Jika setelah keberhasilan pembatasan hantu masih muncul hantu lain di sekitar, berdasarkan pengalaman Yang Jian saat ini, kemungkinan pertama adalah hantu tersebut hanyalah fenomena supernatural belaka, bukan sumber aslinya. Selama sumber masalah belum diselesaikan, hantu akan terus muncul tanpa henti.
Kemungkinan kedua, hantu menggunakan strategi seperti restart atau menambah jumlah.
Tapi melihat situasi di sini, kemungkinan besar adalah skenario pertama.
Hantu gentayangan yang memegang payung hitam hanyalah manifestasi fenomena gaib. Sasaran penanganan sebenarnya mungkin bukan arwah itu sendiri, melainkan objek lain.
“Genangan air di tanah, hantu yang muncul saat hujan, payung hitam...” Yang Jian merenungkan hubungan ketiga elemen ini.
Informasi berharga ini diperoleh setelah Xiong Wenwen meramal selama sepuluh menit. Tanpa kemampuan prekognisinya, mustahil mendapatkan data ini tanpa menempuh risiko besar. Kini mereka bisa menganalisis masalah dengan aman dari posisi strategis.
“Aku akan mengubah sudut pandang observasi untuk memverifikasi hipotesisku.”
Tiba-tiba Yang Jian memberi instruksi: “Kalian tunggu di sini, jangan bergerak sembarangan. Aku akan segera kembali.”
Usai berkata demikian,
Wilayah Hantu Yang Jian teraktifkan dan tubuhnya menghilang.
Ia muncul sendirian di ketinggian langit, terus melambung hingga menembus lapisan awan gelap dan mencapai zona bebas pengaruh gaib.
Di ketinggian ini langit cerah tanpa awan, disinari terik matahari dan diterpa angin kencang yang menderu.
Yang Jian berdiri di udara dengan cara yang melampaui pengetahuan umum, di bawah kakinya tepat di lokasi kejadian gaib. Ia sedikit menundukkan kepala, bisa melihat jelas area yang diselimuti awan gelap.
Dari ketinggian, area yang ditutupi awan hitam ganjil ini tidak terlalu luas.
"Sudah kuduga, melihat dari atas membuktikan dugaan saya." Yang Jian mengerutkan kening dan berbisik pelan.
Dalam pandangannya, area tertutup hitam ini sangat teratur, seperti tutup penanak nasi. Tapi deskripsi sebenarnya lebih mirip payung hitam yang terbuka.
Benar.
Tidak salah.
Area hujan itu persis seperti bentuk payung yang sudah terbuka. Wilayah payung hitam ini bergerak perlahan, meski tidak terlalu jelas.
Tapi bagaimanapun bergeraknya, bentuk payung hitam itu tetap tidak berubah.
"Akar masalahnya adalah payung hitam ini. Jika penilaian saya benar, setelah payung hitam terbuka akan mempengaruhi seluruh area sekitarnya, membuat wilayah ini terus-menerus diguyur gerimis seperti wilayah hantu yang hujan. Sebelumnya saya menggunakan wilayah hantu lima lapisan untuk menghalau awan, itu hanya sementara. Jika payung hitam tidak dimatikan, wilayah ini akan terus ada."
"Saya bisa menghalau sebentar, tapi tidak selamanya."
"Hantu yang menenteng payung hitam berarti masuk ke wilayah payung itu. Saya tidak bisa mengurung hantu gentayangan di dalam wilayah payung, sama seperti dulu saya tak bisa mengurung Guicha di wilayahnya sendiri."
"Jadi untuk menghadapi hantu gentayangan itu, kita harus mematikan payung hitam terlebih dahulu. Tapi untuk mematikan payung hitam, kita harus masuk ke dalam wilayah hantu payung hitam itu."
"Karena itu terciptalah siklus buntu. Jika kau masuk wilayah hantu, tak ada cara melawan hantu. Jika tidak masuk, tak bisa menemukan hantu. Payung hitam melindungi hantu, hantu pun melindungi payung hitam... Ini kombinasi sempurna yang pada dasarnya sama dengan takdir yang tak terelakkan."
Yang Jian menarik napas dalam-dalam.
Kini dia akhirnya paham di mana letak masalahnya.
Masuk ke wilayah hantu payung itu tak bisa mengurung hantu. Harus mencari cara mematikan payung hitam dulu.
