"Terlihat sebagai satu kesatuan, tapi sebenarnya hantu-hantu yang saling tidak mempengaruhi... Barang aneh seperti ini pertama kali kulihat. Mungkin satu hantu tidak menakutkan, tapi saat berkumpul menciptakan perubahan kualitatif tertentu."
"Yang Jian menatap empat bayangan hantu gentayangan lain yang terpantul di lantai, merasa situasi ini pelik."
"Dia bisa mengunci satu dengan paku peti mati, tapi tidak mungkin mengunci lima. Jadi untuk menangani situasi ini, harus dipahami dulu bagaimana persisnya hantu ini membunuh orang."
"Sosok hantu pertama membunuh si Long Ge. Saat itu, empat bayangan hantu lain tidak menunjukkan keanehan. Ini membuktikan Long Ge memenuhi aturan membunuh hantu pertama."
"Saat giliran saya, bayangan hantu gentayangan pertama sama sekali tidak bergerak, justru bayangan hantu gentayangan kedua yang menunjukkan aktivitas. Sepertinya ia mengawasi saya dan mulai menyerang. Situasi ini terulang kembali setelah restart, menunjukkan bahwa meskipun saya tidak melakukan apapun, saya tetap memenuhi aturan membunuh dari bayangan hantu gentayangan kedua."
"Jadi masalah utamanya ada di sini: perbedaan antara bayangan hantu pertama dan kedua, serta perbedaan antara saya dengan Long Ge. Jika kita menemukan titik korelasinya, kita bisa memecahkan aturan membunuh hantu gentayangan ini."
Yang Jian menarik napas dalam-dalam.
Ia melirik ke arah anggota lainnya.
"Tapi informasi tentang serangan terhadap saya dan Long Ge saja tidak cukup untuk menganalisa inti permasalahan. Diperlukan orang ketiga yang juga mengalami serangan."
Pada saat yang sama.
Li Yang telah melukis pintu dengan darah di dinding sebelah, lalu memasang gagang pintu kayu tua tersebut. Sebuah perantara yang terhubung dengan Pintu Hantu pun terbentuk.
"Komandan tim, Pintu Hantu sudah berhasil terhubung. Sekarang kita bisa membukanya kapan saja."
Yang Jian langsung berkata: "Kalian buka pintunya dan masukkan hantu itu. Jangan ragu-ragu. Saya yang akan menangani masalah lainnya. Tugas kalian hanya mempertahankan pintu itu, jangan sampai Pintu Hantu lepas kendali!"
Usai berkata demikian, ia menendang mayat hantu pembuka pintu yang sudah terpotong-potong itu.
Sebuah kepala manusia mati, dan mayat tua tanpa kepala serta lengan.
"Kepala manusia mati hantu pembuka pintu itu berguling-guling jatuh di dekat dinding Pintu Hantu, saat ini berdiri tegak di tanah, sepasang bola mata putih keabu-abuan tiba-tiba mulai berputar perlahan, seolah-olah sedang memeriksa kembali segala sesuatu di sekitarnya, seakan sudah mulai terbangun."
"Wang Yong, kau awasi sekitar sini. Aku akan membuka pintu. Zhou Ze, Zhong Yan, kalian bantu aku memindahkan hantu-hantu ini. Saat ini mereka masih dalam kondisi terkendali, tapi sebentar lagi akan bangkit. Kita tidak punya waktu untuk melawan mereka kedua kalinya."
Li Yang berkata dengan panik luar biasa.
Dia menyentuh Pintu Hantu, meraih gagang pintu itu.
Sebuah pintu gerbang tua yang gelap perlahan terlepas dari dinding dan mulai terbuka.
Wajah Zhou Ze berubah samar. Tanpa basa-basi, dia segera menurunkan mayat anak kecil yang sebelumnya ditinju Ye Zhen hingga menancap di dinding. Hatinya dipenuhi kepanikan dan kecemasan, karena dia bisa merasakan mayat yang tidak terlalu berat di tangannya itu mulai bergerak-gerak, tanda-tanda kebangkitan.
