Keputusan Zhou Deng di luar dugaan, ternyata dia mau menerima misi yang hampir pasti mematikan ini, menggiring hantu gentayangan itu pergi.
Yang Jian terkejut, bahkan Yang Xiaohua dan Li Yang di sebelahnya menunjukkan ekspresi tidak percaya.
Menurut mereka, melihat karakter Zhou Deng dan performanya sebelumnya, kecil kemungkinan dia mau menerima tugas ini. Lagipula tugas pengiriman surat ini tak ada hubungannya dengannya. Jika mau, dia bisa langsung putar balik tanpa masalah.
Tapi dia tetap melakukannya.
"Mengapa?" Yang Jian mengerutkan alut.
Zhou Deng malah balik bertanya: "Mengapa harus ada alasan? Di sini saya yang paling cocok, bukan? Kurir surat bernama Liu Qingqing itu sudah tak bisa bertahan lama. Sekarang dia tidak hanya enggan, bahkan jika mau pun tak bisa jalan jauh. Sebenarnya yang cocok jadi umpan cuma Kapten Yang dan saya."
"Dalam kondisi harus memilih salah satu, mati saya di sini lebih bernilai bukan? Lagipula markas pasti tak mengizinkan figur tingkat komandan tim jadi umpan untuk menyelamatkan sekelompok Pengendali Hantu biasa. Ini bukan masalah kemauan, tapi nilai yang sepadan."
"Bahkan jika saya meminta Kapten jadi umpan, dan kita yang tersisa berhasil melewati hari ini, tapi besok bagaimana? Tanpa Kapten, peluang kita keluar dari sarang hantu ini kecil."
"Secara logika maupun emosi, sayalah yang paling tepat."
Yang Jian berkata: "Kau tidak punya keberatan sama sekali?"
"Keberatanku tidak penting, yang penting adalah apakah anggota tim yang tersisa bisa bertahan hidup. Pengorbanan yang diperlukan dalam tim... sudah pernah kualami. Dunia yang kejam ini memang seperti itu. Jika tidak bisa memahami hal ini, tidak berhak untuk hidup. Kapten Yang, bukankah kau juga setuju untuk melempar dadu bersamaku demi memutuskan siapa yang harus mati?" Zhou Deng terdiam sejenak, ekspresinya terlihat sedih.
Sepertinya dia pernah mengalami hal serupa.
Saat menghadapi peristiwa supranatural, pasti ada yang harus dikorbankan.
Hanya saja saat itu, Zhou Deng bukanlah orang yang dikorbankan. Dia berhasil bertahan hidup.
"Saat kau mengeluarkan dadu itu, sebenarnya aku sudah tahu kita adalah tipe orang yang sama. Saat waktunya tiba untuk mati, kita tidak akan ragu. Tinggal lihat apakah sudah sampai situasi itu, dan apakah kita perlu mengorbankan diri." Zhou Deng tertawa sambil berkata.
"Aku sudah baca arsip Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan di Dachang. Kapten Yang, kau sangat hebat. Jika harus mati untuk menyelamatkan orang sepertimu, kematianku akan bermakna. Lagipula Pengendali Hantu pasti akan mati suatu hari nanti. Jadi apa gunanya mengeluh jika bisa mati dengan nilai diri seperti ini?"
Setelah berkata demikian, Zhou Deng merobek topeng kulit manusia dari wajahnya dan menyerahkannya ke Yang Jian: "Barang ini tidak kubutuhkan lagi. Simpanlah."
"Tidak perlu. Barang gaib seperti ini tidak terlalu berguna bagiku. Karena kau memutuskan menjadi umpan, lebih baik terus pakai topeng ini. Dengan kombinasi kertas kuning, mungkin kau masih punya kesempatan kedua untuk tertidur pulas." Yang Jian menatap ke arah hutan tua itu.
Hanya saja tertidur di hutan tua ini mungkin berarti tidak akan pernah terbangun lagi seumur hidup.
Tapi setidaknya ini masih sebuah harapan.
