Baik paku peti mati maupun golok kini menunjukkan fungsinya.
Namun efeknya terbatas. Yang Jian tak bisa mengunci hantu sumber, golok juga tak bisa melanjutkan kutukan ke semua hantu melalui perantara. Ia hanya bisa menghadapi hantu gentayangan pemegang payung di depannya. Tapi di bagian lain desa, jumlah hantu pembawa payung hitam sungguh mengerikan.
Ini persis seperti hasil ramalan Xiong Wenwen.
Dan yang paling penting, aturan membunuh hantu masih belum diketahui.
Begitu terpicu, bukan hanya satu hantu yang mengawasimu, tapi semua hantu. Saat itu terjadi, bahkan Yang Jian pun mungkin mati di sini.
Dia sendirian tidak bisa melawan hantu gentayangan yang jumlahnya tak terhitung ini.
"Syukurlah, sepertinya hantu belum bertindak sekarang. Ini berarti kami semua belum memicu aturan membunuh. Mungkin persiapan sebelumnya berhasil." Yang Jian melirik payung emas di tangannya.
Payung itu mengisolasi air hujan.
Mungkin inilah alasan sebenarnya mereka terhindar dari pengawasan hantu gentayangan.
Tapi situasi jebakan ini masih tetap mengkhawatirkan.
Di tengah ketidakefektifan barang-barang gaib, menyelesaikan peristiwa supranatural ini tampaknya sangat sulit.
Situasi agak membeku. Jika tidak segera mencari cara, begitu diawasi hantu akan menjadi sangat berbahaya.
Hantu-hantu di sekitar terlihat jelas sedang mengintai.
Seolah menunggu mereka memicu aturan untuk dikepung.
"Jika tidak bisa memberantas semua hantu, maka kita harus bertindak melalui payung hitam ini." Yang Jian kembali menatap payung hitam di tanah.
Tapi payung hitam ini mungkin bukan sumbernya, hanya barang gaib turunan yang bergantung pada Wilayah Hantu. Jika dibawa keluar mungkin akan menghilang.
Dia memungut payung itu dan menggenggamnya erat.
Tapi tidak ada keanehan. Entah cara memegangnya salah atau metode penggunaan payung hitam ini keliru.
Namun Yang Jian merasakan firasat: jika melepas payungnya dan memakai payung hitam ini, mungkin ada penemuan baru. Tapi tindakan ini juga berisiko besar.
“Bahaya nih, jumlah hantu yang memegang payung di sekitar perlahan bertambah. Kalian lihat, area itu sebelumnya masih kosong, sekarang sudah muncul. Sepertinya kita dikepung.” Feng Quan mengamati sekeliling dengan cemas.
Meski skala peristiwa supranatural ini tidak besar, tingkat bahayanya sungguh mengerikan.
Untuk sementara masih aman, tapi itu hanya sementara. Begitu hantu bergerak, kita bisa ditelan dari segala arah oleh mereka.
Huang Ziya berkata: "Komandan masih berpikir. Akan sulit menangani peristiwa supranatural ini dalam waktu singkat. Operasi kita kali ini tidak lancar."
Dia juga mengamati dan merenung.
Berharap menemukan cara untuk memecah kebuntuan ini.
"Jika belum ada solusi, kita harus segera pergi dari sini. Jika tidak, akan ada musibah." Feng Quan berbisik.
Sepertinya berbicara tidak menarik perhatian hantu.
Pada saat yang sama.
Hujan gerimis di langit terus turun tanpa henti. Intensitasnya tidak bertambah maupun berkurang, tetap stabil.
Tapi udara sekitar semakin lembab, tubuh pun semakin basah.
Sepertinya jika terus begini, meski tidak kehujanan, semua orang akan basah kuyup.
"Dengerin Ayah Beruang, suruh Xiao Yang kabur. Kita tidak bisa menang lawan mereka." Xiong Wenwen mulai ketakutan.
Situasi di sekitar terus memburuk.
Sudah melebihi kemampuan kita. Jika hantu mulai bergerak, semua orang benar-benar akan dibantai. Ini bukan lelucon.
Yang Jian masih berusaha mencari cara.
Dia merasa dirinya harus mengambil risiko mencoba, kalau tidak benar-benar tidak ada cara untuk menangani peristiwa supranatural ini.
Segera.