Meski Zhong Yan seorang wanita, keberaniannya luar biasa. Dengan cepat dia memungut kepala manusia mati hantu pembuka pintu dari tanah, sementara satu tangan lainnya menyeret mayat yang tidak utuh itu.
"Kami sudah siap." Keduanya buru-buru mendekati Pintu Hantu.
"Aku akan membuka pintu sekarang." Li Yang berkeringat dingin di seluruh tubuhnya.
Dia paham, dalam situasi seperti ini membuka Pintu Hantu harus menanggung risiko yang besar, karena pintu ini bukan sekadar barang gaib, melainkan terhubung dengan wilayah gaib yang mengurung hantu gentayangan. Sebelumnya di rumah kuno, sudah ada sekumpulan hantu gentayangan yang dimasukkan ke dalamnya. Jika dibuka sembarangan, hantu-hantu yang sudah dimasukkan itu kemungkinan besar akan menyerbu keluar kembali.
Buka pintu.
Di balik pintu yang gelap gulita terasa dingin dan menyeramkan, samar-samar terdengar suara aneh.
Tanpa ragu-ragu, Zhou Ze dan Zhong Yan dengan cepat melemparkan hantu gentayangan dan kepala manusia yang ada di tangan mereka ke dalam.
Dua hantu gentayangan dengan tingkat bahaya ekstrim menghilang dari kantor pos.
Ini bukan termasuk pengurungan, tapi setidaknya sudah menyelesaikan risiko kebangkitan hantu.
"Braak!"
Dentuman keras menggema, Li Yang buru-buru mengunci Pintu Hantu.
Prosesnya berhasil diatasi tanpa insiden.
"Masih ada hantu lain yang belum dimasukkan, jangan lengah," tambah Li Yang lagi.
Saat ini di dalam rumah kuno masih ada mayat perempuan tanpa tangan-kaki dan kepala, serta sepasang kaki orang mati yang dipakukan di bawah paku peti mati.
Namun keduanya sementara tidak berbahaya. Mayat perempuan itu ditempeli kertas surat hitam dan sudah dipukuli habis-habisan oleh Ye Zhen, sedangkan kaki mayat itu masih tertancap di paku peti mati.
"Ini dia, hati-hati."
Tiba-tiba, Wang Yong meraung rendah, mendorong kedua orang di sebelahnya, lalu tanpa ragu mengangkat sekop di tangannya dan menampar keras bayangan hantu gentayangan di lantai.
"Empat bayangan hantu gentayangan sekarang sudah sepenuhnya meretas masuk ke kantor pos lantai satu, bahkan lokasi mereka berada pun tidak aman lagi."
"Tapi efek tepukan sekop tidak sejelas perkiraan orang-orang. Bayangan hitam itu hanya bergoyang-goyang dan melengkung beberapa kali, lalu membeku di tempat selama sekitar sepuluh detik sebelum cepat pulih seperti semula."
"Tidak terlalu efektif?" Wang Yong kelopak matanya berkedip-kedip, ingin mundur tapi sudah terlambat.
"Bayangan hitam pekat itu melewati tubuhnya, menyelimutinya sepenuhnya."
"Tapi yang tak terduga, dia sama sekali tidak mengalami serangan hantu. Dirinya tetap utuh tanpa cedera."
"Ternyata benar. Setelah bayangan kedua kupakukan, aturan membunuh yang sesuai dengan aku dan Wang Yong bisa dihindari. Lalu apa perbedaan dan persamaan antara aku, Wang Yong, dan Kak Long?" Yang Jian masih merenung.
"Tanpa memahami karakter hantu ini dengan jelas, dia tidak bisa menanganinya. Mereka hanya saling buntu."
"Anggota lantai lima tidak boleh dicoba-cobakan. Kehilangan satu orang saja sudah kerugian besar." Yang Jian langsung mendapat ide. Dari sakunya dia mengeluarkan liontin kristal.
"Di dalam kristal itu terlihat hitam, seperti bayangan yang terus bergerak."
