Proses penguburan selesai, peti mati merah beserta mayat orang tua itu terkubur di bawah tanah. Sebuah makam tanah baru berdiri, seolah menandai berakhirnya suatu era.
Enam makam di sini mengubur masa lalu yang tidak diketahui orang.
Bisa dibayangkan, dahulu kala enam orang di makam tua ini pernah berkumpul, bekerja sama, bahkan bersama-sama mengalami kisah mengerikan yang penuh dengan kejadian gaib.
Namun pada akhirnya, anggota terakhir tim yang merupakan seorang pria tua ini juga mati.
Mati enam hari yang lalu.
Pada akhirnya, selain beberapa makam ini yang bisa membuktikan keberadaan mereka, di lingkaran gaib luar tidak ada yang mengetahui kisah para Pengendali Hantu era Republik ini. Bahkan nama mereka pun tidak tercatat, hanya tersisa selembar potret jenazah dan sebuah nisan kosong.
Yang Jian dan yang lainnya tidak langsung pergi.
Mereka menunggu di sini untuk mengamati situasi, melihat apakah ada keanehan yang terjadi di sekitar setelah proses penguburan.
"Menurut kalian, apakah kita para Pengendali Hantu di lingkaran ini akhirnya juga akan seperti ini? Mencari tempat untuk mengubur diri sendiri, lalu tidak meninggalkan apapun." Zhou Deng memandangi gundukan kuburan yang baru saja dia bangun sendiri, berkata dengan nada penuh kekaguman.
"Tenang saja, tidak akan."
Yang Jian bersandar di sebuah nisan, perlahan berkata: "Pengendali Hantu biasa tidak bisa hidup selama itu. Meski usia makam-makam ini berbeda-beda, setiap orang yang dikuburkan di sini minimal hidup selama sepuluh tahun. Pria tua yang kita kuburkan tadi mungkin bahkan lebih lama lagi - lebih dari seratus tahun."
"Seorang Pengendali Hantu era Republik yang hidup selama satu abad. Artinya apa ini seharusnya tidak perlu kujelaskan lagi."
"Tsk, kalau dipikir-pikir lagi itu memang benar-benar mengerikan." Zhou Deng menggelengkan kepala.
Pengendali Hantu yang berumur panjang belum tentu yang terkuat, tapi yang terkuat pasti berumur panjang. Bahkan Yang Jian sekarang pun, tanpa menggunakan kekuatan gaib, tidak bisa menjamin dirinya bisa hidup selama seratus tahun.
“Istirahat sebentar, setelah memastikan tidak ada situasi, kita kembali ke rumah kuno. Misi pengiriman surat mengharuskan kita tinggal di rumah kuno selama tujuh hari. Meski pergi sebentar tidak masalah, tapi kalau lama-lama di luar pasti tidak boleh.” Kata Yang Jian lagi.
Dia melirik Liu Qingqing.
Saat Liu Qingqing dihapus sebelumnya, wanita era Republik itu ternyata tidak meninggalkan Langkah Cadangan untuk membantu? Begitu saja terhapus?
Atau...
Apakah penghapusan Liu Qingqing tidak penting?
Ada beberapa pemikiran di hati Yang Jian, tapi saat ini tidak penting. Menyelesaikan misi pengiriman surat adalah prioritas utama sekarang.
“Kunci bertahan hidup di hari keenam adalah mayat orang tua. Sekarang mayatnya sudah dikubur, peti mati pun sudah ditanam. Apa yang akan terjadi di malam arwah pulang hari ketujuh? Jika ada bahaya, metode apa yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikannya?”
Yang Jian menyadari, setiap barang yang dilihatnya sejak masuk ke rumah kuno ternyata punya gunanya.
Lentera merah, tiga hio, tiga mangkuk nasi, hutan tua tempat hantu dikubur, peti mati merah, mayat orang tua.
Setelah diingat-ingat, semua ini adalah kunci bertahan hidup di rumah kuno.
Sedikit saja kekurangan salah satunya, kerumunan pasti akan dihabisi semua.
