Lantai lima kantor pos.
Di dalam kamar 502.
Tatapan Yang Jian memancarkan kelelahan. Terlalu banyak kekuatan gaib yang telah dia gunakan, bahkan dengan senjata gaib sekalipun, situasinya tetap genting.
Tapi hasilnya masih bisa dibilang bagus.
Dia berhasil memasuki kamar tidur di ruangan 502 dan menemukan sumber gaib di tempat ini.
Di dalam ruangan terdapat sesuatu yang menyerupai altar pemujaan, di sisi kiri dan kanan menyala dua lentera merah kecil yang berwarna darah dan terlihat ganjil. Di bagian tengah terdapat patung kecil yang sedang bersujud, mengenakan pakaian, dengan mata terpejam seperti sedang tertidur.
"Tata letak seperti ini sepertinya pernah kulihat di mana ya?"
Yang Jian menggenggam erat tombak panjang di tangannya: "Oh benar, aku ingat! Di peristiwa gaib Unit 301 Kota Dachuan, di ruangan itu juga ada altar pemujaan. Hanya saja altar itu kosong, tidak ada patung dewa yang dipajang."
"Jadi, benda yang seharusnya ada di altar itu... adalah ini?"
Saat diamati lebih seksama, patung kecil ini ternyata bukan terbuat dari tanah liat atau ukiran kayu, melainkan mayat kering dan keriput yang telah melalui proses penanganan khusus.
Seolah bayi hantu yang belum sempurna terbentuk diubah menjadi patung pemujaan seperti ini melalui strategi gaib tertentu.
Tentang fungsi benda ini, Yang Jian tidak memahaminya, namun ia yakin benda hantu inilah yang mempengaruhi seluruh ruangan.
Dengan tetap waspada, ia mendekat kembali.
Kali ini ia menemukan petunjuk baru: di bawah patung kecil yang bersujud itu ternyata ada foto yang sudah pudar warnanya. Meski sudah berusia beberapa tahun, samar-samar masih terlihat bangunan di foto itu adalah Ruangan 502.
Selain itu, tata letak bangunan dalam foto terus berubah dan meliuk-liuk, seperti gambaran di layar film yang bergerak-gerak.
“Ini bukan fenomena gaib yang terjadi secara kebetulan, melainkan wilayah supernatural yang sengaja dipersiapkan. Seseorang menggunakan objek ini untuk mempengaruhi seluruh ruangan, menciptakan kamar terkutuk yang hanya bisa dimasuki tapi tidak bisa keluar. Ini menjebak kurir surat yang masuk sekaligus mengurung hantu gentayangan di dalamnya.”
Mata Hantu Yang Jian mengintai, di hatinya telah memahami garis besar situasi ini.
Dia mendekati patung dewa itu.
Pemandangan di depan mata mulai melengkung dan berubah drastis, seolah melarang siapapun mendekati patung dewa. Dinding yang kosong tiba-tiba muncul tembok, permukaan lantai sekitar berubah bentuk. Yang Jian yang semula berada di dalam ruangan kini tiba-tiba muncul kembali di ruang tamu.
Yang Jian tidak bergerak, yang bergerak adalah seluruh ruangan.
Tak peduli bagaimana dia menggerakkan kekuatan gaib, semuanya akan memaksanya kembali ke titik awal.
Di lantai ruang tamu berserakan mayat-mayat rusak dan tidak utuh. Dari arah kamar mandi terdengar suara berat, darah merembes melalui celah pintu.
"Aku sudah paham cara menangani situasi ini. Pengaruh gaib telah menguasai seluruh ruangan, jadi kuncinya adalah mengganggu sumber supernaturalnya. Begitu gangguan terjadi, ruangan akan menunjukkan kelemahan, bahkan mungkin memulihkan area yang terpengaruh ke kondisi semula."
"Hantu yang bisa mempengaruhi dunia nyata pasti memiliki tingkat keganasan tinggi. Pengendali hantu biasa tidak akan mampu menggangu entitas seperti ini."
"Tapi sayangnya, aku bukan pengendali hantu biasa."
Bayangan hantu di belakang Yang Jian bergoyang-goyang, kemudian bayangan hitam pekat menyebar dari bawah kakinya ke segala penjuru, dengan cepat menutupi lantai, lalu dinding, dan tak lama kemudian langit-langit.
Seluruh struktur bangunan dalam ruangan ini tertutup oleh bayangan hantu.
"Sekarang, aku ingin melihat bagaimana kau bisa memengaruhi dunia nyata dan mengubah segalanya lagi." Wajah Yang Jian tetap datar saat dia kembali melangkah menuju kamar tidur.
