Waktu di dalam rumah kuno perlahan berlalu.
Anggota yang tersisa akhirnya aman.
Pada hari kedua berjaga, berkat kekuatan Yang Jian sendiri yang memaksa menahan serangan hantu gentayangan dan mengoreksi waktu yang salah, jika tidak ada hal tak terduga yang terjadi, maka hari kedua dan ketiga akan berlangsung aman.
Namun pengorbanan yang diberikan juga sangat mengerikan.
Saat ini, hanya sedikit yang bertahan hidup di rumah kuno.
Lao Ying, Yang Xiaohua, Da Qiang, Fan Xing, dan seorang Pengendali Hantu tak dikenal.
Ditambah Yang Jian dan Li Yang, total hanya tujuh orang. Padahal saat turun dari bus, jumlahnya hampir dua puluh.
Tapi Zhou Deng dan Liu Qingqing hilang.
Tidak diketahui apakah mereka mati di luar rumah kuno atau masih bertahan di suatu tempat.
Dalam masa tenang yang singkat, kerumunan sempat beristirahat.
Selama periode itu, benar-benar tidak ada hantu gentayangan yang muncul lagi.
Satu-satunya yang aktif adalah Li Yang, yang membawa lentera putih mengitari rumah kuno untuk mencegah hantu gentayangan di luar yang tak terkendali meretas masuk lebih cepat.
Meski harus terus berjalan selama beberapa jam dengan kerja keras, setidaknya situasinya aman.
Selain itu, sebagai Pengendali Hantu, Li Yang tidak mengalami kehabisan tenaga fisik karena kondisi tubuhnya dipertahankan oleh kekuatan gaib.
“Tampaknya Hantu tidak akan benar-benar muncul lagi dalam waktu singkat.”
Fan Xing duduk santai di posisi lorong antara ruang belakang dan lobi, fisik-mentalnya sangat lelah. Dia menoleh ke arah ruang belakang.
Di sana ada Lao Ying yang menjaga.
Anggota lain perlu waktu untuk beristirahat dan menyesuaikan kondisi secepatnya. Tidak perlu semua orang terus-menerus syaraf menegang menjaga peti mati merah itu.
“Jika hari ketiga adalah hari membalas budi, seharusnya akan berjalan mulus. Karena kita masih memiliki lentera putih. Nanti tinggal pergi tepat waktu dari lobi dan bertahan di luar sehari penuh,” kata Lao Ying.
“Tapi melihat situasi ini, kesempatan kita hidup sampai hari ketujuh berkabung sangat tipis. Menurutku harus mencari cara untuk meninggalkan rumah kuno ini dan kembali ke bus itu.”
Pengendali Hantu tak dikenal itu kini memiliki keinginan kuat untuk segera pergi dari sini.
Ide ini wajar, tidak ada penolakan dari yang lain. Suasana terlihat sangat hening.
“Tidak mungkin. Tak ada yang tahu rute bus gaib. Menunggu kemunculannya di luar justru lebih sulit. Jika bisa bertahan sampai hari ketujuh di rumah ini, masih ada titik balik,” Fan Xing menggelengkan kepala. Setelah berkata, pandangannya beralih ke posisi Yang Jian di lobi.
Yang Jian masih duduk di tengah lobi. Matanya terpejam tanpa gerakan, seperti mayat yang tak beraura.
Tapi dia masih hidup.
Retakan di wajahnya terus memulih seiring berjalannya waktu.
Sekarang hari kedua sore pukul enam tepat.
Retakan di tubuh Yang Jian sudah pulih sebagian besar. Efek kutukan terakhir dari penggunaan golok kayu bakar mulai melemah.
"Kemunculan situasi seperti ini menunjukkan bahwa hantu gentayangan yang telah dibongkar di dalam rumah kuno juga sedang perlahan-lahan dibangkitkan kembali."
"Tapi pasti tidak secepat penyembuhan Bayangan hantu."
"Aku bisa pulih sepenuhnya sebelum pukul dua belas tiba, tapi hantu tidak bisa." Yang Jian memandangi luka yang sedang sembuh sambil menghitung progres kebangkitan hantu gentayangan di dalam rumah kuno.
