Memanfaatkan keberadaan Pintu Hantu, Yang Jian memaksa mengurangi jumlah hantu di Rumah Kuno. Hantu yang tidak terlalu ganas langsung dipindahkan ke Pintu Hantu menggunakan wilayah hantu, sementara yang tidak bisa dipindah dilempar masuk dengan paku peti mati.
Dalam situasi seperti ini, sudah tidak sempat lagi untuk mengurung dan membatasi hantu gentayangan tertentu. Yang harus dilakukan adalah mengembalikan keseimbangan rumah kuno.
"Berhasil diatasi tanpa insiden, pintu menghilang. Hantu di balik pintu itu tidak berhasil meretas masuk," kata Li Yang sambil menghela napas lega.
Hingga saat ini, hatinya masih trauma.
Kemampuan Hantu Menghadang Pintu gagal berfungsi lagi, bahkan tidak bisa menghalangi wajah mayat yang mengerikan dan ganjil itu.
Yang paling tak terduga adalah, meskipun pintu akhirnya menghilang, wajah mayat itu tetap muncul di dalam rumah kuno. Akhirnya, keberadaan orang tua dalam peti mati-lah yang mengembalikan hantu itu.
Di dinding, masih tersisa lekuk beberapa wajah manusia.
Itu adalah jejak yang ditinggalkan setelah invasi gaib gagal.
"Hantu di balik pintu terlalu mengerikan. Dalam waktu singkat, pintu ini tidak boleh dibuka lagi," kata Yang Jian dengan ekspresi serius.
Li Yang mengangguk dengan penuh kesadaran.
"Efeknya bagus, keseimbangan telah kembali. Setidaknya selama beberapa jam ke depan kita tak perlu khawatir tentang masalah kehilangan kendali," kata Zhou Deng sambil memandangi lobi yang hampir kosong dengan cukup puas.
Sebelumnya, mereka berdua bekerja sama memasukkan hantu ke Pintu Hantu, langsung mengosongkan semua hantu di lobi.
Sisanya telah mundur ke posisi lubang langit.
Mayat orang tua itu juga kembali duduk tegak dari dalam peti mati, tubuhnya kaku dan lurus tanpa tanda-tanda akan berbaring lagi.
"Sungguh tak kusangka ada metode seperti ini," kata Lao Ying dengan takjub.
"Strategi Yang Jian benar-benar tak ada habisnya. Pada hari kedua, penjagaan malam menjadi tak terkendali; di hari keempat, upacara penghormatan kehilangan keseimbangan—semua ini dipulihkannya seorang diri dengan paksa. Tanpa dirinya, pastilah kami semua sudah dihabisi."
Ternyata.
Tingkat kesulitan misi ini bukan untuk kurir surat lantai empat, melainkan khusus disiapkan untuknya.
"Semoga semuanya berjalan normal sebelum pukul dua belas malam ini." Lao Ying memandangi rumah kuno yang telah kembali tenang, hati kecilnya berbisik begitu.
"Istirahatlah sebentar. Beberapa jam ke depan tidak akan ada masalah. Kuncinya adalah apa yang terjadi antara pukul sebelas hingga dua belas nanti. Tapi melihat begitu banyak hantu gentayangan telah terkirim, seharusnya tak ada kejutan lagi."
Yang Jian merasa lega melihat lobi yang sepi tanpa kehadiran hantu gentayangan yang mendekat.
Matanya menatap tajam ke arah sumur tengah tempat para hantu gentayangan membeku tak bergerak.
Di dalam hati, ia sangat paham: di balik siluet-siluet diam itu, puluhan mata hantu mengerikan sedang mengamatinya. Andai bukan karena mayat orang tua itu masih berguna, entah berapa serangan gaib yang harus dihadapinya dalam sekejap.
Serangan supernatural seperti itu pasti akan melahapnya bulat-bulat, sama sekali tak mungkin ditahan.
Waktu terus bergulir.
Satu jam demi satu jam berlalu.
Suasana rumah kuno itu sunyi senyap.
Radio aneh dan lima jari terpotong yang dilempar ke dalam peti mati merah itu juga tak menunjukkan fenomena ganjil.
Pukul delapan malam... sembilan... sepuluh.
Hari kelima semakin mendekat.
Sekitar pukul sebelas, suara pintu terbuka tiba-tiba bergema di koridor sebelah.
Gah!
Ini adalah suara khas yang dihasilkan saat pintu kayu tua dibuka.
Seorang diri sepertinya muncul dari salah satu ruangan di sana.
Itu adalah seorang wanita berbaju kebaya merah dengan sepatu hak tinggi berwarna sama, bertubuh anggun dan seksi.
"Liu Qingqing?"
