Jika hanya pencahayaan di beberapa lantai ini yang terpengaruh, kita belum bisa memastikan ini sebagai peristiwa supranatural.
Tapi sekarang.
Sudah muncul korban kematian misterius, dan reaksi Lilin Hantu juga sangat intens.
Fakta sekeras baja ini memberitahu Miao Xiaoshan: Benar-benar sedang terjadi peristiwa gaib di sini, dan barusan hantu itu sepertinya melewati sisi mereka, karena saat itu cahaya Lilin Hantu tiba-tiba mengembang, hampir membakar rambutnya.
Setelah menyimpulkan ini, Liu Zi dan Sun Yujia langsung membeku, menatap Miao Xiaoshan dengan tatapan kosong.
Pada detik ini, pola pikir mereka seperti mandek, entah karena ketakutan atau terkejut oleh pernyataan "barusan ada hantu lewat di dekat kita".
"Hantu sudah pergi, dan semakin menjauh. Lilin Hantu mulai kembali normal."
Miao Xiaoshan bergumam lagi: "Tiba-tiba kok bisa begini? Mereka kan tidak sedang main permainan panggil arwah, secara logika seharusnya normal saja. Bagaimana bisa hantu benar-benar muncul? Kebetulan yang keterlaluan."
Dia merenung, merasa situasi ini tampaknya tidak sesederhana itu.
Mana ada tempat angker tiba-tiba jadi berhantu begitu saja.
Kecuali mereka benar-benar sial, kebetulan tertabrak peristiwa supranatural.
Tapi probabilitas kebetulan seperti itu terlalu kecil.
"Kecuali... ada yang sengaja memancing hantu ke sini." Miao Xiaoshan teringat kemungkinan ini.
Persis seperti ketika Yang Jian diawasi Hantu Ketuk Pintu dulu, tiba-tiba terjadi insiden gaib. Meski saat itu orangnya tidak tahu, tapi setelah dianalisa baru paham apa yang terjadi.
“Cepat, jangan terlalu banyak berpikir, sudah ada yang mati, situasi ini sudah hampir dipastikan, pasti ini peristiwa supranatural. Segera telepon pacarmu, suruh Yang Jian datang ke sini. Kita pergi dulu dari sini, aku tak mau tiba-tiba dibunuh hantu.”
Liu Zi saat ini hampir menangis.
Dia menggenggam tangan Miao Xiaoshan, ingin segera mengambil ponsel Miao Xiaoshan untuk menelepon Yang Jian langsung.
“Jangan selalu merepotkan Yang Jian, dia sedang sibuk. Kita bisa pergi, tenang saja, tidak akan ada masalah. Lilin di tanganku ini masih banyak, setidaknya bisa terbakar setengah jam. Kita punya cukup waktu untuk pergi dari sini.”
“Kalian juga lihat tadi, bahkan saat hantu lewat di dekat kita pun tidak menyerang. Barang ini sangat manjur.”
Miao Xiaoshan tidak terlalu panik. Meski terlihat lemah, dia sebenarnya cukup berani.
Mungkin karena pengalaman melalui insiden hantu mengetuk pintu dan Peristiwa Lukisan Hantu dulu yang membuatnya berkembang.
“Kita turun lewat tangga, pergi dari sini, lalu aku akan melapor ke pihak berwajih dan memberitahu penanggung jawab di sini.”
Miao Xiaoshan berkata, dia enggan merepotkan Yang Jian.
Karena Yang Jian masih di Kota Dachang, jaraknya sangat jauh. Kalau menelepon sekarang, mungkin saat bantuannya datang kita sudah aman mengungsi.
“Kalau... kalau begitu kita segera pergi.”
Liu Zi tidak membantah. Bersama Sun Yujia, mereka segera membantu Miao Xiaoshan mundur secara drastis.
Miao Xiaoshan mengerutkan kening, berjalan pincang. Kakinya terkilir, pergerakannya agak terhambat tapi tidak parah. Meski sedikit mempengaruhi, meninggalkan tempat ini tetap tidak ada masalah.
Nyala hijau seram dari Lilin Hantu itu meski terlihat ganjil saat ini, justru memberikan rasa aman yang luar biasa.
Keduanya mendekat ke sisi Miao Xiaoshan, berharap bisa lebih dekat dengan nyala api itu.
Mereka turun satu lantai.
Namun yang ganjil, mereka tidak melihat mayat di ruang tangga bawah yang telah menakuti orang-orang itu. Hanya ada genangan darah di lantai.
