"Saya baik-baik saja."
"Zhou Deng yang ditarik Yang Jian ke dalam wilayah hantu ini masih terengah-engah. Keringat dingin bercucuran di tubuhnya, kekuatan gaib yang menggerogoti fisiknya perlahan lenyap. Wajah pucatnya mulai berangsur pulih."
"Tapi meski begitu, nyaris saja ia tak bisa kembali."
"Gagal? Nasi ini ternyata tidak bisa disebar maupun diletakkan sebagai persembahan untuk hantu." Li Yang yang kehilangan kedua kaki dan satu lengan duduk di wilayah hantu, serius menganalisa informasi.
"Meski fisik terbatas, tetap harus mengoptimalkan kecerdasan."
"Komandan, tapi tindakan nekat Zhou Deng tidak sia-sia. Nasi yang tadi disebar menghilang, mungkin itu petunjuk kunci."
"Aku melihat. Jadi menurut penilaianku, nasi tak boleh berada terlalu jauh dari orang. Jika tidak, selain tak berguna juga akan terbuang percuma." Yang Jian memperhatikan nasi yang sebelumnya disebar Lao Ying masih tergeletak di tanah.
Liu Qingqing berkata: "Masih ingat abu jenazah yang ditaburkan di pintu kantor pos lantai empat itu? Mungkin nasi adalah benda yang bisa mengisolasi hantu gentayangan. Jika kita menggambar lingkaran dengan barang ini di bawah kaki, mungkin bisa menahan serangan hantu gentayangan."
"Kemungkinannya kecil. Sampai saat ini, belum ada barang-barang gaib yang memiliki fungsi sama persis, seperti halnya dalam peristiwa supranatural tidak pernah ada dua hantu gentayangan yang identik." Yang Jian menjelaskan: "Pasti ada metode penggunaan lain."
"Saya perlu melakukan percobaan berulang kali."
Dia memberi isyarat; "Kalian menjauh dariku."
Kemudian Yang Jian dengan cepat berpindah ke sudut lobi, menjauhi peti mati merah dan kerumunan orang.
Dirinya sendiri memiliki Wilayah Hantu, sehingga bisa mundur kapan saja.
Segera.
Dengan membawa mangkuk nasi putih, sosok Yang Jian perlahan-lahan muncul kembali di dalam rumah kuno.
Dia telah keluar dari Wilayah Hantu lima lapisan, namun wilayah hantunya masih tetap dipertahankan. Mata hantu mengintai orang lain, memancarkan cahaya merah darah.
Pada momen ini.
Dia bahkan tidak berniat menggunakan senjata gaib, hanya menancapkan tombak retaknya di sebelah.
Karena tidak perlu.
Dengan jumlah hantu yang begitu banyak di sini, jika tidak menemukan metode yang benar untuk bertahan hidup, bahkan sepuluh paku peti mati dan sepuluh golok kayu bakar pun tak akan berguna. Biaya penggunaan barang-barang gaib yang harus dia tanggung terlalu besar, bisa-bisa dihabiskan di sini hidup-hidup.
Saat Yang Jian muncul.
Siluet buram hantu gentayangan di dinding langsung bergerak. Makhluk itu bergoyang-goyang menyusuri dinding, berlari mendekatinya.
Bayangan hantu Yang Jian menyelimuti tubuhnya sendiri, membuat seluruh badannya seolah diselubungi lapisan bayang-bayang, langsung mengisolasi pengaruh hantu gentayangan ini.
"Selama dirinya sendiri tidak berubah menjadi bayangan di tanah, maka dia tidak akan mengalami serangan hantu gentayangan ini. Jadi untuk sementara bisa mengabaikan siluet hantu gentayangan di dinding."
"Meski ada percobaan berulang kali dari Lao Ying dan Zhou Deng sebelumnya, jumlah hantu gentayangan yang mengincarku untuk ketiga kalinya masih banyak." Yang Jian segera melihat beberapa siluet mengerikan yang berduyun-duyun masuk ke rumah kuno sedang mendekatinya.
Namun dia memperhatikan sesuatu.
Kursi kayu beratap hitam itu sudah tidak bergerak lagi.
