Setelah bertahan dari jaga malam hari kedua yang tak terkendali dan memasuki hari ketiga pemberitahuan duka, tanggal yang salah akhirnya sepenuhnya terkoreksi.
Yang Jian membawa lentera berwarna pucat mengitari rumah kuno, Fan Xing, Li Yang, Lao Ying dan lainnya mengikuti di belakang. Meski sepanjang jalan sunyi senyap, sejauh ini kita semua masih aman tanpa melihat fenomena gaib apapun.
Saat ini rumah kuno itu kosong melompong.
Tentang apa yang mungkin terjadi di dalam, Yang Jian sudah tak punya waktu untuk mengurusnya.
Dia tak mungkin terus menjaga mayat orang tua itu sambil menunggu mati. Bagaimana bertahan hidup sampai hari ketujuh berkabung adalah masalah utama.
"Tak boleh lupa misi lemari hantu masih menunggu untuk kuselesaikan." Yang Jian mengusap kunci tua yang disimpan di bajunya.
Dia berencana membuka pintu itu setelah hari ini.
Melihat apa sebenarnya yang ada di ruangan itu.
Meski berisiko, jika tidak segera bertindak, dia khawatir nanti tak ada kesempatan lagi membuka ruangan itu. Karena tempat ini semakin berbahaya tiap harinya, Yang Jian tak ingin membukanya saat kondisi paling kritis.
Sebab di dalam ruangan mungkin juga ada bahaya mengintai.
Yang Jian tak bisa menanggung dua risiko sekaligus.
"Di hari ketiga pemberitahuan duka memang aman. Terlihat berbahaya, tapi sebenarnya hantu sama sekali tak akan menyerang kita." Fan Xing memandang ke sekitar, melihat banyak fenomena gaib ganjil dan mengerikan muncul di sekitarnya.
Tapi sampai sekarang bahaya belum datang.
"Kami memang harus mulai memikirkan hari keempat, jika hari ketiga adalah pemberitahuan duka, menurutku hari keempat mungkin akan menjadi masa belasungkawa."
"Setelah pemberitahuan duka sesuai tradisi, semua yang menerima pemberitahuan harus menghadiri pemakaman, dan agenda pertama pemakaman adalah belasungkawa."
Belasungkawa?
Lao Ying mengubah ekspresinya: "Kemungkinannya memang besar, tapi jika hari keempat adalah belasungkawa, bagaimana cara menghindari bahaya? Dengan kata lain, apa yang harus kami lakukan di hari itu?"
Da Qiang di samping berkata: "Jangan lupa saat belasungkawa keluarga harus menangis meratap, mungkin tangisan itu adalah kunci untuk bertahan hidup."
"Tapi di hari pertama suara tangisan ganjil itu sudah muncul," kata Fan Xing.
"Mungkin kita harus memakai pakaian duka. Saat belasungkawa keluarga harus berpakaian berkabung, kurasa ini kunci untuk bertahan hidup," tambah Pengendali Hantu asing yang lain.
Lao Ying berkata: "Tidak realistis, karena di rumah tua ini tidak ada pakaian duka yang disiapkan. Kita tidak mungkin tahu sebelumnya bahwa ada orang tua yang meninggal di sini sehingga perlu memakai pakaian duka. Jadi metode bertahan hidup dengan memakai pakaian duka mungkin tidak tepat, meski aku tidak menutup kemungkinannya."
"Bukan tangisan ratapan maupun pakaian duka, maka hari keempat ini akan sulit," Fan Xing mengerutkan kening sambil berpikir.
Yang lain juga merenung.
Semua berharap menemukan metode bertahan hidup di hari keempat.
Petunjuk untuk bertahan hidup ini terkait dengan upacara pemakaman, semua berpusat pada mayat orang tua di dalam peti mati merah itu.
Jika tebakanmu benar, kau bisa bertahan hidup.
Begitu tebakan salah.
Maka keseimbangan rumah kuno akan hancur, hantu gentayangan akan mulai membunuh.
Kerugian kemarin sudah ditanggung.
Tak ada yang ingin mengalami hal seperti ini lagi, jadi di hari keempat kita harus menemukan metode yang benar untuk mencegah serangan hantu gentayangan terulang.
Di jalan membawa kaburung.
Kerumunan terus berdiskusi sambil menyampaikan pendapat masing-masing.
Meski jumlahnya tak banyak, setelah pengalaman sukses sebelumnya, semua sudah tahu aspek mana yang harus direnungkan, tak akan lagi menyimpang dari jalur.
