Pukul delapan pagi.
Sebuah mobil meninggalkan pusat kota Dachang menuju daerah pinggiran.
Daerah pinggiran ini sebenarnya tidak sepi, masih ada desa dan perkampungan meski jarang penduduk. Namun beberapa hari terakhir suasana menjadi sangat aneh: langit tertutup awan kelabu, gerimis tipis turun, dan udara dipenuhi bau anyir yang tak sedap.
Meskipun cuaca sekarang mulai menghangat, tempat ini tetap memberikan rasa dingin yang menusuk tulang.
Seolah ada sesuatu yang mengerikan berkeliaran di sini, mempengaruhi lingkungan area ini.
Suara rem darurat mobil terdengar.
Di jalan tol yang diblokir, Yang Jian membuka pintu mobil dan turun. Ia menatap ke arah desa terpencil di kejauhan yang diselimuti hujan gerimis yang tak henti-henti.
"Barang itu telah berpindah posisi. Sebelumnya berada di area pegunungan sana, tapi sekarang ternyata bergeser. Namun desa itu kosong, sebelumnya sudah kuminta evakuasi darurat semua orang di sekitarnya." Wajah Feng Quan yang pucat seperti mayat berkerut.
"Wajar jika hantu bisa bergerak. Tidak realistis ingin mengunci satu hantu gentayangan dengan mengisolasi suatu area." Kata Yang Jian sambil memandangi desa yang diselimuti hujan, seolah antara ilusi dan kenyataan.
Seolah tidak termasuk dalam dunia ini.
"Hujan itu aneh, membawa bau anyir seperti mayat yang terendam air. Meski tidak merasakan efek aneh saat kena tubuhku, tetap saja tidak membuat tenang. Lagipula hantu itu memiliki Wilayah Hantu. Tentang fungsi payung hitam itu, aku belum tahu." Jelas Feng Quan singkat.
Di samping.
Huang Ziya memainkan rambut panjang hitamnya yang lebat, berkata: "Dengan tambahan komandan tim, selama tidak menghadapi peristiwa gaib Tingkat S, kita pasti bisa menanganinya. Tak perlu khawatir."
"Xiao Yang, cepat selesaikan urusan dan antarkan aku pulang. Hari ini aku janji main game dengan si Zhang Wei itu." Xiong Wenwen tampak tak sabar. Dia tak ingin dinas luar, tapi tak ada pilihan. Siapa yang menyangka Yang Jian bisa membujuk ibunya?
Yang Jian menggenggam tombak retak di tangannya, lalu menatap langit mendung yang terus-menerus diguyur hujan: "Sejujurnya, aku sangat membenci hujan, apalagi hujan yang mengandung unsur gaib seperti ini."
Usai berkata demikian.
Mata hantunya tiba-tiba membelalak. Cahaya merah darah menyebar ke segala penjuru.
Wilayah Hantu diaktifkan.
Kali ini Yang Jian bertindak tegas. Langsung mengaktifkan Wilayah Hantu lima lapisan untuk mengusir fenomena gaib yang tak pasti.
Awan gelap di langit juga mengandung unsur gaib. Di bawah selimut cahaya merah Wilayah Hantu lima lapisan, langit suram yang menekan itu seketika lenyap, kembali jernih kebiruan.
Sinar matahari menerpa.
Desa di kejauhan seolah berpindah dari dunia ilusi ke realitas. Perasaan ganjil yang tak terdefinisikan pun sirna.
"Seluruh awan gelap di wilayah ini telah menghilang." Huang Ziya mengamati dengan takjub di hati.
Kemampuan Komandan Tim dalam menggali kekuatan gaib telah mencapai tahap yang sulit dipercaya. Tak hanya bisa memengaruhi dunia nyata, tapi juga fenomena gaib lain, bahkan memaksa menghalau fenomena gaib tersebut.
"Hantu itu ada di desa." Mata hantu Yang Jian mengintai. Ia merasakan pandangannya terintervensi oleh kekuatan gaib.
“Mata telanjang melihat desa itu eksis di kejauhan, namun di mata hantu-nya, desa itu terdistorsi, bergoyang-goyang, seperti sinyal yang bisa dicekik kapan saja.”
“Sekarang langsung berangkat?” Feng Quan berkata: “Atau biar Xiong Wenwen memprediksi dulu, untuk berjaga-jaga?”