Dia mengabaikan payung emas di tangannya, mengangkat payung hitam yang sebelumnya berada di tangan hantu ke atas kepala. Dia ingin melihat perubahan apa yang akan dibawa payung hitam ini.
Namun sesuatu yang ganjil terjadi.
Begitu payung hitam terangkat, semua hantu yang juga memegang payung hitam di sekitarnya secara serentak memutar kepala ke arahnya.
Tidak.
Mungkin bukan "melihat", tapi lebih ke arah menghadap ke sisi ini.
Sepertinya ada individu asing yang menyusup di antara para hantu.
Tapi hantu-hantu itu tidak melakukan aksi apapun.
Ini menunjukkan bahwa memegang payung hitam tidak akan membuatnya diserang hantu - sebuah kabar baik. Meski terlihat tua, payung hitam itu juga tidak menunjukkan tanda-tanda bocor.
Namun kemudian, kejadian ganjil pun terjadi.
Area sekitar Yang Jian tiba-tiba menggelap, pencahayaan di sekitarnya menghilang drastis seolah siang berubah menjadi malam dalam sekejap.
Tidak.
Bahkan lebih dari itu - semua sumber cahaya lenyap, lebih gelap dari malam hari.
Pandangan orang normal sudah pasti hilang dalam kondisi seperti ini.
Tapi mata hantu Yang Jian bisa menembus kegelapan ini. Dia bisa mengabaikan hilangnya pencahayaan dan melihat sekeliling dengan jelas.
Namun pandangannya hanya terbatas pada area yang tertutup payung hitam. Di luar jangkauan payung, kegelapan masih menyelimuti.
Seolah ada sebuah tembok yang mengurung Yang Jian di dalamnya.
Dia terisolasi.
Payung hitam menopang pemakainya terisolasi sepenuhnya dalam sebuah Wilayah Hantu.
"Lihat, komandan tim mulai menghilang, dia akan lenyap," seru Huang Ziya dari luar dengan panik.
Dalam pandangan, sosok Yang Jian yang memegang payung hitam itu perlahan memudar, siluetnya menjadi buram.
Bukan hanya tubuh Yang Jian, payung hitam yang dipegangnya pun ikut menghilang.
Seolah payung ini bukan untuk orang hidup, melainkan jenazah. Orang hidup yang menggunakannya akan terseret dalam fenomena gaib yang tak bisa dipahami.
"Sepertinya Yang Jian menemukan sesuatu," kata Feng Quan sambil menatap hantu di sekelilingnya. Dia bergegas mendekat: "Aku akan mencoba merebut payung itu. Barangkali benda ini kunci utamanya."
Memanfaatkan kelambanan hantu, dia berniat mengambil inisiatif.
Dengan kemampuan mengendalikan tiga ekor hantu, dia yakin bisa menguburkan satu hantu dalam tanah makam.
Namun baru beberapa langkah, saat kakinya tak sengaja menginjak genangan air, krisis mengerikan pun datang.
Semua hantu di sekitar tiba-tiba bergerak menghampirinya serentak.
Tindakannya rupanya memicu aturan membunuh hantu gentayangan. Kini dia menjadi incaran, bukan cuma satu tapi banyak hantu.
"Ini bahaya," bisik Huang Ziya yang menyadari situasi genting.
Inisiatif Feng Quan justru berdampak buruk.
"Genangan air..." Feng Quan menghentikan langkah, menatap sepatunya yang basah. Asumsinya tentang gerakan aneh hantu itu mulai terjawab.
"Itu air, tidak, seharusnya kita tidak boleh basah kuyup, kalau tidak hantu akan mengawasi kita. Kalian tidak bergerak dari tempat karena terus berada di bawah payung yang mengisolasi hujan. Sekarang lantai sekitar semuanya tergenang air, sekali bergerak sembarangan akan diawasi seperti saya."
Feng Quan mengamati dengan cermat, saat ini berhasil memecahkan aturan membunuh hantu.
"Kekhawatiran Yang Jian sebelumnya benar. Jika kita tidak memayungi payung, begitu masuk ke sini kita langsung diawasi hantu dan menerima serangan yang tak terbayangkan."
"Xiao Feng, kamu masih sempat bicara? Lebih baik urusi dirimu sendiri!" teriak Xiong Wenwen.
Aturan membunuh terbongkar, keyakinannya bertambah.
Setidaknya tidak perlu khawatir akan diawasi hantu tanpa alasan.
