Yang Jian tidak berniat melepaskan orang aneh ini. Keberadaan orang ini sangat mengancam. Jika bukan karena Zhang Wei yang menyadari keanehan di sekitar, tak seorang pun tahu ada makhluk berbahaya berkeliaran di sekitar Gedung Shangtong. Bahkan dia sendiri pun tidak yakin bisa menemukannya.
"Orang ini bersembunyi terlalu dalam. Selama jumlah orang di sekitarnya melebihi tiga, dia tidak bisa ketahuan."
"Sekalipun pandanganmu melihatnya, otakmu akan secara otomatis mengabaikan keberadaannya."
Fenomena gaib yang ganjil seperti ini baru pertama kali ditemui Yang Jian.
Bayangan hantu yang tinggi besar mulai berjalan di dalam warnet, mendekati pria kurus yang tubuhnya melengkung aneh. Yang Jian berniat mencuri memorinya untuk mengetahui identitas asli orang ini, sekaligus membunuhnya secara tuntas dan mengurungnya.
Mungkin telah merasakan bahaya yang mengancam posisinya.
Pria kurus bertubuh melengkung itu dengan susah payah membuka mulut: "He-hentikan! Kau tidak boleh membunuhku!"
"Sekarang mau bicara? Sudah terlambat." Yang Jian tidak menghentikan aksinya hanya karena sepatah kata. Bayangan hantu telah menyelimuti tubuh pria itu, mulai mengikis tubuhnya.
"Aku bisa membantumu... Aku punya gunanya bagimu..." Pria itu kembali berbicara, mencoba membujuk Yang Jian.
"Tak perlu. Aku tidak tertarik padamu. Kau bersembunyi di dekat perusahaan dengan niat jahat. Lebih baik kau mati saja. Hantu yang kau kendalikan memang istimewa, mungkin bernilai bagiku. Tapi aku bisa merampasnya dari tubuhmu dan memberikannya ke orang lain."
Suara Yang Jian dingin menggoreskan realita kejam.
Hantu yang dikendalikan Pengendali Hantu memang bisa direnggut paksa. Sebelumnya pernah ada yang khusus memburu Pengendali Hantu untuk mengambil hantu dari tubuh mereka, karena cara ini jauh lebih minim risiko dalam mengurung hantu gentayangan, hampir tanpa pengorbanan berarti.
Bayangan hantu terus meretas masuk.
Kulit pria ini perlahan diselimuti lapisan bayang-bayang hitam, seluruh tubuhnya merasakan dingin yang menusuk, sementara badannya cepat kehilangan sensasi.
"Yang Jian, aku tidak pernah mencari masalah denganmu." Pria ini membuka mulut lagi, ternyata dia mengetahui status Yang Jian.
Yang Jian berkata: "Kau telah membunuh banyak orang di Kota Dachang hanya untuk mencuri bagian tubuh manusia hidup, ini disebut tidak bermasalah denganku?"
"Bukankah kau juga pernah membunuh? Mungkin korbanmu lebih banyak dariku." Pria ini meragukan Yang Jian.
Yang Jian menjawab: "Benar, jumlah orang yang kuhabisi memang melebihi milikmu. Tapi lebih banyak lagi yang kuselamatkan. Alasan Kota Dachang masih eksis adalah karena aku. Dan dunia ini bicara soal kemampuan. Jika kau sanggup menghabisiku, kau bisa kuasai Dachang nanti."
Pria itu terdiam. Tubuhnya yang sebagian besar sudah mati rasa akibat invasi bayangan hantu, bahkan tak merasakan kesakitan.
Meski dingin menyelimuti, sensasi itu justru memberinya kenyamanan.
"Akan kulihat, jenis manusia apa sebenarnya kau ini." Tatapan Yang Jian berkelip-kelip, bayangan hantu sedang mencuri memorinya.
Cepat.
Dalam otak Yang Jian muncul memori orang hidup yang asing namun familiar.
Memori itu memperlihatkan seorang penyandang cacat yang terbaring sakit di ranjang, tinggal di kawasan tua Dachang. Orangtuanya bercerai dan acuh tak acuh. Kehidupan semakin sulit setelah neneknya meninggal, hanya mengandalkan pensiun kakeknya untuk bertahan hidup.
Begitulah, setiap hari, dia terus bertahan, berkhayal suatu hari keajaiban akan terjadi.
Belakangan, kakeknya juga meninggal, menyisakannya sendirian terbaring di rumah. Awalnya masih ada tetangga dan pegawai komunitas yang datang merawatnya, tapi semakin lama semakin sedikit yang mau merawat... Hingga suatu hari, dia mendengar percakapan tetangga sebelah.