Selain itu, petunjuknya sangat tersembunyi. Tidak ada informasi peringatan, semuanya harus digali dan diduga sendiri.
Yang Jian menyimpulkan proses upacara kematian tujuh hari melalui informasi "tujuh hari" dan "hari ketujuh berkabung".
“Rumah kuno ini seperti jebakan, jebakan yang dirancang sangat matang. Kita yang turun dari bus gaib ini semua adalah peserta.” Pikir Yang Jian dalam hati.
Dia menduga yang merencanakan ini adalah orang tua di peti mati yang baru saja meninggal itu.
"Tapi orangnya sudah mati, mayat juga tidak meninggalkan bukti berlebih, tidak ada saksi hidup."
Kerumunan kembali beristirahat sebentar.
Saat ini Yang Jian juga merasa kondisinya sudah pulih sepenuhnya, dia kembali berdiri; "Waktu sudah habis, mari kembali ke rumah kuno untuk bertahan di hari terakhir, lalu misi kali ini akan selesai."
"Hari ketujuh malam arwah pulang? Harapannya sama seperti hari ini tidak terjadi apa-apa, jadi tak perlu khawatir, lebih optimis, mungkin peristiwa berbahaya sudah lewat." Zhou Deng berkata.
Yang Jian meliriknya, tetap tidak berkomentar apa pun.
Hari ini bukan tanpa bahaya.
Sebelumnya tim sudah pernah dihabisi sekali, hanya saja dia melakukan restart yang membalikkan segalanya.
Jadi jika hari ketujuh berkabung ada bahaya, pasti akan lebih mengerikan dari hari ini.
Tentu saja.
Ada kemungkinan lain.
Yakni hari ketujuh berjalan normal, berhasil diatasi tanpa insiden.
Beberapa orang kembali bergerak, meninggalkan area kosong dan makam-makam tua itu, berbalik arah menyusuri jalan tanah kuning menuju rumah kuno.
Meski lingkungan sekitar terasa ganjil, perjalanan berlangsung tenang tanpa bahaya, tidak ada lagi bayangan hantu gentayangan.
Begitulah.
Setelah menguburkan orang tua itu, mereka kembali ke rumah kuno.
Rumah kuno saat ini seolah kehilangan kekuatan gaib tertentu, tidak lagi seram, tak ada hantu gentayangan maupun fenomena supernatural tak terpahami.
Hanya saja.
Gedung kuno ini terasa sangat sepi.
“Selain beberapa orang mereka, tidak ada orang lain lagi. Orang-orang yang sebelumnya mati di rumah kuno bahkan tidak meninggalkan mayat. Semua mayat itu menghilang secara misterius. Mungkin mayat-mayat itu dibangkitkan kembali sebagai hantu gentayangan setelah kematian, atau mungkin dibawa pergi oleh hantu lain.”
“Singkatnya.”
“Sekarang, bagian dalam dan luar rumah kuno ini sangat bersih.”
“Tapi ketenangan ini justru membuat Yang Jian merasa sedikit tidak nyaman.”
“Bahkan ketika dia kembali ke sini lagi, jantungnya masih berdebar-debar, seolah-olah ada bahaya yang tiba-tiba akan muncul.”
“Tentu saja, bukan hanya dia yang berpikir begitu, orang lain juga merasakan hal yang sama.”
“Mungkin mereka sudah trauma dengan rumah kuno ini.”
“Jika memungkinkan, orang-orang yang tersisa mungkin tidak akan pernah kembali ke sarang hantu ini seumur hidup mereka. Jika rumah kuno ini muncul di dunia luar di masa depan, mereka mungkin akan menghindarinya sejauh mungkin saat berpapasan.”
“Urusan sementara sudah selesai, istirahatlah sebentar. Aku akan menutup pintu untuk mencegah kejadian tak terduga.” Yang Jian berkata.
“Apakah tempat ini benar-benar aman?” Zhou Deng juga menunjukkan keraguan.
Yang Jian berkata: “Jika ada bahaya, itu urusan besok. Prosesi pemakaman hari ini sudah selesai, dan kita tidak menemui bahaya saat kembali. Ini membuktikan bahwa mengadakan pemakaman di hari keenam adalah pilihan bijak. Jika pilihannya salah, pasti akan muncul bahaya. Hanya dengan memilih yang benar kita bisa mendapat ketenangan seperti ini.”
