Begitu jarum jam melewati angka dua belas, suasana yang sebelumnya cukup santai tiba-tiba berubah muram.
Karena mulai saat ini, rumah kuno ini telah resmi memasuki hari terakhir. Penerima surat akan muncul pada hari ini. Enam hari sebelumnya meski penuh bahaya, tapi semua risiko itu tidaklah penting.
"Jika tugas pengiriman surat hari ini tidak diselesaikan, tak peduli berapa lama sebelumnya Yang Jian dan lainnya tinggal di rumah kuno ini, semuanya tidak akan bermakna."
"，semuanya berjalan normal."
Di lobi, kerumunan tetap sunyi seraya memperhatikan setiap gerakan di sekitar.
Awalnya dikira akan terjadi sesuatu pada saat ini, namun nyatanya semuanya normal tanpa perbedaan berarti. Tak ada fenomena supernatural yang muncul maupun kejadian aneh yang terjadi.
"Benar, tidak ditemukan hal yang tidak beres." Mata hantu Yang Jian mengintai sekeliling.
Tidak ada gangguan gaib di sekitar, pandangan mata hantunya bisa melihat banyak area.
Namun meski demikian, Yang Jian tetap tidak menemukan informasi apapun tentang penerima surat.
"Mungkin masih terlalu pagi, penerima surat belum muncul. Tugas kantor pos menyebutkan penerima akan muncul pukul dua belas malam tujuh hari kemudian. Mungkin 'pukul dua belas' yang dimaksud bukan malam ini, melainkan besok malam. Kita harus menunggu dua puluh empat jam lagi," kata Yang Xiaohua.
"Memang seperti itu bunyi persyaratan tugas kantor pos," sambung Li Yang. "Pukul dua belas malam hari ketujuh, penerima surat akan muncul. Kita harus mengantarkan surat merah ke tangannya sebelum ia pergi."
"Sekarang baru tengah malam hari ketujuh, belum sampai malam."
Zhou Deng berkata: "Setelah berpanjang lebar, ternyata ini cuma alarm palsu? Harus nunggu satu hari lagi? Kalau begitu tidak masalah. Yang mau tidur silakan tidur, aku akan lanjutkan penelitianku."
Namun Yang Jian menanggapi: "Informasinya memang begitu, tapi jangan lupa kita masuk ke rumah kuno sebelum pukul dua belas malam. Jika dihitung sebagai satu hari, maka hari kedua seharusnya baru tahap mengurus jenazah..."
“Permainan kata?” Yang Xiaohua mengerutkan kening: “Seharusnya tidak sampai segitunya.”
“Baik pukul dua belas ini maupun pukul dua belas 24 jam mendatang tak boleh ada kelalaian. Entah ini permainan kata atau bukan, sekarang pukul dua belas sudah tiba. Jika penerima surat hendak muncul, pasti akan muncul dalam periode ini. Paling-paling kita tunggu setengah jam lagi.”
Dia tidak berlama-lama memikirkan masalah ini.
Bagaimanapun juga hari ini dia harus terjebak di rumah kuno ini. Meski harus begadang, dia akan menunggu kemunculan pengirim surat karena misi dari kantor pos menyatakan dengan jelas: surat harus dikirim sebelum pengirim surat pergi.
Artinya...
Penerima surat sedang dalam kondisi bergerak, mungkin hanya lewat sebentar di rumah kuno, atau hanya mondar-mandir di dalamnya selama satu-dua menit.
Jika kesempatan ini terlewat, misi pengiriman surat berarti gagal total.
Mustahil Yang Jian sebodoh itu sampai harus berjaga di satu periode waktu.
“Benar juga. Tunggu satu jam lagi. Lihat apakah penerima surat muncul. Jika tidak, berarti ini memang bukan waktu yang tepat untuk mengirim surat,” kata Li Yang sambil mengangguk.
Yang Jian tidak berbicara, hanya mengeluarkan surat merah itu dan memeriksanya.
Surat itu utuh tanpa kerusakan. Amplop merah masih tersegel rapat, belum dibuka.
“Lanjutkan penantian,” ucap Yang Jian sambil lalu.
Kerumunan itu siaga penuh, mengawasi setiap tanda bahaya di rumah kuno sambil menanti datangnya waktu pengiriman surat.
Waktu berlahan merangkak.
Tak lama kemudian, jarum jam menunjukkan pukul dua belas sepuluh menit.