Saat itu dinding mulai berputar, langit-langit berguncang hebat, seluruh ruangan seolah dilanda gempa bumi.
Yang Jian tidak membuang waktu, dia segera tiba di ruangan itu.
Altar dewa itu masih ada di sana.
Sosok kurus yang bersujud di atas altar dewa masih berjongkok di atas sebuah foto, persis seperti keadaan sebelumnya.
Semakin dekat Yang Jian, bangunan di sekitarnya berguncang semakin hebat.
Hantu itu merasakan kehadiran Yang Jian dan kembali mencoba mengubah lingkungan sekitar, namun perubahan ini terhalang karena dinding dan lantai telah tertutup bayangan hantu. Meskipun pengaruhnya sangat kuat, bayangan hantu Yang Jian hanya perlu bertahan selama belasan detik.
Waktu sesingkat itu sudah cukup bagi Yang Jian untuk bertindak.
Dengan cepat dia mendekati altar dewa dan mengulurkan tangannya.
Bukan mengambil mayat sosok aneh yang bersujud di altar, melainkan menyambar foto di bawah mayat itu.
Foto itu adalah perantara, kunci yang memengaruhi seluruh ruangan.
Begitu foto berhasil dicabut.
Sesaat kemudian.
"Ruangan yang bergoyang-goyang langsung kembali tenang, kekuatan gaib tidak lagi mengintervensi Ruangan 502."
"Tak lama kemudian, penerangan di ruang tamu mulai berkelip-kelip dengan suara 'creek-creek'."
"Cahaya lentera yang menguning kembali menyala terang."
"Lao Li yang sebelumnya mengaku sebagai pejabat itu muncul kembali, tetap dengan wajah datar berdiri tegak di ruang tamu bagai mayat dingin. Memandangi pintu rumah yang muncul kembali, dia kini paham bahwa persiapan gaib di ruangan ini telah dimusnahkan."
"Yang Jian. Kau ternyata berhasil."
"Pada saat ini, Yang Jian merobek foto tua itu."
"Tempat suci masih ada, patung kecil yang bersujud di atasnya tak bergerak. Dia juga tidak berinisiatif mendekat untuk menghindari situasi merepotkan yang tak perlu."
"Kau muncul lagi?" Yang Jian meliriknya. "Kau menyembunyikan sesuatu dariku. Ruangan ini bukan sekadar rumah angker biasa, melainkan wilayah gaib yang sengaja dibuat manusia. Tujuannya untuk menjebakmu di sini... Atau lebih tepatnya, untuk menahan surat hitam ini di tempat ini."
"Apa makna di balik semua ini? Menurutku kau pasti tahu jawabannya."
Lao Li berkata: "Sudah sampai tahap ini, tak masalah kau mengetahui banyak hal. Jika hari ini kau tak bisa bertahan hidup, pengetahuan itu pun tak berguna. Benar katamu, ruangan ini adalah jebakan yang dirancang kurir generasi sebelumnya karena munculnya surat hitam di kantor pos. Mereka terpaksa mencari cara seperti ini."
"Sebuah metode yang tak perlu merobek surat sekaligus menghindari kutukan kantor pos. Caranya sederhana: biarkan surat hitam ini selamanya berada di tangan kurir lantai lima."
“Kurir surat biasa jika tidak mengirimkan surat akan dibunuh oleh kutukan surat.”
Yang Jian menyipitkan mata berkata: “Jadi mereka perlu menciptakan makhluk luar biasa secara sengaja, seperti dirimu yang merupakan perpaduan kurir surat, mayat hidup, sekaligus hantu gentayangan... Dalam kondisi ini bahkan kutukan kantor pos pun tak mampu membunuhmu.”
“Lalu surat itu terperangkap selamanya di ruangan ini, semacam tugas pengiriman surat yang dihentikan tanpa batas waktu?”
Lao Li mengangguk: “Kesimpulanmu sangat akurat, situasinya memang seperti itu. Metode ini berani dan penuh risiko, tapi hasilnya sudah jelas - kami berhasil.”
Kami?
Tatapan Yang Jian menyempit tajam: “Kau juga terlibat dalam operasi ini?”
“Tentu saja. Saat itu kupikir ini metode terbaik untuk mengakhiri takdir para kurir surat.”
Lao Li menjelaskan: “Di masa kritis itu harus ada yang berkorban. Akulah pengorbanannya. Ini bukan keputusanku sendiri, tapi kesepakatan semua anggota.”
“Kalau kalian yang menyusun jebakan ini, kenapa sekarang malah ingin menghancurkannya?” tanya Yang Jian.