Lao Ying membelalakkan matanya, lebih terkejut daripada melihat hantu, memandangi wanita yang tiba-tiba muncul dari lorong ini dengan tak percaya.
"Tidak mungkin! Bukankah dia sudah mati beberapa hari lalu setelah turun dari mobil? Bagaimana mungkin masih hidup, apalagi muncul dari ruangan dalam rumah kuno ini?" Fan Xing juga sangat terkejut.
"Mungkin ini bukan dirinya yang asli. Bisa jadi dia sekarang adalah hantu."
Kemudian, muncul lagi pemikiran seperti ini di benaknya.
Hanya dengan cara ini bisa dijelaskan mengapa Liu Qingqing muncul di rumah kuno pada malam ini.
Tapi di antara mereka, hanya Yang Jian yang sangat yakin bahwa Liu Qingqing masih hidup, tidak mati.
Dia diselamatkan.
Diselamatkan oleh Pengendali Hantu era Republik yang menggunakan tubuhnya untuk beraktivitas, sehingga tidak terlihat di rumah kuno ini.
Mata hantu Yang Jian terus menatap Liu Qingqing, mengamati setiap gerak-geriknya.
Di mata Liu Qingqing terlihat kebingungan, kewaspadaan, dan kecemasan yang sangat manusiawi, tidak lagi datar, dingin, dan tanpa perasaan seperti sebelumnya.
Ini menandakan bahwa dia dalam kondisi normal.
"Yang... Yang Jian? Lao Ying? Tempat... tempat apa ini?" Ekspresi Liu Qingqing langsung menunjukkan semangat saat melihat mereka berdua.
Dia seolah-olah kehilangan ingatan.
Sama sekali tidak tahu kenapa bisa berada di dalam rumah kuno ini, juga tidak paham bagaimana dirinya bisa sampai ke sini.
"Dari tampaknya kau sudah normal, Liu Qingqing." Yang Jian berkata dengan raut dingin: "Potongan puzzle di tubuhmu bertambah satu, sekarang kau sudah bisa mengendalikan tiga ekor hantu?"
Ia memperhatikan, model sepatu hak tinggi merah di kaki Liu Qingqing telah berubah.
Model ini sangat bergaya era Republik, tidak seperti desain modern, persis sama dengan yang dipakai wanita ganjil tadi.
Mungkinkah ini hadiah yang ditinggalkan orang itu untuk Liu Qingqing?
"Begitu? Tapi aku sama sekali tidak ingat kejadian sebelumnya, hanya tahu dikejar hantu lalu lari masuk ke hutan tua itu, kemudian ingatanku hilang... Ketika kembali tersadar, ternyata aku berada di ruangan tua yang reot, baru saja keluar langsung melihat kalian."
Liu Qingqing menunduk melihat sepatunya.
Ia juga menyadari sepatu hak tinggi merah ini sangat tidak normal.
Bisa jadi barang gaib, atau mungkin arwah gentayangan.
"Apa ini gedung kuno yang dulu kita lihat dari bus? Siapa yang membawaku kesini?" Banyak pertanyaan di kepala Liu Qingqing.
Yang Jian menjelaskan: "Tidak ada yang membawamu. Kau datang sendiri. Dirimu terkena gangguan gaib yang mempengaruhi kesadaran."
Ia tak ingin berpanjang lebar.
Soal wanita era Republik itu pun ia tidak tahu bagaimana menjelaskannya, apalagi ini urusan rahasia yang tak ingin dibagi ke siapapun.
"Benarkah?" Liu Qingqing mengerutkan kening penuh tanya, sambil berusaha mengingat-ingat.
“Akibatnya, memori itu seolah dihapuskan, sama sekali tidak eksis. Saya mengalami kekosongan memori selama beberapa waktu.”
“Ini bukan pertama kalinya terjadi.”
“Saat di Unit 301 Kota Dachuan sebelumnya, dia pernah mengalami hal serupa - memori yang bukan miliknya muncul, lalu dirinya mulai bertingkah aneh.”
“Tak disangka kali ini terulang lagi.”
“Liu Qingqing pertama kali bertemu menggunakan kebaya merah. Mungkin sejak kontak pertamanya dengan hal gaib, dia sudah menerima pengaruh. Hanya saja seiring waktu pengaruhnya semakin dalam, bahkan dia sendiri tidak menyadarinya.”
Yang Jian merasa Liu Qingqing sekarang sudah tidak bisa dianggap sebagai Liu Qingqing asli lagi.
“Kesadarannya hanya sementara. Pada suatu momen di masa depan, diri aslinya akan menghilang sepenuhnya dan digantikan oleh sesuatu.”
Meski tidak ada bukti, Yang Jian memiliki firasat ini.
