Kerumunan menilai kecepatan ketidakseimbangan rumah kuno.
Hasilnya memupuskan harapan.
Bila melihat situasi terkini, keseimbangan orang tua di peti mati merah tak sanggup bertahan 24 jam. Setelah pukul enam sore hari ini, bahaya mengerikan mungkin mulai menghampiri. Hantu-hantu di rumah kuno akan bergerak lagi, dan saat itu siapapun yang tersisa akan ditelan mentah-mentah.
Bahkan Yang Jian sekalipun takkan sanggup bertahan dalam kondisi seperti ini.
Penyebab ketidakseimbangan, menurut dugaan kerumunan, adalah hantu dari bus yang memasuki rumah kuno sehingga membuat timbangan miring.
Meski awalnya tak terlihat, seiring waktu konsekuensi ketidakseimbangan ini kian parah. Begitu titik kritis tertembus, segalanya akan tak bisa dikendalikan lagi.
“Masih ada cara apa lagi yang bisa membalikkan terjadinya situasi seperti ini?” Fan Xing membuka mulut, dia sangat gelisah, wajahnya terlihat sangat pucat.
Li Yang tatapannya bergetar lemah: “Satu-satunya cara untuk membalikkan situasi ini adalah dengan menemukan hantu yang menyebabkan ketidakseimbangan rumah kuno itu, lalu menangkap atau membatasi hantu tersebut agar tidak lagi mempengaruhi tempat ini. Dengan begitu keseimbangan akan pulih, tapi ini hanya solusi sementara.”
“Karena keseimbangan sudah mulai gagal berfungsi, ini berarti aktivitas hantu di rumah kuno akan dimajukan. Jika aksinya dimajukan setengah jam, kita harus bertahan melawan serangan hantu gentayangan selama setengah jam itu.”
“Jika sampai satu jam, maka kita harus bertahan selama satu jam.”
“Bagaimana mungkin ini bisa dilakukan? Setengah jam, satu jam? Saat berjaga malam itu saja kita tidak sanggup bertahan sepuluh menit. Hari ini jauh lebih mengerikan daripada malam berjaga itu.”
Fan Xing terkejut luar biasa: “Lebih baik kabur saja! Selagi rumah kuno belum tak terkendali, mari lari dari sini. Mungkin masih ada kesempatan untuk bertahan hidup.”
Li Yang diam saja, hanya menatap ke arah Yang Jian.
Pilihan untuk kabur atau bertarung, semuanya tergantung keputusan Yang Jian.
Dia percaya pada komandan tim.
Justru karena kepercayaan inilah dia bisa bertahan hidup sampai sekarang. Jika bahkan sang komandan tidak menemukan cara atau tidak percaya diri, maka anggota lain juga takkan mampu.
Yang Jian terdiam lama, setelah merenung beberapa saat akhirnya berkata: “Ada satu metode.”
“Apa?!” Fan Xing kini semakin terkejut, memandangi Yang Jian seolah melihat hantu.
Ini sudah situasi terjepit, masih ada solusi?
Apa ini lelucon? Atau sengaja bicara begitu untuk menenangkan hati orang?
Tapi di sini sekarang sudah tidak banyak orang tersisa. Belasan orang yang masuk ke rumah kuno ini sekarang hampir semuanya tewas, seharusnya tidak perlu lagi menstabilkan hati orang.
"Kau punya cara apa?" Zhou Deng mengusap dagunya, nada bicaranya tenang tanpa kepanikan.
Sikap mentalnya sangat baik, bisa menembus konsep hidup-mati, terlihat acuh tak acuh.
Sikap mental seperti inilah yang membuatnya dinominasikan sebagai komandan tim.
Yang Jian menatap Li Yang: "Buka pintu itu, masukkan semua hantu di rumah kuno ini. Masukkan sebanyak mungkin selama keseimbangan rumah kuno belum runtuh."
"Jika pintu itu dibuka terlalu lama, hantu gentayangan akan dilepaskan. Jika digunakan hari ini, arwah yang berkumpul di belakang pintu terlalu banyak. Pada hari ketujuh berkabung, kita tidak akan bisa menggunakan pintu itu dengan mudah." Wajah Li Yang berubah drastis.
Dia tahu pemikiran komandan tim.
Gagasan ini sangat brilian, merupakan kunci untuk memecahkan situasi buntu saat ini.
Tapi, ada pengorbanannya.
Pengorbanannya adalah kita mengabaikan persiapan mundur dari rumah kuno. Ini tindakan semua atau tidak sama sekali. Jika beberapa hari ke depan tidak bisa bertahan, benar-benar akan mati di sini.
