koridor, lalu suara langkah kaki semakin melemah dan menjauh, hingga akhirnya menghilang tanpa bekas.
Ke mana hantu itu pergi? Tidak ada yang tahu jawabannya.
Pukul setengah lima dini hari.
Suara opera yang terdengar putus-putus di luar Kantor Pos Hantu akhirnya berhenti, dan tidak muncul lagi setelahnya.
Fenomena supernatural mulai perlahan menghilang seiring terbitnya fajar.
Tanpa disadari,
Malam yang menyiksa ini akhirnya berhasil dilewati.
Jarum jam menunjukkan pukul enam.
Di dalam ruangan yang redup, berbagai suara getaran halus mulai terdengar sambung-menyambung.
Banyak orang yang memasang alarm yang akan membangunkan mereka tepat pukul enam.
"Waktunya sudah tiba, pukul enam." Li Yang baru berani bergerak saat ini. Seluruh tubuhnya yang tegang mulai mengendur sambil meregangkan badan sebelum akhirnya berbicara.
Yang lain sebenarnya sudah lama tersadar. Mereka tidak benar-benar tertidur, hanya sekadar merem-melek saja.
"Malam yang terasa sangat panjang. Kukira benar-benar akan mati di sini, tapi ternyata berhasil kulewati." Elang memutar-mutar lehernya sambil menghela napas perlahan.
Ia sama sekali tak ingin berlama-lama di ruangan terkutuk ini.
Udara pengap yang bercampur bau busuk mayat membusuk membuat sesak napas.
Sebelumnya bertahan demi menyelamatkan nyawa, tapi siapa pun pasti ingin menjauhi tempat angker ini secepat mungkin.
"Li Yang, buka pintu dan periksa ke luar. Perhatikan misi pengiriman surat," kata Yang Jian.
Ia melirik ke samping.
Menemukan Yang Xiaohua ternyata tertidur, tubuhnya terlipat berbaring di lantai, satu tangan masih menggenggam ujung bajunya sendiri.
"Jangan tidur lagi, sudah waktunya bangun." Yang Jian mendorongnya.
Baru kemudian Yang Xiaohua terbangun perlahan, membelalakkan mata yang masih bingung.
"Berani benar tidur nyenyak." Wang Feng menertawakan sambil berkata demikian, lalu menggelengkan kepala pelan.
Dengan sikap seperti ini, dalam misi pengiriman surat berikutnya dia pasti akan tereliminasi.
Wang Feng telah melihat banyak kurir surat sejenis ini, sebelumnya beberapa kali mengandalkan keberuntungan naik lantai dengan cepat, tapi akhirnya tak terhindar dari kematian.
Pintu ruangan terbuka.
Di luar masih sama redupnya.
Hanya saja tidak segelap sebelumnya yang terasa menyeramkan.
Dari koridor luar memancar sedikit cahaya, seadanya bisa melihat sekeliling dengan jelas.
Kantor pos memang seperti ini.
Bahkan di siang hari pun sangat redup.
Kerumunan meninggalkan kamar tidur, keluar dari ruang 404, tiba di koridor.
"Huu!"
Semua menghela napas lega, merasa tubuh mereka seolah-olah hendak membusuk, memancarkan bau busuk.
"Berderit."
Bersamaan dengan itu, pintu ruangan lain juga terbuka.
Itu adalah pintu yang ditempeli kertas hitam di sekelilingnya.
Seorang pria muda sekitar awal dua puluhan, dengan tatapan tenang keluar, jelas dia juga seorang kurir surat yang bertahan dari bahaya semalam.
"Qin Kai?" Wang Feng mengenali orang ini: "Kau ternyata masih hidup."
“Kau saja tidak mati, bagaimana mungkin saya mati. Qu Hongtao menghilang, Zhu Lei juga tidak muncul lagi. Tampaknya mereka sudah mati. Semalam, sepertinya kau mengalami malam yang sulit.” Pria bernama Qin Kai berkata dengan nada tenang.
Seolah bahaya semalam sama sekali bukan masalah baginya.
Ini bukan berpura-pura, melainkan mental yang kuat telah mengatasi ketakutan akan hantu gentayangan.