"Kalau nanti saya sudah punya kemampuan, mungkin bisa menebang seluruh hutan tua, menemukan Zhou Deng yang tertidur pulas dan menyelamatkannya."
"Tentu saja, ini hanya sebuah dugaan."
"Apakah ada kesempatan ini masih harus dilihat nanti."
"Mengerti." Zhou Deng tidak berbicara, mengenakan topeng kulit manusia lalu berangkat.
Langkahnya cepat, bergegas pergi, tak ingin membuang waktu, bahkan tak sempat mengucapkan kata-kata kekaguman.
Mengenai wasiat.
Zhou Deng sudah menulisnya sebelum naik bus gaib, tak perlu membahas hal remeh ini sekarang.
"Liu Qingqing, kau pergi, aku yang akan memancing hantu ini masuk ke hutan tua." Dia membentak saat ini.
Kebaya merahnya yang cerah kini telah teroksidasi, warnanya memudar menjadi keabu-abuan. Rambut hitamnya juga kusam, kedua kakinya mulai buram. Tapi sebagian besar tubuhnya bukanlah badan manusia hidup, melainkan boneka kayu tanpa wajah dan lengan.
Hantu tak bisa dengan mudah menghapus boneka ini, juga tak bisa menyingkirkan kebayanya.
Hanya saja di bawah pengaruh gaib, Liu Qingqing sendiri perlahan menghilang.
Wajahnya semakin buram, fitur wajahnya tak jelas lagi. Jika dia lenyap, itu berarti kematian total. Sisa tubuhnya yang ada pun sia-sia, itu hanya tubuh gaib yang tak ada hubungannya dengan dirinya.
Di samping orang tua itu, sosok orang tua lainnya semakin jelas terlihat.
Liu Qingqing benar, dia bisa bertahan sebentar tapi tidak selamanya.
Saat ini mendengar perkataan Zhou Deng, Liu Qingqing langsung menyergap tanpa bicara, buru-buru mundur menjauh dari area pengaruh hantu gentayangan ini.
Tapi orang tua beraura kematian itu tidak melepaskan Liu Qingqing. Begitu dia mundur, orang tua itu segera mengikuti langkahnya.
Namun Zhou Deng langsung melewati Liu Qingqing dan berdiri di depannya.
Langkah hantu itu terhenti.
Target serangan langsung berpindah saat itu juga. Kekuatan gaib yang hendak menghapuskan Liu Qingqing mulai lenyap, sebaliknya Zhou Deng justru mulai terpengaruh.
Zhou Deng tak berani ragu. Dia segera meninggalkan jalan setapak tanah liat kuning ini menuju hutan tua di sebelah.
Hantu itu mengikuti, juga meninggalkan jalan setapak tanah liat kuning menuju arah kepergian Zhou Deng.
"Berhasil! Urusan selanjutnya saya serahkan pada Kapten Yang." Zhou Deng melirik ke belakang, mengucapkan kalimat itu sebelum sosoknya cepat-cekat ditelan kabut kelam di hutan tua, menghilang tanpa jejak.
Hutan tua ini memiliki keanehan yang mudah membuat orang tersesat, bahkan para Pengendali Hantu pun tak bisa menemukan jalan keluar setelah masuk.
Tapi yang hilang bukan hanya Zhou Deng. Hantu yang mengikutinya juga memasuki hutan tua itu.
Manusia dan hantu itu menghilang bersama.
Jalan setapak tanah liat kuning kini tak lagi memiliki penghalang bagi perjalanan kerumunan.
Anggota yang tersisa menyaksikan semuanya dalam keheningan.
Hantu ini tak bisa dihadapi. Satu-satunya cara buruk adalah mengorbankan satu orang untuk menggiringnya pergi.
“Berangkat segera, jangan membuang waktu.” Yang Jian menarik napas dalam-dalam, langsung menyesuaikan kondisi. Sendirian ia mengangkat peti mati merah di lantai.
Bayangan hantu menopang bagian bawah peti mati, mencegahnya miring dan jatuh.
