Di aula utama lantai lima.
Darah, bau mayat, mayat-mayat yang rusak berserakan, sungguh mengerikan.
Namun perselisihan antar kurir lantai lima ini belum berhenti, masih berlanjut karena kontradiksi belum terselesaikan, musuh masih ada.
Yang Jian dan Li Yang berdiri di tengah aula, tak jauh di depan mereka berdiri Liu Ziwen, Wang Yong, dan Liu Qingqing yang tiba-tiba datang.
Meski jumlah personel di pihak Wang Yong lebih unggul, nyatanya jika benar-benar bertindak, mereka tetap tidak punya keyakinan.
Mayat-mayat di lantai menjadi bukti terbaik, perlu diketahui beberapa menit sebelumnya mereka semua masih hidup, namun sekejap mata nyawa mereka terenggut di sini.
Tatapan Yang Jian terus menatap Liu Qingqing.
"Liu Qingqing adalah [satu-satunya] variabel."
"Karena tubuhnya menyimpan memori seorang wanita era Republik, meski tidak jelas berapa banyak memori yang berhasil diperoleh Liu Qingqing saat ini, tapi pasti ada hasilnya. Kalau tidak, dia tak mungkin berani datang ke lantai lima kantor pos begini saja."
"Sepatu hak tinggi merah yang dikenakan Liu Qingqing membuat Bayangan Hantu tak bisa memicu perantara untuk membongkar tubuhnya. Kebaya merah di tubuhnya juga termasuk barang-barang gaib. Di balik bajunya bukan tubuh manusia hidup, melainkan boneka tanpa kepala. Diperkirakan setidaknya ada tiga hantu yang melekat padanya."
"Wang Yong tak hanya memiliki barang-barang gaib, tapi juga mengendalikan mungkin dua hantu. Namun intelijen tentangnya gelap. Memori Zhao Feng pun tidak menyimpan data intelijen tentang Wang Yong. Tapi saya yakin dialah kurir surat terkuat di kelompok ini."
"Liu Ziwen memiliki kemampuan menghalangi penglihatan hantu gentayangan. Di tangannya ada benda gaib, dan tidak menutup kemungkinan dia mengendalikan dua hantu."
Di dalam benak Yang Jian, pemikiran bergerak cepat.
Kolaborasi ketiganya dari informasi yang terlihat tidaklah lemah, apalagi Liu Qingqing masih menyimpan memori wanita era Republik yang mungkin bisa menemukan metode restart untuk mengimbangi dirinya.
Suasana saat ini terasa muram.
Tak ada yang lebih dulu bertindak.
Mayat-mayat di lantai telah membuktikan kekejaman pertarungan ini. Begitu bertindak, tak ada kemungkinan kabur dengan luka-luka. Pasti akan berakhir dengan kematian salah satu pihak.
Pertarungan Pengendali Hantu memang sekejam ini - begitu bertindak harus ada yang tumbang.
Tapi ketegangan ini tidak bertahan lama.
"Liu Qingqing yang mengenakan kebaya merah perlahan melangkah ke depan. Dia melirik Yang Jian, kemudian Li Yang, lalu berkata: "Kalian masih belum bertindak? Ini tidak seperti gaya kalian. Apakah waspada padaku, atau pada 'dia' yang ada di dalam tubuhku?"
Dia mengulurkan jarinya, mengusap lembut kebaya merah di depannya.
Dalam lingkungan yang redup, kebaya Liu Qingqing semakin menyala seolah memancarkan cahaya kemerahan. Yang ganjil, setiap langkah sepatu hak tinggi merahnya meninggalkan jejak sepatu yang jelas.
Seolah diolesi darah segar.
Yang tak bisa dipahami, jejak sepatu merah itu tidak menghilang malah bergerak-gerak dengan ganjil, menyebar ke sekitarnya. Seperti ada sosok tak kasatmata yang sedang berjalan memakai sepatu hak tinggi, meninggalkan jejak baru di setiap langkahnya.
Jejak baru terus bermunculan, dalam sekejap telah mengelilingi Liu Qingqing dengan jejak kaki berdarah yang padat.
"Wanita bernama Liu Qingqing ini memang istimewa," gumam Wang Yong sambil menatap tajam, merasa ada aura yang tak terbaca.
