Zhang Wei sepertinya lupa tujuan awalnya. Setelah janjian, dia langsung lari ke warnet. Padahal tadi bersikap sangat hati-hati, kini sama sekali tak peduli apakah ada sesuatu yang tidak bersih mengikutinya.
Rupanya dia sangat percaya pada Yang Jian yang berjanji akan menangani "barang itu" di sekitarnya.
Karena alasan inilah dia bisa begitu tega melepas.
Dari kejauhan, Yang Jian melihat Zhang Wei masuk ke sebuah warnet di sekitar.
Tapi saat Zhang Wei masuk, pintu warnet terbuka tiga kali berturut-turut.
"Ketukan pertama Zhang Wei dan Kakak A Fei masuk bersama, tapi ketukan kedua ada seseorang yang keluar dari dalam."
"Ketukan ketiga... sepertinya tidak ada siapa-siapa?"
Tiba-tiba Yang Jian terkejut. Otaknya secara refleks mengabaikan orang yang membuka pintu pada ketukan ketiga. Meski pandangannya sempat menangkap bayangan itu, namun hanya sepintas lalu sama sekali tidak sempat diperhatikan.
"Tidak beres, benar-benar ada masalah."
Sesaat kemudian.
Yang Jian meninggalkan Gedung Shangtong dan muncul di depan pintu gerbang warnet ini.
Ia mengerutkan alut, mengingat kembali adegan ganjil tadi yang masih terasa sulit dipercaya.
"Pintu terbuka tiga kali tapi ada satu orang yang muncul dalam pandanganku tanpa kusadari. Tapi aku yakin orang itu benar-benar ada. Tampaknya ucapan Zhang Wei sebelumnya benar - memang ada sesuatu yang tidak beres yang selalu mengikutinya."
Yang Jian tidak masuk ke warnet. Mata hantunya terus menatap pintu masuk dan keluar warnet.
Di dalam cukup ramai, setidaknya ada tiga puluhan orang yang sedang online.
Jika ada hantu, pasti menyamar di antara mereka, hanya sulit dibedakan.
"Pakai metode eliminasi. Saring satu per satu sampai menemukan orang yang bermasalah terakhir," bisik Yang Jian dalam hati. Wilayah hantunya langsung diaktifkan, menyelimuti seluruh warnet.
Pengunjung warnet yang sedang online tak menyadari mereka telah masuk ke wilayah hantu, tetap asyik bermain internet.
"Hari ini semua biaya internet di warnet ini aku yang bayar!" teriak Zhang Wei begitu masuk.
Puluhan pasang mata langsung menatap tajam ke arahnya.
"A Wei datang! Kemana saja akhir-akhir ini? Sudah beberapa hari tidak terlihat," sapa seseorang sambil melambai.
Zhang Wei berkata: "Jangan sebut lagi, akhir-akhir ini sial banget. Waktu nonton film malem kemarin diawasi Hantu, udah ngumpet beberapa hari."
"Kau pasti lemah, sampai berhalusinasi." Ada yang tertawa sambil berkata.
"A Wei lemah? Ngaco! Kau tahu nama Inggrisku apa? Kalau tidak tahu, mulai sekarang panggil aku Tuan Keras. Ini kartu namaku." Zhang Wei benar-benar mengulurkan kartu nama.
Di atasnya tercetak nama Inggris aneh, di bawahnya ada terjemahan Mandarin.
"A Wei jangan membual lagi, main ga nih? Tinggal kau doang yang kurang." A Fei menyapa, mengajak Zhang Wei main game.
Zhang Wei berlari kecil mendekat: "Ini dia, ini dia."
Tak lama kemudian, dia bersama A Fei dan beberapa teman warnet biasa main game bersama.
Belum lama Zhang Wei sudah memarahi dengan kasar: "Kalian para noob! Bisa main ga sih? Dulu kukira Kakak Kaki sudah paling noob, ternyata kalian lebih parah. Aku 1 lawan 7, mana ada yang tahan!"
Tapi saat itu, jumlah pengguna warnet mulai berkurang drastis tanpa disadari.
Sekitar seolah diganggu sesuatu, lampu padam, komputer menghitam, orang-orang pun menghilang tanpa bekas.
