Di aula utama lantai satu, Yang Jian, Wang Yong, Li Yang dan lainnya sedang melawan serangan hantu gentayangan. Situasi saat ini masih terkendali, meski ada bahaya mengerikan, semuanya berhasil dinetralisir untuk sementara.
Satu-satunya kekhawatiran adalah tak tahu berapa lama kutukan ini akan berlangsung.
Jika terlalu lama, banyak yang takkan sanggup bertahan dan tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan.
Tapi di saat bersamaan,
di area lubang langit aula utama lantai satu,
Ye Zhen yang berjalan di sekitar lubang langit tiba-tiba terperosok karena menginjak area kosong. Namun dia tidak menghilang, melainkan jatuh ke wilayah gaib yang aneh.
Tempat ini identik dengan lantai satu kantor pos.
Tapi dinding dan lantainya bukan terbuat dari batu atau papan kayu, melainkan dari lembaran-lembaran kertas surat hitam yang ditempel. Seluruh tempat ini seolah dibangun dari kertas, namun yang ganjil, setiap kertas hitam itu bertuliskan nama-nama berwarna merah darah: Zhang Lei, Zhao Feng, Qin Kai...
Nama-nama ini sangat asing bagi Ye Zhen, tapi bagi beberapa kurir surat justru terdengar familiar.
Karena semua ini adalah nama-nama kurir surat yang telah meninggal.
Kertas surat hitam dengan nama-nama tertulis merah darah inilah yang membangun tempat ini.
Tempat ini dipenuhi kematian dan keanehan, seolah mengisyaratkan seluruh kantor pos dibangun dari nyawa ribuan kurir surat. Kejatuhan Ye Zhen ke wilayah ini, apakah juga membuktikan bahwa nyawanya akan berakhir di sini, menjadi satu lagi korban tak bersalah di bawah Kantor Pos Hantu.
"Benar-benar tak tahu tinggi-rendahnya langit! Berani-beraninya menyerangku Ye Zhen secara tiba-tiba. Baik, sangat baik! Hari ini akan kubuat hantu-hantu ini menyaksikan keahlian sejatiku." Suasana hati Ye Zhen saat ini mulai memanas.
Lagipula, berjalan tiba-tiba menghilang seperti ini cukup memalukan bila diceritakan.
Karena itu Ye Zhen ingin segera menyelesaikan masalah di sini lalu bergabung kembali dengan Yang Jian. Jika tak bisa menunjukkan kehebatan yang luar biasa di hadapan Sang Yang Wudi, apa artinya bantuan yang diberikannya kali ini.
Tanpa basa-basi.
Tangannya menyentuh udara, Wilayah Hantu langsung meluas, berusaha merobek segala yang ada di hadapannya.
Surat-surat bertuliskan nama merah tiba-tiba terkoyak, retakan merambat seolah ingin menghancurkan seluruh wilayah ganjil yang dibangun kertas-kertas ini.
Namun retakan itu tiba-tiba berhenti setelah menjalar 4-5 meter.
Retakan mulai pulih dengan cepat, jejaknya menghilang.
Meski retakan telah sembuh, nama-nama merah di kertas hitam itu menjadi buram. Darah merah itu seperti meleleh, menetes dari permukaan surat.
"Ternyata begitu." Ye Zhen mengangguk penuh perenungan.
Dia secara garis besar memahami beberapa situasi di sarang hantu ini, dan memiliki keyakinan penuh bisa dengan mudah terbebas dari sini.
Tapi dia tak ingin melakukan itu.
Setelah dipermalukan, harus ditebus dengan darah hantu gentayangan untuk membersihkan aib.
Ye Zhen menginjak lantai yang dipenuhi kertas surat hitam, menoleh ke sekeliling, berusaha mencari sumber fenomena gaib.
Tak lama kemudian dia menemukannya.