Perempuan ini lebih mirip sosok dari era Republik yang muncul di zaman modern, sangat mirip dengan kekuatan ganjil yang ditemui selama misi pengiriman surat.
Jejak sepatu bernoda darah di lantai terus menyebar hingga mencapai kerapatan ekstrem, lalu jejak yang pertama muncul mulai menghilang.
Jelas, perluasan ini masih memiliki batas, tidak tak terbatas.
Tapi tak lama kemudian, sosok Liu Qingqing juga mulai memudar, seolah ingin menghilang bersama jejak-jejak sepatu merah itu.
Liu Qingqing sama sekali tidak terkejut. Dia memandangi Yang Jian sambil tersenyum ganjil, tatapannya memancarkan aura kejam dan dendam. Seolah-olah tindakan Yang Jian telah menjerumuskannya ke perjalanan tanpa kembali. Saat ini dia ingin membalas dendam, ingin menarik Yang Jian ikut meninggalkan dunia ini.
"Liu Qingqing mulai bertindak, Wang Yong, haruskah kita bergerak?" Liu Ziwen menekan suaranya, terlihat sangat panik.
Wang Yong memandangi Yang Jian dalam-dalam, lalu berkata: "Kita wajib bertindak, kali ini harus mempertaruhkan nyawa. Tapi bukan sekarang. Dendam wanita ini dengan Yang Jian itu ternyata lebih dalam daripada kita."
Liu Ziwen segera paham.
Ini tentang memilih waktu serangan yang tepat, tak ingin menjadi burung yang menonjol. Lagipula situasi tadi sudah jelas - jika terburu-buru bertindak duluan, mungkin akan menjadi target Yang Jian dan dibunuh duluan. Biarkan Liu Qingqing menahan serangan gelombang pertama dulu, baru kemudian bertindak agar risikonya lebih kecil.
Namun saat ini...
Tubuh Liu Qingqing semakin memudar, memudar, dan akhirnya menghilang secara misterius. Hanya menyisakan jejak sepatu merah yang sangat mencolok. Tapi jejak merah ini segera bercampur dengan jejak-jejak sepatu padat di sekitarnya. Saat jejak-jejak sepatu mulai berjalan di lantai, jejak sepatu milik Liu Qingqing sendiri tak bisa ditemukan lagi.
Hanya mengetahui Liu Qingqing telah menjadi jejak sepatu bernoda darah yang menyusup masuk.
Kemudian.
Jejak sepatu hak tinggi merah mulai menyebar, setiap jejak seolah mewakili seekor hantu gentayangan yang berkeliaran di sekitar.
Aula utama lantai lima sangat luas, namun kini dipenuhi jejak sepatu merah yang tercoret darah, seakan telah mengepung Yang Jian.
Wajah datar Yang Jian, mata hantunya membuka satu per satu, berusaha melihat sesuatu di balik jejak merah ini.
Namun saat mata hantunya membuka, pencahayaan sekitar meredup, lekuk jari-jari mengerikan muncul dalam pandangan, jemari dingin nan menyeramkan mulai menutup, menghalangi matanya dari melihat jelas situasi saat ini.
Kekuatan gaib penglihatan hantu yang terhalang sekali lagi muncul di tubuhnya.
Liu Ziwen kali ini kembali meminta bantuan, dia ingin mengganggu Yang Jian, mencegah mata itu terus mengamati.
Kali ini, kekuatan gaib penghalang penglihatan tampak lebih kuat dari sebelumnya.
Yang Jian merasakan tangan yang menutupi matanya semakin banyak, sebelumnya hanya dua mata hantu yang terhalang, kini bahkan bayangan hantu ketiga mulai terlihat di penglihatan mata hantunya.
Terhalangnya tiga mata hantu berarti wilayah hantunya maksimal hanya bisa mencapai enam lapisan.
Dengan demikian, bahkan restart diri sendiri pun tidak bisa dilakukan.
"Tadi Liu Qingqing membocorkan informasi kepada Liu Ziwen ini, sekarang mulai mati-matian menahan restart mata hantu saya? Penilaian kurir lantai lima memang tajam. Liu Qingqing hanya menyebut gelar mata hantu saya dan kemampuan restart diri sendiri, mereka langsung menyadari restart tidak bisa lepas dari mata hantu."