Waktu hari ketiga berlahan habis.
Tengah malam pukul satu.
Mereka mengelilingi rumah kuno beberapa kali tanpa menemui bahaya.
Tengah malam pukul dua.
Mereka memilih beristirahat di tempat, juga tak mengalami bahaya.
Terbukti, selama membawa lentera putih ini - baik duduk maupun berjalan - semuanya dianggap sebagai ritual kaburung yang aman.
Pukul tiga pagi.
Yang Jian mulai mengusulkan memperluas area kaburung karena menurutnya jika tak memanfaatkan waktu ini untuk memahami situasi sekitar rumah kuno, kesempatan ini tak akan datang lagi.
Tanpa penolakan, mereka pertama kali aktif meninggakan sekitar rumah kuno dan menjelajah ke area lebih jauh.
Pertama dia memeriksa jalan tanah kuning di ruang belakang rumah kuno.
Zhou Deng pernah ke sana sebelumnya tapi kembali, mungkin tak menemukan apa-apa. Tapi karena penasaran, dia tetap memeriksanya.
Yang Jian dan rombongan menyusuri jalan tanah kuning hingga ujung, menemukan beberapa makam tua.
Juga melihat sebuah makam yang runtuh.
"Gambar almarhum di nisan menghilang, dan melihat kondisi makam ini sepertinya baru saja runtuh... Ada yang aneh." Yang Jian mencari di sekitar area ini, akhirnya menemukan jejak sepatu yang tampak muncul entah dari mana di tanah lumpur kuning ini.
Itu adalah bekas sepatu hak tinggi, sebuah lekukan, separuh jejak sepatu.
Jejak sepatu seperti ini mudah diidentifikasi karena berbeda dari yang lain.
"Ada seorang wanita yang mengenakan sepatu hak tinggi, berangkat dari sini, menyusuri jalan lumpur kuning ini menuju rumah kuno, dan sepertinya mengikuti di belakang Zhou Deng." Yang Jian mengungkapkan dugaan mengejutkan.
Lao Ying heran: "Tapi sebelumnya kami tidak melihat ada wanita berkaus sepatu hak tinggi... Tunggu, ada seseorang yang suka berjalan dengan sepatu hak tinggi."
"Liu Qingqing?"
Yang Xiaohua dan Li Yang serentak bersuara.
Benar.
Liu Qingqing memang mengenakan kebaya merah dan sepatu hak tinggi merah, berpenampilan seksi dan memikat, namun dalam kesegisan dan daya pikat itu tersirat sesuatu yang ganjil yang tak terungkapkan?
"Mungkinkah Liu Qingqing tersesat dari hutan tua dan sampai ke sini?"
Li Yang berkata; "Meskipun hutan tua ini saling terhubung, kemungkinan itu kecil. Liu Qingqing sama sekali tidak mungkin bisa hidup-hidup sampai ke sini, dia tidak memiliki kemampuan seperti itu. Lagipula hutan tua ini tidak terlalu luas, tidak mudah tersesat."
“Asumsikan yang muncul di sini adalah hantu yang mengenakan sepatu hak tinggi, sedangkan saat kita bertemu Zhou Deng sebelumnya, kita tidak melihat hantu gentayangan itu. Lalu kemana perginya hantu gentayangan berkaki tinggi itu?” Yang Jian merenung sambil memandangi kuburan tua yang runtuh.
Li Yang tiba-tiba mendapat ilham: “Dugaan puzzle! Hantu itu pergi mencari Liu Qingqing. Persis seperti dalam peristiwa gaib Unit 301 di mana Liu Qingqing secara tak terduga memiliki memori lain. Menurut ingatan aneh itu, dia berhasil mengendalikan dua hantu dan bertahan hidup.”
“Benar! Saya juga berpikir demikian. Pada diri Liu Qingqing tersimpan rahasia yang bahkan tak dia ketahui. Menjadi kurir surat mungkin bukan kebetulan, tapi sudah diatur sejak lama. Dari misi pengiriman surat sebelumnya, dia mendapat kebaya merah. Dari peristiwa gaib Unit 301, dia dapatkan boneka kayu itu. Sekarang di rumah kuno ini muncul sepatu hak tinggi... Jika sepatu itu berwarna merah, akan semakin mencurigakan.”
“Situasi ini persis seperti terus mengumpulkan potongan puzzle yang memang menjadi miliknya, lalu menunggu saat kebangkitannya tiba,” kata Yang Jian.