“Tidak terburu-buru, tunggu dulu.” Yang Jian tidak berbicara, melanjutkan berdiri di sana sambil memandangi desa sepi tak berpenghuni di kejauhan.
Desa di sana tidak tua, malah penuh modernisasi. Vila-vila tiga atau empat lantai memperlihatkan wajah baru desa modern, bertolak belakang dengan citra desa terbelakang dan rusak. Banyak bangunan bergaya kuno yang memiliki nuansa klasik.
Dia hanya diam-diam mengamati, tidak melakukan apapun, seolah sedang membuang waktu.
Orang lain juga tidak terburu-buru, sabar menunggu bersama.
Bagaimanapun, jarak di sini cukup jauh dan tidak ada bahaya. Jika harus membuang waktu, mereka sanggup.
Sekitar sepuluh menit kemudian, awan gelap perlahan muncul di atas desa. Saat lima belas menit, awan gelap menutupi desa. Kemudian hujan gerimis turun rintik-rintik. Saat tiga puluh menit, semua kembali ke kondisi awal saat mereka tiba.
Fenomena gaib yang dihilangkan Yang Jian muncul kembali.
Tapi ini normal.
Selama sumber fenomena gaib masih eksis, fenomena itu tidak akan menghilang. Yang Jian sebelumnya hanya menghilangkan sementara. Setelah beberapa waktu, semua akan kembali seperti semula.
“Satu kali pengendalian saya hanya bisa mempertahankan lima belas menit, setelah lima belas menit desa itu akan kembali terkena gangguan gaib, diselimuti hujan gerimis.” Yang Jian menghitung waktu sambil berkata datar.
“Artinya, waktu aksi kita adalah lima belas menit. Setelah lima belas menit, apapun situasinya, lebih baik segera mundur dari desa itu, atau saya akan menghalau lagi sekali.”
Feng Quan merenung: “Menghindari basah kuyup oleh hujan gerimis itu? Jadi lima belas menit adalah waktu terbaik untuk bertindak.”
“Sekarang mulai menghitung waktu, kita harus bergerak.” Setelah berkata demikian, Yang Jian memberi isyarat ke anggota lainnya.
Feng Quan, Huang Ziya, dan Xiong Wenwen segera mengkalibrasi waktu menggunakan jam tangan mereka.
“Baik.”
Tak lama kemudian, mereka selesai menyelaraskan waktu.
Begitu ucapan itu selesai.
Wilayah Hantu Yang Jian kembali diaktifkan, langsung menggerus masa lalu dengan agresif, kembali menghalau awan gelap yang baru muncul dan membuat gerimis yang tak henti itu lenyap.
Saat muncul kembali, rombongan itu sudah berada di pintu masuk desa ini.
Seluruh desa terlihat basah berleleran, bau anyir menyengat. Jalan di depan kosong melompong, sekelilingnya sunyi senyap, tak ada sedikitpun tanda kehidupan.
Jangankan warga yang sudah dievakuasi Feng Quan sebelumnya, bahkan jika tidak ada evakuasi, arwah gentayangan yang berkeliaran selama beberapa hari pasti akan membuat tempat ini kosong.
“Seluruh desa ini tidak beres, memberi kesan tidak nyata.” Mata Hantu Yang Jian mengintai, dia menemukan bangunan-bangunan yang basah itu telah terkontaminasi aura gaib, menghalangi penglihatan mata hantunya.
Mata Hantu Yang Jian tidak bisa menembus tembok dan bangunan untuk melihat apa yang ada di belakangnya.
Ini pun dilakukan setelah hujan berhenti. Jika bergerak saat hujan masih turun, pandangannya akan sangat terhalang.
"Rencananya sederhana. Cari sumber hantu gentayangan secepat mungkin, lalu langsung kurung." Tangan Yang Jian menggenggam tombak retak itu. Saat ini, badan tombak diselimuti kulit mayat yang ganjil.
Senjata gaib ini jauh lebih mengerikan dibanding sebelumnya.
Memiliki aturan membunuh yang pasti mematikan. Tak hanya efektif untuk manusia, tapi juga terhadap hantu.
Meski hantu tidak akan mati, mereka tetap bisa dikendalikan. Di saat kritis, ini tetap sangat berguna untuk aksi pengurungan hantu gentayangan.
"Feng Quan, cari barang hantu itu!" perintah Yang Jian langsung.
