Setelah percakapan singkat antara Yang Jian dan Yang Xiao, masa depan kantor pos akhirnya ditentukan.
Arwah lain yang terjebak dalam lukisan minyak pun paham: kantor pos hantu hanya punya dua kemungkinan - dikontrol Yang Jian menjadi kebun pribadi Keluarga Yang, atau menguasai Kantor Pos Hantu sepenuhnya lalu memanfaatkan Lukisan Hantu untuk mengontrol mereka agar bekerja untuk dua orang berkeluarga Yang ini.
Tak peduli hasilnya, tidak ada kemungkinan pembebasan bagi mereka.
Namun, [satu-satunya] imbalan memadai adalah, mereka bisa menggunakan Lukisan Hantu untuk sementara waktu melepaskan diri dari kontrol kantor pos, sehingga mendapat kesempatan terbatas untuk berinteraksi dengan dunia luar.
Sebagai pengorbanannya, mereka harus bekerja untuk Yang Jian ini.
Arwah-arwah dalam lukisan minyak ini semuanya adalah eksistensi yang telah mengirimkan tiga surat dan terbebas dari kantor pos saat masih hidup. Kemampuan intelektual dan kompetensi mereka jauh melampaui orang biasa, sehingga sangat tidak realistis mengharapkan orang seperti mereka mematuhi perintah satu individu.
Namun realitas kejam menunjukkan...
Yang Jian dan Yang Xiao memaksa para arwah ini membuat keputusan: menolak atau menyetujui rencana ini?
Suasana kembali diselimuti kesunyian maut.
Para arwah mulai merenung, tatapan mereka berubah rumit, sambil menimbang untung-rugi di hati.
Mereka sebenarnya memiliki pilihan.
Dengan bekerja sama, mereka bisa menghabisi Yang Jian dan Zhou Ze - dua orang hidup ini - untuk mengembalikan kantor pos ke kondisi semula... Tapi konsekuensinya adalah harus menghadapi penyelesaian dari Yang Xiao si mimpi buruk.
Dunia lukisan minyak mungkin tak akan pernah damai lagi setelah ini.
Pengorbanannya terlalu besar.
"Saya memilih mendukung Yang Jian ini."
Seketika, suara pertama muncul. Yang berbicara adalah pria bernama Zhang Xianguang. Waktu eksis-nya di sini lebih panjang daripada kebanyakan, bisa dianggap sebagai kurir surat generasi tua. Fakta bahwa namanya belum terlupakan setelah bertahun-tahun membuktikan pengaruhnya di dunia luar masih cukup signifikan.
"Zhang Xianguang? Kau sudah memutuskan?" seseorang bertanya.
"Hari demi hari menjalani kehidupan tanpa henti seperti ini sudah kusanggupi cukup lama. Aku ingin melihat dunia luar, sekalipun harus berhadapan lagi dengan hantu gentayangan pun aku tak masalah. Setidaknya tidak perlu setiap hari mengulang-ulang masa menunggu untuk dilupakan ini. Jika memungkinkan, aku ingin berbuat sesuatu untuk orang-orang di luar sana. Apa kalian tidak mendengar perkataannya? Kebangkitan hantu gentayangan, peristiwa supranatural semakin sering terjadi. Dunia luar sudah tidak aman lagi."
"Coba pikirkan lagi mengapa kalian masih bisa bertahan di dalam lukisan minyak ini? Itu karena di luar masih ada orang yang mengenang kita. Demi mereka, aku memutuskan untuk memberikan kontribusi terakhirku, sekaligus menyelesaikan satu keinginanku jika ada kesempatan."
Dia memilih untuk berpihak, mendukung Yang Jian dan Yang Xiao.
Situasi kantor pos yang tidak berubah selama puluhan tahun ini harus diubah. Terus menjadi arwah penasaran yang menunggu untuk dilupakan sungguh terlalu menyiksa. Dia perlu melakukan sesuatu yang bermakna.
Banyak anggota yang terdiam mendengar itu.
"Benar."