Di bawah tembok yang tertempel penuh kertas hitam, mayat terbaring di lantai tanpa bergerak. Seluruh tubuh mayat itu juga tertutup kertas hitam, bagaikan mumi yang dibungkus rapat, tapi lebih mirip jenazah kuno di museum. Kertas-kertas itu tersusun rapi seperti jade giok berlapis emas yang mewah.
Sesekali,
kertas di mayat itu mengelupas, tapi segera kertas baru jatuh dan menempel kembali ke tubuhnya.
Begitu seterusnya, mayat itu tak pernah bisa menampakkan wajah aslinya, terpaksa terus tertidur pulas di sini.
Tapi jenazah itu sebenarnya tidak benar-benar tertidur, tetap menjadi sumber fenomena gaib.
Awalnya tempat ini takkan muncul.
Tapi karena keputusan pengelola kantor pos yang menghancurkan surat hitam, keseimbangan seluruh sudut kantor pos terganggu, sehingga wilayah gaib ini muncul di lantai satu.
Di sini kurir surat tak bisa masuk, karena menginjakkan kaki berarti ajal.
Setiap lembar kertas hitam bertuliskan nama kurir - ada Li Yang, Wang Yong, Yang Xiao... Anehnya tak ada Yang Jian.
Ye Zhen bukan kurir. Dia orang asing yang memaksa masuk ke kantor pos, dan belum memulai misi pengiriman surat, sehingga belum terkontaminasi kutukan kantor pos.
Oleh karena itu, di sinilah dia bisa tetap utuh.
"Itukah hantu itu?" Ye Zhen mengawasi mayat tersebut, mendengus dingin, lalu bergegas mendekat tanpa rasa takut.
Tak lama kemudian.
Dia tiba di sebelah mayat itu.
Tangannya meraih.
Kertas surat hitam mengelupas dari jasad. Namun saat diayunkan, kertas yang jatuh itu mulai memudar cepat: hitam berubah putih. Di atas kertas putih muncul jejak-jejak huruf hitam secara ganjil, tertulis jelas dua karakter: Ye Zhen.
Kertas putih dengan tinta hitam ini menyimpan kutukan dahsyat.
Ye Zhen tiba-tiba membeku. Berdiri kaku, tubuhnya mendingin drastis, nyawa mulai menghilang. Aura dingin yang menyeramkan menyelimuti badannya.
Seketika, dia seperti berubah menjadi mayat.
Namun tiba-tiba aura dingin itu lenyap. Suhu tubuh pulih, tanda vital kembali. Tapi belum sampai satu detik, situasi memburuk lagi - dia sekarat... Siklus ini berulang lima enam kali.
Akhirnya Ye Zhen mengaum: "Berani-beraninya santet remeh ini mencabut nyawa Sang Ye?"
Semua kertas terkutuk itu berhamburan ke tanah, lalu menghilang seolah kehilangan kekuatan gaib penopangnya, langsung lapuk dimakan waktu.
Tanpa selimut kertas, retakan tak utuh terpampang di depan mata.
Mayat itu menampakkan wajah aslinya.
"Mayat itu pucat tanpa warna darah, seolah seluruh darah dalam tubuhnya telah mengering. Namun kulitnya masih elastis, seperti orang yang baru saja meninggal. Dari beberapa ciri yang terlihat, mayat ini kemungkinan adalah jenazah perempuan, bahkan jenazah yang sangat cantik."
"Harus dipukul."
Namun menghadapi mayat ini, Ye Zhen langsung menginjak tubuhnya tanpa basa-basi, lalu menghantamkan tinju.
Mayat itu bergetar hebat, lantai di sekitarnya retak-retak, tembok mulai runtuh.
Tinjuan lagi.
Langit-langit bergetar dan retak, bahkan cahaya mulai terlihat di atas kepala. Ruang dimensi gaib di sini terganggu dan tidak bisa dipertahankan lagi.
"Ternyata ini ulah makhluk hantu brengsek ini." Ye Zhen meluapkan amarahnya. Mayat perempuan itu mulai berubah bentuk dan melengkung akibat pukulannya.