"Ini adalah kalung yang dibuat dari Hantu Penipu. Kali ini Yang Jian kembali menggunakan kekuatan gaib Hantu Penipu."
"Aura dingin yang menyeramkan berkumpul, seolah ada gangguan eksternal di sekitarnya."
Hal gaib sedang mempengaruhi dunia nyata, tiga orang setengah hidup-mati muncul tiba-tiba di dalam kantor pos. Mereka tidak memiliki kesadaran, tapi tubuh mereka masih hidup. Di antara ketiganya ada laki-laki dan perempuan, semuanya merupakan entitas asing.
Namun tepat saat tiga manusia hidup-mati ini muncul,
keempat bayangan hantu gentayangan lainnya langsung bergerak.
Yang aktif adalah bayangan hantu ketiga. Siluetnya terlihat ramping, dari konturnya sepertinya seorang wanita. Tapi bayangan wanita ini justru mendekati tiga orang setengah hidup-mati. Kemudian adegan ganjil terjadi: satu-satunya perempuan di antara tiga manusia hidup-mati itu tiba-tiba terjatuh ke lantai seolah kehilangan penopang.
Tanda vitalnya menghilang drastis, mayatnya cepat menjadi dingin dan menyeramkan.
Tapi dua manusia hidup-mati lainnya tetap diam, masih berdiri tegak di sana.
Kejadian ini membuat informasi tiba-tiba menjadi jelas.
Yang Jian dengan cepat menoleh ke lima bayangan hantu itu. Kali ini dia paham apa yang diwakili lima siluet itu: "Ternyata begitu, seperti ini rupanya. Pantas saja Long Ge langsung mati sejak awal, dan saya dua kali nyaris dibunuh tatapan hantu. Setiap bayangan memiliki aturan membunuhnya sendiri – tidak, tepatnya setiap bayangan mewakili sesuatu yang berbeda."
"Bayangan hantu pertama kurus dan panjang, seharusnya mewakili orang tua. Ia bertanggung jawab mengutuk dan membunuh lansia. Bayangan hantu kedua tidak tinggi tidak pendek, tidak gemuk tidak kurus, jadi mewakili pemuda. Maka saya diawasi. Usia Wang Yong yang tidak muda tidak tua ini, sepertinya juga dinilai sebagai pemuda. Bayangan hantu ketiga ramping, mewakili wanita. Jadi wanita yang diawasi akan dibunuh."
"Bayangan hantu keempat mudah dijelaskan - itu mewakili anak-anak. Ia bertanggung jawab mengutuk dan membunuh anak-anak. Adapun yang kelima... mengacu pada orang dewasa yang menggandeng anak, artinya orang yang membawa anak akan mati."
"Lansia, pemuda, wanita, anak-anak, orang yang membawa anak... Lima aturan membunuh ini hampir mencakup semua orang. Tak ada yang bisa lolos, apalagi dengan metode pembunuhan pasti mematikan yang langsung berlaku ketika memenuhi aturan."
Wajah Yang Jian menjadi muram: "Dari mana Kantor Pos Hantu ini mendatangkan hantu gentayangan semengerikan ini?"
Ia baru saja menyelesaikan analisa ini.
Sebuah bayangan hantu bergerak maju. Tampaknya ia menemukan Zhong Yan, sedang mendekatinya.
Hantu gentayangan ini ternyata harus berada dalam jarak tertentu untuk bisa membunuh - ini satu-satunya kekurangannya.
Perempuan bernama Zhong Yan itu menyadari hal ini. Dia ingin kabur, tapi sudah tidak ada jalan keluar. Bayangan-bayangan hantu miring yang panjang itu telah membesar, menutupi lantai dan dinding, hampir menyelimuti seluruh area ini.
“Berpegangan tangan, campurkan status diri sendiri. Dengan begitu hantu tidak akan membunuhmu.” Yang Jian segera mengingatkan.
Zhong Yan mengerutkan bola matanya mendengar itu. Dia langsung memahami maksud Yang Jian. Dengan cepat, dia menggenggam Zhou Ze di sebelahnya.
