Yang Jian dan Zhao Feng, kurir senior di lantai lima, berpapasan di tangga.
Api fosfor seram berkelap-kelip mengambang di udara, meski jumlahnya tak banyak, cahayanya berhasil mengusir kegelapan sekitar dan menerangi area sekitarnya. Ini agak mirip dengan api hantu Li Jun, namun api fosfor ini jelas merupakan barang gaib sekali pakai karena sumbernya berasal dari tulang rusuk putih yang dipegang Zhao Feng.
Itu pun tulang rusuk putihnya sudah hampir habis, sepertinya setiap penggunaan akan mengurangi sebagian darinya.
"Pendatang baru ini luar biasa. Ada jejak terkontaminasi arwah gentayangan di tubuhnya, dia juga membawa tombak aneh yang jelas merupakan barang gaib... Meski jejak buatan tangan sangat terlihat seperti karya seni modern, tapi berani berkeliaran sendirian di malam hari, orang ini pasti orang gila atau orang tangguh."
"Jika dia bisa mengambil surat hitam dari Kamar 502, kemungkinan besar skenario kedua yang terjadi. Menghadapi pendatang baru seperti ini sendirian sepertinya terlalu dipaksakan."
Zhao Feng memanfaatkan periode waktu saat api fosfor menyala untuk mengamati Yang Jian dan menganalisis situasi.
Hasil analisisnya justru menunjukkan situasi yang tidak menguntungkan.
Dia menyadari mungkin meremehkan pendatang baru yang naik ke lantai lima ini. Sebelumnya dia mengira pendatang ini sama seperti yang dulu - kemampuan terbatas, mungkin hanya beruntung bisa mengambil surat hitam. Bagaimanapun, mustahil ada yang bisa melawan begitu banyak kekuatan gaib di Kamar 502.
Tapi pendatang baru kali ini tampaknya merupakan keberadaan khusus.
“Nama saya Yang Jian.”
Yang Jian melirik api fosfor aneh yang mengambang di udara, lalu berkata: "Jangan memeriksaku, kita mungkin pertama kali bertemu, sebelumnya belum pernah berjumpa."
"Benar, kami memang belum pernah bertemu. Maaf, saya hanya penasaran karena sudah lama tidak ada pendatang baru. Katanya ada hantu gentayangan yang menyusup di antara kurir surat lantai empat, kantor pos sedang mengeluarkan tugas pengiriman surat khusus untuk membersihkan kurir lantai empat. Tak disangka masih ada yang berhasil naik ke lantai atas dalam situasi seperti itu."
Zhao Feng berkata sambil menguji reaksi Yang Jian.
Meski jarang datang ke kantor pos, dia tetap memantau perubahan dan situasi di Kantor Pos Hantu, bukan sama sekali tidak memahami.
Yang Jian mengabaikannya dan melanjutkan: "Di lantai lima kantor pos, saya tidak melihat kurir surat lantai lima lainnya. Pengetahuan saya tentang situasi lantai lima masih terbatas. Sebagai kurir senior lantai lima, Anda pasti lebih berpengalaman. Bagaimana kalau Anda bekerja sama, menyerahkan ingatan Anda agar saya tidak perlu banyak berputar-putar?"
"Apa, apa?" Wajah gemuk Zhao Feng menunjukkan ekspresi terkejut.
Dia menyangsikan pendengarannya sendiri.
Pendatang baru bernama Yang Jian ini berani meminta ingatannya?
"Mencuri ingatan orang lain, kau bisa melakukan hal semacam itu?" Namun kemudian Zhao Feng tenang kembali, ekspresinya semakin muram karena menangkap makna tersembunyi.
"Ya, mencuri ingatan orang hidup tidak sulit bagiku." Yang Jian dengan kooperatif mengakui.
Zhao Feng menyeringai dingin: "Rahasia seperti ini dibocorkan begitu saja, kau pikir bisa mengendalikanku?"
"Jangan bicara begitu, kau juga bisa melawan, tapi menurutku perlawananmu takkan berguna," kata Yang Jian.
Ia tak tahu tujuan Zhao Feng datang ke lantai lima, karena dirinya hanya ingin mencuri memori seorang kurir lantai lima. Selain itu, orang yang dicuri memorinya tidak akan mati. Jika kooperatif, bahkan orang itu sendiri tak akan sadar memorinya sudah dicuri.
Karena itu, Yang Jian tak merasa ada yang salah dengan tindakannya ini.
Paling-paling hanya terkesan sedikit otoriter.
