"Apa kita bisa bertahan?"
Di sebuah ruangan vila di Kompleks Perumahan Guanjiang.
Bau darah bercampur bau busuk mayat memenuhi ruangan, rintihan kesakitan yang sebelumnya terdengar di kamar kini telah mereda.
Li Yang terbaring lemas di lantai dengan kerangka tubuhnya yang melengkung tak berbentuk akibat pengaruh kekuatan gaib, nyaris merobek-robek tubuhnya.
Namun akhirnya tidak sampai pada titik itu.
Dia berhasil bertahan, mengendalikan hantu ketiga, menemukan keseimbangan baru.
Li Yang terengah-engah sambil menoleh ke arah kanannya.
Sebuah lengan ganjil yang bukan miliknya - kurus berbercak mayat, dijahit secara acak dengan benang kasar di bahunya. Sambungannya berlumuran darah kehitaman yang sudah membusuk, seolah telah terurai berhari-hari. Secara logika, jahitan seperti ini mustahil membuat lengan bergerak.
Namun jari-jari lengan mengerikan itu bergerak-gerak lemah, tetap aktif meski tak sepenuhnya hidup.
Li Yang sedang beradaptasi dengan lengan hantu gentayangan yang mengerikan ini.
Diperlukan waktu untuk membiasakan diri dengan kekuatan gaib barunya.
Berjuang untuk duduk.
Keretakan terdengar dari tubuhnya yang terdistorsi - suara tulang-tulang yang bergesekan. Li Yang hanya mengedikkan sudut bibirnya, kebal terhadap rasa sakit.
Kekuatan gaib pun tidak mampu mengikis tekadnya, apalagi sekedar penderitaan fisik.
"Andai tidak ada kepercayaan sekuat ini untuk bertahan hidup, mungkin dulu saat bertahan hidup begitu lama di dunia Lukisan Hantu, dia sudah lama mengalami kehancuran mental."
"Perasaannya luar biasa baik, semua kegelisahan kebangkitan hantu gentayangan telah hilang, seolah-olah semuanya tertidur pulas. Aku tidak tahu apakah hantu gentayangan dalam kondisiku ini sudah mati total, atau hanya keseimbangan sementara yang masih berpotensi bangkit kembali di masa depan?"
Li Yang tidak bisa menilai kondisi dirinya sendiri dengan akurat.
"Tapi setidaknya, aku merasa bahkan jika menggunakan kekuatan gaib berkali-kali dalam setahun ke depan, tidak akan ada risiko kebangkitan kembali."
"Tentu saja, dengan syarat tidak melawan hantu gentayangan yang terlalu mengerikan."
Dengan tubuh yang agak lemah dan tak berdaya, dia berdiri. Wajahnya terlihat sangat buruk: menghitam, pucat kekuningan, tanpa kilau sama sekali, persis seperti mayat yang sudah mati beberapa hari lalu tiba-tiba merangkak keluar dari peti mati - benar-benar wajah mayat.
Tapi Li Yang sama sekali tidak peduli.
"Selama Hantu Penipu masih ada, bagian diriku yang manusia hidup bisa dipulihkan ke kondisi normal."
"Meski tidak terlalu berguna, setidaknya tidak terlalu menyeramkan saat berjalan keluar."
"Tangannya sepertinya bisa digunakan, tapi untuk mengontrol sepenuhnya dengan lincah hampir mustahil." Saat ini Li Yang mengangkat lengan hantu mengerikan itu.
Bisa digerakkan, tapi tidak luwes, kaku, dan lamban.
Tapi ini sudah cukup.
Karena ini membuktikan Li Yang sudah bisa mengontrol Hantu Pembuka Pintu ini. Ketika suatu hari lengan ini lepas kendali, itu artinya keseimbangan telah runtuh dan hantu gentayangan akan bangkit kembali.
Li Yang melihat-lihat kondisi di dalam rumah yang kotor dan bau, ia mengerutkan kening, memutuskan untuk membuka pintu agar udara segar bisa masuk.
Saat telapak tangan kurus menyentuh pintu.
"Braak!"
Seketika, pintu kayu langsung hancur berkeping-keping menjadi serpihan kayu yang berserakan di lantai, tidak ada satu pun yang utuh.