Kota Dachang sepertinya angker.
Mungkin itu awal Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan.
Beruntungnya, kelumpuhannya justru menyelamatkannya dari hantuan Mayat Hidup Kelaparan. Dia bertahan hidup, tapi kondisi lumpuh membuatnya sulit bertahan. Kekurangan makanan dan air, ranjangnya penuh kotoran, tubuhnya membusuk, perlahan merangkak menuju kematian...
Meski selamat dari Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan, nyawanya tetap akan melayang di ranjang pasien.
Dia tak ingin mati, keinginan kuat untuk hidup membuatnya terus melawan.
Keajaiban terakhir pun datang.
Suatu hari, dia mendengar langkah kaki sepi bergema di lorong tangga luar kamarnya.
Itulah hantu gentayangan yang mondar-mandir di gedung apartemen kosong.
Pria ini berteriak.
Maka, hantu gentayangan yang tak pernah terdeteksi itu berhasil diungkapnya. Arwah itu membuka pintu, memasuki kamarnya, dan menyusup ke dalam tubuhnya.
Demikianlah.
Dia pun menjelma menjadi Pengendali Hantu.
Namun hanya seperti ini tidak ada gunanya. Hantu ini memang tidak bisa ditemukan dengan mudah. Setelah menjadi Pengendali Hantu, dia juga memiliki karakteristik ini - dilupakan orang dan tidak bisa terdeteksi. Namun kekuatan gaib mempertahankan nyawanya, membuatnya tetap hidup meski tidak makan minum dalam waktu lama.
Belakangan, orang ini berbaring di ranjang sambil perlahan menguasai kekuatan gaib, dan akhirnya terbebas dari pengaruh kecacatan, mulai bisa bergerak.
Meski sangat sulit, langkah penting ini memberinya harapan.
Tapi ketika dia keluar, dia menyadari seolah seluruh warga Kota Dachang tidak melihatnya. Tak ada yang menoleh, tak ada yang memperhatikannya.
Dia merasa dibuang oleh seluruh dunia.
Keramaian di luar sama sekali tidak ada hubungannya dengannya. Dia bagai hantu yang menyimpang dan aneh, berkeliaran di Kota Dachang.
Dia mengunjungi banyak tempat, bertemu berbagai orang dan peristiwa, juga memahami situasi Kota Dachang.
Dia tidak lagi berpikiran sempit. Mulai merenung dan melakukan perubahan.
Maka, dia memutuskan untuk mengubah total identitasnya menjadi orang hidup. Mungkin ini memberinya kesempatan memulai kehidupan baru.
Jadi, dia membunuh orang.
Tapi mayat orang mati tidak bisa dimanfaatkan. Akhirnya dia hanya mengambil sebagian anggota badan.
Korban tewas semakin banyak.
Kumpulan mayat tidak lengkapnya perlahan menjadi lengkap.
Maka, muncul dalam pandangannya sosok baru - manusia utuh yang dirangkai dari banyak mayat orang hidup.
Dia memutuskan menjadi parasit dalam mayat baru ini.
Hingga suatu hari, perbuatannya terbongkar. Orang-orang di Kota Dachang menyelidikinya, mengejar pelaku kejahatan.
Awalnya dia sangat panik dan ketakutan. Tapi perlahan, ia menyadari kekhawatirannya tak beralasan. Bahkan saat petugas penegak hukum melintas di dekatnya, tak ada yang memperhatikannya.
Tidak ada cara untuk menemukannya.
Hingga suatu hari, Zhang Wei membawa sekelompok teman menemui keluarganya dan membuka pintu rumah... Tapi meski berdiri tepat di depan Zhang Wei, dengan gangguan gaib yang terjadi, ia tetap tidak terdeteksi.
Zhang Wei memutuskan untuk pergi.
Namun dia justru berniat mengikuti Zhang Wei ke mana saja.
Tidak pernah terpikir untuk membunuh. Ia ingin memulai hidup baru, menyamar dengan status berbeda di antara kerumunan teman-teman Zhang Wei.
Tapi situasi tak semulus yang dibayangkannya.
Ia tetap menjadi orang yang tak diinginkan. Ketimbang diperhatikan, kedekatannya yang berlebihan malah memicu kecurigaan.
Diselimuti ketakutan, ia mulai membunuh mereka yang mencurigainya.
……
Hingga sekarang, Yang Jian mengawasinya, menemukan, lalu membongkar semuanya.
Sambil melompati memori ini, Yang Jian memahami pengalaman menyedihkan seorang yang malang.