Rumah kuno masih tetap normal, bertolak belakang dengan deskripsi misi dari kantor pos yang jelas menyebutkan penerima surat akan muncul tepat pukul dua belas. Kini sepuluh menit telah berlalu tanpa tanda-tanda apapun, membuktikan ini memang bukan periode waktu yang dimaksud.
“Dari tampaknya benar pukul dua belas dua puluh empat jam kemudian, bukan yang ini.” Yang Xiaohua berkata.
“Kalian para kurir surat ini benar-benar merepotkan hanya untuk mengirim sepucuk surat. Kantor pos itu memang sangat khusus, mengendalikan banyak orang untuk mengirim surat. Sulit membayangkan tujuan keberadaan tempat aneh dan khusus seperti ini sebenarnya apa?” Zhou Deng berbicara iseng.
“Aku juga ingin tahu jawaban dari pertanyaanmu itu. Tapi Kantor Pos Hantu ini tidak akan eksis lama. Setelah pengiriman surat kali ini, aku akan menanganinya.” Yang Jian berkata dengan serius.
“Baguslah. Jika kau pergi ke lantai lima kantor pos, maka akan ada dua komandan tim di sana. Nanti kalian bisa bekerja sama untuk menangani sarang hantu ini, itu akan jadi perbuatan baik.” Zhou Deng berkata.
Yang Jian berkata: “Semoga begitu.”
Beberapa orang berbincang tanpa arah, mengisi waktu yang membosankan ini.
Namun ketika waktu menunjukkan pukul dua belas dua puluh lima malam.
“Berderit!”
Suara pintu kayu tua yang terbuka tiba-tiba terdengar. Meski tak keras, tapi di rumah kuno yang sunyi ini terasa sangat jelas.
Seketika.
Kerumunan yang baru saja mengobrol langsung menutup mulutnya, semua menoleh ke arah sumber suara.
Itu... arah ruang belakang.
Pintu belakang terbuka.
“Sebelumnya pintu belakang dan depan sudah terkunci, bahkan dipalang. Pada dasarnya mustahil didorong begitu saja.” Ekspresi Yang Jian berubah: “Sepertinya penerima surat sudah datang.”
“Tapi kronologi tidak cocok. Sekarang pukul dua belas dua puluh lima.” Liu Qingqing berkata: “Kantor pos bilang penerima muncul tepat pukul dua belas malam.”
“Tidak, waktunya cocok. Sekarang memang tepat pukul dua belas malam.” Kata Yang Jian.
Li Yang, Yang Xiaohua, Zhou Deng menoleh ke arah Yang Jian, semuanya terlihat heran.
"Meski kau komandan tim, tak boleh asal bicara dengan mata terbuka. Sekarang ponsel semua orang di sini menunjukkan pukul 12:25. Sekalipun ada selisih beberapa menit, tetap tak mungkin cocok dengan pukul 12 tepat!"
Yang Jian tidak memberi penjelasan.
Dia tahu alasannya.
Karena kemarin Yang Jian melakukan restart selama 25 menit, jangkauan restart ini mencakup rumah kuno. Jadi waktu di rumah kuno terpengaruh. Meski sekarang pukul 12:25, seandainya rumah kuno tidak terkena efek restart, seharusnya baru pukul 12 tepat.
Tapi saat ini dia sengaja tidak menjelaskan detail.
Yang lain juga tidak mempermasalahkan hal ini. Sekarang pintu belakang rumah kuno sudah didorong terbuka oleh sesuatu, keanehan ini sudah terjadi, kita harus waspada.
Tatapan semua orang tertuju ke lorong menuju ruang belakang.
Meski hati mereka resah,
mereka juga ingin tahu: Di hari terakhir ini, siapa yang akan muncul di rumah kuno sebagai penerima surat?
Tak lama kemudian,
suara langkah kaki terdengar dari ruang belakang. Langkahnya sangat pelan, seperti orang berjalan memakai sepatu kain, gerakannya tak keras tapi masih bisa dikenali bahwa sesuatu telah memasuki rumah kuno.
Setelah langkah kaki itu sampai di ruang belakang, suara lain bergema.
"Grrk!"
Ini suara pintu ditutup, bahkan setelah pintu tertutup terdengar suara menggeser kunci.
"Barang itu masuk... dan mengunci pintu." Pikiran ini muncul serentak di benak kerumunan di lobi.
Melalui gerakan kecil ini, sangat mudah untuk menilai dengan jelas apa sebenarnya yang dilakukan orang di ruang belakang itu.
Yang Jian ingin menyelidiki lebih jauh. Mata hantunya bergerak, langsung menatap ke arah ruang belakang.