"Pintu biasa bahkan tidak bisa menahan sedikit pun kekuatan gaib?" Li Yang langsung paham melihat ini, dan tidak merasa aneh.
Ia kembali menuju lokasi pintu gerbang utama.
Pintu baja anti maling dengan baja berkekuatan tinggi bahkan tak bisa ditembus peluru. Jelas perusahaan dekorasi milik Zhang Xiangui tidak melakukan pengurangan material saat itu, semua bahan yang digunakan adalah material terbaik.
Li Yang menatap pintu ini, kembali mengulurkan lengan kaku dan ganjilnya. Telapak tangan seperti ranting kering itu menggenggam gagang pintu.
Sesaat kemudian.
"Gak! Gak!"
Pintu berat itu dipengaruhi oleh kekuatan gaib tak kasat mata. Logam mulai melengkung dan berubah bentuk, mengeluarkan suara mengerikan.
Pintu baja ini seolah selembar kain lembut yang dipelintir dan dirobek semena-mena. Akhirnya dengan suara braak yang keras, seluruh pintu logam meledak menjadi serpihan logam berserakan.
Sebuah pintu gerbang besar hancur terkoyak hanya dengan sentuhan.
Tidak hanya itu.
Penerangan di depan vila mulai berkedip-kedip, satu per satu lentera padam. Seolah kutukan mengerikan sedang meluas, baru berhenti setelah mencapai jarak dua puluh hingga tiga puluh meter.
“Ini adalah kutukan gaib yang pasti membunuh begitu pintu dibuka. Untungnya tempat tinggalku cukup terpencil, tidak ada orang lain di sekitar yang menempati, kalau tidak mereka semua pasti mati.”
Hati Li Yang mendadak dingin. Setelah memastikan tidak ada penghuni di vila sekitar wilayah tersebut, barulah ia sedikit lega.
Kalau tidak, hanya dengan satu kali percobaan ini saja dia sudah akan membunuh banyak orang secara tidak sengaja.
“Kekuatan gaib hantu ketiga itu terlalu mengerikan. Pantas saja dulu saat aku, komandan tim, dan Sun Rui berada di lantai satu kantor pos bertemu hantu pembuka pintu itu, kami harus mengerahkan kekuatan bertiga baru bisa melawan dan memukul mundur hantu gentayangan itu. Untung juga hantu itu terus mondar-mandir di dalam Kantor Pos Hantu tanpa pergi, kalau tidak ini akan menjadi peristiwa supranatural setara kasus Hantu Ketuk Pintu.”
Li Yang merasakan hawa dingin yang tak terdefinisi di hatinya.
Karena kutukan mengerikan seperti ini hanyalah bagian dari tubuh hantu gentayangan itu. Bahkan hantu pembuka pintu itu sendiri mungkin adalah potongan puzzle yang dibongkar dari tubuh Luo Wensong.
“Barang-barang dari era Republik itu benar-benar mengerikan. Pantas saja komandan tim sangat waspada terhadap Kak Merah itu. Para sisa-sisa era Republik ini masih bisa menahan dan mengendalikan diri saat hidup, tapi begitu mati dan arwah penasaran bangkit kembali, itu benar-benar akan menjadi bencana besar.”
Li Yang berbisik dalam hati. Memandangi pintu baja anti maling yang sudah rusak total, dia pun secara garis besar memahami tingkat kengerian kekuatan gaib yang dimilikinya.
Selain pintu berbahan emas dan beberapa barang gaib, semua pintu biasa di dunia ini, sekuat apapun, pasti akan tercabik-cabik oleh kekuatan gaib hantu pembuka pintu ini.
Merenungkan cukup lama.
Li Yang tersadar kembali dari lamunan, diam-diam ia berbalik dan kembali ke dalam rumah, mulai membersihkan ruangan, lalu menghubungi pihak terkait untuk memasang kembali dua pintu.
Sedangkan kejadian yang terjadi di sini sebelumnya juga tidak diketahui siapa pun, bahkan Yang Jian yang menjabat sebagai penanggung jawab Kota Dachang pun mustahil setiap hari melototkan mata hantunya ke mana-mana untuk menyelidiki.
Saat ini Yang Jian masih berada di bekas kawasan kuliner sedang menyantap mie.