Begitu terjadi kontak fisik, sesuatu yang luar biasa terjadi.
Siluet hantu yang langsing itu kini berhenti bergerak.
Penilaiannya menjadi kacau.
Karena target hantu adalah wanita itu, namun sekarang dia menganggap Zhong Yan dan Zhou Ze sebagai satu kesatuan. Ini tidak sesuai dengan aturan membunuhnya, sehingga serangan dihentikan.
“Berguna.” Zhong Yan langsung menarik napas lega, merasa bersyukur telah selamat dari maut.
Dia tahu, begitu diawasi hantu gentayangan ini, kematian pasti terjadi. Mustahil melawan serangannya. Hanya dengan menemukan metode khusus seseorang bisa bertahan.
Kini, Yang Jian telah menemukannya.
Hantu tak lagi bisa leluasa membunuh. Situasi mulai membaik.
“Jangan bertindak sendiri. Saat ini kita tak bisa mengurung hantu ini, hanya bisa mengulur waktu sampai periode bahaya dari surat hitam ini berlalu.” Kata Yang Jian sambil tetap waspada memandangi empat bayangan hantu yang berkeliaran di kantor pos.
Hantu gentayangan ini jelas berbeda dari bayangan hantu biasa. Bayangan hantu hanyalah fenomena supernatural.
Paku peti mati bisa bekerja karena sementara meredakan perluasan fenomena gaib, namun sumber aslinya masih belum muncul.
Krisis di sini baru saja mulai mereda.
Di sisi lain.
Ye Zhen menaiki tangga kayu dengan langkah cepat dan penuh tekad, tanpa sedikit pun keraguan.
Dia mengejar sumber nyanyian itu.
Dia tidak mengizinkan ada orang yang masih bernyanyi di tengah pertarungan, apalagi dengan suara yang sumbang.
Kantor pos saat ini berada di luar kendali.
Tangga kayu pun tak lagi menjadi hambatan, seolah siapa saja bisa bebas bolak-balik antar lantai.
Akhirnya...
Langkah Ye Zhen terhenti tepat sebelum mencapai lantai lima.
Di depannya berdiri seorang wanita berbaju kebaya merah dengan tubuh anggun. Wajahnya dingin, namun senyum samar di sudut bibirnya menimbulkan kesan ganjil.
Jelas, ini adalah Hong Jie.
Hong Jie tentu paham situasi kantor pos dan ritual yang dilakukan Yang Jian.
"Merobek surat adalah tindakan berani sekaligus berisiko. Salah langkah bisa ditelan kegelapan kantor pos. Tapi dia cerdik," gumamnya sambil merencanakan turun ke lantai satu. "Dia takut pada hantu lantai lima dan juga padaku, makanya dia robek surat di lantai satu untuk menghindariku."
Namun tak disangkannya, seorang pemuda tampan nan asing tiba-tiba menghadang di tangga.
"Aku tak pernah melihatmu di kantor pos..."
Dengan ekspresi ambigu, Hong Jie bertanya: "Siapa namamu?"
Meski mewarisi memori Liu Qingqing, Hong Jie tak mengenal Ye Zhen karena Liu Qingqing sendiri tak pernah berinteraksi dengannya.
"??" Awalnya kupikir Ye Zhen akan berkomunikasi dengan baik, tapi tak disangka matanya melotot penuh amarah sambil membentak: "Beraninya kau memprovokasi Sang Ye? Benar-benar tak tahu tinggi-rendahnya langit! Hari ini akan kubunuh hantu perempuan sepertimu."
"??" Kak Merah merasa tadi hanya menyapa, seharusnya tidak dianggap sebagai provokasi.
"Bunuh." Ye Zhen bergerak.
Ia merasakan ancaman dari Kak Merah. Saat ini, tiba-tiba ia mencabut pedang di pinggangnya dan bersiap siaga penuh.
Bukan pedang tajam biasa, melainkan senjata aneh yang melengkung berkarat berlumuran tanah. Di salah satu sisinya terpatri wajah hantu buram retak-retak - bukan sekadar ukiran, tapi benar-benar makhluk nyata yang terikat pada pedang itu.
