Ye Zhen memandang pintu kantor pos yang tiba-tiba terkunci di belakangnya dengan ekspresi terkejut.
Pintu kantor pos tidak sepenuhnya terbuat dari kayu, di bagian tengah terdapat beberapa kaca transparan. Melalui kaca-kaca itu, terlihat jelas siluet ganjil berdiri di balik pintu yang menghalangi pembukaan kembali.
Siluet ganjil itu persis seperti Hantu Penghadang Pintu yang dikendalikan Li Yang.
Namun situasinya tidak berhenti di situ.
Bukan hanya satu bayangan hitam di balik pintu kantor pos, muncul siluet kedua, ketiga... Berkumpul membentuk tembok hitam yang sepenuhnya menyumbat pintu.
Seolah ada hantu gentayangan berkeliaran di luar kantor pos.
Yang paling mengerikan adalah,
Pintu gerbang mulai bergetar hebat seakan dipengaruhi kekuatan dahsyat, melengkung dan retak-retak mengeluarkan suara rengat, seperti akan remuk setiap saat.
"Hantu ini bukan datang untuk menghadang, mereka ingin masuk ke Kantor Pos Hantu untuk membunuh kita!" Seseorang tiba-tiba berteriak.
Begitu kata-kata itu terdengar, hawa dingin mengaliri sekujur tubuh semua orang yang hadir.
Karena saat ini mereka berada di aula utama lantai satu kantor pos, hanya berjarak beberapa meter dari pintu gerbang. Dalam jarak sedekat ini, jika hantu berhasil menerobos masuk melalui pintu kantor pos, itu akan menjadi ancaman besar bagi semua orang. Apalagi sampai sekarang belum diketahui berapa banyak hantu gentayangan yang mungkin muncul di luar pintu kantor pos ini.
"Pintu gerbang tidak boleh jebol. Kita tidak bisa menghadapi hantu gentayangan dari dalam dan luar kantor pos secara bersamaan," kata Yang Jian dengan suara berat.
"Aku yang akan menghadang pintu."
Li Yang langsung bertindak. Dengan gesit dia menyergap ke balik pintu gerbang dan menopangnya dengan seluruh tenaga.
Getaran hebat di pintu gerbang mulai mereda. Retakan-retakan di permukaan pintu juga berhenti merambat. Meski masih terdengar suara rengat-berderit, sudah tidak ada tanda-tanda pintu akan remuk total.
Sayangnya kondisi Li Yang saat ini sedang tidak baik. Dia hanya bisa mengendalikan dua hantu, ditambah penggunaan kekuatan gaib yang berlebihan sebelumnya.
Wajahnya pucat pasi, tanda-tanda terkontaminasi hantu gentayangan terlihat jelas di seluruh tubuhnya. Tubuhnya mirip mayat tanpa darah, bahkan bercak-bercak mayat sudah mulai muncul di wajahnya. Jika terus begini, dia tidak akan bertahan lama sebelum akhirnya tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan.
"Aku akan membantunya," kata Zhou Ze tiba-tiba.
"Aku juga ikut," wanita bernama Zhong Yan dan si Botak yang dipanggil Long Ge segera bergerak.
Mereka sadar betul keterbatasan kemampuan mereka. Mustahil untuk sepenuhnya menahan semua serangan hantu gentayangan. Mereka hanya bisa mengurusi bagian yang paling ringan, sementara area paling berbahaya harus diserahkan kepada Yang Jian dan Ye Zhen.
“Menghadang Pintu apa? Apakah kalian meremehkan Sang Ye? Buka pintu, biarkan hantu-hantu itu masuk. Hari ini Sang Ye akan melawan sepuluh, kurang satu pun tidak boleh.”
Ye Zhen mulai terganggu, ada dorongan untuk segera bertindak.
“Hemat tenaga, ancaman sebenarnya bukan berasal dari hantu gentayangan di luar kantor pos. Hantu yang bersembunyi di dalam kantor pos ini melebihi perkiraan.”