Hantu yang dikendalikan Liu Qingqing adalah sejenis puzzle. Dia hanya memilikinya sementara. Setelah puzzle terkumpul sempurna, keberadaannya akan kehilangan makna.
“Jangan terlalu dipikirkan. Selama tidak mati itu sudah bagus. Bagaimana caranya bertahan hidup tidak penting. Sekarang anggota kita sudah hampir habis. Kedatangan teman baru ini benar-benar bantuan di saat kritis.” Zhou Deng berkata langsung.
Dia sama sekali tidak peduli dengan rahasia Liu Qingqing.
Baginya, selama Liu Qingqing masih manusia hidup, itu sudah cukup.
“Benar juga. Hari ini sudah dua Pengendali Hantu yang tewas. Kehadiran Liu Qingqing menambah kekuatan kita. Ini memang kabar baik.” Li Yang berkata sambil menoleh ke Yang Jian.
Li Yang khawatir komandan tim saat ini karena tidak tenang sehingga akan menghabisi Liu Qingqing.
Liu Qingqing terlihat heran: "Tidak mungkin, yang lain sudah mati? Bagaimana dengan kurir surat di lantai empat?"
"Maksudmu Wang Feng, atau Da Qiang? Mereka semua sudah mati. Da Qiang tewas hari ini, mayatnya bahkan tidak tahu dibuang ke mana. Wang Feng meninggal di hari kedua rumah kuno. Sedangkan yang lain juga mati satu per satu dalam dua hari terakhir. Saat ini yang masih aktif hanya kami sekian orang." Lao Ying berkata sambil menunjuk Yang Xiaohua yang melayang di udara.
"Yang ini masih belum jelas hidup atau matinya."
Liu Qingqing berkata: "Ternyata rumah kuno ini memang mengerikan beberapa hari terakhir, sampai banyak korban seperti ini. Tapi aku tidak tahu pengalaman apa yang terjadi sebelumnya, bisakah kau ceritakan?"
"Tidak masalah."
Lao Ying dengan kemurahan hati menjelaskan secara garis besar aktivitas hari pertama memakamkan jenazah, hari kedua berjaga malam, dan hari ketiga memberitahu kabar duka.
"Seperti yang kau lihat, sekarang hari keempat melayat. Segera masuk hari kelima. Semua orang khawatir sisa satu jam terakhir ini rumah akan kehilangan keseimbangan, sedang mencari cara untuk menghadapinya."
"Sulit dibayangkan, tanpa informasi pengingat atau petunjuk apapun, kau ternyata bisa menyimpulkan aturan empat hari pertama rumah kuno ini."
Liu Qingqing juga memandangi Yang Jian dengan takjub: "Denganmu saja sudah banyak korban, jika tanpamu mungkin semua sudah dihabisi sejak hari pertama."
"Bicara panjang lebar tak ada artinya. Salah satu langkah saja, semua akan mati. Benar empat hari pertama pun untuk apa?" Wajah Yang Jian datar.
Tidak ada sukacita, juga tak ada rasa syukur. Yang ada hanyalah desakan dan tekanan berat.
"Hari kelima menurut dugaan adalah pesta hantu. Aku yang tersadar sekarang ini mungkin tidak bisa membantu apa-apa," kata Liu Qingqing.
"Akan selalu ada saat di mana kami membutuhkanmu," kata Yang Jian sambil memandanginya.
Wanita era Republik yang memilih melepaskan Liu Qingqing saat ini pasti memiliki pertimbangan. Kalau tidak, dia bisa menunggu sampai hari ketujuh berkabung berakhir baru melepaskannya. Dengan begitu Liu Qingqing bisa menyelesaikan tugas pengiriman surat ini tanpa menanggung risiko apa pun.
Oleh karena itu,
Sebaliknya, bisa disimpulkan
Liu Qingqing akan memainkan peran krusial pada hari kelima.
Adapun peran apa, itu tergantung pada apa yang akan terjadi di sini pada hari kelima.
Kedatangan Liu Qingqing meski tidak mengubah situasi, namun kehadiran seorang Pengendali Hantu tambahan yang juga kurir surat lantai empat ini menambah variabel baru bagi sisa anggota yang masih bertahan.
Dalam keputusasaan, satu perubahan tambahan sama dengan satu harapan tambahan.
Waktu kembali menunjukkan pukul sebelas tiga puluh.
Saat itu, kerumunan melihat mayat orang tua di peti mati tidak lagi tegak, perlahan mulai berbaring kembali seolah menghabiskan napas terakhirnya. Sudah tidak ada cara lagi untuk mempertahankan pengendalian atas rumah kuno ini.
"Hantu masih belum bergerak."
Yang Jian memperhatikan, hantu di lubang langit rumah kuno masih belum melakukan invasi lebih lanjut. Masih berdiri diam di tempatnya.
