Dengan masuknya wanita yang mengaku sebagai Kak Merah ke dalam Ruang 504.
Aula utama lantai lima kantor pos kembali tenang.
Yang Jian memperoleh beberapa informasi dari mulut Kak Merah ini, dan secara garis besar memahami jalan yang harus ditempuh selanjutnya.
Menghancurkan kantor pos secara total adalah tidak realistis. Satu-satunya cara adalah menguasai kantor pos terlebih dahulu, lalu mengubah aturannya setelah berhasil mengendalikannya, serta membatalkan tugas pengiriman surat sama sekali. Mengenai wujud akhir Kantor Pos Hantu, dia belum memiliki gambaran jelas, namun jelas menolak ide Kak Merah untuk mengubahnya menjadi pusat penanganan peristiwa supranatural.
Karena pendekatan seperti itu pada dasarnya sama saja dengan sistem pengiriman surat, bahkan lebih kejam. Memaksa orang-orang tanpa kemampuan untuk menangani peristiwa gaib bukan hanya bunuh diri, tapi juga akan memperkeruh situasi.
"Masalah ini kita kesampingkan dulu. Prioritas utama sekarang adalah mencari seseorang untuk mengendalikan Kantor Pos Hantu. Bisa orang biasa, Pengendali Hantu, kurir surat, atau bukan..." gumam Yang Jian dalam hati.
Jika kandidatnya bukan kurir surat, dia bisa memaksa orang tersebut masuk dan mengubah statusnya menjadi kurir.
Ini bukan hal sulit.
Maka masalah sebenarnya adalah: seperti apa kriteria orang yang pantas mengendalikan kantor pos hantu ini?
"Cara paling aman adalah membangkitkan seseorang dari memori, memodifikasi ingatannya, lalu menjadikannya Pengendali Hantu sebelum menunjuknya sebagai manajer kantor pos. Dengan kutukan kantor pos, risiko kebangkitan hantu gentayangan bisa dihindari."
Seketika, skema ini terbentuk jelas di otaknya.
Bayangan hantunya menyimpan ribuan memori manusia. Dia bisa dengan bebas memilih siapa saja untuk dihidupkan kembali.
Saat Yang Jian merenung, Li Yang dan Wang Yong juga saling bertatapan beberapa kali.
Keduanya merasa sedikit tidak nyaman.
Mereka sebelumnya bertarung habis-habisan, nyaris saling menghabisi, kini menjadi anggota tim yang masih belum sepenuhnya akur. Namun situasi saat ini telah berubah, di hati mereka tahu bersitegang adalah hal yang salah.
Sebagai orang dewasa, kejadian masa lalu harus dilepaskan untuk menghilangkan salah paham.
"Aku minta maaf atas kejadian sebelumnya, saat itu tidak ada pilihan lain. Kuharap kau tidak menyimpan ini di hati, Nak." ujar Wang Yong yang berusia empat lima puluh tahun, memanggil Li Yang dengan sebutan 'nak' tidak masalah.
Li Yang berkata; "Tak apa, bisa dibilang pertarungan itu mempererat hubungan. Kemampuanmu sangat mengesankan, sulit dipercayamu sudah mencapai level ini belasan tahun lalu. Sayang sekali talentamu tidak dimanfaatkan markas. Andai dulu kau bergabung, mungkin sekarang sudah jadi komandan tim."
Setelah itu dia menjelaskan tentang keberadaan markas.
Kurir lantai lima yang menyembunyikan identitas selama belasan tahun, di masa kebangkitan supranatural beberapa tahun lalu, praktis adalah penguasa wilayah. Keikutsertaannya di markas pasti membuat Zhao Jianguo dan Cao Yanhua tersenyum lebar dalam mimpi.
Saat itu markas baru berdiri, jumlah Pengendali Hantu tidak hanya sedikit tapi juga lemah.
"Setiap orang punya prioritas hidup berbeda. Aku hanya ingin hidup tenang, sudah lelah berurusan dengan hantu-hantu itu."
Wang Yong menggelengkan kepala: "Tapi dulu aku tidak menyangka makhluk-makhluk itu akan muncul di dunia nyata, bahkan membentuk serangkaian peristiwa supranatural tak masuk akal. Andai tahu akan begini, mungkin memang seharusnya aku bergabung dengan markas."