"Tidak bisa peduli lagi. Kita harus jalan terus sambil menyesuaikan. Jika sekarang tidak menggunakan pintu itu, misi hari ini pasti gagal. Lagipula kita masih punya surat untuk mundur, mungkin surat itu bisa berfungsi sehingga tidak sepenuhnya putus asa." Kata Yang Jian: "Li Yang, jangan ragu lagi. Segera bertindak."
"Kalau komandan sudah memutuskan, saya tidak bisa berkata apa-apa lagi." Li Yang mengeratkan gigi, mengeluarkan gagang pintu tua.
Cat merah yang kusam dan terkelupas, gagang pintu ini sepertinya agak familiar.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, matanya menatap ke arah ruangan yang telah menghilang di sana.
Pintu Hantu.
Bukan pintu rumah yang itu kan?
Li Yang kini berdiri di sebelah dinding, tanpa ragu ia menyayat pergelangan tangannya hingga darah pekat mengalir keluar.
Dengan darah kental itu, ia melukis sebuah pintu di dinding.
Hanya bagian gagang pintu yang sengaja dikosongkan, posisinya tidak dilukis sama sekali.
Awalnya, pintu ini hendak dilukis di tubuhnya sendiri, namun demi kehati-hatian akhirnya dipindahkan ke dinding.
Setelah lukisan pintu di dinding rampung, Li Yang mengeluarkan gagang pintu kayu tua itu dan memasangnya tepat di bagian yang kosong.
Pemandangan ganjil yang tak terbayangkan pun tercipta.
Pintu yang dilukis dengan darah itu tiba-tiba mencuat keluar dari dinding, berubah menjadi pintu sungguhan yang bisa dibuka melalui gagangnya.
Di bawah pengaruh kekuatan gaib, lukisan pun bisa berubah nyata - sungguh melampaui logika biasa dan kognisi manusia.
"Komandan tim, sudah siap. Mau dibuka sekarang?" tanya Li Yang dengan suara panik.
Pintu ini sebenarnya bukanlah sarana yang aman.
Sebab begitu terbuka, hantu gentayangan akan berusaha keluar. Semakin lama terbuka, semakin banyak hantu mengerikan yang muncul. Karena itu pintu ini hanya untuk kabur saat genting atau mengurung sementara hantu gentayangan dalam keadaan darurat, bukan untuk dipakai terus-menerus.
Namun beruntungnya,
Li Yang memiliki kode nama "Hantu Menghadang Pintu".
Dengan kekuatan gaib dalam dirinya, ia bisa menutup paksa pintu ini untuk mencegah hantu gentayangan kabur keluar.
"Buka pintu ini langsung, aku akan melempar hantu ke dalam. Kau perhatikan situasi di belakang pintu, jika ada keanehan segera beri tahu. Aku akan menghentikan aksi." Yang Jian berkata.
"Baik."
Li Yang mengangguk, lalu menarik napas dalam-dalam. Ia memutar gagang pintu kayu tua itu perlahan-lahan hingga terbuka.
Di balik pintu, gelap gulita.
Tak ada yang terlihat, seperti jurang tak berdasar yang menyambungkan ke pintu neraka. Aura dingin menyeruak menusuk wajah. Tak seorang pun berani memasuki tempat itu.
Saat itulah Yang Jian bergerak.
Dengan tombak retak di tangan, ia langsung menikam sosok aneh yang berdiri tak bergerak di depannya. Efek paku peti mati langsung mengunci, lalu dengan ayunan tangan ia...
...melemparkan mayat itu ke dalam pintu yang terbuka. Jasad itu lenyap ditelan kegelapan di balik pintu.
Tak ada suara jatuh, tak ada bunyi apapun. Seolah mayat itu menguap begitu saja tanpa bekas.
Gerakan Yang Jian gesit. Setelah melemparkan mayat pertama, ia segera mengirim yang kedua.
Waktu adalah kunci.
Karena Li Yang tak bisa membiarkan pintu terbuka terus, ia harus mengusir semua hantu di lobi secepat mungkin.
"Bisakah Wilayah Hantu dipindahkan?"
Sambil bertindak, Yang Jian mencoba mengaktifkan wilayah hantunya.
Wilayah itu menyebar ke depan dan menyambung ke pintu gerbang yang terbuka, berusaha mengusir semua arwah gentayangan dari rumah kuno sekaligus.
Tindakan yang sangat ambisius.
Namun hasilnya, hanya belasan siluet dari kerumunan aneh itu yang hilang. Sisanya tetap tak tergoyahkan, tak terpengaruh oleh wilayah hantu.