Area yang masih terang cepat dilahap, seperti zona aman dalam game yang makin menyusut. Perubahan ini tak ada yang memperhatikan. Dalam pandangan mereka, semua normal - pengguna masih online, layar komputer tetap menyala.
Ini halusinasi.
“Halusinasi yang muncul di dalam Wilayah Hantu tidak bisa dibedakan dengan mata oleh orang normal.”
Yang Jian menggunakan Wilayah Hantu untuk menciptakan ilusi, mulai menyaring seluruh orang mencurigakan di warnet. Pertama-tama dia mengeliminasi orang-orang yang normal sedang berselancar internet, lalu mencari keberadaan ganjil yang sulit terdeteksi.
Tak lama kemudian.
Hampir seluruh area warnet telah disaring dan dieliminasi oleh Yang Jian, tersisa hanya deretan terakhir tempat Zhang Wei dan lainnya berada.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, mengamati beberapa orang di sekitar Zhang Wei.
Dia tahu di antara beberapa orang ini pasti ada yang bermasalah. Keberadaan khusus itu bisa membuat orang secara refleks mengabaikannya, tidak memiliki nilai eksistensi yang berarti. Bahkan di tengah kerumunan sedikit orang sekalipun, tetap sulit diperhatikan.
Ini adalah gangguan gaib.
Keberadaan yang tak bisa dijelaskan, seperti beberapa hantu gentayangan yang bahkan berdiri di hadapanmu pun takkan kau sadari.
Meski terlihat bertentangan dengan logika biasa, hal ini sebenarnya hal biasa di lingkaran gaib.
Mata hantu Yang Jian bisa melihat keberadaan orang itu, namun dirinya sendiri tak bisa menyadarinya.
“Lanjutkan penyaringan.”
Seketika.
Monitor komputer paling kanan tiba-tiba redup, seseorang menghilang tanpa bekas. Meski kehilangan mendadak ini seharusnya menarik perhatian, namun dalam ilusi Wilayah Hantu, di mata Zhang Wei, A Fei dan lainnya orang itu masih ada, tidak pergi.
“Apa yang terjadi? Kenapa kau diam berdiri disana? Apa kau mau menjebakku lagi?” Zhang Wei mulai marah.
“Bukan orang ini.”
Yang Jian merenung sejenak, lalu melanjutkan proses seleksi.
"Layar kedua paling kanan mati, satu orang lagi tersaring keluar, meninggalkan Wilayah Hantunya."
"Tapi orang yang tersaring itu sendiri tidak bereaksi sama sekali. Di dalam atau di luar Wilayah Hantu, dia takkan bisa merasakannya. Lagipula orang biasa tidak punya kemampuan merasakan hal gaib, juga tidak bisa membedakan halusinasi, sangat mudah terganggu."
"Orang ini juga bukan pelakunya."
Kini, di samping Zhang Wei hanya tersisa A Fei seorang.
"Sepertinya tempat ini aman tanpa keanehan, sama sekali tidak ada benda gaib khusus. Karena Zhang Wei dan A Fei tidak bermasalah, ini sudah dipastikan Yang Jian."
"Tidak. Selain Zhang Wei dan A Fei, ada orang ketiga. Orang itu bisa kulihat tapi tak bisa kuperhatikan." Yang Jian tidak menghentikan aksinya, justru semakin waspada.
Sesaat kemudian.
A Fei juga menghilang.
"Mana orangnya? Kenapa diam semua? Masih mau main nggak sih?" Zhang Wei memandang ke kiri-kanan ingin memarahi anggota tim yang menjebak ini.
Tapi tak lama kemudian, Zhang Wei tertegun melihat warnet yang tiba-tiba sepi.
Lalu tiba-tiba berdiri dari kursinya.
"Ini tidak beres." Zhang Wei mengerutkan alutnya.
Tepat di saat itu.
Di depan komputer paling kiri Zhang Wei, seseorang tiba-tiba berdiri.
Wajahnya datar, tanpa bicara. Seperti bayangan yang mengikuti Zhang Wei ke mana-mana, tapi tak ada yang memperhatikannya. Kemunculannya sekarang seolah melompat dari udara. Saat A Fei masih ada, orang ini sama sekali tidak terlihat. Baru setelah A Fei hilang, dia muncul.