Feng Quan diam. Tanah mulai muncul di kakinya, mengubur kedua kaki hingga sepenuhnya terbenam. Hantu-hantu yang berduyun-duyun mengelilingi kembali berhenti mendekat.
"Saya bisa menggunakan tanah makam untuk mengisolasi efek hujan ini. Saya tidak akan apa-apa." Dia tenang, memiliki kemampuan menghadapi jebakan ini.
Hanya saja...
Udara sekitar semakin lembab.
Jika terus begini, meski berdiri tanpa kehujanan, nanti tetap akan diserang.
Tidak, ini bukan sekadar kelembaban udara biasa.
Kau masih bernapas. Setiap tarikan napas membawa partikel hujan gaib. Jika terus bernapas lama-lama, seluruh tubuh akan terpengaruh. Nanti hantu gentayangan bermpayung hitam ini mungkin akan terus mengawasimu.
"Kecuali mengganti tubuh, serangan mungkin takkan pernah berhenti."
"Jadi, inilah bagian paling mengerikan dari peristiwa gaib ini? Hantu yang tak bisa dikurung, wilayah yang terus hujan, sekali kehujanan langsung diserang hantu gentayangan." Feng Quan berbisik dalam hati sambil matanya berkilat, tekadnya semakin bulat untuk bertindak.
Waktu sudah sangat mendesak.
Jika terus berlama-lama, benar-benar akan ada korban jiwa.
"Pantas saja dalam ramalan yang pertama mati adalah Huang Ziya. Dia tak punya kemampuan melawan erosi air hujan ini. Xiong Wenwen karena tubuhnya manusia kertas, bahkan tak perlu bernapas. Tubuhnya baru akan basah kuyup kalau tinggal di sini berhari-hari. Meski tubuhnya dari kertas, tapi bukan kertas biasa, tak mudah terpengaruh hal gaib."
"Sedangkan aku, tubuhku berisi tanah makam, kerangka hantu, dan kabut hantu. Selama permukaan tubuh dijaga, kemungkinan terkikis air hujan sangat kecil."
Dia menganalisa lebih dalam persentase keselamatan masing-masing orang, akhirnya mengerti mengapa dalam ramalan Xiong Wenwen, Huang Ziya yang pertama tewas.
Feng Quan kembali bergerak.
Kakinya dipenuhi lumpur yang mengisolasi pengaruh genangan air. Setiap langkahnya menumpahkan gumpalan tanah, meninggalkan jejak kaki berlumpur.
Tak lama kemudian.
Dia sudah berada di dekat hantu gentayangan terdekat. Tanpa ragu, tangannya mencengkeram tangan kaku hantu yang memegang payung hitam.
Sentuhan dingin dan kaku merambat.
Sesaat kemudian, tanah mulai muncul di tubuh hantu itu. Makhluk itu dikendalikan, dikubur hidup-hidup oleh tanah makam.
Ini adalah strategi Feng Quan untuk mengurung hantu gentayangan. Begitu seluruh tubuh hantu tertutup tanah makam, arwah tersebut akan sepenuhnya terkendali dan terjerembap dalam tidur pulas. Selama tanah makam tidak digali, hantu itu tidak memiliki risiko lepas dalam waktu yang cukup lama.
Karena itu, setiap kali menjalankan misi, Feng Quan tak perlu membawa terlalu banyak wadah emas.
Ia sendiri mampu menguburkan semua hantu.
Tanah makam terus menumpuk, dan tak lama kemudian telah menenggelamkan hantu yang menopang payung hitam itu.
Sebuah makam baru muncul di hadapan.
Dari dalam makam baru itu muncul sebuah telapak tangan, dengan payung hitam terlihat menyembul di luar.
Feng Quan merebut payung hitam itu dengan mudah. Di bawah tekanan tanah makam, hantu tak bisa melawan bahkan kehilangan kekuatan gaibnya.
Setelah mengambil payung hitam, ia tidak langsung menggunakannya melainkan menyimpannya.
Satu buah belum cukup.
Setidaknya ia harus memastikan Huang Ziya dan Xiong Wenwen masing-masing memegang satu payung. Dengan demikian, jika nanti diperlukan, payung hitam ini tidak akan kurang jumlahnya.
Pada saat yang bersamaan,
Di area Yang Jian, tubuhnya telah menghilang tanpa meninggalkan jejak. Yang tersisa di lokasi hanyalah senjata gaib yang memakukan hantu gentayangan.