Meski terhalang tembok, selama tidak ada gangguan gaib, dia tetap bisa mengabaikan halangan dinding dan melihat situasi di balik rumah kuno itu.
Tapi...
Mata hantu memang berhasil menembus halangan dinding dan melihat ke ruang belakang.
Namun ruang belakang itu ternyata sunyi sepi, tak ada apa-apa. Baik tidak menemukan penerima surat, juga tidak menemukan jejak hantu gentayangan.
"Lagi-lagi fenomena gaib yang tak bisa dipahami," gumam Yang Jian sambil merenung. Dia tidak memaksakan mata hantunya untuk mencari-cari.
Langkah kaki di ruang belakang terus bergema.
Makhluk itu tidak hanya masuk, tapi juga bergerak mendekati area lobi.
Tap, tap-tap!
Langkah kakinya pelan tapi berirama. Jika kau memejamkan mata, benar-benar bisa mendengar seolah ada seseorang sedang mendekat.
Tapi mata sama sekali tak mampu melihatnya.
Bukan hanya mata hantu Yang Jian yang tak bisa melihat, mata orang lain pun demikian.
"Dengar suara tapi tak lihat wujud? Penasaran apakah bisa disentuh." Ekspresi Zhou Deng berubah. Dia mengenakan topeng kulit manusia, lalu menyimak arah sumber suara langkah kaki sebelum bergegas mendekat.
Jika penerima surat memang ada dalam bentuk seperti ini, secara logika seharusnya bisa disentuh.
Meski bukan kurir surat, dia tak keberatan membantu Yang Jian menyelesaikan tugas pengiriman surat lebih cepat, lalu segera kabur dari sarang hantu ini.
"Zhou Deng, kau terlalu mengambil risiko." Li Yang buru-buru memprotes.
“Tidak akan ada masalah, saya tidak mudah mati.” Zhou Deng berkata, tetap berani tanpa pertimbangan lain.
Dia berjalan menghadap ke arah sumber suara langkah kaki itu.
Namun.
Sesuatu yang tak bisa dipahami terjadi. Meski Zhou Deng membuka lengannya mencoba menyentuh hantu tak kasat mata itu, seluruh tubuhnya seolah menyentuh udara kosong tanpa objek apapun.
“Benar-benar tidak bisa disentuh.”
Zhou Deng mengangkat bahu dengan ekspresi getir: “Sekarang giliran kalian yang pusing. Penerima surat memang sudah muncul, tapi barang ini tak terlihat, tak tersentuh, hanya bisa didengar. Sungguh tak tahu bagaimana cara mengirimkan surat ini. Untungnya sepertinya tidak ada ancaman, setidaknya belum menyerang saya.”
Ujian kali ini berhasil mengungkap banyak hal, bukan tanpa makna.
Jadi anggota tim yang tersisa bisa memastikan tiga informasi:
Penerima surat memang telah masuk ke rumah kuno, dan masih tertinggal di dalamnya hingga sekarang.
Penerima surat tidak bisa dilihat atau disentuh, hanya bisa didengar.
Harus ditemukan cara untuk bertemu penerima surat agar bisa mengirimkan surat merah ini.
“Tak disangka tugas terakhir pengiriman surat akan seperti ini.”
Liu Qingqing mengerutkan alutnya: “Meski tidak berbahaya, tapi surat tidak bisa dikirim dengan mudah. Lagipula penerima surat bisa pergi kapan saja. Jika sebelum kepergiannya kita tidak menemukan solusi, misi pengiriman kali ini gagal.”
“Komandan tim, dalam situasi seperti ini, apa yang harus kita lakukan?” Li Yang menoleh ke arah Yang Jian menanyakan pendapat.
Yang Jian berkata: "Alasan penerima surat tidak terlihat bukan karena tidak eksis, tapi karena kurangnya metode. Mungkin penerima ini tidak berada dalam periode waktu yang sama dengan kita, mungkin kehilangan perantara yang menghubungkan, atau perlu metode tertentu untuk membuat penerima muncul ke permukaan."
"Metode perlu diuji satu per satu sampai berhasil."
Saat berbicara, langkah kaki masih bergema di lobi. Kali ini suaranya mengalami perubahan, dari lobi yang sepi terdengar desahan berat.
Sepertinya penerima surat yang memasuki rumah kuno ini melihat perubahan yang terjadi, sedang mengenang dan berdecak kagum.