“Tapi sekarang bukan waktu membahas ini. Nasib Liu Qingqing masih belum jelas. Urusannya bisa ditunda. Baru saja saya mendapat ide tentang tugas di hari kelima.” Lao Ying tiba-tiba mengalihkan topik, matanya membelalak menatap nasi putih di depan nisan.
Kerumunan menoleh ke arahnya.
“Apa pendapatmu?” tanya Fan Xing.
Lao Ying berkata: "Jika hari keempat adalah penghormatan terakhir, maka hari kelima pasti adalah pesta, dan pesta membutuhkan persiapan barang untuk disantap tamu undangan. Tapi di rumah kuno ini jelas tidak ada orang hidup, yang datang ke pesta alkohol pasti hantu. Makanan untuk hantu sama sekali tidak kita miliki, tapi di sini ada."
Di depan setiap kuburan tua terdapat semangkuk nasi putih.
Sepertinya, inilah yang perlu dipersiapkan untuk hari kelima.
"Hari kelima adalah pesta hantu?" Yang Jian merenungkan sesuatu, menganalisis dengan serius, kemungkinan besar ini benar.
"Tak peduli asli atau palsu, bawa pulang dulu. Mungkin bisa digunakan." Da Qiang segera berkata.
Fan Xing berkata: "Kau gila? Di hari ketiga kau sudah membawa nasi yang dibutuhkan hari kelima, lalu hantu dari dua makam ini makan apa? Bisa-bisa keluar membunuh orang."
Wajah Da Qiang berubah dingin.
Memang benar.
Persiapan dini berisiko merusak keseimbangan di sini.
"Ambil mangkuk nasi dari makam yang runtuh ini. Bagaimanapun, hantunya mungkin sudah keluar." Yang Jian merenung sambil berkata.
"Komandan, jika hari kelima benar-benar pesta hantu, satu mangkuk mungkin kurang." Li Yang menunjukkan kekhawatiran.
Yang Jian berkata: "Aku juga sadar, tapi mengambil mangkuk lain juga berisiko."
"Ambil satu mangkuk dulu untuk melihat situasi? Jika hari kelima benar pesta hantu, baru ambil lagi?" Fan Xing mengusulkan demikian.
Lao Ying segera berkata: "Mustahil. Sesuai pengalaman saya sebelumnya mengirim surat, pilihan hanya ada satu kesempatan. Kali ini kita masuk ke sini dengan memanfaatkan periode aman pemberitahuan duka. Jika pemberitahuan duka berikutnya berakhir, lentera ini mungkin tidak akan melindungi kita lagi. Saat itu, mengambil nasi putih dari tempat sejauh ini pasti akan sangat sulit."
"Sampai membuat orang putus asa."
"Saya juga berpikir begitu."
Li Yang mengangguk: "Dari situasi sebelumnya terlihat jelas, segala sesuatu di rumah kuno sudah diatur. Hari ketiga wajib mengambil makanan untuk pesta hantu hari kelima. Inilah alasan kita harus aktif bergerak selama periode pemberitahuan duka. Jika kita diam di sekitar rumah kuno atau tidak datang ke sini, maka hari kelima akan menjadi jalan buntu bagi kita."
"Tanpa makanan untuk hantu, saat hantu gentayangan lepas kendali, kitalah yang akan dimakan di dalam rumah kuno."
"Tapi mengambil beberapa mangkuk nasi juga merupakan ujian bagi kita."
"Jika serakah mengambil semuanya, mungkin aman-aman saja, tapi bisa juga melepaskan hantu gentayangan yang akan mengejar kita. Jika tidak serahat dan hanya mengambil satu mangkuk, mungkin makanan saat pesta hantu tidak cukup, dan kita juga akan celaka. Jumlahnya harus kita tentukan dengan tepat."
Mata Yang Jian menyipit tipis: "Sebelumnya menguji keberanian, sekarang menguji kecerdasan."
Dia mengingat-ingat persiapan di rumah kuno.
Berharap bisa menemukan petunjuk atau peringatan tertentu.
"Benar-benar membuat pusing." Lao Ying mengusap-usap kepalanya, merasa sangat dilema.
Pilihan ini menentukan hidup atau mati di hari kelima.
Tidak boleh salah.
Meski hari keempat belum selesai diteliti, tetapi barang untuk hari kelima ini mungkin benar seperti yang dikatakan Li Yang, hanya bisa diambil saat melapor kabar duka pada hari ketiga. Jika melewatkan hari ini, tidak akan ada kesempatan lagi berikutnya.