Yang Jian tetap dengan wajah datar. Dia tahu konfrontasi ini baru saja dimulai.
Liu Ziwen menatap Yang Jian dengan mata membelalak. Pupilnya memutih seperti orang buta, tubuhnya agak kejang-kejang menahan kesakitan.
Kekuatan gaib sedang digunakan, artinya hantu gentayangan juga sedang menggerogoti tubuhnya.
Dia bukan makhluk luar biasa, menggunakan kekuatan gaib harus dibayar dengan pengorbanan mengerikan. Apalagi sekarang dia harus menggali kekuatan gaib ini untuk menutupi mata hantu Yang Jian.
"Jadi, harus membunuh Liu Ziwen ini dulu."
Mata Yang Jian juga buta, meski terbuka tetap tidak bisa melihat jelas. Tapi mata hantunya masih ada, merah darah ganjil, mengintai sekeliling.
Tiga mata hantu tertutup, masih ada mata hantu lainnya.
Saat ini.
Yang Jian bergerak, lalu seluruh tubuhnya menghilang dari tempat semula.
"Dia akan menyerbu saya."
Liu Ziwen membentak, keringat dingin bercucuran di alutnya. Ancaman kematian muncul di hati.
"Bertindak."
Li Yang pada saat ini juga bergerak tiba-tiba. Baju di depan badannya tiba-tiba terkoyak oleh kekuatan gaib yang dahsyat. Di dadanya terukir bekas luka berbentuk pintu yang sudah mengeluarkan darah di sekelilingnya, membentuk pintu berwarna merah darah. Saat ini pintu itu tiba-tiba terbuka.
Di balik kulit dan dagingnya seolah tersembunyi hantu gentayangan berambut acak-acakan yang telah mengunci target pada Wang Yong.
Wang Yong seketika merasa keseimbangan tubuhnya hilang. Tanpa terkendali, tubuhnya terbang menuju Li Yang. Ia merasakan diri terikat seolah dicekap hantu gentayangan, akan diseret masuk ke pintu berdarah itu hingga menghilang dari dunia ini.
"Kau salah memilih lawan."
Yang paling ditakuti Wang Yong selama ini adalah Yang Jian, bukan Li Yang di belakangnya. Jika Li Yang memiliki kemampuan setara Yang Jian, tentu mereka tidak akan bersembunyi di Ruangan 507. Cukup bekerja sama berdua saja untuk membunuh semua musuh.
Di udara, Wang Yong melakukan pembelaan diri.
Di depan tubuhnya berkumpul aura dingin menyeramkan. Samar-samar terlihat siluet hantu gentayangan kurus dan ganjil berdiri tegak bagai tiang listrik. Dengan tangan kurusnya yang terbuka, ia menghalangi di tengah.
Tak lama kemudian, Wang Yong berhasil melepaskan diri dari belenggu gaib itu dan jatuh dari udara.
Tapi ini belum berakhir. Wang Yong yang jatuh tiba-tiba menghilang tanpa bekas.
"Wilayah Hantu?"
Li Yang terkejut seketika.
Dia tidak menyangka bahwa Wang Yong ini ternyata juga seorang Pengendali Hantu yang memiliki Wilayah Hantu.
"Targetnya adalah aku?" Li Yang merasakan situasi yang mengerikan.
Sepertinya ada orang yang mendekat di sekitarnya, seolah hendak bertindak terhadap dirinya.
Namun dia tidak bisa menentukan posisi mereka karena tidak memiliki Wilayah Hantu, sehingga tak mampu melawan semua ini.
Namun sesaat kemudian.
Li Yang menyadari tiba-tiba cahaya merah menyelimuti sekitarnya, kegelapan pun lenyap saat dia memasuki Wilayah Hantu Yang Jian.
Pertarungan Wilayah Hantu.
Saat itu Li Yang melihat Wang Yong muncul di sampingnya dengan raut kejam, di tangannya tergenggam sekop penuh tanah yang diayunkan ke arahnya. Sekop itu sangat mirip dengan yang digunakan untuk menggali makam selama misi pengiriman surat di rumah kuno.
Tapi jelas ini bukan sekop yang sama dengan di luar rumah kuno.