Setelah menghilang, Yang Jian tidak diserang hantu.
Ia tetap utuh tanpa cedera.
"Pencahayaan sekitar mulai pulih, pandangan ke luar kembali jelas." Tiba-tiba Yang Jian menyadari cahaya di sekelilingnya semakin terang.
Pertama muncul suara rintik hujan.
Bunyi tetesan di payung membuktikan hujan masih turun di sekitar. Ia masih berada di wilayah gaib ini, belum berhasil keluar.
Setelah pandangannya pulih, wajah Yang Jian berubah pucut.
Dirinya masih berdiri di tempat yang sama, masih berada di desa ini, masih tegak di tengah hujan. Namun yang tak terduga, Huang Ziya, Xiong Wenwen, dan Feng Quan yang tidak jauh darinya telah menghilang tanpa bekas.
"Tidak, bukan mereka yang menghilang. Aku lah yang menghilang." Seketika Yang Jian menyadari, senjata gaib yang menancapkan hantu gentayangan di sebelahnya tidak ada di sekitarnya.
Gaib tidak bisa memengaruhi senjata itu, hal ini telah dipastikannya.
Jadi hanya dirinya sendirilah yang terkena pengaruh.
Desa masih seperti sebelumnya, satu-satunya perubahan berbeda adalah hujan yang semakin deras...
Ini sensasi yang sangat jelas. Sebelumnya Yang Jian telah menghabiskan waktu cukup lama di desa ini, saat itu gerimis tak henti-henti namun tidak pernah menjadi deras. Tapi sekarang hujan turun dengan sangat lebat.
"Ini Wilayah Hantu dengan lapisan yang lebih dalam."
Tatapan Yang Jian berkelip-kelip, di hatinya telah terbentuk penilaian garis besar.
Sama seperti Wilayah Hantu miliknya sendiri yang bisa dibagi lapisan-lapisannya.
Wilayah Hantu payung hitam ini juga memiliki lapisan, perbedaan paling mencolok terletak pada intensitas hujan.
Semakin deras hujan, semakin dalam lapisan Wilayah Hantunya.
Pada Wilayah Hantu Yang Jian, semakin merah dunia di sekitarnya, semakin dalam lapisannya.
Ini adalah tanda permulaan, tidak sulit untuk menganalisisnya.
"Jadi hantu sejati bersembunyi di lapisan terdalam Wilayah Hantu? Dengan lapisan-lapisan wilayah ini dan isolasi dari hujan gaib, Kutukan golok kayu bakar-ku tidak bisa disampaikan ke dalam?" Bola mata Yang Jian berkedip halus, hatinya mulai memahami.
Ia melanjutkan langkah sambil menopang payung hitam di tangannya.
Genangan air di kaki terasa dingin dan menyeramkan。
Sesaat kemudian。
Di dalam desa mulai muncul siluet-siluet ganjil, jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya dan tidak terlalu padat, namun memberi kesan bahaya yang sangat mengerikan。
Sepertinya tingkat bahaya hantu semakin meningkat。
"Air hujan tidak boleh menyentuh kulit, genangan air juga harus dihindari. Kalau tidak, hantu akan muncul... Udara sekitar sangat lembab, bahkan bernapas pun bisa jadi salah nanti."
"Untuk memasuki lapisan Wilayah Hantu yang lebih dalam, kita harus mengganti payung."
Yang Jian dengan cepat menganalisa penyebabnya, lalu menatap payung hitam di tangannya。
Ini adalah payung dari Wilayah Hantu lapisan pertama. Tampaknya sekarang tidak mampu menahan hujan di lapisan kedua Wilayah Hantu. Terkena tetesan hujan, perlahan mulai terasa akan remuk. Tak lama lagi, payung kertas ini pasti akan rusak。
Payung baru berada di tangan hantu。
Ini memaksa kita harus merebut payung dari salah satu hantu di sini, lalu menggunakan payung itu untuk masuk ke Wilayah Hantu lapisan ketiga。
Di lapisan ketiga kita harus merebut lagi payung dari Wilayah Hantu lapisan ketiga... kemudian lapisan empat, lima。
Begitu seterusnya sampai menemukan sumbernya, mengambil payung hitam sejati, baru bisa mengakhiri peristiwa supranatural ini。