"Mayatnya? Mayat yang disebutkan orang-orang sebelumnya sepertinya... tidak, menghilang."
Sun Yujia memandangi genangan darah itu, berkata dengan suara gemetar.
"Cepat diam," Liu Zi berbisik pelan, "Cepat pergi, anggap saja tidak terjadi apa-apa."
Dia juga tahu mayat itu seolah-olah menghilang secara tak masuk akal, tapi saat ini mana berani memikirkannya lebih jauh. Hanya ingin segera kabur dari sini. Sekalipun takut, harus mengumpulkan keberanian untuk bertindak, tidak boleh panik.
Lagipula sekarang, sedikit saja tanda bahaya bisa menelan sisa-sisa keberanian terakhir mereka, membuat langsung hancur berantakan.
Miao Xiaoshan tidak bicara. Menganggap genangan darah itu tidak ada. Dia hanya memastikan Lilin Hantu di tangannya tidak padam, lalu terus melanjutkan turun.
Mayat itu memang tidak ada di sini.
Karena berada di sisi lain.
"Di lantai satu ada dua lorong darurat, kiri dan kanan. Kerumunan yang ketakutan dan berbalik arah kini berlari ke tangga satunya, berharap tidak ada kecelakaan di sana sehingga bisa meninggalkan tempat ini dengan aman."
"Tapi ketika mereka tiba, fenomena tak terduga muncul."
"Situasi yang sama, posisi berbeda."
"Mayat murid bernama Yang Zifeng terbaring ganjil di ruang tangga, masih mempertahankan posisi sama seperti sebelumnya. Lehernya terpuntir membentuk sudut tak wajar, sepasang mata kosong berwarna suram menatap ke arah kerumunan, seolah seekor hantu gentayangan telah mengawasi mereka dan tak ingin membiarkan mereka pergi."
"Lagi-lagi Yang Zifeng! Bagaimana mungkin dia ada di sini? Bukannya tadi mayatnya terbaring di ruang tangga sebelah sana?"
"Siswa di depan langsung blank ketakutan. Rasa takuk mengubur dirinya, membuatnya membeku di tempat tanpa tahu harus berbuat apa."
"Mayat ini bisa bergerak! Dia pindah dari sana ke sini. Ini pasti ulah hantu! Larilah! Kita akan dibunuh hantu. Aku tak mau mati!"
"Seseorang menjerit histeris dengan wajah mulai hancur. Otaknya kosong, hanya berusaha kabur pontang-panting seperti lalat busuk tanpa kepala."
"Kemunculan mayat membuat mereka tak berani melanjutkan. Ada yang berbalik, ada yang kabur ke segala arah, ada juga yang roboh terduduk ketakutan."
"Suasana langsung menjadi kacau."
"Tapi fenomena gaib tertentu tetap berlanjut. Lampu yang baru menyala tiba-tiba mulai berkelip-kelip, lalu padam lagi."
Dalam lingkungan yang redup, ketakutan diperbesar tanpa batas. Mereka sepertinya merasa setiap sudut di sini ada hantu, jika tidak hati-hati bisa terbunuh oleh hantu. Semua ingin kabur, tapi tidak tahu harus lari ke mana.
Lift terhenti operasi, ruang tangga terhalang mayat. Tak ada yang berani menerobos, khawatir jika mendekat akan langsung dibunuh hantu.
Di tengah kepanikan dan teriakan, tidak semua orang kehilangan akal sehat.
"Sekarang hanya ada satu cara untuk pergi dari sini, yaitu ikut Miao Xiaoshan. Dia kenal orang spesial yang punya cara bertahan hidup di tempat angker."
Wan Hao dan sekelompok cowok berkumpul membahas cara mengatasi masalah. Di saat genting ini, ide ini langsung muncul di otaknya.
Meski bukan ide brilian, banyak orang yang panik sampai tidak bisa berpikir jernih. Saat ini mungkin saja ada yang mengusulkan merangkak lewat jendela ke bawah lantai pun akan disetujui.
"Aku sebelumnya bertemu Miao Xiaoshan. Mereka turun dari lantai atas saat belum ada hantu. Tapi Miao Xiaoshan memegang lilin yang memancarkan cahaya hijau aneh, membuatku kaget. Aku sempat menguping pembicaraan mereka, lilin itu sepertinya bisa mengusir hantu."
Seorang cowok buru-buru membocorkan informasi yang dia ketahui.
"Lalu tunggu apa lagi? Cepat cari dia! Nanti Miao Xiaoshan mungkin sudah pergi," kata Wan Hao.