Seorang lumpuh di ranjang pasien yang seharusnya mati mengenaskan, secara tak terduga mampu mengendalikan Hantu tak kasat mata. Mengira ini perubahan nasib, tapi ternyata ia tetap sama. Meski terbebas dari ranjang rumah sakit, dunia luar baginya hanyalah ranjang sakit yang lebih besar.
“Jangan kau bunuh aku, aku bisa membantumu, sungguh aku bisa membantumu. Aku butuh kesempatan, beri aku satu kesempatan, aku akan bekerja untukmu. Aku ingin dikenal orang lain, ingin diakui orang, tak mau mati seperti ini, mati dalam ketidakdikenalan, sama seperti kakek nenekku yang sudah tiada, tak ada yang peduli...”
Orang ini memohon sambil menangis, berharap mendapat kesempatan.
Saat ini, bayangan hantu Yang Jian telah meretas ingatan orang ini. Hanya perlu satu sentuhan, semua ingatannya akan terhapus, menjadi vegetatif dengan kepala kosong.
Ini pada dasarnya sama dengan membunuhnya.
Dia merasakan hal ini, karena itu memohon pada Yang Jian untuk dilepaskan.
"Situasimu memang memilukan, tapi untuk menyusun tubuh manusia hidup ini kau sudah terlalu banyak membunuh. Jika sejak awal meninggalkan ranjang pasien kau menemukanku, mungkin hasilnya akan berbeda. Tapi sekarang jalannya sudah menyimpang, semuanya terlalu terlambat."
Tatapan dingin Yang Jian bagai batu karang, tak ada secuil pun keraguan.
Memang benar dia seorang Pengendali Hantu yang patut dikasihani, tapi jalannya salah. Ada dendam dan kebencian dalam hatinya yang tak bisa dikendalikan, seenaknya membunuh dan merakit tubuh - ini adalah pantangan.
Pantangan seperti ini tak bisa ditoleransi Yang Jian.
Bahkan dia sendiri tak berani menyentuh pantangan semacam ini, apalagi sembarangan merakit tubuh manusia hidup. Jika tidak, saat tubuhnya sendiri membusuk dulu, sebenarnya bisa saja mengambil tubuh sehat pemuda di jalanan.
Tapi orang ini melakukannya.
Bukan karena kebutuhan tubuh, hanya sekadar ingin mengganti identitas baru.
"Tapi kalau hanya seperti ini mungkin masih bisa dimaklumi."
Namun setelah mengganti tubuh baru, dia tidak menghentikan aksinya. Malah karena panik dan cemas, dia membunuh orang biasa yang mulai mencurigainya.
Begitulah sifat manusia.
Begitu terjerumus dalam kehancuran, tak ada jalan untuk kembali.
Alasan-alasan itu sudah tak relevan lagi.
"Hilanglah, dunia ini bukan milikmu lagi." Tatapan Yang Jian tiba-tiba menjadi dingin.
Bayangan hantu langsung menyelimuti kepalanya, menghapuskan memorinya seketika.
Sesaat kemudian.
Pria itu berhenti merengek, berhenti menangis. Matanya kosong, seluruh keberadaannya menjadi hampa.
Setelah menyelesaikan semuanya, Yang Jian mendekat. Tangan hantu menggenggam tubuh kurus yang melengkung itu, lalu pergi.
Sebelum pergi, dia membersihkan semua jejak. Dengan wilayah hantu, mayat-mayat yang remuk itu dikuburkan di kedalaman bumi.
Setelah kepergiannya.
Warnet kembali normal seperti semula.
Para pengguna internet masih asyik online, tak merasakan keanehan apapun.
Zhang Wei tiba-tiba mengusap-usap kepalanya, merasa ada yang tak beres tapi tak tahu harus menjelaskan bagaimana.
Tiba-tiba A Fei di sampingnya mendekat sambil berbisik pelan: "Wei, ingat waktu lalu aku bilang tentang bau mayat yang samar di sekitar kita? Belakangan ada orang lain juga menciumnya dan merasa aneh, tapi mereka semua hilang secara misterius. Karena kau curiga mereka jadi korban, aku tak berani lagi bahas ini."
“Tapi tadi, aroma itu hilang. Kurasa barang itu sudah pergi. Kau tetap harus hati-hati. Jangan bilang siapa-siapa kalau aku yang mengingatkanmu. Aku tak ingin binasa karenamu.”
“Tenang saja, kalau tak percaya padaku, masa tak percaya pada Kakak Kaki? Aku jamin rahasiamu aman.” Zhang Wei berkata penuh keyakinan.