"Gangguan gaib, Wilayah Hantu tidak bisa langsung memindahkan semua hantu, tapi efeknya tetap ada. Tidak semua hantu begitu mengerikan, yang tingkat keganasannya biasa saja sudah berhasil kupindahkan." Yang Jian berbisik dalam hati.
Tindakan ini langsung mengembalikan sebagian keseimbangan rumah kuno.
Mayat orang tua yang sempat hendak berbaring perlahan kembali duduk tegak.
"Berguna, jumlah hantu berkurang, situasi yang tak terkendali membaik." Fan Xing berseru gembira.
Meski efeknya tidak terlalu signifikan, selama dilanjutkan bisa memperlambat kecepatan ketidakseimbangan, bertahan melewati hari ini dengan mulus.
Saat ini Yang Jian tidak membuang waktu sedetik pun. Wilayah Hantu-nya memindahkan hantu gentayangan yang kurang berbahaya, sementara yang tak bisa dipindah ditangani langsung dengan paku peti mati untuk mengunci, lalu mayat-mayat itu dilemparkan masuk.
Li Yang berdiri di sebelah pintu yang terbuka, tangannya berada di pintu siap menutupnya kapan saja.
"Ternyata begitu, itu Pintu Hantu markas? Tak kusangka barang ini ada di tanganmu." Zhou Deng langsung paham: "Aku juga akan bantu."
Dia segera mendekat, menarik mayat yang berdiri kaku ke arah pintu hitam pekat itu dan melemparkannya masuk.
Efisiensinya kalah dari Yang Jian, tapi tetap berdampak.
"Aku juga bisa membantu." Lao Ying bangkit dari sudut ruangan.
"Jangan, kau jangan ikut campur. Ini bukan urusan orang dengan level sepertimu." Zhou Deng segera menghentikannya. Dia menggulung lengan bajunya, memperlihatkan dua memar di lengan yang area warnanya meluas seperti bercak mayat.
“Meski Hantu tidak bisa bergerak karena suatu alasan, kekuatan gaibnya masih ada. Mungkin tak bisa membunuhmu, tapi bisa menggerogoti tubuhmu. Kau hanya tidak mati karena terkena kutukan kotak musik, tapi itu tidak berarti tubuhmu tidak akan membusuk.”
Lao Ying menghentikan langkahnya: “Ternyata begini.”
Dia memahaminya dan tidak pergi membantu.
“Apa hantu gentayangan masih mengancam dalam situasi seperti ini?” Fan Xing juga ingin ikut membantu untuk meningkatkan peluang bertahan hidupnya, tapi mulai ragu-ragu.
Namun setelah beberapa saat keraguan, akhirnya dia menguatkan tekad untuk bertindak.
Dia mengulurkan tangan dan mencoba menggenggam salah satu manusia kertas berwarna hitam, berniat melemparkannya ke belakang pintu.
Karena dia merasakan aura bahaya dan keanehan yang sangat kuat dari manusia kertas ini, kegelisahan di hatinya semakin menjadi.
Tapi saat Fan Xing menyentuh manusia kertas itu, tiba-tiba boneka yang tadinya diam itu menolehkan wajahnya. Wajah aneh yang dilukis di atas kertas itu kini menghadap ke arahnya, dengan mata yang membelalak menatapnya tak berkedip.
“Tidak bisa digerakkan?” Keringat dingin seketika membasahi tubuh Fan Xing.
Dia merasakan manusia kertas itu seperti tertanam kuat, beratnya luar biasa, mustahil untuk diangkat.
Yang paling membuatnya ngeri, kepala manusia kertas itu perlahan mulai mendekat, semakin... semakin dekat...
Dia ingin menarik diri, tapi tangan kertas itu mencengkeram lengannya dengan erat, membuatnya tak bisa melepaskan diri.
Fan Xing melihat ekspresi manusia kertas itu berubah.
Boneka kertas itu sedang tersenyum.
"Senyuman norak, seperti dilukis, ekspresi wajah dengan besaran seperti ini tidak ada cara bagi manusia untuk melakukannya."
"Hantu ini bahkan rumah kuno tak bisa menahannya, hanya bisa dibatasi sementara, begitu mendekat, hantu ini masih punya kemampuan membunuh..." Fan Xing tersadar kaget di saat ini.
Dia meremehkan tingkat kengerian makhluk-makhluk hantu ini.
Benar.
Jika hantu-hantu ini biasa saja, tadi Yang Jian sudah menggunakan Wilayah Hantu untuk mengirim semuanya pergi, sama sekali tak perlu bertindak satu per satu.