Perkataan Zhang Xian Guang tidak salah. Di luar masih ada yang mengingat mereka, mereka belum sepenuhnya dilupakan. Selama bertahun-tahun bertahan dengan susah payah, bukankah semua ini demi seberkas harapan?
Meski harapan yang dibawa Yang Jian sangat terbatas, setidaknya ini merupakan perubahan baru. Bagi para arwah penasaran seperti mereka, ini sudah menjadi kesempatan langka yang tidak datang bertahun-tahun.
Jika kesempatan ini terlewatkan, tidak diketahui kapan lagi akan ada kurir surat berikutnya yang masuk ke lantai lima kantor pos dan merangsek masuk ke dalam lukisan minyak ini.
“Pendapatmu masuk akal. Aku tidak rela dilupakan begitu saja. Apapun yang terjadi, setidaknya aku ingin orang-orang tahu aku pernah ada. Kalau bisa ikut menyelesaikan peristiwa supranatural, tentu itu yang terbaik. Aku ingin berkontribusi untuk dunia luar, memperbaiki kesalahan masa lalu.” Sebagian arwah mengangguk setuju.
“Hitung aku juga. Sudah lama kita bersama di lukisan minyak ini. Kalau bertindak, mari beraksi bersama.”
Arwah-arwah ini satu per satu mulai menyatakan dukungan pada Yang Jian dan Yang Xiao.
Tapi ada syaratnya: mereka mendukung Yang Jian karena membutuhkan kekuatan mereka untuk menangani kasus supranatural. Tanpa alasan ini, sebagian besar arwah tak akan setuju.
Membawa perdamaian bagi dunia luar, sekaligus melindungi keluarga dan junior secara tidak langsung—ini prinsip yang mulia.
Alasan ini cukup meyakinkan orang-orang cerdas dan berbakat. Tapi kalau harus jual nyawa untuk Yang Jian seorang, mereka pasti menolak.
Apa bedanya jual nyawa untuk Yang Jian dengan dulu dikendalikan kantor pos?
Cuma ganti merek saja.
Mereka paham betul. Makanya setiap arwah yang memihak Yang Jian punya alasan sama.
Yang Jian juga berkomentar: “Tenang saja. Sebagai penanggung jawab Kota Dachang, aku selalu menangani kasus supranatural. Tapi omongan kosong tak berguna. Nanti kalian akan lihat sendiri.”
Dia tidak membual.
Sejak masuk lingkaran gaib, dia terus bergulat dengan peristiwa supranatural. Meski ada konflik pribadi di dalamnya, esensinya tetap sama.
Kalau tidak, bagaimana dia bisa jadi komandan tim?
“Situasinya lebih mulus dari perkiraan.”
“Yang Xiao mengangguk sedikit, lalu menatap yang lain: "Bagaimana dengan kalian? Ingin menghabisi Yang Jian? Jika dia tidak mati, kalian tidak bisa dilupakan. Pembebasan mustahil tercapai, jadi kalian tidak punya pilihan."
Sisa arwah-arwah itu terdiam.
Yang Xiao benar.
Selama Yang Jian hidup, mereka takkan merdeka. Karena Yang Jian telah melihat dan mengingat mereka, rencana pelupaan mereka gagal total.
"Aku memilih bergabung. Anggap saja ini melihat dunia baru." Seorang arwah mulai mengalah dengan getir.
Tapi dia terlalu kuno. Terjebak di sini mungkin sudah lebih dari 50 tahun. Meski belum lenyap, sisa waktunya tinggal hitungan tahun. Usianya setara tiga generasi. Orang yang mengenalnya di luar pasti sudah tua renta.
Beberapa arwah lain mulai berubah sikap.
Tinggallah wanita berbaju bunga dengan kuncir kuda, dikelilingi beberapa arwah kuno.
Mereka yang sudah bosan hidup. Kematian pun tak ditakuti, mana mungkin menyerah sekarang?
"Kuliat geng kalian bisa bikin apa. Karena sepatah kata, aku bahkan tak bisa mati dengan tenang. Semoga kalian tak menyesal nanti." Wanita itu melirik Yang Jian dengan tatapan penuh dendam.