Tapi bagaimana mungkin Zhao Feng mau bekerja sama dengan Yang Jian untuk membiarkan memorinya dicuri? Begitu Yang Jian mengetahui dirinya, maka status, tujuan, dan semua rahasianya akan terbongkar.
Jadi ini hal yang mutlak mustahil disetujui.
"Kau sama sekali tak seperti pendatang baru. Sekarang aku menyesal datang sendirian ke kantor pos ini. Seandainya menunggu beberapa teman lama datang bersama, kau pasti sudah mati malam ini. Sayangnya aku harus kerja lembur malam ini, tak bisa mangkir terlalu lama nanti dipotong uang lima puluh ribu."
Zhao Feng paham, si pendatang baru ini memiliki kemampuan mencuri memori orang hidup. Kini dirinya telah menjadi mangsa yang diawasi.
Tapi ia tetap tak gentar.
Perselisihan antar kurir surat bukanlah hal baru baginya, ini bukan pertama kalinya.
"Aku tak tertarik dengan omong kosongmu, juga tak ingin menginterogasimu. Karena semua yang ingin kuketahui akan kudapat dari otakmu. Jadi jika mau bertindak, cepatlah!" kata Yang Jian dengan tenang.
"Kau pikir aku yang akan menyerang lebih dulu?"
“Zhao Feng berkata dingin,” kait besi berkarat di tangannya terselubung sangat dalam, tertutup telapak tangan yang gemuk, sama sekali tidak terlihat.
Dalam situasi di mana mereka berdua sudah bersiap, yang lebih dulu bertindak justru akan merasakan kerugian, karena tidak ada yang tahu rahasia diri lawan. Bertindak duluan berarti membuka kartu diri sendiri.
“Jika begitu, maka saya minta maaf.”
Baru saja Yang Jian selesai bicara, mata hantu yang berputar tiba-tiba mengawasi Zhao Feng, disusul cahaya merah darah yang menyambar.
Wilayah Hantu diaktifkan, langsung mengaktifkan Wilayah Hantu enam lapisan.
Wilayah Hantu enam lapisan bisa menghentikan segalanya.
Sekalipun cuma satu detik, itu cukup untuk membalikkan situasi.
Yang Jian sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan.
Zhao Feng membelalakkan mata, bulu kuduknya berdiri. Ia menyadari dirinya tak bisa bergerak, seolah ditindih. Ia berusaha melawan tapi sia-sia. Namun kesadarannya tetap terjaga. Fenomena ini mengingatkannya pada kabar angin tentang ketindihan hantu.
“Braak!”
Sesaat kemudian.
Tombak retak itu melesat, menusuk tubuhnya sepenuhnya, memakukannya erat di tangga belakang.
Tak bisa melawan. Tak bisa menghindar.
Hanya bisa memandangi hasil ini terjadi.
Cahaya merah pun menghilang.
Yang Jian perlahan menaiki tangga: “Karena saya yang duluan bertindak, kau bahkan tak punya kesempatan untuk bergerak.”
“Apa leluconnya ini.”
Zhao Feng membelalakkan mata, terkejut bukan main.
Tapi ia belum mati.
Karena paku peti mati hanya bisa mematikan kekuatan gaib, tidak bisa sepenuhnya melumpuhkan orang biasa. Ini hanya bisa menyebabkan luka benda tajam pada orang hidup, tapi lukanya tidak fatal.
Tapi dadanya mengeluarkan darah, namun tangan dan kakinya sudah bisa bergerak. Saat ini dia berusaha mengangkat tangan untuk mencabut tombak panjang yang menembus dadanya, tapi mendapati dirinya sama sekali tak punya tenaga.
Kekuatan gaib dalam tubuhnya meredup, seolah menghilang sepenuhnya, tidak bisa digunakan.
"Kau ini siapa sebenarnya?" Zhao Feng mengeluarkan darah dari sudut bibirnya, dia merintih rendah.
Serangan gaib mengerikan seperti ini, bukan cuma dia, bahkan hantu sungguhan pun pasti takkan sanggup bertahan.
Mustahil ada monster seperti ini di kurir surat lantai empat.
"Sudah kubilang, namaku Yang Jian. Di lingkaran gaib, mereka memanggilku Yang Jian si Mata Hantu." Ekspresi Yang Jian tetap datar, seolah baru melakukan hal sepele.
"Yang Jian si Mata Hantu?"
Zhao Feng belum pernah dengar nama itu, tapi dia tidak bodoh. Dia juga tahu beberapa perubahan situasi di luar.