Sisa waktu setengah jam pun perlahan berlalu.
Akhirnya,
Saat waktu menunjukkan pukul sebelas lima puluh menit, perubahan terjadi.
Mayat orang tua itu akhirnya tidak begitu kaku lagi, berbaring sempurna di dalam peti mati. Ekspresi garang dan tegas di wajahnya kembali berubah menjadi tenang, seolah-olah meninggal secara wajar.
Pukul sebelas lewat lima puluh satu menit.
Keanehan muncul.
Di area lubang langit, gumpalan bayangan merayap sepanjang tembok.
Bayangan itu ternyata sosok manusia yang sedang berjalan, siluet dan wajahnya sangat buram, mirip pantulan cahaya tapi bukan, karena lebih menyerupai gambaran dari proyektor modern.
Siluet ini mulai melintasi lubang langit dan memasuki lobi utama.
Begitu hantu gentayangan ini masuk, tubuh semua orang mulai berubah buram dan melengkung.
Mereka mulai ditarik oleh kekuatan gaib, berubah menjadi proyeksi kabur.
Kebaya merah Liu Qingqing semakin berkilauan, memancarkan cahaya merah samar. Sosok buramnya segera pulih.
Berkat kebaya itu, dia terisolasi dari pengaruh gaib.
"Hantu yang tak bisa diusir pasti level keganasannya tinggi. Hantu ini bisa bergerak secepat ini, level bahayanya mungkin sudah A. Meski belum mengincar seseorang, pengaruh gaibnya tetap mengganggu semua orang." Wajah Yang Jian berubah drastis, menyadari jubah berkabung mulai gagal berfungsi.
Hari belasungkawa keempat hampir berakhir.
Efek jubah berkabung pasti semakin melemah.
Beberapa menit terakhir ini momen serah terima yang paling berbahaya, karena tak ada yang bisa menjamin bisa selalu tepat waktu mengubah aturan rumah kuno ini.
"Bayangan hantu Yang Jian bergoyang-goyang, bayangan hitam besar menyelimuti dirinya sendiri, menahan pengaruh itu."
"Siluet hantu gentayangan yang mengerikan itu berjalan bolak-balik di sepanjang dinding rumah kuno, seolah-olah arwah ini tak bisa sepenuhnya mewujud, hanya eksis sebagai bayangan. Namun mampu mempengaruhi orang di sekitarnya, mengubah mereka menjadi siluet manusia di dinding."
"Ingin mengubah nasib, wajib melawan dengan kekuatan gaib."
"Zhou Deng tidak takut."
"Topeng kulit manusia masih menempel di wajahnya, statusnya sekarang adalah hantu gentayangan, mengabaikan pengaruh semacam ini."
"Komandan tim..." Li Yang kali ini membelalakkan matanya.
"Tangannya mulai menghilang, berubah menjadi bayangan di lantai. Kakinya juga lenyap, berubah dengan cepat menjadi siluet di lantai."
"Lao Ying duduk di sudut tembok, dadu hantu di depannya berputar-putar dengan gila-gilaan."
"Ada hantu yang terlibat dalam permainan ini."
"Ini belum sampai hari kelima, apakah hantu sudah tidak sabar ingin mulai membunuh?" Yang Jian langsung menyergap, mata hantunya membelalak, wilayah hantu menyebar, langsung menutupi Li Yang.
"Tanda-tanda erosi pada tubuh Li Yang berhasil dihentikan, tapi tak bisa kembali seperti semula."
"Pengaruh gaib semacam ini tak mudah dibalikkan, kecuali dengan restart."
"Tapi Yang Jian hanya bisa merestart dirinya sendiri, tak ada cara merestart orang lain."
"Li Yang kehilangan satu tangan, dan kedua kakinya."
"Tapi yang ganjil, dia masih bisa berjalan, kaki proyeksinya terlihat di lantai, sementara tubuhnya sendiri tak terpengaruh."
"Sungguh sesuatu yang tak terbayangkan."
"Terkutuk!" Fan Xing kali ini merintih rendah.
"Dia juga mulai terpengaruh, tubuhnya perlahan terserap ke permukaan lantai, berubah menjadi proyeksi."
"Wilayah Hantu Yang Jian menyebar ke masa lalu, berusaha menyelamatkan, namun pemandangan mengerikan pun muncul."
"Sebuah tangan mencengkeram bayangan kaki Fan Xing yang terproyeksi di lantai, lalu dengan cepat menariknya ke bawah."
"Sumber tangan itu adalah hantu di tembok."
"Hantu ini telah menangkap Fan Xing."
"Wilayah Hantu Yang Jian segera menyebar, berusaha menghentikan perluasan hal gaib ini."