"Mempertaruhkan nyawa hari ini memang sepadan."
"Bagaimanapun perhitungannya, pasti bisa bertahan sampai pukul dua belas hari ini."
"Setelah pukul dua belas, rumah kuno memasuki hari ketiga."
"Hari ketiga adalah pemberitahuan duka."
"Jadi selama melakukan tugas yang seharusnya di hari ketiga, semuanya akan aman."
"Zhou Deng mungkin sudah mati." Bisik hati Yang Jian: "Dia tidak muncul di rumah kuno, Li Yang di luar juga tidak bertemu dengannya. Kemungkinan besar tewas diserang hantu gentayangan di tempat tak dikenal di tengah perjalanan."
"Lebih baik mati. Jika si pembuat onar ini terus di dekat kita, pasti akan menimbulkan masalah lagi."
"Yang Jian, kau tidak mau menyantap sesuatu?"
Saat itu Yang Xiaohua mendekat dengan wajah lesu dan mata penuh darah, membawa air dan biskuit kompresi.
"Persediaan makanan dan air kita cukup untuk tujuh hari."
Yang Jian hanya menerima sebotol air dan menghabiskannya sekaligus: "Manfaatkan waktu aman ini untuk istirahat sebanyak mungkin. Untuk pemberitahuan duka besok, fisikmu tidak akan sanggup menahan."
"Aku tahu, tapi aku tidak bisa tidur. Sepertinya insomnia, tapi ini hal sepele. Jika bisa pulang hidup-hidup kali ini, semua akan tetap sepadan."
Yang Xiaohua menggelengkan kepala, merasa kesehatan mentalnya bermasalah, tapi dia tetap berharap bisa keluar hidup-hidup dari rumah kuno ini.
Jika bukan karena keinginan kuat untuk bertahan hidup ini, dia pasti sudah hancur berantakan dan bunuh diri.
Pengalaman seperti ini benar-benar sebuah siksaan.
"Kunci untuk melewati hari ketujuh berkabung terletak pada tiga hari di belakang. Menurut situasi saat ini, baik prosesi pemakaman di hari pertama, berjaga di hari kedua, maupun membalas kabar duka di hari ketiga - semuanya tidak memiliki risiko kontak langsung dengan hantu gentayangan. Alasan sampai ke tahap ini karena melakukan kesalahan yang merusak keseimbangan di dalam rumah kuno."
Yang Jian berkata: "Jika tiga hari pertama semuanya dilakukan sesuai hasil perhitungan normal, pasti tidak akan ada satu pun anggota yang mati."
Yang Xiaohua mengangguk, tiba-tiba dia bertanya lagi: "Yang Jian, pernahkah kau berpikir untuk mengabaikan tugas pengiriman surat kali ini dan keluar lebih cepat dari rumah kuno? Kau punya metode untuk pergi, benar kan?"
"Pergi sama dengan mengabaikan tugas pengiriman surat kali ini. Dan kegagalan misi, bagimu juga berarti kematian. Ini sama sekali tidak bermakna."
Yang Jian meliriknya, tahu bahwa saat ini semua orang mulai memiliki pemikiran untuk mundur.
Lagipula ini baru hari kedua.
Di belakang masih ada lima hari.
Semua orang paham di hati bahwa tujuh hari mustahil dilewati, kecuali jika terjadi keajaiban.
Daripada mati di sini, lebih baik setelah keluar menikmati beberapa hari ringan lalu bunuh diri, setidaknya mati tidak terlalu menyakitkan dan putus asa.
"Aku hanya bertanya seperti itu saja," kata Yang Xiaohua.
Yang Jian berkata: "Begitu misi pengiriman surat selesai, kau bisa membakar kertas surat untuk kembali ke kantor pos. Aku tidak berani memastikan apakah kertas surat di tempat ini bisa membuka jalan menuju Kantor Pos Hantu, tapi aku sudah menyiapkan langkah cadangan. Asalkan bisa bertahan sampai saat itu, kepergianmu pasti tidak bermasalah."
Dia biasanya jarang berbicara.