Semua terasa begitu ganjil.
dia sudah ada di sini sejak lama, hanya saja kau tidak memperhatikan, atau mungkin posisi itu sebelumnya kosong, dan sekarang tiba-tiba muncul orang ketiga.
Sesaat kemudian.
Zhang Wei juga menghilang.
Warnet sunyi dan redup, tak tersisa satu orang pun.
Seluruh orang, termasuk Zhang Wei, diisolasi oleh Yang Jian menggunakan Wilayah Hantu.
Tapi setelah semua orang menghilang, masih ada seseorang berdiri sendirian di dalam warnet. Diri yang kesepian itu dikelilingi kekosongan, semua layar komputer padam, seluruh penerangan mati.
"Ketemu kau." Sudut bibir Yang Jian menampakkan senyum dingin.
Sekarang dia paham beberapa karakteristik makhluk gaib ini.
Hantu ini bisa menyatu dengan kerumunan. Saat jumlah orang di sekitarnya melebihi tiga, mustahil terdeteksi. Sekalipun terlihat, perhatian akan teralihkan.
Ia selalu muncul di titik buta visualmu, mondar-mandir di sekeliling tapi tak terpahami.
Saat jumlah orang berkurang menjadi dua, ada kemungkinan terdeteksi tapi tetap diabaikan.
Baru ketika tersisa satu orang di sekitar, hantu akan menampakkan diri.
Hanya dalam kesunyian total tanpa seorang pun, gangguan gaib yang memengaruhi nilai eksistensi ini akan sirna sepenuhnya.
Makhluk itu mulai menunjukkan keanehan, seolah menyadari ketahuan.
Dengan cepatnya meninggalkan wilayah warnet, bergegas menuju pintu keluar.
Begitu sampai di luar, ia akan kembali menyempurnakan penyamaran di antara kerumunan, menjadi "orang ketiga" yang tak pernah terendus.
“Sekarang ingin pergi, sudah terlambat.” Yang Jian berdiri di luar warnet, menyaksikan pemandangan ini.
Dirinya telah menghabiskan banyak stamina, mengaktifkan Wilayah Hantu, memblokir warnet, menyaring lebih dari 30 orang, baru bisa menangkap barang ini. Bagaimana mungkin dia akan membiarkannya pergi?
Tak lama kemudian.
Yang Jian melepas satu sarung tangannya.
Tangan hantu yang menghitam dan dingin terlihat.
Seketika.
Orang yang sedang berusaha keluar cepat dari warnet itu tiba-tiba terhenti. Telapak tangan kaku dan dingin muncul di kakinya, mencengkeram pergelangan kakinya dengan erat.
Kemakin banyak telapak tangan muncul.
Ada telapak tangan mayat dingin lain yang mencekik lehernya, ada yang menggenggam pergelangan tangannya, menutupi wajahnya... Tak lama kemudian, telapak tangan-telapak tangan ganjil itu seperti belatung yang bergerak-gerak, merambati seluruh tubuhnya dengan rapat, mengunci setiap inci tubuhnya.
Tekanan Tangan Hantu telah terbentuk, bisa langsung mengendalikan aksi seekor hantu.
Makhluk itu berhenti, tak ada gerakan lagi. Tak melawan, tak berusaha melepaskan diri. Berdiri kaku seperti mayat.
Sekali pun tanpa menggunakan golok kayu bakar atau paku peti mati, Yang Jian tetap bisa menghadapi fenomena gaib tingkat biasa ini dengan mudah.
"Membunuh di Kota Dachang-ku lalu ingin kabur?"
"Braak!"
Sesaat kemudian, pintu gerbang warnet terbuka. Barulah Yang Jian bergegas masuk.
Warnet yang sepi itu hanya berisi dirinya sendiri, dan sosok aneh yang seluruh tubuhnya ditutupi tangan hantu.
"Mengikuti Zhang Wei ke mana saja, membunuh semua orang yang mencurigaimu di sekitarnya. Tindakan ini tidak mirip hantu gentayangan. Jadi kau sebenarnya manusia atau hantu?" Yang Jian menghentikan langkahnya, bertanya dengan wajah dingin dari jarak beberapa meter.