Tak ada waktu untuk meratapi hilangnya Zhou Deng.
Ia segera berangkat.
Karena di hati Yang Jian paham, meski Zhou Deng berhasil menggiring hantu sendirian, itu hanya sementara. Setelah menangani Zhou Deng, hantu itu mungkin kembali ke sini.
Mertua ini sangat ganjil.
Gerak-geriknya berbeda dengan hantu biasa yang berkeliaran tanpa tujuan, melainkan dikendalikan oleh kesadaran khusus tertentu.
Mungkin seperti yang disimpulkan sebelumnya.
Manusia mengendalikan hantu, hantu juga mengendalikan manusia.
Hantu gentayangan ini mungkin telah memiliki ciri-ciri orang hidup.
Liu Qingqing juga melirik hutan tua tempat Zhou Deng menghilang. Tanpa bicara, ia mengangkat mayat Lao Ying dan mempercepat langkah.
Terlepas dari pengaruh gaib.
Tubuhnya perlahan pulih. Kebaya merah yang memudar kembali cerah, semua mulai membaik.
"Pengaruh gaib orang tua ini tidak cukup menyeluruh. Jika diganti dengan orang tua di Unit 301, tubuh yang terkontaminasi mustahil pulih - itu tindakan yang tidak dapat dipulihkan. Tampaknya hantu ini tidak eksis di masa kini, tingkat kengeriannya juga berkurang." Pikir Yang Jian sambil mengamati.
Ia pernah mengalami dua kali penghapusan, kini sudah cukup paham.
Yang Xiaohua saat ini terengah-engah, membawa Li Yang sepanjang perjalanan. Berjalan sejauh ini membuatnya sangat lelah.
Meski fisiknya cukup baik, sejak menjadi kurir surat dia terus berolahraga.
Tapi tubuh orang biasa memiliki batasan.
Batas fisiknya hampir tercapai, nyaris tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Tapi Yang Xiaohua masih bertahan dengan gigih. Kelelahan fisik ini bukan masalah, karena dia tahu dirinya masih hidup, masih bisa merasakan lelah - ini jauh lebih beruntung daripada orang lain.
"Turunkan aku. Meski gerakanku terbatas, aku bisa merangkak di peti mati." Li Yang melihat keringat mengucur deras di wajahnya, langsung berkata.
"Tidak, tidak perlu. Aku masih bisa bertahan." Yang Xiaohua menolak usulan itu.
Li Yang pun tidak melanjutkan pembicaraan.
Jumlah rombongan semakin menyusut.
Baru saja Zhou Deng tewas, sekarang rombongan Yang Jian hanya tersisa empat orang.
Ditambah mayat Lao Ying.
"Hampir sampai."
Setelah berjalan beberapa waktu, kegelapan di sekitar perlahan surut. Ujung jalan kecil tanah liat kuning terlihat.
Terhampar area kosong berbentuk lingkaran yang sangat besar.
Area itu terletak di tengah hutan tua, sengaja dibersihkan. Di atasnya terdapat beberapa kuburan tua, jumlahnya persis lima.
Tapi kuburan kedua telah runtuh, hanya menyisakan reruntuhan.
Karena pernah datang sebelumnya, Yang Jian langsung mengenalinya.
Peti mati merah selama ini tidak menunjukkan keanehan lagi.
Ini mungkin bisa dianggap kabar baik.
"Yang Jian melihat ini tanpa sadar mempercepat langkahnya, berusaha menguburkan peti mati merah ini secepatnya agar situasi tidak memburuk."
"Namun tepat saat dia hampir menyelesaikan jalan setapak tanah liat kuning dan memasuki area kosong itu."
"Di ujung jalan yang tak diketahui, siluet ganjil perlahan muncul dari hutan tua di sebelah."
"Itu adalah... seorang nenek tua berkerut wajahnya membawa keranjang sayur dengan aura kematian."
"Dia keluar dari hutan tua, seolah hutan ganjil itu tak mampu membuat sang nenek tersesat. Dengan mudah dia melangkah masuk dan pergi."