Feng Quan mengangguk. Tanpa bicara, dia langsung mengerahkan kekuatan gaib. Kabut pekat mulai muncul di sekelilingnya, semakin membesar dan menyebar ke segala penjuru. Tak lama kemudian, seluruh desa diselimuti kabut tebal.
Pandangan Yang Jian terhalang, tapi Hantu Kabut Feng Quan tak terpengaruh.
Inilah kelebihan dan kekurangan dari wilayah hantu mereka berdua.
Dalam kondisi tertentu, keduanya bisa saling melengkapi.
Mustahil mengharapkan satu jenis wilayah hantu memiliki semua karakteristik.
Dalam area yang diselimuti kabut, jejak gerakan sekecil apapun akan terdeteksi oleh Feng Quan. Artinya, jika hantu sekadar melangkah di dalam kabut ini, Feng Quan bisa langsung mengunci posisinya dan menemukan hantu gentayangan dengan cepat.
"Sudah ketemu?" tanya Huang Ziya dengan nada ingin cepat-cepat.
Feng Quan mengerutkan kening: "Sangat aneh, seluruh desa ini kosong sama sekali kecuali kita, tidak ada jejak aktivitas sedikit pun. Ini benar-benar desa kosong."
"Xiao Quan, apa kau benar-benar bisa? Tempat ini terlihat tidak beres, tapi kau malah tidak bisa menemukan hantu yang bersembunyi di sini. Hm, tapi bukan salahmu juga, mungkin Xiao Yang gagal mengunci posisi. Lagipula dia juga bisa melakukan kesalahan." Xiong Wenwen menggelengkan kepala sambil menghela napas, terlihat sangat kecewa.
Yang Jian mengusap-usap kepala Xiong Wenwen sambil berkata dengan wajah tenang: "Gangguan gaib di sini paling parah. Pasti ada hantu di sini. Tapi yang aneh, hantu itu memiliki Wilayah Hantu, sedangkan sekarang aku tidak merasakan keberadaannya. Justru saat hujan sebelumnya desa ini terasa sangat aneh."
"Tampaknya ada perasaan berbeda antara saat hujan dan tidak hujan."
"Mungkin hantu hanya muncul saat hujan. Sekarang hujan sudah berhenti, jadi hantu tidak muncul." Huang Ziya langsung menyela.
Feng Quan berkata: "Ada benarnya. Saat aku menggiring hantu gentayangan itu sebelumnya, hujan turun terus-menerus. Karena aku tidak punya kemampuan menghalau awan gelap itu, jadi tidak tahu kejadian saat tidak hujan."
"Jika hujan mewakili bahaya, maka kita yang nekat menangani hantu gentayangan itu dalam kondisi hujan bisa menyebabkan korban jiwa." Yang Jian mengerutkan keningnya.
Secara naluriah, dia merasa harus menghindari gerimis yang beruntun itu.
"Itu bukan sekadar fenomena supernatural, melainkan pertanda bahaya. Karena itulah dia terlebih dahulu menghalau kabut gelap itu sebelum memasuki desa yang diduga menjadi persinggahan hantu gentayangan."
Siapa sangka, ternyata desa ini sama sekali tidak dihuni hantu.
"Mungkinkah hantu itu diam di suatu tempat sehingga tidak terdeteksi?" Huang Ziya merenung sejenak sebelum mengajukan kemungkinan itu.
"Memang mungkin, tapi kecil kemungkinannya. Hantu itu terus bergerak, setidaknya sejak pertama kali kulihat hingga akhir. Area pengaruh supernatural juga membuktikan bahwa hantu itu memang bergerak. Jika kalian masih ragu, kita bisa menyalakan Lilin Hantu untuk menguji."
Setelah berkata demikian, Feng Quan mengeluarkan setengah batang Lilin Hantu putih yang belum habis digunakan.
Setelah dinyalakan, lilin ini akan memancing kedatangan hantu gentayangan di sekitarnya.
Meski umumnya Lilin Hantu putih tidak terlalu berguna, dalam situasi khusus seperti ini justru sangat krusial.
"Nyalakan Lilin Hantu untuk memancing keluar hantu itu." Yang Jian mengangguk, memberi persetujuan diam-diam pada tindakan Feng Quan.
Tidak perlu khawatir.
Di sekitar sini mustahil ada hantu gentayangan lain. Wilayah Hantunya sudah menyisir area ini sebelumnya. Jika ada hantu, pastilah arwah dengan payung hitam itu satu-satunya.