Yang Jian berkata dengan wajah dingin: “Biarkan mereka menghadang pintu, kita hadapi hantu di dalam kantor pos. Tujuan meminta bantuanmu kali ini sederhana: tahan serangan hantu gentayangan ini, lalu usahakan korban jiwa seminimal mungkin.”
“Asal bisa bertahan beberapa waktu, peristiwa gaib ini akan berakhir. Nanti semua akan kembali normal.”
Ye Zhen membalas: “Yang Wudi, kau terlalu picik. Berdiri di sini menerima pukulan tanpa balasan bukanlah gaya Sang Ye. Jika hantu-hantu itu berani muncul, aku akan pukul sampai tidak bisa mengangkat kepala. Bagaimana kalau kita bekerja sama, serbu lantai atas, selesaikan sekali gebrak, pasti memuaskan!”
Usai bicara, ia terkekeh keras sambil memegang pedang panjang yang masih tersarung, ingin mencoba ketajamannya.
“Kalau gegabah seperti ini, kematianmu akan datang cepat. Wang Yong, terima ini. Bertahanlah hari ini dulu.”
Yang Jian melempar sekop tua berlapis tanah ke arah Wang Yong tanpa peduli.
Wang Yong refleks menangkapnya. Ekspresinya menunjukkan keheranan, tetapi tak lama kemudian mengangguk tanda paham.
Saat ini, dia memang membutuhkan barang gaib ini.
Dan sekarang Yang Jian berani menyerahkan barang ini padanya, ini menunjukkan bahwa komandan tim Yang Jian masih layak dipercaya, setidaknya saat penting akan memikirkan kepentingan nasional, tidak akan muncul jarak karena perselisihan sebelumnya.
"Apa yang perlu ditakuti dari nyawa?"
Ye Zhen menatapnya dengan serius: "Yang Wudi, mari kita berlomba siapa yang lebih dulu membunuh sampai lantai tertinggi? Jika saya menang, akan kembali menjadi Nomor Satu di Dunia."
"Tidak naik lantai, tetap di sini menunggu serangan hantu. Tujuan utama kali ini adalah menjamin dia tidak terbunuh oleh hantu. Jika dia mati, maka aksi ini dianggap gagal total." Yang Jian menunjuk Sun Rui di samping.
Sun Rui kini telah merobek surat hitam, dialah orang utama yang menyelesaikan tugas pengiriman surat. Asal dia bertahan hidup, bisa menjadi penguasa kantor pos.
"Rupanya bukan memburu hantu, tapi melindungi orang. Mengingat reputasiku Ye Zhen yang termasyhur, tak tertandingi di dunia, hari ini malah menjadi pengawal. Kalau bukan untuk menghargai posisi Yang Wudi, aku takkan melakukan kebodohan ini. Lagipula orang lemah pantas dikuburkan, hanya ahli sejati yang bisa mencapai puncak."
Ye Zhen menggelengkan kepala pelan, terlihat getir. Tapi kemudian nada bicaranya berubah: "Tapi aku sangat tertarik dengan tempat ini. Tempat yang bisa membuatku kehilangan cahaya sangat langka. Hari ini akan kujajal keterbatasan mereka, jangan sampai mengecewakan."
Bicaranya banyak, nada bicaranya menunjukkan perasaan sulit menemukan tandingan yang layak.
Para kurir surat yang bertugas menghadang pintu hanya bisa terdiam. Ye Zhen ini seperti anak kecil yang membual, sulit dipercaya.
“Tapi perasaan tetap perasaan, mereka masih percaya kalau Ye Zhen ini punya kemampuan nyata.”
“Kalau tidak, dalam situasi seperti ini, jika posisinya ditukar dengan orang biasa saja, mungkin sudah tidak ada lagi pikiran untuk membual, malah sudah gemetar ketakutan dan hampir menangis.”