Ini adalah senjata gaib yang luar biasa.
Mungkin karena lengah, atau tanpa sengaja melirik sejenak...
Kebaya merah Kak Merah tiba-tiba berpendar cahaya merah samar. Matunya retak-retak seperti keramik pecah, warna abu-abu kematian meluap dari kelopak mata dan mulai menyebar ke seluruh wajahnya yang kini mengering retak-retak.
"Pedang ini tak boleh dilihat. Siapa yang melihat, pasti mati."
Ye Zhen mengelus pedang yang dingin dan menyeramkan. Ia sengaja tidak melihat sisi yang satunya, tatapannya tertuju pada Kak Merah.
"Menarik~" Ucap Kak Merah dengan wajah penuh retakan, disertai senyuman mengejek.
"Tapi baru saja selesai bicara, daging dan kulit di wajahnya mulai mengelupas seperti fragmen yang retak."
"Namun sesaat kemudian."
"Sepatu hak tinggi merah berjalan, meninggalkan jejak-jejak merah darah di sekitarnya."
"Satu per satu boneka santet ganjil muncul. Boneka-boneka ini tanpa wajah, tanpa tangan, tapi mengenakan kebaya merah satu persatu."
"Hantu memang luar biasa. Di lingkaran gaib, nama Sang Ye membuat semua orang gentar. Kau yang pertama tidak hanya berani menantangku, tapi juga berinisiatif menyerang. Jika begitu... Bunuh."
"Ye Zhen hanya menghentakkan sepatunya ke lantai, suara sepatu kulit berderak, lalu dia tiba-tiba menghilang."
"Sesaat kemudian, dia muncul di tengah ribuan boneka santet."
"Pedang melengkung di tangannya menghantam, Wilayah Hantu terkonsentrasi di atasnya, seolah merobek kantor pos, tapi gagal merobek boneka berkebaya merah."
"Boneka-boneka lain dengan sepatu hak tinggi mengerubunginya, hendak menelannya."
"'Mata sudah hilang hanya untuk menahan pedangku? Tapi reputasi Ye Zhen bukanlah omong kosong. Pedang ini tak boleh disentuh, sentuh pasti retak.'" Ye Zhen membentak."
"Seorang boneka di depannya membeku. Retakan muncul dari titik kontak dengan pedang, merambat dan merobek kebaya merah."
"Satu boneka jatuh ke lantai, hancur total."
"Menghadapi boneka-boneka lain yang mengepung, Ye Zhen mengayunkan tinju, langsung memukul mereka terlempar."
Begitu bertindak, seperti badai besar yang melanda, boneka-boneka santet itu tak mampu melawan sama sekali, tidak bisa memberikan efek apapun.
Namun tiba-tiba Ye Zhen menyadari keanehan, tanpa bisa menahan diri ia menundukkan badan dan tiba-tiba muntah-muntah. Sebuah jantung merah darah ternyata berhasil dimuntahkan secara hidup-hidup dari mulutnya.
Ia mengusap-usap dadanya.
Sudah sunyi sepi, dingin menusuk.
Jelas tanpa sadar ia telah terkontaminasi oleh hal gaib.
"Orang hidup bisa mencapai tingkat sepertimu, benar-benar di luar akal sehat."
Hongjie muncul dari sisa boneka santet yang tidak banyak itu. Wajahnya masih retak-retak, namun perlahan pulih. Hanya saja wajah yang telah pulih itu terlihat lebih asing dari sebelumnya, tidak lagi mirip Liu Qingqing.
Nyatanya aturan membunuh yang pasti mematikan pun tak bisa menghapuskan eksistensi khusus semacam ini.
"Ingat, yang membunuhmu adalah Ye Zhen!"
Tanpa takut mati, Ye Zhen menghampiri Hongjie. Pedang panjang di tangannya menghantam tubuh perempuan itu.
Celah muncul pada kebaya di bahu Hongjie. Retakan itu semakin melebar... seakan hendak membelah tubuhnya menjadi dua.