Tapi tindakan mematikan payung ini mustahil dilakukan orang hidup, karena payung ada di tangan hantu. Jika kau memaksa merebut payung dari tangan hantu, maka hantu akan muncul kembali melalui wilayah hantu payung hitam.
Bayangan di genangan air memperlihatkan semua gambaran.
Informasi ini belum berhasil dipecahkan Yang Jian.
Tapi dia tidak melanjutkan perenungan sendirian. Dia kembali ke lantai dan memberi tahu Feng Quan serta Huang Ziya tentang informasi yang didapat, agar mereka memahami situasi.
"Begitu rupanya. Kalau begitu situasinya jadi rumit," kata Feng Quan yang juga terjebak dalam perenungan.
Awalnya dikira ini peristiwa supranatural biasa. Tapi ternyata kondisi sebenarnya begini rumit. Untung tadi tidak gegabah masuk ke wilayah hantu yang sedang hujan itu. Kalau tidak, bisa saja mengalami bahaya tak terduga.
Memang tak ada satupun peristiwa supranatural yang bisa diremehkan. Sedikit kecerobohan benar-benar bisa menimbulkan masalah.
“Lalu sekarang harus bagaimana?” Huang Ziya bertanya.
Mereka sudah berdiri di sini merenung cukup lama, dan sampai sekarang belum memulai aksi yang sebenarnya.
Jika tidak bisa menemukan metode untuk memecahkan, terus membuang-buang waktu sia-sia, lebih baik pulang tidur saja.
"Sebenarnya aku belum bisa memikirkan metode yang bagus untuk sementara. Payung hitam dan hantu sudah membentuk siklus tak terpecahkan. Kecuali kita bisa memancing hantu ke bus gaib itu, memanfaatkan bus untuk mengendalikan arwah gentayangan dan payung, kalau tidak akan sulit menghadapinya. Benar-benar tidak tahu mengapa hantu bisa mendapatkan barang gaib payung hitam ini."
Feng Quan menggelengkan kepala berkata.
Hantu yang menggunakan barang-barang gaib memang membawa bahaya yang sangat besar, apalagi barang gaib yang bisa bekerja sama dengan hantu seperti ini.
"Lebih baik kita nyatakan gagal dan pulang saja, buang-buang waktu Ayah Beruang." Xiong Wenwen mencibir.
Yang Jian berkata: "Ada satu metode, menggunakan cara keras, harus menangani hantu itu dulu."
Dia merasa perlu mencoba menggunakan golok kayu bakar.
Memicu perantara, langsung membongkar hantu, lalu selama hantu terkendali setelah dibongkar, segera menangani payung hitam itu.
Hanya saja...
Yang Jian tidak mengetahui metode pembunuhan dan aturan membunuh hantu tersebut, masih ada beberapa bahaya yang belum pasti.
Tapi dalam peristiwa supranatural memang tidak ada jaminan 100% aman.
Dia merasa sudah ada keyakinan, bisa mulai bertindak.
"Aku berencana segera bertindak nanti, tapi sebelum bertindak, lebih baik melakukan beberapa tindakan pencegahan. Hujan di wilayah itu sangat aneh, sebaiknya jangan sampai kehujanan. Jadi kita perlu jas hujan, atau payung." Kata Yang Jian.
Feng Quan berkata: "Jas hujan dan payung biasa pasti tidak bisa, perlu yang terbuat dari bahan emas. Di mobil ada beberapa emas yang bisa dibuat menjadi jas hujan atau payung, tapi saya tidak punya skill ini."
"Aku bisa membuatnya." Yang Jian kembali ke dalam mobil.
Dia menemukan emas cadangan, lalu membuat beberapa payung darurat.
Metodenya sederhana: cukup menggunakan Wilayah Hantu untuk memindahkan kayu dari beberapa pohon di sekitar, lalu merangkaikannya dengan bayangan hantu menjadi tulang payung, kemudian melapisi lembaran emas tipis di atasnya.
Skill Yang Jian sangat bagus, seperti master pembuat payung berpengalaman tahunan - kokoh sekaligus indah.
Empat payung emas hampir selesai dalam hitungan menit.
Feng Quan dan Huang Ziya memandangi Yang Jian dengan ekspresi aneh.
"Tak kusangka, Xiao Yang ternyata master kerajinan tangan!" Mata Xiong Wenwen membelalak penuh ketidakpercayaan.