“Pada masa dia aktif, peristiwa supranatural dan hantu gentayangan masih hanya kisah dan legenda, belum benar-benar muncul. Sesekali yang muncul pun cepat diselesaikan orang. Jadi saat itu dia tidak melakukan kesalahan apa pun.”
“Sekarang saya baru paham, begitu memasuki lingkaran gaib ini, mustahil untuk keluar. Hidup tenang-tenteram adalah hal yang mustahil. Satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah bekerja keras agar keluarga saya bisa hidup normal.”
Li Yang mengangguk: “Benar apa yang kau katakan. Ketika peristiwa supranatural muncul, harus ada yang maju menanganinya. Tidak realistis jika semua orang ingin hidup tenang. Hantu tidak mengikuti logika. Begitu muncul, harus ada yang maju. Saya dan komandan tim selalu menangani kasus-kasus gaib ini.”
“Kantor Pos Hantu hanya salah satu kasus saja. Tak disangka situasinya serumit ini, menghabiskan banyak waktu dan tenaga dengan hasil terbatas. Tapi akhirnya kali ini hampir berakhir.”
Dia dan Wang Yong berbincang banyak hal. Dia membocorkan beberapa rahasia lingkaran gaib agar Wang Yong cepat paham situasi yang sebenarnya terjadi di luar.
Meski Wang Yong tinggal di kota, tapi hidupnya menyembunyikan identitas, tidak terlibat lingkaran gaib, status sosialnya rendah. Pengetahuannya tentang situasi aktual sangat terbatas, hanya bisa menilai keaslian dari beberapa berita.
Tapi pemahaman seperti ini sangat sepihak. Tidak sebanyak yang diketahui Li Yang sebagai anggota dalam lingkaran.
Semakin banyak tahu, Wang Yong semakin diliputi kecurigaan.
Ketika mendengar Yang Jian sudah membangun ruang aman bahkan menyiapkan pangkalan produksi bahan pangan dan sayuran, dia langsung panik.
Ini sudah bukan sekadar menangani peristiwa supranatural secara naif, melainkan persiapan menghadapi keruntuhan situasi.
Tindakan figur seperti ini pada dasarnya merupakan indikator arah angin.
"Situasi ternyata sudah memburuk sampai tahap ini... Tapi di luar masih tetap stabil." Wang Yong berkata dengan tak percaya.
Jika kondisi di luar benar seperti yang dikatakan Li Yang, bagaimana mungkin masih terlihat tenang seperti ini?
"Itu karena para penanggung jawab terus berguguran. Ambil contoh Kota Dachang, sudah tiga kali berganti penanggung jawab. Komandan tim adalah yang keempat, dan semua ini terjadi dalam dua tahun terakhir." Li Yang menjelaskan.
Dua tahun dengan empat penanggung jawab.
Bisa dibayangkan berapa banyak nyawa yang melayang demi menangani peristiwa supranatural.
Mendengar penjelasan selanjutnya, Wang Yong pun terdiam.
Kini dia mulai memahami tindakan Yang Jian. Dibandingkan para penanggung jawab, para kurir surat seperti mereka memang pantas dihabisi meski tak bersalah.
Membiarkan mereka hidup tanpa bertindak sudah salah, apalagi misi pengiriman surat mereka terus memicu peristiwa supranatural baru. Penanggung jawab normal mana pun tak akan membiarkan kurir surat hidup, dan jika kasus ini terbongkar, markas besar pasti mendukung penuh tindakan tersebut.
Jadi tindakan Yang Jian menghabisi kurir surat sepenuhnya sah dan wajar.
Kematian mereka sama sekali tidak sia-sia.
"Sebenarnya sejak awal kalian sudah salah memilih. Terus terang, bahkan jika berhasil membunuh komandan tim, begitu informasi bocor, kalian pasti jadi buronan markas. Para komandan lain akan bahu-membahu menghabisi kalian. Jadi sejak awal hanya ada satu jalan: kerja sama."
"Menolak berarti mati. Tak ada secuil pun peluang menang." Kata Li Yang.
"Sebelumnya mengapa kalian tidak mengatakan, jika sejak awal sudah bicara, Liu Ziwen dan yang lain pasti akan bekerja sama." Wang Yong bertanya.