“Saat ini, mata hantu Yang Jian sudah terbuka lebar. Kegelapan di sekitarnya sama sekali tidak terlihat di hadapan mata hantunya. Dia melihat dengan sangat jelas, tapi dia tidak menggunakan Wilayah Hantu karena saat ini mereka berada di dalam kantor pos yang kurang cocok untuk menggunakan Wilayah Hantu. Nanti kalau Wilayah Hantu saling memengaruhi, bisa jadi hal gaib akan meretas masuk ke dunia nyata.”
“Di luar adalah Kota Dahan.”
“Meskipun luar sudah diblokir, tapi hantu bisa berkeliaran.”
“Ini dia.”
Seketika.
Kelopak mata Yang Jian berkedut. Dia mendengar suara brak brak brak yang beruntun dan terburu-buru, seperti ada sesuatu yang sedang turun ke lantai bawah dengan gerakan cepat, seolah sedang berlari sampai tangga kayunya pun bergoyang.
“Hantu datang.”
Ekspresi Wang Yong berubah. Dalam kegelapan, penglihatannya tidak jelas, tapi dia bisa merasakan seekor hantu gentayangan sedang mendekat dengan cepat.
Perasaan ini membuat bulu kuduknya berdiri, sangat gelisah, seperti ada dorongan reflek untuk berbalik dan kabur.
Beberapa kurir surat lainnya juga tidak bisa menahan ketegangan di seluruh tubuh mereka.
“Mereka bertugas menghadang pintu, tidak sempat mengurus area lain. Mereka hanya bisa berharap Yang Jian, Ye Zhen, Wang Yong, dan Sun Rui yang disebut-sebut itu benar-benar bisa menolak hantu yang muncul dari kantor pos.”
Brak! Brak! Brak!
Suara turun tangga semakin tergesa-gesa, suara itu semakin dekat dari kejauhan, segera akan turun ke lantai satu.
Tak lama kemudian.
Di tangga kayu lantai satu, tiba-tiba muncul sepasang kaki telanjang yang berwarna abu-abu kematian, dingin dan kaku persis seperti mayat. Namun yang ganjil, hanya ada kaki orang mati itu di tangga tanpa bagian tubuh lain, tidak terlihat badan maupun kepala.
Kaki mayat itu tidak menunjukkan tanda berhenti, malah seperti berlari kencang mendekat.
Pendekatan tidak wajar ini memberi Yang Jian peringatan besar.
Sebuah pemikiran muncul di otaknya: mutlak harus mencegah hantu ini mendekat.
"Bertindak."
Yang Jian merasa hantu ini sudah mengawasi mereka, kalau tidak pasti tak akan datang secepat ini. Kemungkinan besar mereka memenuhi aturan membunuh hantu gentayangan ini.
Sekarang sudah tak ada waktu untuk menganalisa aturan membunuhnya.
Para Pengendali Hantu seperti mereka wajib melawan serangan hantu gentayangan secara langsung.
Genggamannya mengerat tombak panjang dingin di tangannya.
Tiba-tiba, mata hantunya bereaksi, menatap tajam sepasang kaki mayat yang sedang berlari kencang.
Cahaya merah muncul, tiba-tiba menyelimuti area depan.
Langsung mengaktifkan Wilayah Hantu enam lapisan, tak memberi kesempatan sedikitpun pada hantu gentayangan untuk membunuh.
Dalam Wilayah Hantu enam lapisan, kaki mayat itu berhenti, tidak melanjutkan langkah. Segalanya seperti membeku.
Tapi sesaat kemudian.
Dalam satu detik.
Semua kembali normal.
"Braak!"
Dentuman keras terdengar, tombak retak menancap ke tanah, langsung menembus sepasang kaki mayat itu dan menyatukannya.
"Berhasil."
Wang Yong menghela napas lega merasakan ancaman besar itu sirna, meski keringat dingin masih mengucur di dahinya.
Hantu ini sangat ganas.
Kalau tidak diselesaikan cepat, mungkin sudah ada korban jiwa sekarang.
Ia melirik ke arah Yang Jian, tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
Menangani hantu gentayangan berbahaya tingkat tinggi secepat ini sangat meningkatkan kepercayaan diri tim.