Sekop penggali makam di luar rumah kuno hanyalah benda biasa, sedangkan yang ini tampaknya merupakan barang gaib.
Sekop itu dikelilingi distorsi cahaya merah yang memengaruhi Wilayah Hantu sekitarnya.
Dalam kondisi seperti ini, bahkan Yang Jian pun tak bisa memindahkan Li Yang menggunakan Wilayah Hantu.
Namun Li Yang sama sekali tidak takut. Dengan refleks, dia mengangkat tangannya yang menggenggam Palu Kayu Bernoda Darah.
Barang gaib melawan barang gaib.
Sekop tua penuh tanah menghantam keras Palu Kayu Bernoda Darah itu.
Suara aneh bergema, seperti jeritan hantu gentayangan bercampur derit gesekan yang mengiris telinga.
“Palu kayu bernoda darah di tangan Li Yang tiba-tiba meledak, berubah menjadi serpihan kayu yang memancarkan bau anyir, sementara sekop tua itu tetap utuh tanpa kerusakan.”
“Dalam proses perlawanan barang-barang gaib, jelas Wang Yong yang menang.”
“Li Yang merasakan tubuhnya tiba-tiba menjadi berat, seluruh tubuhnya limbung dan terjatuh ke tanah. Ia mencoba berjuang untuk bangkit, namun menyadari separuh tubuhnya sudah mati rasa, kehilangan kemampuan untuk bergerak.”
“Matilah.”
“Wang Yong dengan wajah datar, pandangannya penuh niat membunuh, kembali mengangkat sekopnya untuk menghantam.”
“Kali ini ia ingin meremukkan kepala Li Yang, memastikannya mati sepenuhnya.”
“Mengambil nyawaku tak semudah itu!” Li Yang menggigit giginya, menggerakkan separuh tubuhnya, kemudian berjuang untuk membalikkan badan.”
“Di tubuhnya muncul boneka anak tua yang compang-camping.”
“Boneka itu kini terbalik posisinya, sepasang mata bulatnya berputar dengan cara ganjil, mengawasi Wang Yong.”
“Sekop itu diayunkan, seharusnya tepat menghancurkan kepala Li Yang, namun entah mengapa digerakkan oleh kekuatan tak terlihat hingga menghantam boneka tersebut.”
“Wah~!”
“Boneka itu terpental sambil mengeluarkan teriakan aneh seperti bayi, namun membawa aura keganasan yang misterius.”
“Li Yang juga terkena di dada. Dadanya cekung, memuntahkan darah, merasakan organ dalamnya remuk.”
“Sekop ini sangat tidak biasa, sepertinya memiliki kemampuan untuk memukul mundur semua kekuatan gaib, tidak hanya itu, bahkan lebih dari sekadar memukul mundur, tetapi juga tekanan yang jauh lebih kuat.”
“Saat terkena pukulan, rasanya seperti dipaku oleh paku peti mati.”
“Alasan Palu Kayu Bernoda Darah itu remuk adalah karena ini.”
“Li Yang kini juga paham, jika kepalanya terkena pukulan benda ini, sekali pun kepalanya tidak remuk, dirinya akan langsung mati.”
“Dalam pertarungan hidup-mati singkat ini, tak perlu diragukan lagi, Li Yang bukanlah tandingan Wang Yong ini. Jika bukan karena perlindungan sementara dari Wilayah Hantu Yang Jian, atau dukungan dua barang gaib, mungkin dia sudah dihabisi saat ini.”
“Sialan, susah sekali membunuhnya?” Wang Yong kini dipenuhi rasa terkejut dan marah.
“Meski menguasai keunggulan, dia justru semakin panik.”
“Ketidakmampuan membersihkan Li Yang segera berarti begitu Yang Jian bebas, akan sangat sulit baginya untuk menghadapinya.”
“Mengapa kau tidak mau mati dengan patuh?”
“Wang Yong mengangkat sekop untuk ketiga kalinya. Kali ini gerakannya lambat, seolah sekop itu sangat berat, atau ada kekuatan gaib yang mengganggunya, membuatnya tidak bisa menggunakannya dengan mudah lagi.”
“Jelas.”
“Dengan menggunakan barang gaib, dia sedang menanggung suatu pengorbanan.”