Sepiring mie goreng telah dihabiskan, namun tak ada rasa kenyang, seolah masih bisa melanjutkan makan. Ini menunjukkan tubuhnya sudah sangat kelaparan.
Tapi Yang Jian sama sekali tidak merasakan lapar.
Jika memungkinkan, ia akan memilih untuk tidak makan dan minum dalam waktu lama hingga tubuhnya mati kelaparan.
Namun meski begitu, setelah tubuhnya mati kelaparan, Yang Jian masih bisa bergerak normal.
“Kenyang sekali, saya tidak bisa makan lagi, porsi mie goreng bos di sini terlalu banyak.”
Liu Xiaoyu meneguk segelas air lalu menghela napas panjang, merasa perutnya sudah mulai begah.
“Makanya dulu saya selalu makan di sini. Sudah selesai, mari bayar. Saya rasa saya harus kembali.” Kata Yang Jian.
“Untuk apa pulang cepat-cepat? Tidak mau mengajak saya jalan-jalan? Sejak datang ke Dachang, saya belum sempat rekreasi. Sebagai penanggung jawab Dachang, masak tidak mau memperkenalkan lingkungan kotamu? Oh ya, saya baca di internet ada air mancur musik di suatu tempat di sini.”
“Ajak saya lihat, boleh ya?” Liu Xiaoyu berkata sambil terkekeh.
Dengan susah payah menarik Yang Jian keluar, mana mungkin ia melepasnya kembali hanya setelah makan semangkuk mie? Entah kapan lagi bisa membuat janji berikutnya.
Yang Jian berkata: "Jika tidak segera kembali, saya khawatir akan merepotkan."
"Kau masih takut merepotkan? Dulu di markas saya percaya kau takut merepotkan, sekarang ini wilayah kekuasaanmu, masalah apa yang tidak bisa kau selesaikan?" Liu Xiaoyu berkata.
"Ada situasi yang bahkan saya pun tidak bisa menyelesaikannya." Yang Jian berkata: "Kau pikir saya solusi mutlak?"
"Menurut saya kau hampir seperti solusi mutlak." Liu Xiaoyu berkata, nada suaranya mengandung sedikit pemujaan terhadap Yang Jian.
Namun saat mereka sedang berbicara, sebuah mobil pribadi tiba-tiba memasuki jalan makanan ini.
Secara logika kendaraan dilarang masuk ke sini, tapi kini jalan makanan sepi dan kosong, sesekali masih ada mobil yang melanggar aturan lalu lintas dengan mengambil jalan pintas.
Mobil pribadi itu berhenti di depan toko.
Buka pintu mobil, Xiong Wenwen langsung melompat keluar: "Xiao Yang, jangan kira bersembunyi di sini bisa lolos dari pencarianku, percuma! Ayah Beruang bisa meramal posisimu."
"Sepuluh menit sampai, sepuluh ribu tael, kau sudah janji, jangan ingkar. Meski Lao Wang sudah lama tidak menyetir taksi, beralih buka toko kecil, tapi kemampuan mengemudiku bukan omong kosong! Hanya sesekali gatal tangan ingin kerja paruh waktu. Bertemu denganku itu keberuntungan kalian! Tahu tidak berapa jalan pintas yang aku ambil barusan?"
Sopir taksi itu menyembulkan setengah kepalanya, mulut terus berbicara tanpa henti.
"Pak, uangnya sudah saya transfer. Terima kasih banyak." Di dalam mobil, Chen Shumei membayar terlebih dahulu baru turun.
“Cewek cantik memang murah hati, lain kali kalau ada urusan mendesak ingat telpon Lao Wang. Toko saya tidak sibuk, bisa ditemui kapan saja, asal mau tambah bayaran. Tapi mobil ini sepadan dengan uang ekstra kalian.”
Lao Wang berkata, lalu terus menggumamkan tentang mobil barunya: tenaga kuda 400, mesin V6, akselerasi sekian-sekian... soal cicilan saat membelinya, dan omongan teknis lain yang sulit dipahami.
Sambil terus menggumam, ia mengemudikan mobilnya pergi.
Di tempat itu tersisa Xiong Wenwen, Chen Shumei, Yang Jian, dan Liu Xiaoyu.
Keempatnya saling melotot, suasana terasa agak canggung.