Suaranya sangat dekat, tepat di tengah rumah kuno, jaraknya hanya sekitar satu dua meter dari mereka.
Tapi di jarak satu dua meter ini, mereka tetap tidak bisa melihat si penerima surat.
"Kita harus segera cari cara. Kupikir penerima ini tidak akan tinggal lama di rumah kuno ini." Yang Xiaohua tiba-tiba merasakan urgensi.
Dia khawatir jika penerima pergi, misi pengiriman surat ini akan gagal.
"Jangan nagih, semua sedang cari cara!" Li Yang membentak.
Mereka semua merenung, berusaha mencari ide bagus untuk menyelesaikan tugas pengiriman surat kali ini.
"Apa gangguan Wilayah Hantu bisa membantu?"
Yang Jian segera mencoba. Yang Xiaohua benar, surat harus dikirim sebelum penerima pergi. Jika tidak, misi ini akan gagal.
Sesaat kemudian.
Wilayah Hantu Yang Jian diaktifkan lapis demi lapis, bertumpuk-tumpuk.
Dari Wilayah Hantu lapisan pertama sampai lapisan enam.
Namun hasilnya...
Di dalam Wilayah Hantu pun penerima surat tetap tak terlihat.
Barang itu seperti rekaman masa lalu yang hanya meninggalkan suara, bukan benar-benar eksis.
“Bukan Wilayah Hantu, maka hanya ada dua kemungkinan: entah penerima surat tidak bisa mengirimkannya karena saya sebelumnya merestart rumah kuno dan mengganggu waktunya, atau perlu menggunakan perantara untuk bisa bertemu hantu gentayangan.”
“Satu-satunya benda yang menghubungkan periode pembangunan dan keruntuhan rumah kuno di sini hanya satu.”
Yang Jian menoleh ke arah empat kursi kayu beratap hitam yang terpajang di tengah lobi.
Keempat kursi inilah saksi bisu kejayaan dan keruntuhan rumah kuno ini.
Sebelumnya Zhou Deng juga pernah meneliti bahwa kursi ini memang sangat unik, memiliki sejenis kemampuan ganjil yang perlu digali dan ditemukan.
Dengan niat mencoba, dia langsung duduk di kursi kayu beratap hitam itu untuk menguji apakah ada efeknya.
Tapi sayang.
Sama sekali tak berefek.
Hanya kursi biasa saat diduduki, tak ada keistimewaan.
"Tak berguna, aku sudah mencoba sebelumnya. Semua normal saat duduk di kursi itu," kata Zhou Deng. "Bukan hanya kursi yang kau duduki, semua kursi lainnya juga sudah kucoba."
"Dengar! Langkah kaki penerima surat mulai menjauh..." teriak Yang Xiaohua panik.
Langkah kaki di lobi kembali terdengar, sepertinya bergerak menjauh menuju arah lubang langit.
"Jika penerima surat pergi, pengiriman gagal. Kutukan kantor pos akan datang dan kita pasti mati!" Liu Qingqing bergegas menyusul sambil menghentakkan sepatu hak tingginya, mencoba menyentuh penerima surat yang tak kasat mata itu.
Namun sama sia-sianya.
Siapapun tak bisa menyentuh sosok itu, hanya bisa mendengar langkah kakinya semakin menjauh.
"Tidak bisa disentuh, artinya tidak bisa dihalangi. Hantu ini akan pergi, tidak ada cara." Li Yang berkata dengan wajah suram: "Metode paling penting, tindakanmu ini tidak ada artinya."
"Harus dicoba."
Liu Qingqing menggigit gigi: "Tugas pengiriman surat hampir selesai. Kalau ada masalah sekarang, sangat disayangkan."
"Kursi hitam adalah kuncinya."
Tatapan Yang Jian berkelip: "Ingat kejadian saat hantu gentayangan meretas rumah kuno ketika kita berjaga? Ada hantu mendorong kursi kayu beratap hitam. Kursi ini bisa menghalangi hantu tak kasat mata."
"Kursi kayu beratap hitam adalah perantara. Satu-satunya cara untuk menghentikan kepergian penerima surat adalah menggunakan kursi ini."
"Empat kursi ditaruh di empat penjuru, menyisakan ruang untuk satu orang berdiri di tengah. Bisa mengurung seseorang, atau hantu gentayangan di pusatnya."
"Kantor pos hanya menyuruh kita mengirim surat merah sebelum penerima pergi, tapi tidak melarang kita menahan penerima surat."
Sebuah rencana segera terbentuk di otaknya.