“Boneka anak tua yang robek di samping itu kembali bangkit berdiri. Dengan nuansa jahat dan tatapan penuh dendam, boneka itu menatap Wang Yong, seolah masih menyimpan dendam karena baru saja dipukul terbang.”
Tetapi aksi boneka anak yang tua itu agak tidak lancar.
Setelah ditepuk hingga terlempar, ia sepertinya terkena tekanan gaib, berjalan pincang, kecepatan merangkaknya juga lambat, tidak bisa mendekati dan menyerang Wang Yong dengan mudah.
Separuh tubuh Li Yang mati rasa, namun dia tetap berjuang berdiri saat ini. Meski begitu, dia sama sekali tidak mundur selangkah pun. Di hatinya dia paham, jika Wang Yong mengayunkan sekop untuk ketiga kalinya, dirinya pasti mati tanpa ampun.
Tapi.
Bentrokan kekuatan gaib menguji batas kemampuan tertinggi.
Serangan yang semakin kuat justru tidak boleh sembarangan digunakan.
"Tahan serangan ketiganya, maka akulah yang menang. Kalau benar-benar tidak bisa, tebas dia bersama-sama!" Li Yang menggenggam erat barang gaib terakhir di tangannya.
Itu adalah gagang pintu kayu.
Benda ini digunakan untuk membuka Pintu Hantu, hanya boleh dipakai di saat genting. Penggunaan sembarangan hanya akan membawa kerugian, bukan keuntungan.
Namun di area Yang Jian.
Yang dihadapinya justru lebih ganjil, sampai-sampai sekarang dia tidak bisa mengulurkan tangan untuk membantu Li Yang.
Saat Yang Jian menggunakan Wilayah Hantu untuk menyerbu Liu Ziwen, jejak sepatu hak tinggi merah yang bergelombang di lantai tiba-tiba berjalan mendekat, mengepungnya.
Setiap jejak merah memengaruhi sebagian wilayah hantunya. Total semua jejak yang memenuhi lantai itu akhirnya menghalanginya dengan paksa.
Gangguan antara Wilayah Hantu dan jejak sepatu merah membuat Yang Jian gagal membunuh Liu Ziwen pada kesempatan pertama.
Ketika hendak bertindak lagi, siluet Liu Qingqing tiba-tiba muncul di hadapannya.
Namun Liu Qingqing yang muncul tidak memiliki tangan, tidak punya wajah, hanya ada mayat-mayat tidak lengkap yang mengenakan kebaya merah dan sepatu hak tinggi.
Mayat-mayat ini bukanlah nyata, tetapi bisa diraba dan disentuh.
Kebaya merah yang dikenakan mayat-mayat tanpa wajah dan tangan itu terlihat sangat mencolok, setiap mayat tampak serupa.
"Pergi kau."
Golok kayu bakar di tangan Yang Jian menghantam dengan paksa, membongkar beberapa mayat.
Setelah mayat-mayat itu jatuh, mereka tidak menghilang, hanya beberapa jejak sepatu merah yang lenyap.
Tapi mayat-mayat berbaju kebaya yang tersisa berduyun-duyun datang, menggantikan jumlah mayat yang telah dibongkar tadi.
Sepertinya Liu Qingqing ingin menghabiskan Yang Jian dengan cara ini.
Pantas saja dia bilang ingin menjadikan Yang Jian sebagai bantalannya.
Jika Liu Qingqing benar-benar bisa bertahan, mungkin memang ada kemungkinan seperti itu.
"Mau menghabisiku?" Yang Jian terkekeh sinis, "Kau pikir bisa?"
Di antara ribuan mayat, terselip satu keberadaan khusus - sosok bertangan dan berwajah, Liu Qingqing yang bersembunyi.
Hanya saja dia bersembunyi sangat dalam, membuat orang tak bisa memastikan posisinya.
Liu Qingqing berkata, "Jika tak bisa menghabisimu, aku akan membiarkan hantu gentayangan bangkit. Yang Jian, jangan remehkan siapa pun! Lagipula sekarang mata hantumu sedang dikendalikan, mungkin aku tak perlu berlama-lama untuk membunuhmu."
Semua mayat berbaju kebaya merah bergerak mengerumuni Yang Jian.