"Apa aku akan dibunuh?" Fan Xing merasakan lengannya mengalami fraktur, patah.
Padahal jelas tangan benda di depannya ini terbuat dari kertas, tapi bisa memuntir lengan orang normal hingga patah.
Tapi sesaat kemudian.
Sebuah tombak retak tiba-tiba menyerang, menembus kepala manusia kertas, memakukannya ke tembok.
Manusia kertas hitam itu melepaskan pegangannya.
Fan Xing mundur dengan jiwa yang masih bergetar, ia menoleh ke samping sambil masih trauma.
"Kalau kemampuan kurang jangan menimbulkan masalah, diamlah di pinggir sambil berjaga. Korban hari ini sudah banyak, jika terus mati aku khawatir di hari terakhir tak ada cukup orang untuk mengusung peti."
Nada Yang Jian dingin. Ia mengambil tombak, mengayunkannya tanpa peduli. Manusia kertas itu terbang seperti sampah, jatuh ke balik pintu gelap, langsung menghilang.
Melihat ini Fan Xing merasa terkejut sekaligus bersyukur.
Kemampuan Yang Jian ini memang mengerikan, dengan paku peti mati itu, di lingkaran gaib ia benar-benar figur termasyhur. Sekali pun berhadapan dengan hantu gentayangan level ini tetap bisa dihadapinya dengan ringan.
Jumlah hantu berkurang secara drastis.
"Hantu-hantu ini tidak menghilang, juga tidak terkendali, hanya berpindah tempat, dikirim Yang Jian dari rumah kuno ke balik Pintu Hantu itu."
"Mengenai konsekuensi apa yang akan timbul kemudian, atau potensi masalah yang mungkin terjadi, Yang Jian tidak tahu, dan tidak mau ikut campur."
"Mayat orang tua itu duduk lagi, keseimbangan mulai pulih, efeknya sangat jelas." Lao Ying berkata dengan nada agak terkejut.
"Lagipula sejak Yang Jian mulai bertindak, setidaknya 20 hantu di lobi telah berkurang."
"Pengurangan jumlah sebanyak ini pasti berpengaruh, mustahil tidak ada reaksi sama sekali."
Li Yang tiba-tiba berteriak: "Komandan, tidak bisa dilanjutkan! Ada keanehan di balik pintu... Tidak, ada hantu yang hendak keluar!"
"Secepat ini?"
Yang Jian mengerutkan kening. Tanpa berbalik, mata hantunya mengintip Pintu Hantu di belakangnya.
Ia melihat bayangan di balik pintu mengeluarkan wajah pucat dengan mata terpejam, seolah hanya wajah tanpa tubuh dan kepala.
Wajah mayat pucat ini tampak ingin melangkah keluar dari pintu dengan mata masih tertutup.
Semakin menonjol ke depan.
Mayat membusuk yang cacat melayang dan menghantam.
Wajah itu lenyap.
Tapi segera muncul lagi, kali ini dua wajah mayat pucat, sama-sama bermata terpejam.
Hanya wajah kedua ini ekspresinya berbeda, terlihat agak berang.
Zhou Deng memanfaatkan kesempatan melempar mayat ganjil lainnya yang langsung menghantam dua wajah hantu itu.
Dua wajah orang ganjil menghilang.
Sesaat kemudian. Di balik kegelapan pintu, muncul empat wajah orang ganjil.
Dua wajah di belakang terlihat semakin penuh vitalitas, membawa kemarahan, bahkan mata mereka hampir terbuka lebar.
Dinding bergetar.
Tidak.
Pintu yang dilukis itu lah yang bergetar.
"Tutup pintu." Setelah melemparkan seekor hantu gentayangan ke dalam, Yang Jian langsung muncul di sebelah pintu dan menutupnya.
Batas membuka Pintu Hantu telah tercapai.
Hantu-hantu dalam kegelapan terpancing datang, ingin menggunakan pintu ini untuk keluar ke dunia nyata.
Karena itu pintu harus segera ditutup setelah dibuka beberapa saat.
Durasi pastinya tidak bisa ditentukan, mungkin semenit, mungkin lima menit, tergantung faktor keberuntungan.
Karena setelah pintu terbuka, hantu-hantu di baliknya butuh waktu untuk menemukan lokasi pintu. Jika keberuntungan kurang, begitu pintu terbuka sudah ada hantu gentayangan di sekitar yang langsung menerobos keluar. Jika beruntung, tidak ada hantu di belakang pintu sehingga butuh waktu cukup lama sebelum hantu muncul.