Dia memilih tak melawan.
Serang pun sia-sia. Tinggal biarkan situasi ini berjalan.
Setelah meninggalkan kalimat itu, dia berbalik menuju kedalaman kantor pos, naik ke lantai atas.
“Kau tega melepas, ada kesempatan aku pasti akan membantumu mencapai pembebasan.” Yang Jian juga menjawab dengan tenang.
Arwah-arwah yang mencari kematian ini tak ia butuhkan, ia tak ingin menahan mereka di Kantor Pos Hantu. Ini adalah potensi masalah yang tak pasti, perlu dihapus.
“Sampai saat ini belum ada yang menemukan metode untuk menghilangkan arwah-arwah seperti kami. Mungkin rahasianya ada di Lukisan Hantu itu, atau mungkin harus memahami jelas benda apa yang menciptakan lukisan-lukisan minyak ini. Baru kemudian mungkin bisa menemukan caranya.”
Seorang arwah yang hendak pergi menoleh, mengingatkan Yang Jian:
Mereka sangat mendukung untuk dihilangkan, hanya saja diri mereka sendiri tak mampu melakukannya.
Tak lama kemudian.
Beberapa arwah tersebut telah pergi semua.
Jumlah orang di aula utama sedikit berkurang, tapi arwah yang tersisa masih banyak. Jumlah ini sudah sepadan bagi Yang Jian untuk mengambil risiko.
“Setelah aku meninggalkan kantor pos, aku akan mengambil kembali sebuah Lukisan Hantu. Meski bukan sumbernya, rencanaku seharusnya bisa diimplementasikan. Tapi sebelum itu, aku masih perlu seorang penguasa kantor pos. Di hatiku ada seorang kandidat, namanya Sun Rui, diduga menghilang di dalam kantor pos. Kucurigai ia masuk ke dalam lukisan minyak, hanya saja aku belum bertemu dengannya. Bisakah kalian membantuku menemukannya?” Yang Jian berkata.
Ia tak melupakan tujuan perjalanannya ini adalah mencari Sun Rui.
“Sun Rui? Yang pincang itu? Aku pernah melihatnya dari jauh. Ia memang masuk ke sini, tapi salah jalan menuju area yang ada hantu gentayangan. Hasilnya bagaimana, sekarang belum diketahui.” Orang yang bernama Zhang Xianguang berkata.
Seseorang menambahkan: "Di dunia lukisan minyak, selain arwah penasaran seperti kami, juga tersimpan hantu gentayangan dari kantor pos. Tempat itu bahkan tidak ingin kami masuki. Jika tidak hati-hati, bisa terjerat hantu gentayangan seumur hidup, sulit melepaskan diri, seperti orang tersiksa sampai mati."
Meski mereka bergantung pada entitas gaib di kantor pos sehingga tidak memiliki risiko kematian, tetap bisa diserang hantu gentayangan.
Begitu diawasi hantu, pertarungan tak berujung akan terjadi. Karena kau takkan mati, hantu pun takkan mati. Makanya tak ada yang mau mendekati hantu gentayangan."
"Aku harus menemui Sun Rui. Sekali pun dia mati, aku perlu melihat mayatnya." Yang Jian berkata.
Zhang Xianguang berkata: "Aku bisa memimpin jalan untukmu."
"Jika kau anggap dia punya potensi menjadi manajer kantor pos, maka aku akan menemani perjalananmu." Yang Xiao membuka mulut.
"Lebih baik aksi bersama. Kalau benar-benar menghadapi hantu kuat, tak perlu khawatir." Seseorang mengusulkan untuk bergerak bersama-sama.
Dengan begini, situasi apapun bisa diselesaikan.
"Tak perlu. Kami berberapa orang saja cukup. Sisanya tahan di sini. Tempat ini juga perlu diawasi." Zhang Xianguang menolak usulan itu.
Yang Jian bangkit berdiri: "Jangan buang waktu lagi. Ayo bergerak."
Dia tidak suka bertele-tele dalam bekerja, langsung bersiap berangkat.