Bersamaan dengan itu, ruang dimensi gaib ini juga cepat berubah bentuk. Akhirnya fenomena supernatural menghilang, segalanya kembali ke lantai satu kantor pos.
Ye Zhen masih berdiri di area lubang langit, tapi mayat perempuan yang tertutup kertas hitam itu masih ada, mulai terlihat oleh orang lain.
"Sudah kembali?"
Mata hantu Yang Jian berkedip, melihat sosok Ye Zhen yang tiba-tiba muncul di atas kertas hitam. Rupanya dia baik-baik saja dan kembali dengan selamat. Tapi di bawah kakinya terlihat seekor hantu gentayangan yang sudah melengkung tak berbentuk.
Tunggu.
Tidak beres.
Seketika.
Seiring berkurangnya kertas hitam yang menutupi tubuh mayat perempuan, sosoknya semakin jelas terlihat.
Itu adalah jenazah perempuan tanpa lengan. Lengannya seperti telah dibongkar, terpisah-pisah dan tidak utuh.
"Selain itu, mayat perempuan itu juga tidak memiliki kepala."
Posisi kepala ternyata ditempeli selembar kertas surat hitam yang direkatkan.
"Tunggu, mayat itu juga tidak memiliki kaki..."
"Apakah itu salah satu bagian dari puzzle mayat dalam botol kaca?" Kilas balik segera muncul di benak Yang Jian.
Mayat perempuan dalam botol kaca terpisah-pisah: kepala, tangan, dan kaki, namun tubuhnya tidak lengkap serta kehilangan satu paha, sehingga tidak bisa disusun utuh.
Jika bagian tubuh ini berhasil dikumpulkan semua, maka paha yang tersisa seharusnya berada di ruangan No.501 lantai lima.
"Pantas saja sebelumnya tidak ada yang berhasil menemukan mayat perempuan ini, ternyata jenazah itu dikuburkan di lantai satu kantor pos. Hanya ketika kantor pos kehilangan kendali, wilayah gaib tempat mayat ini dikuburkan akan muncul." Akhirnya Yang Jian memahami situasinya.
Namun saat ini Ye Zhen masih terus merusak mayat tersebut.
Memar mulai muncul di tubuh mayat bekas pukulan Ye Zhen. Dengan intensitas seperti ini, mayat itu akan segera hancur dan sulit disatukan kembali menjadi jenazah yang utuh.
"Ye Zhen, hentikan dulu! Aku butuh mayat yang tidak lengkap ini. Ini berguna bagiku." Yang Jian segera menghalangi.
Ye Zhen menengadah kaget: "Apa? Yang Wudi, kau suka jenis ini? Pantas saja bisa mengalahkanku, selera memang tak biasa. Baiklah, kalau kau menyukainya akan kukabulkan."
Usai bicara, ia melemparkan mayat itu ke arah Yang Jian.
"......" Wajah Yang Jian berubah muram.
Banyak kertas surat hitam masih menempel di tubuh mayat. Di atasnya tertulis nama-nama merah menyala yang terlihat sangat mengerikan.
Namun dari awal hingga akhir, mayat itu sama sekali tidak menunjukkan aktivitas aneh.
Yang Jian tidak berbicara, hanya mengamati sebentar sebelum memutuskan untuk menunda sementara.
"Jangan kau remehkan benda ini, ada kutukan kuat yang bisa membuat orang mati seketika."
Ye Zhen berkata: "Beruntung bertemu dengan saya, Sang Ye. Kalau orang lain yang menghadapi ini pasti sudah tumbang."
"Tunggu, sepertinya aku mendengar gerakan lagi? Seperti ada yang sedang menyanyi..."
Tiba-tiba ia mengacungkan telinga seolah mendengar suara ganjil, langsung menyergap sambil berlari menaiki tangga untuk menghadapi rival barunya.