Segumpal kegelapan tertahan di belakang kursi kayu beratap, tidak ada cara untuk melanjutkan perjalanan.
Menggunakan golok kayu bakar berturut-turut menghantam hantu gentayangan itu tiga kali, baru berhasil memenggal kedua tangan hantu gentayangan tersebut, mengurangi tingkat kengeriannya dan menghentikan aksinya.
Sebagai pengorbanan...
Tangan hantu Yang Jian yang menghitam muncul retakan mengerikan yang menembus hingga ke tulang dan daging.
Tapi tangan ini perlahan menyembuh. Meski lukanya dalam, untuk sementara masih aman karena tangan hantu memiliki kemampuan kuat menanggung Kutukan golok kayu bakar. Jika posisinya ditukar dengan tangan manusia normal, sudah lama terlepas.
Seekor hantu gentayangan yang pertama kali mendekati Yang Jian.
Hantu gentayangan ini seperti dua orang yang berjalan berdampingan dengan tubuh menyatu, seolah ada dua kepala yang tumbuh di satu leher - tak diketahui mana kepala hantu gentayangan dan mana kepala manusia biasa. Hantu gentayangan ini diduga bisa merasuki tubuh manusia hidup seperti merasukimu.
Hantu gentayangan itu cepat mendekat, mengulurkan lengannya seolah ingin membuang tubuh busuk itu dan mengganti inang baru.
Yang Jian adalah target baru.
Jadi saat mengangkat tangan, Yang Jian langsung paham bahwa bagian tubuh kanan ini adalah hantu gentayangan.
Dalam beberapa belas detik singkat saat hantu gentayangan mendekat, Yang Jian melakukan sebuah gerakan.
Dia menggenggam segenggam nasi dan memutarnya di tangannya.
Ini bukan dugaan sembarangan, juga terkait tradisi pemakaman rakyat. Kabar angin mengatakan bahwa setelah mati seseorang akan turun ke neraka, di neraka harus melewati beberapa gerbang dimana ada anjing liar dan ayam hutan yang akan menyerang arwah penasaran. Karena itu dengan membawa dua genggam nasi, orang mati bisa memberi makan makhluk-makhluk itu selama perjalanan ke alam baka untuk menjamin keamanan.
Jelas.
Berdasarkan legenda rakyat, dugaan tentang perilaku ini salah.
Sementara Yang Jian menggenggam nasi, hantu gentayangan terus menyerangnya tanpa henti.
Kulit pucat hantu itu sudah hampir menempel, sangat dekat.
"Tidak bergunakah?"
Yang Jian segera mengubah metode. Langsung memasukkan nasi ke mulutnya, menahannya tanpa menelan.
Hantu tetap tidak berhenti bergerak.
Saat ini, tubuh yang seperti baru tumbuh setengah itu sudah menempel pada daging dan kulit Yang Jian. Hantu gentayangan yang dingin dan mengerikan ini melepaskan tubuh aslinya, perlahan menyatu dengan Yang Jian.
Yang Jian tetap tak berubah. Dia masih punya restart. Sekalipun hantu gentayangan terus meretas tubuhnya, di saat paling berbahaya dia bisa membalikkan situasi terjepit, kembali ke kondisi sebelum diserang.
"Masih tidak bekerja, berarti hanya tersisa satu metode terakhir."
Yang Jian langsung memuntahkan segenggam nasi itu, menahannya dengan tangan, tak ingin membuangnya.
Jumlah nasi masih utuh, tidak berkurang.
Serangan hantu belum juga berhenti.
Yang Jian merasakan separuh tubuhnya telah mati rasa, seolah badan itu milik orang lain. Sebuah kepala manusia mati yang mengerikan dengan aura kematian menempel di sampingnya.
Tekstur dingin dan kaku itu membuat bulu kuduknya merinding.
Tapi Yang Jian tetap tenang. Tanpa ragu, dia melukai jarinya hingga darah menetes.
Butiran nasi putih perlahan tercemar merah oleh darah.
Pada momen ini.
Adegan tak terduga terjadi.
Hantu gentayangan yang menginvasi tubuh Yang Jian tiba-tiba menghentikan aksinya. Lengan dinginnya merayap sepanjang lengan Yang Jian, mendekati telapak tangan, lalu mengambil sebutir nasi yang telah ternoda darah.