Tapi sekarang, ucapannya jadi lebih banyak.
Mungkin ini cara untuk meredakan tekanan dan menghindari kepanikan.
Kerumunan terus berbincang dan beristirahat secara bergantian.
Waktu berlalu dengan cepat.
Malam ini.
Tepat pukul dua belas tiba.
Tugas berjaga hari kedua resmi berakhir, sekarang masuk hari ketiga masa berkabung.
Begitu hari ketiga tiba.
Tidak ada keanehan muncul di rumah kuno, semuanya terasa sangat tenang.
"Yang Jian, hari ketiga sudah datang. Apa rencanamu?" Fan Xing datang dari ruang belakang sambil bertanya.
Da Qiang dengan wajah suram tanpa vitalitas berkata: "Menurut tata krama berkabung, hari ini kita semua harus meninggalkan rumah kuno, benar? Jika tidak pergi, mungkin bahaya lain akan muncul."
"Dugaan memang begitu, tapi aku tidak berani memastikan. Namun hal ini juga tidak bisa diuji dengan nyawa." Yang Jian berdiri dari lantai.
Dia meregangkan tubuhnya.
Tubuhnya yang remuk telah pulih sepenuhnya.
Kutukan golok kayu bakar telah berhasil diatasi, sementara mata hantu-nya yang restart di hari baru juga bisa digunakan lagi.
"Bagaimana jika di sini juga perlu penjaga malam? Aku harus memeriksa kondisi ruang belakang dulu untuk memastikan." Setelah berkata demikian, Yang Jian kembali ke ruang belakang menuju peti mati merah itu.
Saat ini.
Peti mati merah masih terletak tenang di situ tanpa perubahan apapun.
"Di depan peti mati, dua batang hio yang satu panjang satu pendek di dalam perapian dupa itu kini juga sudah berhenti menyala. Sepertinya sejak hari kedua ketika keseimbangan penjagaan malam gagal, mereka telah padam dengan sendirinya."
"Komandan tim, menurut saya pribadi, di hari ketiga berkabung ini seharusnya kita meninggalkan rumah kuno ini." Tiba-tiba Li Yang muncul di pintu belakang sambil membawa lentera putih.
Dia sendirian.
Namun cahaya pucat yang dipancarkan lentera itu memantulkan beberapa siluet ganjil di sekitarnya.
Hantu.
Dari awal sampai akhir, mereka selalu mengikutinya, hanya saja tidak menampakkan diri.
"Baik, aku percaya penilaianmu."
Yang Jian tidak menolak usulan Li Yang, karena dalam hatinya dia juga cenderung untuk mengajak semua anggota meninggalkan rumah kuno ini. Hanya saja masih ada sedikit keraguan.
Fakta bahwa Li Yang sudah berkeliling cukup lama sambil membawa lentera tanpa masalah, menunjukkan bahwa area luar relatif aman.
Tapi dia khawatir jika masih ada fenomena supernatural di dalam rumah kuno, peti mati ini mungkin tidak bisa terjaga.
"Mungkin aku keliru. Misi pengiriman surat ini menyatakan bahwa tujuh hari kemudian akan ada yang datang mengambil surat. Targetnya belum tentu orang tua di dalam peti mati ini. Bahkan jika benar orang ini pun tidak masalah, asalkan kita bisa bertahan sampai hari ketujuh, perubahan apapun pada mayatnya tidak menjadi masalah."
Setelah berpikir sejenak, Yang Jian akhirnya memberi isyarat pada kerumunan untuk mengikuti.
Semua orang sudah siap sejak lama. Begitu Yang Jian menyetujui, seluruh kerumunan segera meninggalkan rumah kuno.
"Selama berada di dekat lentera putih ini, kita tidak akan diserang hantu. Meski ada fenomena gaib di sekitar, tidak perlu terlalu khawatir." Li Yang menyambut mereka sambil tetap memegang lentera.
Tak lama kemudian.
Semua orang berkumpul bersama.
"Komandan tim, lentera ini lebih baik kau yang bawa." kata Li Yang.
Yang Jian juga tidak sungkan, mengangguk, langsung menerima lentera itu dan berjalan di depan.