"Bekerja sama atau tidak, komandan tim punya hak menilai. Jika komandan merasa kalian tidak layak bekerja sama, atau kerja sama itu tidak perlu, membersihkan kalian juga bukan masalah." Li Yang berkata, "Dan sebelumnya kalian sudah memilih kami, apakah benar-benar akan bekerja sama? Sekalipun kalian berani, saya dan komandan tetap tidak akan percaya."
"Penjelasan logis bukan didapat dari perdebatan, tapi dari pertarungan."
"Kau benar. Sebelumnya sama sekali tidak mungkin ada kerja sama. Yang Jian sebenarnya sudah memberi kesempatan, sayangnya mereka tidak menghargai." Wang Yong menghela napas.
Saat keduanya berbincang, salah paham teratasi sekaligus kekhawatiran berkurang.
Wang Yong memahami status Yang Jian. Kini dia sadar, mendapat satu kesempatan untuk memilih pihak adalah hal sangat penting. Sekalipun harus mati mengikuti Yang Jian, itu kematian terhormat. Markas besar akan memberi penghargaan, meninggalkan reputasi baik sehingga keluarga bisa mendapat perlindungan di kemudian hari.
"Krek!"
Saat ini.
Pintu kayu di lantai lima tiba-tiba terbuka lagi. Seorang kurir surat lain muncul. Meski terlambat sedikit dan melewatkan momen penting, ini membuktikan masih ada kurir surat lain yang hidup di lantai lima.
Gelombang sebelumnya tidak benar-benar punah.
Muncul seorang pria berusia tiga puluhan dengan tas ransel dan sepatu hiking, terlihat sudah mempersiapkan diri dengan raut wajah waspada.
"Tugas pengiriman surat lantai lima mulai lagi? Perkenalkan, saya Zhou Ze, kurir surat yang naik dari lantai empat beberapa tahun lalu. Ini pertama kalinya saya mendapat tugas pengiriman surat di lantai lima."
Dia jelas juga seorang pendatang baru, hanya saja pendatang baru beberapa tahun lalu, dan dia tidak tahu tentang keberadaan surat hitam, tetap dibodohi.
"Tak perlu basa-basi, Wang Yong, kau jelaskan situasi di sini padanya, lihat apakah dia mau bergabung." Yang Jian melambaikan tangan tanpa antusias, menyuruh Wang Yong menjadi juru runding.
Jika pria bernama Zhou Ze ini tidak setuju bergabung, maka Yang Jian terpaksa memintanya mati.
Tidak ada ruang untuk penolakan.
Wang Yong mengangguk, mendekat, menyapa, lalu menjelaskan situasi pada Zhou Ze: "Secara garis besar begini: kita akan bekerja sama menangani Kantor Pos Hantu, mengakhiri takdir kurir surat. Kau mau ikut? Risikonya sangat besar, mungkin lebih berbahaya dari misi pengiriman surat. Pertimbangkan baik-baik."
Zhou Ze mengerutkan kening, mencerna situasi sejenak, lalu menatap para "orang tua" di lantai lima. Dengan hati-hati dia berkata: "Aksi ini baik. Sejujurnya, aku sudah siap mati datang ke sini. Lagipula aku tak yakin bisa sukses mengirim surat di lantai lima. Keputusan kalian membuktikan bahwa mengirim surat itu salah, kalau tidak mustahil kalian mengambil jalan berbelok seperti ini."
"Hitung aku juga. Aku gabung."
Jelas dia bukan kelompok keras kepala, lebih bersikap netral. Di bawah kepemimpinan Yang Jian, proses perekrutan berjalan mudah.
Lagipula, tindakan Yang Jian sesuai dengan kepentingan mereka. Di sini semua ingin hidup terbebas dari kantor pos.
“Baik, mulai sekarang kau bisa berkenalan. Namanya Yang Jian, dia adalah komandan tim kami. Kami tidak punya banyak tata krama, semua patuh pada komandan. Apa yang dia katakan adalah hukum.”
Wang Yong selesai bicara dan melihat keraguan di wajahnya, lalu menambahkan: “Jangan ada ketidakpuasan. Kemampuannya sangat hebat, cukup untuk mempertahankan wibawa. Kau akan pahami nanti.”