“Situasi berubah. Peristiwa gaib mulai bermunculan di luar. Kantor pos mulai tak terkendali... Semua bergerak menuju kehancuran. Menurutku keberadaan kurir surat tetap diperlukan. Jika kematianku mengakhiri takdir kurir lantai lima, maka kematian kurir surat harusnya mengakhiri peristiwa gaib.”
“Ini kesimpulan yang kudapat belakangan. Karena itu kurir surat wajib mengirim surat, wajib mati, wajib menerima takdir ini.” Lanjut Lao Li: “Sekarang giliran kurir lantai lima yang harus memikul tanggung jawab ini.”
“Kurasa para kurir lantai lima tidak akan rela melakukan ini,” sergah Yang Jian dengan nada sinis.
Lao Li dengan ekspresi mati rasa berkata: "Memang benar, jadi terus ada kurir baru yang mencoba merusak keseimbangan lalu mati. Mayat di ruangan itu sudah kau lihat, semua adalah kurir lantai lima yang sebelumnya mati di sini. Jika hari ini kau gagal, kau akan jadi salah satu mayat itu."
"Tapi kau berhasil, maka operasi kantor pos akan dimulai lagi, dimulai dari surat hitam ini."
"Semuanya akan berubah ke arah yang lebih baik."
Yang Jian melihat surat hitam di tangannya: "Ini mungkin tidak sesederhana itu. Aku dapat surat hitam ini mungkin akan memicu permusuhan banyak kurir lantai lima."
"Apa kau takut?" tanya Lao Li.
"Takut? Mereka yang seharusnya takut padaku. Kurir lantai lima, meski tidak bersalah tetap pantas dibunuh." Nada Yang Jian dingin seperti ingin memberantas seluruh lantai.
"Bagus. Besok jam enam, lentera kantor pos menyala. Semua kurir lantai lima mungkin akan datang. Hati-hati." Lao Li berkata.
"Ini tidak perlu kau ingatkan." Kata Yang Jian: "Aku justru punya beberapa pertanyaan untukmu."
Dia menyadari Lao Li dalam kondisi seperti ini tidak bisa dicuri memorinya, hanya bisa diinterogasi. Karena Lao Li ini tidak punya tubuh, bukan hantu, melainkan fenomena supernatural yang melekat pada arwah gentayangan.
Keseimbangan ruang 502 hari ini sudah hancur, mungkin dia tidak akan bertahan lama lagi.
"Silakan tanyakan apa saja." Kata Lao Li: "Tapi pengetahuanku juga terbatas."
"Lukisan minyak figur di aula luar lantai lima itu apa?" Tanya Yang Jian.
Lao Li terdiam sejenak, ekspresinya tetap datar. Baru setelah suara aneh terdengar dari toilet, dia langsung berkata: "Sebelum aku datang ke kantor pos, lukisan-lukisan itu sudah ada. Kami menduga, itu adalah kurir yang berhasil melepaskan diri dari lantai lima kantor pos. Setiap orang yang berhasil mengantarkan tiga surat dan keluar dari kantor pos akan memiliki lukisan minyak."
"Mengapa kantor pos melakukan ini? Apa makna dari tindakan ini?" Yang Jian mengerutkan kening bertanya.
Lao Li menjawab: "Setelah mengantarkan tiga surat, kurir lantai lima punya tiga pilihan. Aku tidak tahu kebenaran informasinya, hanya bisa memberitahukan yang kuketahui."
"Apa tiga pilihan itu?" Yang Jian bertanya.
Lao Li menjelaskan: "Pilihan pertama adalah meninggalkan kantor pos. Yang kedua kembali ke lantai satu, tapi sebagai gantinya bisa menghidupkan kembali seseorang dari lukisan."
"Hm?"
Mata Yang Jian menyempit: "Tunggu. Hanya yang keluar dari kantor pos yang meninggalkan lukisan. Lalu apa gunanya menghidupkan orang dalam lukisan?"
"Mungkin ini cara kantor pos menarik kembali mantan kurir. Lagipula kurir yang bisa keluar dari lantai lima pasti luar biasa. Tapi ini hanya dugaan. Tak ada yang tahu alasan sebenarnya." Lao Li melanjutkan: "Untuk pilihan ketiga, tetap tinggal di kantor pos tanpa menghidupkan siapa pun, tapi memilih jalan menuju lantai tak dikenal."