Segera kelompok orang ini kembali buru-buru bertindak, langsung berbalik arah dan kembali, berharap cepat menemukan Miao Xiaoshan, lalu memintanya membawa mereka pergi dari lokasi angker ini.
Dengan adanya tujuan jelas, aksi mereka menjadi sangat cepat, bahkan beberapa perempuan tertinggal di belakang karena tak sanggup mengikuti.
Seseorang menangis dan berteriak meminta mereka menunggu.
Tapi tak seorang pun menghiraukan, sekarang adalah momen genting untuk bertahan hidup, mana ada waktu untuk memperhatikan orang lain.
Jangankan pacar, saudara sepergu pun mungkin takkan peduli.
Meski bolak-balik ini menyita waktu cukup lama.
Tapi ketika mereka kembali ke ruang tangga sebelumnya, sesuatu yang aneh terjadi—mayat ganjil itu tak muncul lagi, di tempat itu hanya tersisa genangan darah, sementara posisi Miao Xiaoshan tidak jauh, tepatnya di lantai bawah karena cahaya lilin hijau yang seram masih berkedip-kedip, pancaran sinar ini sangat mencolok dalam kegelapan.
"Miao Xiaoshan, tunggu kami, bawa kami pergi dari sini," teriak Wan Hao.
"Tolong selamatkan aku juga, kumohon."
"Bawa aku juga, tempat ini sudah mulai dihantui, aku tak ingin mati dibunuh hantu."
Sekelompok orang itu mulai memohon, berharap Miao Xiaoshan mau berhenti dan membawa mereka kabur.
Meski terus meneriakkan permintaan, langkah kaki mereka tak berhenti, tetap buru-buru mengejar.
Miao Xiaoshan yang kakinya terkilir tak bisa turun tangga dengan cepat, akhirnya benar-benar tersusul, dan tak lama kemudian mereka kembali berkumpul.
"Wan Hao, kok si kamu belum mati juga ya."
"Liu Zi sangat kesal, sangat berharap dia dibunuh oleh hantu."
Wan Hao terengah-engah: "Kakak Liu Zi, ini saat genting, jangan terlalu banyak komentar. Sekarang gedung ini angker, nyawa bisa melayang kapan saja. Miao Xiaoshan, terima kasih, terima kasih sudah mengajak kami. Setelah keluar dari sini dengan selamat, pasti akan kubalas budi kalian."
Dia terus-menerus berterima kasih pada Miao Xiaoshan, hampir-hampir bersujud membungkuk-bungkuk.
"Tadi bukan sok keras kepala? Sekarang jadi pengecut?" Liu Zi mencibir.
Miao Xiaoshan berkata: "Berhentilah bertengkar. Membuang waktu di saat seperti ini sangat bodoh. Segera turun dan pergi dari sini. Jika kalian mau ikut, silakan bergabung."
Ia tidak keberatan mengajak mereka, lagipula tetap di sini sangat berbahaya. Lilin Hantu juga sudah menyala, sambil menyelamatkan orang tentu hal yang baik.
Banyak orang memandangi Miao Xiaoshan dengan penuh rasa syukur, hati mereka agak lega.
"Kita harus cepat pergi, jangan pedulikan mereka. Biarkan ikut jika mau." Liu Zi memapah Miao Xiaoshan melanjutkan perjalanan.
"Semoga tidak ada masalah," Miao Xiaoshan berbisik dalam hati.
Ia melirik ke belakang, merasa ada yang tidak beres. Cahaya Lilin Hantu tak bisa menjangkau semua orang, artinya orang di belakang sebenarnya dalam bahaya. Malah memperlambat kecepatan gerak, tak bisa segera meninggalkan tempat ini.
"Yang di belakang cepatlah duluan! Jangan terus mengikuti, sangat berbahaya!"
Miao Xiaoshan mengingatkan.
Tapi tak ada yang mendengarkannya, juga tak ada yang bergerak.
"Saat situasi berbahaya, siapa berani memisahkan diri dari kerumunan dan pergi sendirian? Bisa jadi di depan akan bertemu hantu."
Melihat perkataannya tidak berpengaruh, Miao Xiaoshan tak bisa berbuat apa-apa kecuali menahan sakit di kakinya dan mempercepat langkah, berharap bisa meninggalkan tempat ini sebelum bahaya terjadi.
Namun lantai tempat mereka berada sangat tinggi, sekitar lantai sepuluh, sebelas, dua belas.
Butuh waktu untuk meninggalkan gedung ini.