"Aku belum sempat bertindak! Hei, Sang Ye belum menunjukkan ilmu beladirinya! Tadi sudah siap menghadapi hantu sialan itu, tapi kau malah merusak keseruan!" Ye Zhen menggerutu kesal, posisi siap tempurnya jadi sia-sia.
Hanya sekejap mata, hantu itu sudah ditaklukkan.
Ini namanya apa? Dia datang untuk membantu, bukan jadi penonton.
"Tidak boleh ada celah. Kita tidak tahu apa yang terjadi jika hantu itu mendekat. Harus ditangani secepatnya..." kata Yang Jian dengan wajah dingin. Dalam kegelapan, matanya memancarkan cahaya merah samar yang menusuk.
Namun ucapannya terpotong.
Dari kegelapan aula lantai satu, tiba-tiba terdengar suara tangisan – bukan tangisan biasa, melainkan isakan anak kecil.
Suara itu datang dari sudut ruangan tak jauh.
Isakan itu semakin jelas, perlahan namun pasti mendekat.
"Hantu kedua? Datangnya cepat sekali," wajah Yang Jian berubah muram.
Sesuai situasi normal ketika merobek surat, sekali merobek surat hanya akan muncul seekor hantu yang menyerangmu. Asal bisa bertahan, tidak apa-apa. Tapi surat hitam ini jelas berbeda.
Hantu pertama baru selesai ditangani, hantu kedua sudah muncul lagi.
"Ini biar aku yang urus."
Ye Zhen merasa jika tak segera menunjukkan kharisma luar biasanya, dia akan jadi bahan lelucon.
Di sini ada banyak orang yang melihat. Bagaimana jika kabar ini tersiar dan menghancurkan harga dirinya?
Isakan tangis terdengar tak menentu, seolah ada di dekat setiap orang namun tak bisa ditentukan posisi pastinya, membuat semua merasa dikelilingi hantu.
"Ketemu juga kau, hantu sialan."
Tiba-tiba Ye Zhen membentak keras. Posisinya berubah seketika - yang awalnya di depan kini berpindah ke sebelah kanan.
Mata hantu Yang Jian juga mendeteksi sesuatu.
Entah sejak kapan...
Di atas konter aula lantai satu ternyata ada sosok seperti anak kecil yang jongkok membelakangi semua orang sambil terisak. Tapi pengamatan mata hantu mengungkap telapak tangannya yang besar, berkerut, kotor dan hitam seperti tangan orang dewasa.
Ye Zhen muncul di belakang hantu gentayangan itu.
Kemunculan mendadaknya memicu aturan membunuh hantu. Isakan tangis berhenti tiba-tiba, berganti tawa menyayat hati. Hantu itu mulai berbalik badan.
"Berpura-pura jadi hantu? Akan kuhajar kau!" Seru Ye Zhen sambil menghantamkan tinjunya dengan cepat dan kejam.
"Hantu gentayangan itu baru saja bangkit dan belum sempat menoleh ketika kepalanya langsung hancur ditinju, tubuhnya yang tidak besar terlempar hingga menabrak dinding dengan keras, bahkan membuat dinding itu cekung."
"Ini bukanlah kekuatan yang bisa dilakukan oleh orang hidup."
"Karena untuk merusak Kantor Pos Hantu, dibutuhkan kekuatan gaib."
"Hantu itu menancap di dinding tanpa jatuh, tidak bisa bergerak, juga tidak lagi merintih, seolah tertidur pulas kehilangan aktivitas."
"Satu pukulan menentukan?"
"Yang lain tidak melihat, namun dari gerakan yang terdengar mereka bisa membedakan situasi yang terjadi, hati mereka dipenuhi keterkejutan."
"Hantu gentayangan mengerikan seperti itu pun tak sanggup menahan sekali serangan Ye Zhen? Tadi Yang Jian juga seperti itu."
"Sungguh mengerikan, sebenarnya orang macam apa mereka ini."
"Dengan kemampuan seperti ini, hari ini mungkin kita benar-benar bisa membereskan Kantor Pos Hantu."