Zhou Ze hanya bisa menekan kekhawatirannya sementara, lalu menyapa: “Halo Komandan, ke depannya mohon bimbingannya.”
“Patuhi perintah, semuanya akan baik-baik saja.” Kata Yang Jian.
“Kepatuhan?”
Di hati Zhou Ze sudah memahami garis besar karakter komandan ini. Ia mengangguk, menunjukkan tidak ada masalah.
Tak lama kemudian, lantai lima secara bertahap kedatangan beberapa kurir surat lagi.
Seorang perempuan awal tiga puluhan bernama Zhong Yan, wajahnya biasa saja dengan senyum profesional. Sulit dipercaya orang seperti ini bisa mencapai lantai lima.
Seorang pria tua enam puluhan berkepala plontos dengan beberapa bekas luka di wajah, dijuluki Kak Naga. Wang Yong pernah memeriksanya – pria ini masuk kantor pos di usia lima puluh tahun, sebelumnya hanya orang biasa di luar lingkaran gaib.
Seorang kurir surat berusia empat puluhan terlihat mentalnya tidak stabil. Sikapnya sangat tidak kooperatif dan menolak blak-blakan untuk bergabung dengan tim.
“Aku datang untuk mengirim surat bertahan hidup, bukan ikut gila-gilaan kalian. Aku tolak bergabung.”
Kurir surat bernama Lu Sheng ini masuk ke lantai lima kantor pos lima tahun lalu karena surat hitam. Sudah lama ia tidak terlibat misi pengiriman surat.
"Tapi begitu Lu Sheng menolak, seketika tombak retak melesat menghunjam, langsung menembus kepalanya dan memakukannya ke lantai.
Mayat itu kejang-kejang sebentar di lantai sebelum menghembuskan napas terakhir.
Pemandangan ini membuat anggota lain jantung berdebar-debar.
"Bersihkan mayatnya," kata Yang Jian dengan ekspresi datar, seolah melakukan hal remeh.
"Kurir lantai lima langsung dihabisi tanpa perlawanan? Jadi pilihannya hanya bergabung atau mati?" Zhou Ze merasakan dingin menyergap hatinya.
Keringat dingin bercucuran di dahi yang lain, mereka diam-diam bersyukur.
Bersyukur telah memilih benar, kalau tidak pasti akan bernasib sama seperti orang itu.
"Kesabaranku habis. Ikuti prosedur ini. Tunggu sejam lagi, kalau tak ada kurir lain datang, langsung eksekusi rencana berikutnya," tegas Yang Jian.
Rencana berikutnya?
Apakah akan ada aksi terhadap kantor pos?
Zhou Ze, Zhong Yan, sampai si botak yang dipanggil Long Ge, semua paham: Kapten Yang Jian ini berniat menghentikan pengiriman surat - baik olehnya maupun kurir lain.
Ini jelas strategi mengumpulkan semua kurir untuk melawan kantor pos.
Tapi bagaimana caranya?
Itulah masalah utamanya.
"Sekarang tidak ada yang berani bertanya lebih lanjut. Mayat di lantai sudah menunjukkan bahwa komandan tim ini benar-benar memiliki kemampuan untuk menentukan hidup-mati siapa pun. Kurir surat bernama Lu Sheng yang bisa mencapai lantai lima pasti bukan sosok yang mudah dihabisi. Alasan kematiannya yang begitu sederhana dan mulus hanya menunjukkan satu hal."
"Kemampuan Yang Jian jauh melampaui mereka, sangat jauh."
Waktu berlahan berjalan.
Orang yang datang ke lantai lima semakin berkurang.
Setelah kematian Lu Sheng, selama setengah jam tidak ada kurir surat lagi yang datang ke kantor pos, seolah semua kurir lantai lima sudah berkumpul di sini.
"Mungkinkah semua orang lantai lima sudah hadir?" tanya Li Yang sambil menoleh ke Wang Yong.
Wang Yong langsung menjawab: "Tidak, sama sekali tidak. Setidaknya dalam ingatanku, masih ada beberapa figur kunci yang belum muncul. Mereka adalah kurir surat yang lebih senior dariku."