"Waspadalah." Feng Quan mengeluarkan korek api dan menyalakan Lilin Hantu putih. Alih-alih memegangnya, dia menancapkan lilin itu di jalan raya di tengah desa yang kosong melompong.
Lilin Hantu putih mulai menyala.
Cahaya api kehitaman yang ganjil bergoyang-goyang, memancarkan aura kemalangan dan keanehan yang pekat.
Mereka mundur beberapa jarak, tak berani mendekati, tatapan terus menatap ke seluruh area sekitar.
Kabut pekat perlahan mulai menghilang.
Setelah menyalakan Lilin Hantu, Feng Quan tak perlu lagi mempertahankan Wilayah Hantu. Meski telah mengendalikan tiga ekor hantu, dia tidak memiliki hantu gentayangan yang mengalami hang, jadi tak ingin membuang-buang kekuatan gaib.
Waktu berlahan berjalan.
Cahaya api Lilin Hantu putih berkobar-kobar.
Aura dingin yang menyeramkan menyebar di sekitar, aroma lembab dan anyir di udara seolah semakin pekat.
Namun yang membuat beberapa orang merasa aneh adalah...
Hantu tak kunjung muncul.
Ia seperti menghilang, sama sekali tidak berada di sekitar.
Bahkan Lilin Hantu putih pun tak bisa memancingnya keluar.
"Fenomena seperti ini baru pertama kali terjadi." Huang Ziya mengerutkan kening, merasa sangat heran.
"Lebih baik andalkan ramalan Ayah Beruang saja. Lihat kalian semua, bahkan hantu saja tak bisa ditemukan, apalagi menangkapnya." Xiong Wenwen ingin menunjukkan kemampuan prediksinya.
Tapi Yang Jian menekan kepalanya untuk menghentikan: "Tak perlu buru-buru. Belum saatnya menggunakan kemampuan meramal. Nanti saat diperlukan, pasti akan kuperintahkan."
"Baiklah, lihat saja performa Xiao Yang ini." Xiong Wenwen pun mengurungkan niatnya.
"Sudah dua belas menit berlalu. Tiga menit lagi hujan akan turun kembali di sini." Feng Quan melihat jam, lalu menatap area di sebelah Lilin Hantu.
Masih belum ada hasil.
Hantu tak terpancing datang. Meski lingkungan sekitar terlihat tak biasa, tapi hantu gentayangan berteduh payung hitam itu tetap tak menampakkan diri.
"Lima belas menit hanyalah waktu hujan turun di desa ini, namun di luar desa tidak akan hujan. Hampir dua puluh tahun kemudian, hujan baru akan turun ke luar desa. Dari perspektif ini, kita memiliki beberapa menit kesempatan untuk mengamati desa dalam hujan dari jarak dekat." Yang Jian berkata demikian.
"Lilin Hantu tidak perlu diurus di sini, bukan barang gaib yang berharga. Kami akan mundur sekarang, lalu mengamati situasi di sini."
"Ternyata begitu, cara ini memang jauh lebih berhati-hati." Huang Ziya paham, dia mengangguk.
Tak lama kemudian.
Yang Jian dan anggota lainnya mundur dari desa. Mereka tidak pergi terlalu jauh, melainkan berjalan menyusuri jalan masuk desa. Namun lilin hantu putih di jalan tetap terlihat jelas dalam pandangan, tidak pernah menghilang.
Saat ini.
Awan gelap yang ganjil menutupi desa tak berpenghuni ini.
Rintik-rintik hujan mulai menetes, udara semakin dipenuhi aroma lembab dan anyir yang menyengat.
Dalam hujan.
Desa masih sama seperti sebelumnya.
Namun di bawah guyuran hujan ini, lilin hantu putih terlihat seperti akan padam kapan saja, seolah-olah segera akan dipadamkan oleh air hujan.
Namun tepat pada momen ini.
Dari jarak puluhan meter.
Yang Jian dan yang lain menyaksikan pemandangan yang membuat mereka tak percaya.
Sebuah siluet hitam yang ganjil membawa payung hitam tiba-tiba muncul dalam hujan gerimis, kemudian melangkah perlahan mendekati lilin hantu putih yang masih berkobar di lantai.
Hantu muncul.
Persis seperti dugaan sebelumnya.
"Desa yang sedang hujan memang berbeda dengan desa sebelumnya."