Pandangan Yang Jian terhalang, wilayah hantunya terblokir, area pengaruhnya semakin menyempit.
“Kau bisa bertahan, tapi Liu Ziwen juga harus bisa bertahan.”
Di antara ribuan perantara, Liu Qingqing terdiam sejenak.
Mayat-mayat yang berdatangan semakin mendesak, hendak menelan Yang Jian.
Ternyata, Yang Jian memang benar.
Liu Qingqing masih bisa bertahan, tapi Liu Ziwen tidak.
Menutupi tiga mata hantu secara paksa bukanlah hal mudah baginya. Meski sementara Liu Qingqing dan Liu Ziwen bekerja sama mengendalikan Yang Jian, keseimbangan ini bisa hancur kapan saja.
"Jika benar sampai ke tahap itu, aku masih punya metode lebih mengerikan untuk menghadapimu." Suara Liu Qingqing terdengar, dia masih menyimpan strategi cadangan.
"Coba saja."
Tangan hantu kehitaman Yang Jian langsung mencekik mayat. Mayat itu mulai menghilang karena perantara yang ditekan oleh tangan hantu tidak bisa dipertahankan. Namun kebaya merah pada mayat itu bersinar terang, secara singkat mempertahankan eksistensi perantara sehingga yang seharusnya lenyap seketika masih bisa bertahan sesaat.
Pertahanan sesaat ini justru berakibat fatal, karena kecepatan menghabisi mayat-mayat itu tak sanggup menyaingi kecepatan penambahannya.
"Inikah konsekuensi dari melengkapi puzzle?" Wajah Yang Jian berkerut muram.
Sepatu hak tinggi merah dan kebaya merah saling menutupi kekurangan masing-masing. Tidak hanya itu, Liu Qingqing bahkan berhasil mengendalikan hantu ketiga.
Boneka kayu itu.
Kemampuan hantu gentayangan ini belum digunakan. Tapi jika semuanya adalah bagian dari puzzle, pasti akan sangat merepotkan.
"Tampaknya Liu Qingqing telah memperoleh sebagian memori wanita era Republik itu, mengetahui cara menggunakan kekuatan gaib. Mustahil dia bisa memahami ini secepat itu hanya mengandalkan dirinya sendiri."
"Tapi, ini tidak berarti dia bisa mengendalikan saya."
Bayangan hantu di kaki Yang Jian langsung menyebar ke sekeliling.
Jejak sepatu merah itu terhenti, tidak melanjutkan pergerakan. Area sekitar diselimuti bayangan hitam, membuat jejak sepatu merah kehilangan pijakan.
Jejak ini tidak bisa menginjak bayangan hantu.
Karena bayangan hantu tidak akan meninggalkan jejak sepatu.
Semua perantara berbaju kebaya yang mirip mayat itu menghentikan aktivitasnya.
Kemudian, di tubuh mayat-mayat itu muncul telapak tangan kehitaman yang dingin dan menyeramkan. Tangan-tangan itu mencengkeram erat kaki dan lengan mayat, semakin menghalangi gerakan jenazah.
Tak lama kemudian.
Mayat-mayat itu berhenti bergerak.
Yang Jian memegang tombak panjang, langsung mendorong jenazah-jenazah itu hingga terjatuh. Dia tidak lagi menggunakan golok kayu bakar, mengingat penggunaannya memerlukan pengorbanan.
Runtuhnya mayat dan hilangnya keseimbangan langsung memicu kutukan mengerikan yang pasti mematikan.
Mayat-mayat yang roboh mulai menghilang satu per satu, media penghubung sedang dihapuskan.
Kebaya merah yang menyala-nyala itu, meski memiliki kekuatan gaib tertentu untuk mempertahankan mayat-mayat ini, tetap tidak bisa bertahan lama.
Dalam pertarungan kali ini, Yang Jian tidak hanya menggunakan kekuatan gaib dua hantu, tetapi juga mengaktifkan kutukan yang pasti mematikan. Meski Liu Qingqing juga mengendalikan dua hantu, dia kalah karena kurangnya peralatan gaib, sehingga terus tertekan dan perlahan kehilangan keunggulannya oleh Yang Jian.