Ia melihat ke posisi kosong di sebelahnya.
Sepertinya perasaan ada yang terus menatapnya memang sudah hilang.
“Mungkinkah sudah diselesaikan Kakak Kaki?” pikir Zhang Wei.
Tapi setelah merenung sebentar, perhatiannya langsung tersedot ke permainan, lalu ia pun larut hingga lupa waktu.
Yang Jian membawa mayat itu kembali ke ruang bawah tanah Kompleks Perumahan Guanjiang, mengurungnya dalam koper emas, lalu kembali ke kantor di Gedung Shangtong untuk menemui Liu Xiaoyu yang sedang bekerja.
Saat ini.
Di dalam kantor Liu Xiaoyu, ia sedang merapikan dokumen bersama Yang Xiaohua, sementara Lao Ying membuat catatan di samping mereka.
“Kasus itu sudah selesai.” Yang Jian langsung menyela.
“Apa? Kasus apa yang selesai?” Liu Xiaoyu kaget, baru menyadari kehadiran Yang Jian setelah melihat ke atas.
Yang Jian berkata: “Kasus pembunuhan berantai di Kota Dachang beberapa waktu lalu, yang mayat-mayatnya tidak utuh.”
“Aku ingat. Tadi kepergianmu untuk menangani kasus itu? Bagaimana situasinya? Akan segera kucatat.” kata Liu Xiaohua.
Yang Jian memberikan kesaksian lisan, meninggalkan sejumlah laporan.
Cerita ini membuat mata Yang Xiaohua yang di samping membelalak: “Ada makhluk seperti itu? Orang ketiga yang tak terdeteksi? Ia mondar-mandir di dalam dan luar perusahaan?”
“Ada berbagai jenis peristiwa supranatural, tidak ada yang perlu dibesar-besarkan.”
Yang Jian berkata: “Orang itu sudah kuhabisi, hantunya juga sudah terkurung. Mayat-mayat tidak utuh yang ditemukan sudah kubersihkan.”
Dia tidak perlu meninggalkan bukti saat bertindak. Ucapannya sendiri adalah bukti.
Figur tingkat komandan tim tak perlu bertanggung jawab pada siapapun, cukup bertanggung jawab pada diri sendiri.
Sekalipun Yang Jian mengarang alasan asal-asalan, Liu Xiaoyu tidak akan meragukan keaslian peristiwa ini.
“Laporan sudah selesai, berarti kasus ini kutetapkan.”
Liu Xiaoyu segera meletakkan kuas di tangannya, merapikan arsip, lalu memberi tahu yang lain bahwa kasus ini tak perlu lagi menghabiskan sumber daya manusia dan material untuk ditindaklanjuti.
Lao Ying di samping berkata: “Hantu itu sangat unik. Sebelumnya saya melihat beberapa dokumen, menurut saya hantu itu cocok dijadikan barang gaib. Jika dibawa, mungkin bisa mencegah terdeteksinya kita oleh hantu dalam peristiwa supranatural.”
“Pemikiran yang bagus, akan kuperhatikan.” Yang Jian mengangguk.
Orang ketiga yang tidak terdeteksi.
Kekuatan gaib ini sangat istimewa, bahkan Pengendali Hantu sekelas Yang Jian pun bisa terganggu. Jika dimanfaatkan dengan baik, memang bisa meningkatkan kemampuan penyelamatan diri secara signifikan.
Tapi hantu ini tidak cocok dikendalikan.
Karena begitu dikendalikan, diri sendiri akan menjadi tak terlihat - bagaimana anggota tim bisa berkoordinasi denganmu?
Jadi paling tepat dijadikan barang gaib yang bisa digunakan dalam situasi tertentu, lebih fleksibel.
“Masih ada kasus lain? Jika tidak, saya pergi.” Tanya Yang Jian lagi.
Liu Xiaoyu berkata: "Untuk sementara waktu belum ada, sebelumnya ada satu kasus kecil, tapi sudah ditangani oleh Tong Qian, bukan peristiwa supranatural, hanya beberapa orang yang berpura-pura jadi hantu."
"Dari tampaknya Kota Dachang masih cukup tenang." Kata Yang Jian.
"Pekerjaan yang ringan adalah hal yang baik." Yang Xiaohua melihat ke arah Yang Jian dan berkata: "Kau sebaiknya lebih berhati-hati sehari-hari, tidak ada yang ingin melihatmu mengalami musibah."
"Tentu saja, aku memiliki kemungkinan untuk membalikkan segalanya, jelas tidak boleh ada masalah." Setelah berkata demikian, Yang Jian langsung berbalik badan dan pergi.