"Tak ada yang tahu isi jalan itu. Tak ada yang pernah memilih. Ini masih misteri. Ada yang menduga ada lapisan keenam tersembunyi, ada juga yang bilang di sana tersimpan rahasia kantor pos. Tapi menghadapi ketidaktahuan, tak ada yang berani bertaruh. Jadi tidak ada data intelijen terkait."
Alut Yang Jian berkerut.
Ternyata rahasia lantai lima memang tak sedikit.
“Pertanyaan terakhir, apa fungsi surat hitam?” Yang Jian bertanya.
Lao Li berkata: “Ini juga jawaban yang tidak pasti. Jika surat kuning mewakili yang biasa, surat merah mewakili bahaya, maka surat hitam kemungkinan besar mewakili kematian. Saat itu kami curiga kantor pos ingin membunuh semua kurir surat di lantai lima, makanya muncul surat hitam.”
“Tentu, ada dugaan lain yang kusimpulkan dari syarat pengiriman surat saat itu.”
“Aku masih ingat syarat pengirimannya: semua kurir surat lantai lima wajib terlibat dalam tugas pengiriman surat. Hanya yang berhasil mengirim surat terakhir yang akan bertahan hidup, sisa kurir dianggap gagal dan terkena kutukan.”
“Tugas pengiriman surat yang hanya mengizinkan satu orang sukses?”
Kelopak mata Yang Jian berkedut: “Ini benar-benar tugas bunuh diri. Semua peserta mati, hanya satu yang hidup. Pantas saja kalian memilih cara ini untuk menahan surat hitam di kantor pos.”
“Sampai sekarang tugas pengiriman masih berlanjut, belum berhenti. Karena ada syarat khusus: waktu misi baru dihitung sejak hari meninggalkan kantor pos.” Lao Li melirik Yang Jian.
“Jika begitu, tujuan kantor pos bukan sekadar tugas pengiriman surat, tapi menyaring kurir spesial yang harus sangat kuat. Kalau tidak, takkan bisa membawa surat ini. Apa yang terjadi setelahnya, menurutku ini layak dinantikan.” Kata Yang Jian dengan tenang.
Di hatinya tersirat sebuah dugaan.
Surat hitam ini mungkin surat admin kantor pos.
Kurir yang berhasil mengirimkannya mungkin bisa menjadi pengelola baru kantor pos.
Tentu, ini hanya dugaan. Benar atau tidak, dia tak berani memastikan.
“Kau sekarang seharusnya memikirkan cara menghadapi situasi berikutnya, bukan terus berdiam di sini. Hantu sudah mulai tak terkendali, kau akan dalam bahaya.” Lao Li berkata lagi.
Posisi kamar mandi, darah pekat yang mengalir semakin banyak. Bersamaan itu, mayat remuk di ruang tamu perlahan menunjukkan tren untuk mulai bergerak lagi.
Aura dingin yang menyeramkan di kamar tidur semakin pekat.
Kegiatan gaib mulai bangkit kembali.
Tapi satu-satunya kabar baik adalah penerangan di ruangan nomor 502 kembali menyala. Ini menunjukkan hantu gentayangan dikendalikan oleh kantor pos. Sekaligus, tanpa pengaruh gaib, pintu keluar ke luar sudah muncul.
Sekarang, Yang Jian bisa pergi kapan saja.
Dia tidak terlalu terburu-buru.
Bahkan jika hantu muncul, dia bisa menghadapinya. Dia mencoba terus menggali informasi dari orang bernama Lao Li ini, menanyakan beberapa poin kunci.
"Pernahkah kau melihat mayat dalam botol kaca?" Yang Jian bertanya lagi.
"Kadang ada suara botol kaca berguling-guling dari ruangan sebelah, tapi ada hantu gentayangan di sana." Lao Li membocorkan informasi: "Salah satu lukisan minyak juga memuat barang itu, tapi cukup sulit ditemukan."
"Ruangan sebelah dan dalam lukisan? Aku paham. Ada lagi?" Yang Jian bertanya.
Di tangannya hanya ada dua potongan puzzle. Jika dihitung dengan kedua ini, mungkin masih belum cukup untuk menyusun satu mayat utuh.
"Tidak tahu jelas." Kata Lao Li.
"Status mayat dalam botol kaca itu apa? Kau tahu?" Yang Jian bertanya lagi.
"Dulu ada yang pernah menemukan, tapi tak ada yang berhasil mengumpulkan semuanya. Ini sebuah misteri. Aku juga pernah menelitinya, akhirnya mengabaikan." Jawab Lao Li.
“Mendengar penjelasan ini, keberadaan mayat dalam botol kaca itu setidaknya sudah lebih dari sepuluh tahun, bahkan mungkin lebih lama lagi.”