Wang Feng berkata: "Bukankah kau juga hanya sendiri yang selamat?"
"Tak kusangka pagi ini cukup ramai. Banyak orang. Kukira kurir lantai empat hari ini hampir punah." Pintu 401 terbuka, seorang pria paruh baya keluar sambil menyalakan korek api untuk menghisap rokok, mencoba merilekskan diri.
Elang melirik dengan curiga: "Da Qiang? Kau ternyata bersembunyi di kamar 401!"
Da Qiang?
Jelas ini juga nama samaran.
Pria paruh baya bernama Da Qiang terkekeh sinis: "Apa leluconnya? Semalam saya pindah tiga kali tempat, hampir mati. Kalian malah berani berkumpul seperti ini, tidak takut ketemu hantu yang menyusup ke lantai empat?"
"Hantunya sudah ditemukan dan ditangani orang," kata Elang.
"Apa?!"
Da Qiang dan pria bernama Qin Kai langsung menyipitkan mata tajam.
"Ditangani? Jangan bercanda! Mengandalkan kau, atau palu kecil Wang Feng? Kalian tidak punya strategi untuk mengatasi hantu itu. Bisa menyelamatkan diri saja sudah bagus."
Keduanya tetap tidak percaya hantu yang bersembunyi di lantai empat sudah diselesaikan.
"Harus diketahui sejak hantu meretas hingga lantai empat, tak terhitung sudah berapa orang mati. Senior kurir surat yang punya harapan naik ke lantai lima pun sudah tumbang lebih dari satu."
"Dia yang menyelesaikannya." Lao Ying melirik ke arahnya.
Qin Kai dan pria paruh baya bernama Da Qiang memindahkan tatapan ke arah Yang Jian.
Ia melihat pria ini memegang tombak panjang aneh dengan badan tombak retak, ujung lainnya menusuk mayat kaku.
Mayat itu adalah pemuda tak dikenal yang belum pernah dilihat, mungkin bukan dari lantai empat melainkan pendatang baru kali ini.
"Benar sudah selesai?" Qin Kai masih menjaga sikap curiga.
Wang Feng berkata: "Prosesnya tak perlu dijelaskan, intinya hasilnya seperti ini. Kau mau percaya detailnya silakan, tak mau ya sudah."
Qin Kai dan Da Qiang diam seribu bahasa, jelas tak sepenuhnya yakin.
Tapi kurir surat lantai empat saat ini sudah tak muncul lagi.
Artinya...
Setelah semalam hanya segelintir yang bertahan, sepertinya ini total seluruh penghuni lantai empat.
Sungguh terlalu sedikit.
Padahal di lantai tiga, satu ruangan saja ada tiga atau empat kurir surat, ditambah ruangan lain totalnya setidaknya dua tiga puluh orang.
"Sudahlah, ini bukan saatnya bahas itu. Karena subuh sudah tiba, kita harus siapkan tugas pengiriman surat kali ini. Aku tak ingin berlama-lama di sarang hantu ini." Da Qiang menghisap rokoknya.
Semakin cepat tahu tugasnya, semakin cepat kita bisa pergi dari sini.
"Lihat, apa itu?"
Tiba-tiba.
Liu Qingqing menunjuk ke lubang langit di luar koridor.
Lubang langit diselimuti kegelapan di atas dan bawah, tak bisa melihat jelas. Tapi saat ini sebuah balon merah perlahan turun dengan surat merah terikat.
Balon merah itu berhenti di posisi lantai empat, lalu mengambang di udara tanpa gerakan lebih lanjut.
"Surat merah?"
Semua orang mengerutkan alut saat melihat warna amplop itu.
Surat merah adalah misi paling berbahaya di kantor pos. Setelah dikirimkan, semua kurir di lantai tersebut bisa naik ke atas, mengabaikan aturan harus mengirim tiga surat dulu.
Wang Shan yang mati dan Yang Xiaohua memang menyelinap naik dengan cara seperti ini.
Hanya saja surat jenis ini biasanya hampir mustahil muncul.
"Menarik." Yang Jian malah tersenyum tipis melihat ini.
Ini mungkin surat merah terakhir.
Setelah mengirimkannya, dia bisa naik ke lantai lima.