"Ternyata begitu. Kau masuk Kantor Pos Hantu bukan sebagai orang biasa, tapi sebagai Pengendali Hantu."
"Hemat tenagamu untuk bicara. Aku akan mencuri memorimu dulu sebelum memutuskan hidup-matimu. Jika kau mati duluan, jangan salahkan aku." Yang Jian mendekat, bersiap mengambil memori Zhao Feng.
"Masih ada kesempatan. Aku belum kalah. Masih ada kesempatan." Zhao Feng berbisik dalam hati.
Di balik telapak tangannya yang gemuk, tersembunyi kait besi berkarat.
Hanya dengan satu serangan, dia bisa membuat Yang Jian ini mati di tempat.
"Kesempatan ada saat dia mendekati dirinya sendiri, dan mencuri memorinya."
Tapi saat ini Yang Jian berhenti di posisi yang berjarak tiga meter dari Zhao Feng, dia tidak mendekat, Bayangan hantu di kakinya dengan cepat merentang, meretas tubuh Zhao Feng, mencuri memorinya.
Zhao Feng yang melihat Yang Jian tidak lagi mendekat langsung terpaku.
Ini...
Apa dia ini terlalu hati-hati? Benar-benar tidak memberi kesempatan sama sekali?
Sialan!
Zhao Feng dilanda kemarahan dan ketidakrelaan.
Tapi sia-sia belaka.
Dia tak pernah menyangka sebelumnya, Kurir Surat lantai lima yang termasyhur di kantor pos, Zhao Feng si Pemanggil Arwah, akan tumbang oleh pendatang baru muda yang tak terkenal dengan cara yang begitu dramatis.
Saat ini, dia seolah menjadi badut.
Aura dingin yang menyeramkan menyelimuti otaknya, Zhao Feng merasakan sesuatu seperti memasuki pikirannya, tapi sensasi ini hanya sesaat, tak lama kemudian perasaan aneh itu menghilang.
"Ternyata begitu, Zhao Feng si Pemanggil Arwah? Julukan yang bagus, jauh lebih baik daripada punyaku... Sekarang statusmu sebagai pedagang ikan kecil, gaji bulanan lima ribu lima, di rumah masih ada istri yang cantik." Yang Jian sedang mendapatkan memorinya.
"Kalah di tanganmu bukan hal memalukan. Dengan kemampuan sepertimu, sebagian besar kurir lantai lima bukanlah rivalmu. Tapi jangan terlalu cepat senang, di lantai lima masih ada eksistensi yang tak bisa kau hadapi." Zhao Feng tersenyum getir, telapak tangannya terbuka lalu melemparkan sesuatu ke samping.
Berusaha membuang kait besi berkarat itu.
Jika pencurian memorinya benar, maka benda gaib ini tak bisa lagi disembunyikannya.
"Semua ini sia-sia."
Yang Jian melihat mata hantu ini mengamati sejenak, sesaat kemudian kait besi yang seharusnya jatuh itu muncul di tangannya: "Kau ingin membuangnya? Sayang sekali, benda ini jika digunakan dengan baik bisa benar-benar membunuhku, sayangnya yang kau hadapi adalah aku. Barang gaib di tanganmu pun tak sempat kau gunakan."
"Dan tujuanmu datang ke sini sudah kuketahui, kau ingin menghabisiku dan mengambil surat hitam dari tanganku."
"Jika begitu, aku tak bisa membiarkanmu hidup."
Memori yang dicuri Yang Jian semakin banyak, bahkan sudah mengetahui tujuan Zhao Feng ini.
Apakah kurir lantai lima akan bergerak menghabisi dirinya? Mengembalikan keseimbangan lantai lima.
Informasi yang bagus.
Tak lama kemudian Yang Jian menyelesaikan pencurian memorinya, lalu menatap Zhao Feng dan langsung menghapus semua ingatannya.
Zhao Feng belum mati, tapi matanya perlahan menjadi kosong, kehilangan semangat, seperti tubuh vegetatif.
"Sayangnya dalam memorinya tak ada jejak Kapten Yin, artinya dia belum pernah bertemu Kapten Yin. Tapi kurasa dari kurir lain kita bisa dapat informasi."
Yang Jian berjalan mendekat, mencabut tombak panjang, lalu menyeret tubuh Zhao Feng kembali ke lantai lima.
Tak perlu lagi berkeliaran di kantor pos.
Besok pukul enam, kantor pos akan ramai.