"Dari tampaknya kita harus berhenti di sini." Zhou Deng menepuk-nepuk tanah kotor di tangannya.
Setelah pintu tertutup.
"Braak!"
Dentuman keras terdengar dari balik pintu.
Benturan keras nyaris memaksa pintu terbuka. Li Yang buru-buru menggunakan kekuatan gaib Hantu Menghadang Pintu untuk mengunci rapat-rapat.
Benturan masih berlanjut.
Pada pintu muncul lekuk-lekuk wajah orang ganjil.
Sepertinya hantu gentayangan sedang menabrak pintu dengan wajahnya, meninggalkan jejak.
"Hapus lukisan pintu rumah itu." Yang Jian langsung berkata.
“Keduanya dengan cepat mengoleskan darah di dinding, merusak bentuk pintu.
Tak lama kemudian.
Pintu yang muncul dari tembok mulai menghilang drastis, seakan akan tenggelam kembali ke dalam dinding.
Tabrakan di balik pintu menjadi semakin mengerikan.
Pintu yang semula tenggelam dalam tembok tiba-tiba terpaksa muncul akibat benturan keras.
Meski lekuk pintu sudah tak terlihat, tak memenuhi syarat untuk membuka Pintu Hantu, kekuatan gaib tetap memaksa pengaruhinya, berusaha menariknya kembali dengan paksa.
Keringat dingin bercucuran di wajah Li Yang.
Hantu ini sungguh ganas, bahkan Pintu Hantu pun tak bisa membendungnya. Hari ini benar-benar sial sekali, ternyata di balik Pintu Hantu muncul arwah penasaran yang tak bisa dinilai dengan logika biasa.
Yang Jian tak bicara, langsung meraih gagang pintu tua di dinding dan mencabutnya dengan paksa.
Tanpa dukungan kekuatan gaib, pintu mulai menghilang dengan cepat.
Tapi hantu gentayangan di balik pintu tak rela kembali ke kegelapan. Lekuk-lekuk wajah ganjil bermunculan sambung-menyambung di dinding, seolah tetap ingin menyerbu meski tak ada pintu.
"Tanpa gagang pintu pun kekuatan gaib masih bisa mempengaruhi area ini... Benda hantu ini sungguh menakutkan." Yang Jian berdiri tegak memegang tombak retak, wajahnya tegang.
Jika benda ini berani menyerbu, dia akan langsung menggunakan semua strategi untuk membatasinya.
Jika tidak, begitu benda ini dilepaskan, keseimbangan rumah kuno pasti terganggu dan semua orang akan mati.
Lekuk wajah di dinding semakin banyak, berjuang melengkung-lengkung seperti proyeksi film, berusaha berubah dari pengaruh dua dimensi menjadi citra tiga dimensi.
Tapi sesaat kemudian.
Semua lekuk wajah tiba-tiba berhenti bergerak.
Kemudian segera menghilang.
Fenomena gaib di dinding mereda, hanya menyisakan beberapa lekuk sisa wajah manusia.
Akhirnya kekuatan gaib di Pintu Hantu pergi, tidak berhasil meretas masuk.
Yang Jian menghela napas lega, matanya tertuju pada peti mati merah.
Mayat orang tua yang duduk di dalam peti mati itu, entah sejak kapan menghadap ke arah sini, ekspresinya masih tegas, garang, dan ganjil.
"Apa mayat orang tua ini yang akhirnya membantu? Atau setelah membawa pergi begitu banyak hantu gentayangan, dia masih punya sisa kekuatan gaib untuk mengganggu hantu lain yang mencoba meretas Rumah Kuno ini?" Yang Jian berbisik dalam hati.
Dari tampaknya.
Kunci bertahan hidup hari ini adalah memastikan mayat orang tua ini tidak mengalami kelainan.
Hantu baru bisa menghadapi hantu.
Mayat orang tua yang mampu menghadapi begitu banyak hantu gentayangan, seberapa mengerikankah tingkatannya?
Benarkah hari ketujuh berkabung akan aman?
Yang Jian menduga, hari-hari sebelumnya mungkin hanya pembuka, tantangan sebenarnya adalah menghadapi mayat orang tua ini di akhir.
"Di hari ketujuh, mungkin mayat ini harus dikubur bersama paku peti matiku, kalau tidak akan sulit dikendalikan."
Pikiran itu tiba-tiba muncul di benaknya.
Jika tidak mengorbankan satu paku peti mati.
Saat arwah kembali di hari ketujuh, mayat orang tua ini bangkit sebagai hantu gentayangan, siapa yang bisa bertahan?