"Hantu gentayangan yang telah berputar-putar di hutan tua itu kembali muncul di jalan setapak tanah liat kuning."
"Orang tua beraura kematian itu tetap berdiam di tempat seperti sebelumnya, menghalangi jalan sisa anggota tim untuk maju ke area penguburan."
"Bagaimana bisa ini terjadi?"
"Liu Qingqing menggigil ketakutan, matanya membelalak dengan ekspresi putus asa di wajahnya."
"Berapa lama ini terjadi?"
"Bahkan belum sepuluh menit?"
"Hantu yang susah payah digiring Zhou Deng dengan pengorbanan itu ternyata telah kembali dan kembali menghalangi jalan mereka."
"Apakah kali ini harus mengorbankan orang lagi untuk menggiring hantunya?"
"Yang Jian menggenggam erat tombak retaknya, wajahnya suram. Mata hantunya mengintai, lalu tiba-tiba ia berbalik melihat ke belakang dengan gerakan cepat."
Di belakang hutan tua itu, sosok mertua yang sama sekali tak bernyawa muncul. Hantu kedua keluar, menghalangi jalan mundur kerumunan.
"Hantu kedua muncul, Zhou Deng mati." Li Yang yang menoleh melihat ini, suaranya gemetar, mengungkapkan fakta mengerikan.
Karena hanya Zhou Deng yang terhapus, barulah orang tua kedua akan muncul.
Jika orang ketiga terhapus, maka orang tua ketiga juga akan muncul... dan seterusnya.
Maka inilah peristiwa gaib Tingkat S sejati, eksistensi yang hampir mustahil dipecahkan.
"Mengapa? Bagaimana bisa misi pengiriman surat kali ini mencapai tingkat kesulitan seperti ini secara logika?" Liu Qingqing mulai meragukan realitas.
Dia pernah beberapa kali terlibat pengiriman surat, bahkan dalam peristiwa mengerikan di Unit 301 lalu, tetap masih ada kemungkinan sukses.
Tapi kali ini...
Sejak prosesi pemakaman hari pertama, kesulitannya sudah begitu mengerikan. Kini di hari keenam, muncul sosok tua ini yang membuat semua kurir surat putus asa.
Dan realitas pun membenarkan hal itu.
Kurir surat tewas satu per satu. Kurir lantai empat sama sekali tak berdaya dalam misi kali ini.
Padahal ini sudah hasil terbaik di bawah pimpinan Yang Jian.
Tanpa Yang Jian, mungkin semua orang sudah mati di hari pertama.
"Pasti ada masalah di kantor pos! Misi pengiriman kali ini adalah misi bunuh diri. Kantor pos ingin menghabisi semua kurir lantai empat. Ini berkaitan erat dengan peretasan hantu di kantor pos lantai empat!" Liu Qingqing nyaris histeris, menggeretakkan giginya.
"Tidak. Yang bermasalah bukan kantor pos, tapi anggota tim pengirim surat kita." Wajah Yang Jian berubah suram.
“Dia curiga, kemunculan wanita dari era Republik telah memaksa peningkatan tingkat kesulitan misi pengiriman surat kali ini.”
“Mengapa orang tua ini bisa menghilang begitu lama setelah turun dari mobil, baru muncul sekarang?”
“Karena Liu Qingqing telah muncul.”
“Dia masih hidup, dan terlibat dalam misi pengiriman surat kali ini.”
“Tapi membahas ini sekarang sama sekali tidak ada artinya.”
“Komandan, apa yang harus kita lakukan sekarang?” Li Yang menatap ke arahnya: “Melawan secara langsung kita tak punya peluang menang, hanya bisa mengalihkan hantu seperti tadi untuk mengulur waktu. Aku bisa menggunakan mayat Lao Ying untuk merakit kakiku kembali, memulihkan mobilitas, lalu membawa pergi satu hantu gentayangan.”
“Pada saat ini dia juga mulai memilih untuk mengorbankan diri.”