"Apakah Yang Jian itu belum mati? Tidak bisa begini. Jika terus begini, aku akan dihabisi oleh waktu." Wajah Liu Ziwen yang berkeringat dingin terlihat menyiksa dan berkerut, seluruh tubuhnya kejang-kejang.
Di balik kacamatanya, kedua mata putihnya yang membusuk telah buta total.
Ini benar-benar kebutaan permanen.
Selain itu, indranya mulai menghilang. Pertama penciumannya lenyap - dia tak bisa mencium aroma apapun. Kemudian pendengarannya mengabur, tak setajam sebelumnya. Bahkan kesadarannya terasa seperti hendak meninggalkan tubuh, bebal dan pusing.
Menggunakan kekuatan gaib untuk menutupi tiga mata hantu sambil terus bertahan, ini benar-benar mematikan.
Menurut rencananya, dengan mengerahkan seluruh tenaga untuk menahan Yang Jian sebentar, lalu Liu Qingqing akan membantu, sementara Wang Yong menghabisi Li Yang - situasi akan berbalik dalam sekejap.
Nantinya tiga lawan satu, peluang menangnya besar.
Tapi dia tidak mendengar suara Wang Yong.
Jelas, perkembangan Wang Yong tidak mulus. Dia gagal membunuh Li Yang secepatnya. Begitu pula Liu Qingqing sendirian tak sanggup mengalahkan Yang Jian. Mungkin saat ini bertahan saja sudah cukup bagus.
“Titik keseimbangan ada pada diri sendiri, begitu saya tidak bisa bertahan, mata hantu Yang Jian ini akan kehilangan kendali dan situasi menjadi buruk.” Meski Liu Ziwen sudah tidak bisa melihat, otaknya tetap jernih.
“Tunggu, ada orang yang mendekat ke sini.”
Kemudian.
Jantung Liu Ziwen berdebar kencang, dia mendengar suara - gerakan seseorang yang bergerak cepat mendekati area ini.
Itu adalah... Yang Jian.
Mayat-mayat yang mengelilingi Yang Jian terdorong paksa, jenazah yang roboh memicu kutukan kematian akibat kehilangan keseimbangan mulai menghilang. Mayat yang sudah lenyap tidak bisa diisi ulang karena area sekeliling tertutup bayangan hantu, jejak sepatu bernoda darah tidak punya tempat berpijak untuk terus bertambah jumlahnya.
“Apakah kekuatan gaibku saat ini masih belum mampu melawan Yang Jian?” Liu Qingqing yang menyamar di antara ribuan mayat berkebaya merah menatap tajam ke arah Yang Jian.
Saat mayat terakhir berhasil didorong.
Yang Jian melangkah keluar, di hadapannya berdiri Liu Ziwen yang sudah buta, bersandar di dinding dengan wajah penuh kesakitan.
Tanpa banyak bicara, dia mengangkat tombak panjang di tangannya dan menusuk ke depan.
Itu adalah bagian dari paku peti mati.
“Yang Jian, saya belum mati, buru-buru apa?” Liu Qingqing tiba-tiba muncul menghalangi di depan Liu Ziwen.
Paku peti mati menancap di tubuhnya, tapi tidak menembus badan Liu Qingqing. Kebaya merah dan tubuh boneka di bawahnya seolah tak mudah ditembus.
“Terhalang?” Tatapan Yang Jian menyempit tajam.
Kemudian dia kembali tersadar: "Ternyata begitu, jika tak bisa menusuk maka fungsi paku peti mati tak akan bekerja. Kau benar-benar berani menghalangi, siapa yang memberimu keyakinan bahwa aku tak bisa membunuhmu?"
Sesaat kemudian.
Golok kayu bakar terayunkan, menghantam kepala Liu Qingqing dengan brutal.
Namun Liu Qingqing mengangkat telapak tangannya menghadang tebasan itu. Dengan wajah dingin dia berkata: "Aku cukup memahami informasi tentangmu. Golok yang bisa membongkar segala hal gaib memang dashyat. Selama ini aku mencari metode untuk meretas benda ini, dan akhirnya kutemukan - caranya tak serumit yang kubayangkan."
Dia mengenakan sarung tangan yang tampaknya berbahan emas, mengisolasi diri dari kontak dengan golok kayu bakar.