Setelah itu.
Serangan hantu mulai terbalik. Gerakan invasi yang telah mencapai separuh jalan berhenti, lalu mundur kembali ke mayat busuk asalnya.
Perlahan, sosok hantu itu mulai memudar dan menghilang.
Tapi tidak sepenuhnya lenyap. Hanya tersisa kontur kabur, seolah terperangkap dalam semacam wilayah hantu.
"Berhasil?" Bola mata Yang Jian menyempit tajam, menyadari metodenya bekerja.
Nasi ini membutuhkan darah sebagai perantara untuk diberikan kepada hantu gentayangan.
Tidak boleh pergi terlalu jauh, kalau tidak, bahkan jika hantu itu sudah dimakan juga tidak berguna. Selain itu, wajib terkontaminasi darah orang hidup. Zhou Deng sebelumnya menjatuhkan nasi, tapi karena tidak terendam darah, kehilangan perantara. Setelah dimakan hantu, ia tidak pergi. Karena itulah nasi kehilangan fungsinya.
Satu butir nasi di tangan berkurang, hantu gentayangan di depan mata seolah terisolasi, tidak bisa melanjutkan pembunuhan.
Namun sebelum Yang Jian sempat berpikir lebih jauh.
Sebuah lengan lain tiba-tiba muncul. Lengan ini dililit banyak akar pohon dan tanah, seolah baru merangkak keluar dari makam. Lengan aneh ini tiba-tiba menyentuh telapak tangan Yang Jian, mengambil sebutir nasi putih bernoda darah.
Kemudian lengan itu menghilang.
Tidak hanya itu.
Di belakang.
Bagian belakang kepala Yang Jian merasakan kehadiran benda asing. Aura dingin yang menyeramkan terasa sangat dekat. Sesuatu dengan cepat mengulurkan tangan, lalu lenyap sekejap.
Sebutir nasi bernoda darah di tangan menghilang. Benda asing di belakangnya segera menjauh dan menghilang.
Keringat dingin mengucur deras dari tubuh Yang Jian.
Keanehan ini bahkan tidak ia sadari sendiri. Jika tadi tidak menemukan cara menggunakan nasi yang benar, pasti dua hantu gentayangan ini akan langsung menyerangnya.
Siluet-siluet yang mendekat semakin banyak.
Sebuah telapak tangan ganjil namun sangat berbeda mengulurkan diri.
Hantu gentayangan tidak menyerang Yang Jian, melainkan mengambil sebutir nasi putih bernoda darah dari tangannya.
Hantu gentayangan yang mengambil nasi tidak menghilang, melainkan sosoknya menjadi buram dan kehilangan kemampuan bergerak, tetap berdiam di tempat tanpa bergeser.
"Metode ditemukan, Yang Jian berhasil."
Di dalam Wilayah Hantu, kerumunan juga menyaksikan pemandangan ini. Meski terisolasi, pandangan dan persepsi mereka tidak terpengaruh oleh Yang Jian. Mereka masih bisa melihat segala sesuatu di luar, hanya saja gambaran ini bukanlah kenyataan sebenarnya, melainkan ditampilkan melalui lapisan-lapisan Wilayah Hantu.
"Nasi bernoda darah bisa digunakan untuk memberi makan hantu gentayangan, membuat aktivitas mereka terhenti sementara," kata Li Yang.
"Begitu rupanya, pantas saja sebelumnya setelah menyantap makananku aku tetap diserang." Zhou Deng langsung menyergap, menggoreskan telapak tangannya untuk mengotori nasi dengan darah.
Liu Qingqing menghalanginya: "Cukup! Jangan kau habiskan semua nasi sendirian. Lebih baik dibagi merata agar kita semua bisa aman. Kalau tidak, hanya kau yang kebal serangan sementara yang lain tanpa nasi akan dihabisi hantu."
"Benar, seperti itu," kata Li Yang. "Kita harus membagi sisa nasi."
"Baik, bertahan hidup bersama tentu yang terbaik. Aku tidak keberatan."
Zhou Deng juga tidak terlalu egois. Mereka mulai membagi sisa nasi lalu masing-masing mengotori dengan darah.