“Tapi rencana ini membutuhkan kerjasama Liu Qingqing. Dia juga harus mengalihkan satu hantu, agar Komandan bisa bertahan hidup, lalu menyelesaikan misi pengiriman surat sendirian menuju lantai lima kantor pos.”
Liu Qingqing langsung berseru: “Mengapa dia yang harus hidup, bukan aku?”
“Diam!”
Li Yang membentak: “Kau ini apa? Cuma karakter kelas tiga! Hidup atau matimu tidak penting! Komandan tidak boleh terkubur di sini. Dia sendirian bisa mempengaruhi keseimbangan situasi global di luar. Apa gunanya kau? Hidupmu cuma menambah populasi dunia ini! Maukah kau jadi penanggung jawab? Maukah kau menangani peristiwa gaib?”
“Kau bahkan tidak bisa menangani Kantor Pos Hantu, paling-paling cuma Pengendali Hantu yang bisa dihilangkan!”
“Apa katamu?! Nyawanya berharga, nyawa Liu Qingqing tidak? Kalau kau anggap aku bisa dihilangkan, lebih baik kita tinggal di sini bersama-sama sampai mati! Lagipula aku tidak berutang pada siapa pun, tak perlu mempertaruhkan nyawa untuknya!” Liu Qingqing juga sangat marah.
Li Yang menatapnya dengan niat membunuh: "Komandan tim benar, kau adalah faktor tidak stabil yang harus dihabisi lebih awal. Visi kedepanku kurang, kalau tidak seharusnya kuhabisi sendiri."
"Tak perlu bertengkar lagi. Sekarang masih ada satu metode untuk melepaskan kutukan kotak musik, dikombinasikan dengan dadu hantu, mungkin bisa menahan satu hantu gentayangan," kata Yang Jian saat ini.
"Bagaimana jika menggunakan balon merah? Tidak, metode ini tidak bisa. Begitu Yang Xiaohua muncul langsung akan terhapus. Jika dia terhapus, jumlah hantu akan bertambah satu. Nanti meski balon merah mengirimkan satu hantu gentayangan, jumlahnya tetap sama karena bertambah dan berkurang satu." Li Yang juga berpikir cepat.
Alutnya dipenuhi keringat dingin.
Karena waktu yang tersisa bagi mereka benar-benar tidak banyak.
Dua hantu itu berjalan menyusuri jalan kecil tanah liat kuning ini dari depan dan belakang.
Jaraknya semakin dekat.
Yang Xiaohua juga menggigil kedinginan. Telapak tangannya pucat mencengkeram erat balon merah di tangannya, tapi dia juga sadar hari ini mungkin sudah akhir.
Liu Qingqing tidak setuju menjadi umpan, sehingga skema Li Yang tidak bisa dijalankan.
Ditambah lagi semua metode melawan hantu gentayangan sama sekali tak berguna...
"Andai sekarang ada lilin hantu putih, mungkin masih ada kesempatan," kata Li Yang lagi.
Yang Jian tidak bicara. Dia hanya meletakkan peti mati merah itu: "Bawa lilin hantu putih untuk apa? Dengan banyaknya hantu gentayangan ini kita tak berani menggunakannya. Jika menyalakan lilin hantu di hutan tua ini, yang kita hadapi bukan cuma dua orang tua ini, tapi serangan sekelompok hantu gentayangan."
"Benar juga," kata Li Yang. "Benar-benar tidak ada cara lagi?"
Yang Jian tidak menjawab, dia juga sedang merenung.
Namun hantu gentayangan tidak akan memberi mereka waktu untuk berpikir.
Meskipun gerakan hantu itu tidak cepat, ia terus-menerus mendekat.
Liu Qingqing yang berada di dekatnya kembali memudar, selain itu Yang Xiaohua yang merupakan orang biasa juga mulai terpengaruh, tubuhnya menjadi buram, menghilang... Dia sedang dihapuskan.
Bahkan balon merah di tangannya juga mulai memudar.
