Yang Jian yang telah mendeteksi keanehan di rumah kuno lebih awal, memilih menguburkan orang tua tersebut. Setelah itu, waktu berjalan dengan tenang.
"Meski di luar rumah kuno masih bertiup angin dingin, namun suasana tidak segelap sebelumnya, tangisan juga tidak muncul lagi. Sisa waktu berikutnya, kerumunan di dalam rumah pun dapat beristirahat, tidak perlu waspada seperti sebelumnya."
"Waktu berlalu dengan cepat, tiba-tiba sudah siang."
"Namun segala sesuatu di sini tetap tidak berubah sama seperti malam hari. Di dalam rumah kuno masih sangat redup, satu-satunya perbedaan adalah kerumunan merasa aura dingin dan menyeramkan yang tak terkatakan di dalam rumah kuno telah banyak lenyap."
"Perubahan ini hanya bisa dirasakan, tidak bisa dideskripsikan."
"'Apakah rumah kuno aman di siang hari?'"
"Membawa pemikiran ini."
"Semua orang kembali berani keluar dari ruangan, mulai mencari lebih banyak rahasia rumah kuno memanfaatkan waktu ini."
"Di lobi."
"Kerumunan kembali berkumpul bersama, mendiskusikan segala peristiwa yang terjadi semalam."
"Semua demi bertahan hidup."
"Saat ini meski ada kontradiksi pun harus ditangguhkan sementara."
"'Dengan batas dua belas jam: siang hari dua belas jam relatif aman di rumah kuno, setelah malam tiba menjadi sangat mengerikan. Semalam berturut-turut muncul suara ketukan pintu ganjil, desisan angin seperti tangisan, mayat orang tua yang bergerak, juga... kursi kayu tua di kedalaman lorong terdorong maju.'"
"Fan Xing berjongkok di lantai, sambil menghisap rokok mengerutkan kening berkata: 'Tepat empat fenomena supernatural, di baliknya semua merupakan pertanda datangnya bahaya maut, hanya saja fenomena ini terkendali saat tengah malam.'"
"'Karena saat itu mayat orang tua telah dimasukkan ke dalam peti mati merah itu.'"
"Setelah berkata demikian, dia menoleh ke arah kejauhan."
Yang Jian adalah orang pertama yang menyadari hal ini.
Fenomena supernatural yang tak berujung pangkal, ternyata bisa dihentikan dengan metode seperti ini. Mustahil bagi orang biasa untuk memikirkan cara ini.
"Jadi semua kejadian di rumah kuno ini terkait dengan pemakaman orang tua ini? Dari hari pertama hingga ketujuh hari arwah kembali, setiap hari kita harus menyelesaikan bagian ritual pemakaman. Kalau tidak, hantu gentayangan akan meretas masuk lebih cepat, dan kita semua akan mati?"
Zhou Deng mendekat, berbicara kepada Yang Jian.
"Begitulah dugaan saya. Jika kau punya ide lebih baik, silakan utarakan." kata Yang Jian.
"Tidak. Ini kesimpulan yang masuk akal, dan metodemu berhasil. Sekarang kita perlu menyimpulkan persyaratan hari kedua agar upacara pemakaman ini bisa berjalan lancar." ujar Zhou Deng.
"Jika hari pertama adalah memasukkan jenazah ke peti mati, bukankah hari kedua sesuai tradisi pemakaman kuno adalah hari tangisan?" Lao Ying yang berdiri di samping mengerutkan kening menyampaikan pendapat.
Fan Xing mendekat membantah: "Bukan tangisan. Semalam sudah ada suara tangisan. Itu pasti bagian yang sudah lewat. Menurutku hari kedua harusnya masa belasungkawa."
"Belasungkawa? Mustahil! Kau pikir ini upacara pemakaman ala Barat? Jika memasukkan ke peti mati adalah ritual hari pertama, maka hari kedua pasti berjaga malam. Semua orang harus tinggal di lobi menjaga peti mati, tidak boleh pergi." Wang Feng berkata penuh keyakinan.
"Setelah berjaga, kita harus memberi tahu keluarga dan kerabat untuk datang melayat. Ini disebut masa belasungkawa. Setelah itu diadakan pesta jamuan untuk tamu. Usai jamuan ketika tamu pulang, barulah prosesi penguburan dimulai."
Zhou Deng berkata: "Ini kan ngawur. Kalau dihitung begitu, hari ketujuh berkabung belum lewat sudah dikubur? Ada daerah yang perlu mengistirahatkan jenazah, 3 hari, 5 hari, sampai 7 hari. Yang umumnya tertib biasanya 7 hari. Setelah hari arwah pulang, baru dikuburkan. Ini sesuai tradisi juga sesuai sains."
"Karena dulu, orang bisa pura-pura mati. Kalau jenazah diistirahatkan beberapa hari, bisa terbangun dan hidup lagi. Makanya ada istilah hari arwah pulang."
"Ini sudah angker, masih bahas sains apa," seseorang membantah Zhou Deng tanpa sungkan.
Yang lain mulai berselisih mengemukakan pendapat masing-masing.
Tapi setelah diskusi ini, beberapa hal umumnya sudah bisa dipastikan.
Yang disepakati adalah hari kedua harus menghadapi tiga hal: berjaga malam, meratap, dan melayat.
Sedangkan prosesi pemakaman, penguburan, hari ketujuh berkabung adalah yang paling mustahil terjadi.