“Coba pikir, jika kita mengadakan pemakaman besok, apakah orang tua di peti mati merah itu akan bangkit sebagai hantu gentayangan di tengah malam ini dan membunuh kita semua?”
“Kemungkinannya sangat besar.” Li Yang menjawab.
Yang Jian berkata; “Jadi hari ini tidak perlu terlalu khawatir, tentang hari ketujuh berkabung malam arwah pulang juga tidak perlu terlalu khawatir.”
“Mengapa?” Liu Qingqing bertanya: “Hari ketujuh seharusnya hari paling berbahaya.”
“Karena malam arwah pulang hari ketujuh tidak ada hubungannya dengan kita, hari terakhir adalah pasrah pada takdir. Jika bisa mengirim surat dengan sukses, saya pasti akan melakukannya. Jika syarat tidak memungkinkan, saya juga tak protes.” Setelah berkata demikian, Yang Jian segera bergegas pergi.
Dia pergi ke ruang belakang dan mengunci pintu belakang, kemudian memasang palang kayu.
Lalu menutup pintu gerbang pekarangan depan.
Setelah semuanya selesai, Yang Jian kembali ke ruangan sebelumnya dan memilih untuk tidur.
Sekarang masih pagi, belum sampai hari ketujuh. Setelah memastikan hari ini tidak ada bahaya, memilih istirahat adalah keputusan benar.
“Kalian semua istirahatlah, di sini saya yang akan berjaga. Jika ada situasi akan saya panggil.” Zhou Deng berkata sambil memilih untuk tinggal.
Meski dikatakan tidak ada bahaya, tapi di sarang hantu ini mana mungkin bisa benar-benar tidur semua dengan tenang?
“Saya akan tinggal mengawasimu, jangan-jangan kau main-main lagi.” Li Yang berkata.
Zhou Deng membelalakkan matanya: “Kau tidak percaya pada Zhou Mouren ini? Dalam situasi seperti ini apa yang bisa kulakukan?”
“Apa yang kau genggam di tangan?” Li Yang menatapnya tajam.
Zhou Deng mengusap-usap kursi kayu beratap berwarna hitam itu: “Saya meneliti, kursi ini sangat tidak biasa. Setelah dihitung dengan serius, total ada empat kursi. Di lobi ada dua kursi, satu kursi didorong keluar oleh hantu, satu lagi diletakkan di lorong sana. Saya pindahkan ke sini dan kumpulkan, mungkin bisa menemukan sesuatu.”
“Jangan main-main, kursi ini sebelumnya sangat tidak biasa, bisa menghalangi invasi hantu gentayangan.” Li Yang berkata.
“Tenang, aku tidak akan main-main.” Zhou Deng menjawab.
“Aku juga mau istirahat, barusan menggendongmu sepanjang jalan, aku sudah lelah.” Yang Xiaohua melirik Li Yang sambil mengusap bahu yang pegal.
Dia segera pergi.
Zhou Deng mengusap dagunya: “Lihat tadi, dia masuk ke kamar Yang Jian dengan sangat natural. Menurutmu apakah Kapten Yang punya hubungan khusus dengan wanita ini?”
“Aku sebelumnya juga ada di kamar itu, apa menurutmu aku juga punya hubungan dengan Yang Xiaohua? Lagipula, orang seperti kita masih ada yang tertarik pada wanita?” Li Yang melirik sinis.
“Siapa yang tahu? Lagipula anak muda zaman sekarang suka bersenang-senang. Tenang, aku paham. Di tengah peristiwa supranatural, mendapat kesempatan untuk rileks itu bagus, biar tidak sia-sia kalau nanti mati.” Zhou Deng terkekeh hehe.
Liu Qingqing mendengus dingin: “Membosankan.”
Dia berbalik badan dan pergi.
Menuju ke ruangan di seberang lorong untuk beristirahat, tidak mau berada satu tempat dengan Zhou Deng.