"Saat itu, keyakinan besar membanjiri hati mereka, bahkan ada yang mulai merasa gembira."
"Masih ada siapa lagi?"
"Ye Zhen berdiri tegak tanpa bergerak, suara dinginnya bergema dari kegelapan."
"Yang Jian mendekat, menarik kembali tombak panjangnya yang menancap di kaki hantu. Ia mengerutkan kening memandangi kaki tertusuk itu, merenung apakah akan mengurungnya sekarang atau meminta Li Yang membuka Pintu Hantu untuk mengusir makhluk ini."
"Tapi pikiran itu baru saja muncul."
"Hal aneh terjadi kembali."
"Di lubang langit lantai satu, sesuatu mulai turun melayang."
"Mata hantu Yang Jian melihat, namun ternyata itu adalah lembaran-lembaran kertas hitam, kemungkinan kertas surat, identik dengan yang dimiliki kurir surat sebelumnya. Tapi kertas-kertas ini seperti hujan yang dengan cepat memenuhi seluruh permukaan lantai berlapis-lapis."
"Tidak hanya itu."
"Suara gerakan kembali terdengar dari tangga kayu tua."
"Lagi-lagi suara langkah menuruni tangga."
"Hanya saja kali ini suaranya berat, seolah ada seseorang yang turun selangkah demi selangkah dengan tenang."
"Pas datangnya!"
"Ye Zhen tertawa lebar menuju ke arah lubang langit. Dia mengabaikan kertas surat yang memenuhi lantai, ingin menghadapi hantu sejati untuk menunjukkan kegeniusannya yang tak terkalahkan."
"Namun sesaat kemudian."
"Ye Zhen tiba-tiba seperti terpelesat, lantai yang tadinya ada tiba-tiba menghilang. Seluruh tubuhnya hanya sempat berteriak 'Waduh!' sebelum langsung terbenam ke dalam tumpukan kertas surat hitam yang menutupi lantai."
"Kertas-kertas hitam itu mengambang seperti penumpang di atas air, menutupi jurang tak berdasar di bawahnya yang membuat hati bergemetar."
"Apa yang terjadi?"
"Ekspresi Yang Jian berubah. Mata hantunya mengamati, tapi tak bisa menembus misteri ini. Tumpukan kertas surat terlalu tebal, menghalangi pandangan mata hantu, membuatnya tak bisa memastikan apa yang ada di baliknya."
"Ini..." Wang Yong juga merasakan hilangnya Ye Zhen yang tiba-tiba.
"Jangan dipikirkan. Dia takkan mati. Mungkin ada hantu gentayangan mengerikan di area lubang langit. Biarkan Ye Zhen yang menghadapinya. Paling tidak bisa menahan, kita masih punya target lain." Yang Jian tak terlalu ambil pusing, langsung mengalihkan pandangannya.
Saat ini di tangga, seorang pria tua yang seluruh tubuhnya dipenuhi bercak mayat dengan aura kematian melangkah turun satu per satu.
Aura dingin dan ganjil yang terasa begitu berat membuat hati bergetar aneh.
"Itu hantu pembuka pintu yang berkeliaran di kantor pos pada malam hari..." Tatapan Yang Jian menyempit tajam.
Dia sangat familiar dengan hantu ini.
Sudah dua kali bertemu.
Aturan membunuh hantu ini ada dua: pertama pasti membunuh saat pintu dibuka, kedua pasti membunuh saat lampu dimatikan.
Terpicu berarti mati, tanpa penjelasan logis.
Tapi sekarang, semua penerangan di kantor pos telah menghilang. Tanpa lampu, tidak mungkin mematikannya, dan di sini juga tidak ada pintu. Secara logika seharusnya mereka tidak memenuhi aturan membunuh hantu ini.
Tapi situasi ini tidak mutlak.
Karena informasi yang dikuasai Yang Jian hanyalah deduksi berdasarkan situasi aktual.
"Hantu ini juga mengerikan. Cara terbaik adalah membongkar tubuhnya, tidak memberi kesempatan membunuh." Gumam Yang Jian dalam hati.