"Sebenarnya bisa dicoba satu per satu, lihat mana yang efektif baru diputuskan," tiba-tiba ada yang mengeluarkan usul.
Sarannya terdengar bagus, cukup hati-hati dan konservatif.
Mencoba?
Yang Jian meliriknya dingin: "Kau punya berapa nyawa untuk mencoba? Kalau melayat, kira kita yang melayat orang tua itu?"
"Sanak saudara yang melayat hanya istilah. Orang tua ini sudah mati, jadi mayat. Mana ada sanaknya? Nanti yang melayat pasti hantu gentayangan. Kalau salah uji, hantu masuk rumah kuno padahal belum hari melayat, kita yang sial. Fenomena gaib tadi malam masih kurang apa?" Fan Xing segera menimpali.
Sudah jelas.
"Jika tadi malam bukan pemakaman yang dilakukan, tapi memilih hal lain, fenomena supernatural itu pasti akan tak terkendali dan berkembang menjadi peristiwa supranatural."
"Dan satu langkah salah, langkah selanjutnya pasti ikut salah semua."
"Rumah kuno ini akan berubah menjadi rumah hantu, tak ada yang bisa bertahan hidup dalam situasi seperti itu."
"Sekarang masih pagi, kalau mau diskusi bisa dilanjutkan malam ini. Waktu aman di siang hari jangan disia-siakan. Menurut saya lebih penting untuk mempelajari rumah ini dulu, mengidentifikasi area berbahaya, dan bersiap-siap. Tadi malam terlalu buru-buru, banyak tempat yang belum sempat saya periksa." Zhou Deng berkata.
"Zhou Deng, kau cuma ingin mencuri barang-barang gaib kan?" Fan Xing menanggapi.
Zhou Deng membelalakkan matanya: "Kok bisa kau menuduh saya tanpa bukti? Ini bukan mencuri! Tempat angker begini mana ada yang ngurus? Ini namanya pembersihan! Saya kan kandidat komandan tim, membersihkan barang gaib yang tercecer itu bagian dari tugas! Kalau tidak saya ambil, benda-benda itu malah bisa memicu kejadian supranatural!"
"Ini semua demi keamanan kita bersama. Jadi ini bukan pencurian, sama sekali bukan."
Gila.
Tampaknya muka dia tebal sekali, sudah menyiapkan segudang alasan dan dalih.
Yang Jian menatapnya: "Barang-barang gaib di sini jangan diutak-atik. Semuanya sudah ditata rapi sejak dulu. Kalau main-main, keseimbangan di dalam rumah bisa hancur."
"Hm, penjelasan Kapten Yang logis." Zhou Deng mengangguk.
Tapi bicara itu bicara.
Saat kerumunan masih berdiskusi, dia mencari kesempatan kabur diam-diam ke ruang belakang, seolah area itu lebih menarik untuk dijelajahi.
Waktu dengan cepat terbuang sia-sia.
Sekejap, hari ini telah berlalu.
Hari pertama dari hari ketujuh berkabung disebut sebagai hari pemakaman, telah dipastikan kebenarannya karena sepanjang hari tidak ada keanehan yang terjadi.
Situasi hari kedua masih belum pasti dan perlu didiskusikan lebih lanjut.
Tak lama kemudian.
Sampai malam tiba.
Di dalam rumah kuno masih tidak ada perubahan, hanya saja mulai terasa dingin yang menyeramkan tanpa alasan jelas, dan perasaan dingin ini semakin dalam seiring berjalannya waktu.
Malam hari.
Angin mulai bertiup lagi.
Sejak pukul sembilan malam, suasana di rumah kuno mulai tidak normal.
Angin dingin malam terus berhembus, mulai pukul sepuluh berkembang menjadi tangisan sesekali, dan saat pukul sebelas tangisan itu semakin jelas terdengar. Fenomena supernatural sebelumnya tidak menghilang, malah kembali muncul. Namun hari ini yang terpenting sepertinya bukan angin ini, melainkan perubahan yang tidak wajar di dalam rumah kuno.
Seolah-olah ada sesuatu yang muncul di dalam rumah kuno, mulai mengeluarkan berbagai gerakan aneh.
Yang Jian tetap berada di ruangannya seperti sebelumnya.
Dia mendengar suara gerinda gigi yang aneh dari kedalaman lorong, suara kursi yang didorong hingga bergesekan dengan lantai, juga suara seperti seseorang sedang mandi di ruangan sebelah, gemerincing air yang terciprat...
"Ini dia lagi?"
Ekspresi Yang Xiaohua terlihat mati rasa. Dia terlipat di sudut ruangan, memegang balon merah itu, bergumam sedikit mengeluh.
Setelah bertahan melewati hari pertama di bus dan rumah kuno, dia sepertinya mulai beradaptasi, tidak lagi merasa takut dan cemas berlebihan.
Ini adalah bentuk perkembangan.
"Lagi pula dia bisa menjadi kurir surat, dan berhasil masuk ke lantai dua kantor pos, pasti ada sedikit potensi."
Namun, kecemasan sulit dihindari.
Karena fenomena supernatural baru muncul, dan terkonsentrasi di lorong tak berujung di luar ruangan.
Tapi tak ada yang berani menyelidiki situasi di sana.
Waktu menunjukkan pukul sebelas tiga puluh.
Tinggal setengah jam lagi menuju hari kedua.
Tapi kali ini, keanehan datang jauh lebih awal, seolah garis pembatas antar hari sudah tak jelas.
Ini jelas bukan kabar baik.