"Kekuatan gaib yang dikombinasikan dengan kerajinan tangan memang sangat praktis."
Feng Quan memperhatikan proses pembuatan payung tadi dimana Yang Jian menggunakan kekuatan Wilayah Hantu dan bayangan hantu, jauh lebih efisien daripada alat apapun.
"Jangan buang waktu untuk pujian, saatnya berangkat." Yang Jian membagikan payung ke tangan mereka dan langsung memulai aksi.
Payungnya besar, bisa menutupi seluruh badan seseorang dengan sempurna tanpa terkena cipratan hujan.
Mereka kembali muncul di desa berhujan itu, berdiri di jalan desa yang pernah dikunjungi sebelumnya.
Desa tidak mengalami perubahan apa pun, hanya saja di bawah rintikan hujan yang menyelimut, lingkungan sekitar terasa semakin dingin dan menyeramkan. Di jalan raya masih tersisa sepotong kecil lilin hantu putih yang telah padam.
Lilin itu tidak habis terbakar, kemungkinan dipadamkan oleh air hujan.
Ini adalah fenomena normal.
Meski Lilin Hantu memiliki khasiat gaib yang sangat khusus, pada dasarnya ia tetap hanya sebatang lilin biasa. Bisa ditiup, bisa dipadamkan oleh air, bukan berarti setelah dinyalakan tidak ada cara untuk mematikannya.
"Hantu sudah tidak ada lagi." Huang Ziya berkata.
Yang Jian mengerutkan kening. Ini pertama kalinya ia memasuki kawasan hujan menyelimut ini. Meski memayungi payung, dalam pandangan mata hantunya, segala sesuatu di sekeliling terlihat melengkung dan remuk.
Rintikan hujan mengandung unsur gaib yang mengganggu pandangan.
"Nyalakan kembali Lilin Hantu untuk memancing hantu keluar. Tak perlu repot-repot mencari barang hantu itu perlahan." Yang Jian berkata.
Feng Quan berjalan mendekat sambil memayungi payung. Ia segera menyalakan sisa potongan kecil Lilin Hantu yang tergeletak di lantai.
Cahaya api hitam yang ganjil mulai berkobar lagi.
Lilin hantu putih kembali menunjukkan khasiat misteriusnya, menarik perhatian hantu-hantu di sekitarnya.
Namun posisi peletakan Lilin Hantu cukup terbuka, tanpa penghalang di sekitarnya. Jadi jika hantu muncul, akan langsung terlihat.
Situasinya persis seperti yang diperkirakan.
Tak lama kemudian.
Di persimpangan jalan desa yang tak jauh dari sana, muncul sebuah payung hitam yang terasa tak selaras dengan lingkungan sekitarnya.
Ada sosok ganjil yang menopang payung hitam itu perlahan mendekat.
Hantu itu sama seperti sebelumnya, tak berubah, seluruh tubuhnya diselimuti kain hitam, wajahnya tak bisa dilihat jelas, hanya bisa dipastikan lekuk tubuh manusia. Di balik kain hitam itu, telapak tangan penuh luka muncul, menggenggam erat payung kayu tua model kuno.
Payung itu hitam dari ujung ke ujung - kertas hitam, rangka hitam. Bagaimanapun dilihat, semuanya memancarkan aura kemalangan.
"Datangnya cepat sekali," ujar Feng Quan sambil menjentikkan puntung rokoknya.
"Aku yang duluan bertindak. Kalian awasi sekitar. Xiong Wenwen, siapkan segalanya. Jika ada keanehan, langsung ramalkan dan beri tahu aku lebih cepat," kata Yang Jian tanpa gentar, ia juga memayungi payung sambil mendekat.
Gerimis tipis berjatuhan.
Menimpa payung emas Yang Jian, gemeretak terdengar.
Dengan tombak retak di tangan, ia berencana menghadapi hantu gentayangan secara langsung. Soal apakah ini akan memicu aturan membunuh si hantu, Yang Jian tak ambil pusing.
Sekalipun benar-benar diawasi hantu, membunuh dirinya yang sekarang bukan hal mudah.
Semakin dekat dengan hantu gentayangan berpayung hitam itu, Yang Jian semakin merasakan kecemasan hebat. Perasaan ini familiar, mirip saat menghadapi mayat orang tua di rumah kuno dulu.
Bahkan sebelum bahaya benar-benar datang, indra keenamnya terhadap hal gaib sudah memberi peringatan.