Tubuh orang itu kaku, tidak memberikan jawaban.
"Tidak menjawab juga tidak masalah. Pengendali Hantu atau hantu, pada akhirnya hanya akan bernasib sama - dikurung."
Setelah melihat tidak ada reaksi, dia malas mengoceh lebih lanjut.
Namun saat itu.
Orang tiba-tiba bergerak. Dengan susah payah membuka mulut, terlihat kesakitan dan tak berdaya.
Melihat ini, Yang Jian membuat tangan hantu yang menutupi wajah orang itu menghilang, mengurangi sedikit tekanan.
Mulutnya masih berusaha membuka, seolah ingin bicara, tapi hanya mengeluarkan suara kekekek.
"Tidak ada tenggorokan." Tatapan Yang Jian bergetar lemah. Saat mulut terbuka, terlihat rongga kosong tanpa lidah maupun pita suara.
Tapi mulut itu tetap membuka.
Tiba-tiba wajahnya mulai terkoyak. Retakan muncul di kulit, seolah sudah ada sebelumnya namun tersambung rapat. Saat terpisah, terlihat ketidakselarasan antara bagian atas dan bawah wajahnya.
Seperti potongan dua wajah berbeda yang disatukan secara paksa.
Saat disusun bersama, perasaan tidak wajar ini belum terlihat, tapi setelah terkoyak, sensasi aneh ini justru sangat jelas.
Yang Jian langsung teringat kasus-kasus sebelumnya di Kota Dachang.
Dalam kasus tersebut ada korban yang dibunuh, saat mayat ditemukan sebagian jasadnya hilang seolah dicuri, namun luka potongnya sangat rapi, tidak seperti buatan manusia, sehingga diduga terkait peristiwa supranatural.
"Ternyata begitu, pantas saja aku tidak mengenalmu, rupanya kau mayat yang disusun dari potongan-potongan." Yang Jian segera memahami.
Tangan hantunya langsung meretas masuk ke dalam tubuh makhluk itu.
Tubuh orang ini mulai terkoyak bagian demi bagian, retakan muncul di seluruh badan.
Tangan, kaki, dan tubuhnya berantakan seperti balok kayu yang runtuh.
Tapi di dalam tubuh yang berantakan itu tersembunyi seseorang - sosok kurus kering yang meringkuk dengan tubuh berlumuran darah.
Ia bagaikan parasit yang hidup dalam tubuh itu, kini terpapar jelas.
"Manusia hidup, atau hantu gentayangan?" Mata hantu Yang Jian langsung mengintai.
Seketika.
Dia menarik kesimpulan.
Orang hidup?
Kelopak mata Yang Jian berkedut, dia menemukan sosok kurus ini masih menunjukkan tanda vital, bukan mayat.
Memiliki tanda vital sekaligus kekuatan gaib, maka hanya ada satu kemungkinan - Pengendali Hantu.
"Sungguh sangat menarik, tak disangka ada Pengendali Hantu jenis ini. Tubuhnya sendiri tidak digunakan, malah merakit tubuh baru untuk dipakai, sembunyi di dalam tubuh hasil rangkaian itu. Pantas saja sebelumnya saya curiga kau hantu gentayangan. Dalam situasi seperti ini siapa pun pasti akan mencurigai."
Yang Jian menyipitkan mata: "Kau masih bisa bicara? Jika tidak, maka maaf, saya terpaksa membunuhmu seperti ini."
Orang kurus kering itu menggeliat kesakitan, tulang-tulangnya berbunyi gemeretak seolah patah dan remuk. Rasa sakit ini membuatnya merintih tanpa suara.
"Dia tampaknya sakit parah, seperti cacat bawaan." Yang Jian mengamati tubuhnya. Tulang punggungnya melengkung, pertumbuhan tulang benar-benar tidak normal, sama sekali tidak bisa diluruskan, bahkan bergerak pun mustahil.
Jika tidak ada yang merawat, dia hanya bisa terbaring di ranjang menunggu ajal.
"Tubuh tidak bisa bergerak, bicara pun tidak? Kalau sudah menderita begini, lebih baik kubebaskan kau saja."
Begitu kata Yang Jian, bayangan hitam di kakinya bangkit lalu mendekati orang ini.