Tapi saat ini.
Lampu di lorong tiba-tiba menyala lagi, sama seperti sebelumnya: padam dan menyala secara teratur, berulang-ulang.
"Saat hantu membunuh, ia akan memengaruhi lampu di sekitarnya. Lampu padam, lalu ada yang mati..."
Meski sedang buru-buru turun, Miao Xiaoshan tetap memperhatikan situasi ini.
Memahami aturan membunuh hantu bisa menyelamatkan nyawa.
Dia dan Yang Jian pernah mengikuti les Zhou Zheng, sedikit banyak berguna. Kini dia mencoba meniru Yang Jian dengan menganalisis situasi.
Tapi tantangan terbesar dalam peristiwa gaib bukanlah menganalisis pola pembunuhan, melainkan waktu yang terbatas.
Meski lampu menyala.
Namun cahaya Lilin Hantu di tangan Miao Xiaoshan perlahan membesar, semakin besar... seolah menandakan kedatangan hantu gentayangan.
Dan mendekat dengan kecepatan konstan.
"Apinya membesar!" Sun Yujia di sampingnya segera melaporkan.
"Artinya hantu mengikuti kita," kata Miao Xiaoshan; "Semakin banyak orang, semakin besar kemungkinan diawasi hantu. Aku khawatir Lilin Hantu ini tidak bisa bertahan lama, tidak bisa membawa semua orang pergi dengan aman."
"Liu Zi, kau pegang Lilin Hantu, saya akan beri tahu Yang Jian. Saat ini hanya bisa merepotkannya, semoga dia tidak marah karena saya mengganggunya."
Setelah berkata, dia menyerahkan Lilin Hantu ke Liu Zi, lalu mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan.
Tidak menelepon karena tidak perlu bicara panjang lebar, dia hanya mengirimkan positioning dan menulis "Saya dalam bahaya".
"Liu Zi, biar saya yang pegang lilin ini. Kau cukup topang Miao Xiaoshan dengan baik."
Melihat kesempatan ini, Wan Hao tiba-tiba merebut Lilin Hantu dari tangan Liu Zi.
Orang bodoh pun tahu, lilin ganjil ini adalah kunci penyelamatan nyawa. Daripada dipegang mereka, lebih baik dipegang sendiri.
Dalam situasi menyelamatkan nyawa, mana sempat memikirkan yang lain.
"Kau..."
Liu Zi tak bisa berbuat apa-apa, malah tertabrak Wan Hao hingga terjatuh terduduk di lantai.
"Wan Hao, kembalikan lilin itu!"
"Tenang, saya tidak mau mencuri milik kalian. Begitu keluar dari sini akan saya kembalikan, saya janji. Tapi sekarang kita tidak boleh buang waktu, cepat pergi. Kau juga jangan duduk-duduk, cepat bangun."
Wan Hao berkata, lalu mengabaikan yang lain dan buru-buru lari ke lantai bawah.
Yang lain langsung berkerumun mengikutinya, meninggalkan Miao Xiaoshan, Liu Zi, dan Sun Yujia tertinggal di belakang.
"Kau ini bajingan." Liu Zi benar-benar ingin membunuh Wan Hao saat ini.
Sun Yujia juga tertegun, tidak menyangka akan perubahan drastis ini.
Miao Xiaoshan menggigit giginya, merasakan situasi mulai tak terkendali.
"Dia meremehkan keegoisan dan kegelapan kemanusiaan di saat seperti ini."
Menarik napas dalam-dalam.
Miao Xiaoshan tahu bahwa dia dan perempuan-perempuan ini tidak bisa merebut kembali Lilin Hantu, dan sekarang ada hal yang lebih penting harus dilakukan. Dia buru-buru menutupi mulut Liu Zi, lalu memberi isyarat pada Sun Yujia untuk diam.
"Jangan bicara dulu. Hantu sedang mendekat, mungkin turun dari lantai atas. Sekarang kita tidak punya Lilin Hantu, begitu diawasi hantu kita akan dibunuh."
Ternyata.
Begitu ucapannya selesai, langkah kaki berat terdengar dari lantai atas yang sedang turun dengan cepat.
Tapi yang mengerikan adalah, meski lampu menyala terang saat ini, tidak terlihat siluet orang sama sekali di lantai atas.
Liu Zi dan Sun Yujia gemetar di seluruh tubuhnya, ketakutan langsung menenggelamkan mereka. Hanya ada satu pemikiran di otak mereka.
Hantu itu benar-benar datang.