Lilin hantu berwarna putih masih terbakar dalam hujan, belum padam oleh air hujan.
Hantu berjalan menuju lilin hantu putih itu, sedangkan Yang Jian justru mendekati hantu.
Payung hitam dan payung emas saling mendekat dengan lilin hantu sebagai garis pembatas.
Namun ketika sudah mendekat pada jarak tertentu.
Tiba-tiba.
Langkah Yang Jian terhenti, dia lebih dulu bertindak.
Tombak retaknya langsung dilemparkan dengan kecepatan yang mengerikan, hampir secepat kilat, tombak retak itu telah menembus sepenuhnya tubuh hantu gentayangan dan terpaku kuat di tanah.
Hantu berhenti bergerak.
Pembentukan kendali paku peti mati.
Telapak tangan penuh luka itu terkulai lemas, payung hitam jatuh ke tanah tapi tidak terlepas dari genggaman.
Seperti ramalan pertama, serangan Yang Jian terselesaikan dengan alami.
Tapi ini baru permulaan peristiwa supranatural ini.
Karena.
Hujan di langit masih turun, segala sesuatu di sekitar masih diselimuti rintik hujan yang dingin menusuk, bau anyir dan busuk di udara tetap begitu menyengat.
Meski hantu sudah terpaku oleh paku peti mati, sepertinya ini belum menyelesaikan situasi.
"Kalian harus awasi sekitar, perubahan anomali akan segera dimulai," kata Xiong Wenwen dengan panik.
Begitu ucapannya selesai.
Di jalan-jalan desa sekitar, di tepi jendela, sosok-sosok ganjil muncul tiba-tiba. Siluet-siluet ini bergelombang padat dengan jumlah yang menyeramkan, semuanya memegang payung hitam, persis seperti hantu gentayangan yang baru saja dipakukan ke tanah.
Seketika.
Desa yang sunyi tiba-tiba menjadi ramai.
"Ramalanmu memang akurat, tapi melihat pemandangan ini tetap sulit dipercaya. Pembatasan paku peti mati jelas sudah berhasil, tapi hantu malah jadi lebih ganas. Ini sangat tak wajar." Feng Quan berkata dengan ekspresi muram, ia mulai menyiapkan langkah antisipasi.
Melihat ini, Yang Jian langsung memanfaatkan waktu. Ia mendekati hantu gentayangan yang terpaku itu, menggenggam erat tombak retaknya, lalu memicu perantara.
Tak lama kemudian.
Ia melihat perantara hantu gentayangan memegang payung hitam muncul di hadapannya.
Dalam situasi seperti ini, satu-satunya cara untuk menangani semua hantu yang muncul sekaligus adalah dengan golok kayu bakar.
Tanpa ragu sedikitpun, Yang Jian mengayunkan tombak retaknya melintasi udara.
Kepala hantu gentayangan itu terkena tebasan.
Seketika leher hantu yang terpaku di tanah patah, sebuah kepala manusia mati jatuh terbungkus kain hitam, tak terlihat wajahnya.
Tapi sesuatu yang tak terduga terjadi.
Meski kepala hantu gentayangan itu sudah terpenggal, hantu-hantu gentayangan lain yang memegang payung hitam di desa sama sekali tak terpengaruh.
"Bagaimana bisa ini terjadi?" Mata Yang Jian berkedip, ia mengamati sekeliling.
Tenang, ganjil, tanpa reaksi sama sekali.
Kutukan golok kayu bakar pertama kali menunjukkan keadaan darurat. Meski kutukan meledak dan berhasil membongkar seekor hantu gentayangan, kemampuan membongkar tak bisa digunakan pada hantu lain.
Jika hal ini bisa terjadi, hanya ada dua kemungkinan.
Setiap hantu adalah individu yang eksis secara terpisah, tanpa keterkaitan. Makanya satu tebasan Yang Jian hanya bisa membongkar satu hantu.
Ada kemungkinan lain: semacam kutukan yang lebih kuat menghalangi keterkaitan perantara golok, memutus hubungan.
Tak peduli skenario mana yang benar, situasi saat ini telah melampaui prediksi sebelumnya.
Dalam ramalan Xiong Wenwen tidak ada adegan ini.
Karena ia tak bisa meramalkan hasil penggunaan golok. Barang gaib ini terlalu kuat, gangguannya terhadap ramalan sangat parah.
