Pagi hari kedua.
Sebuah motor mengaumkan raungannya dan berhenti di depan gedung apartemen yang diblokir.
Turun dari kendaraan seorang pria berkacamata hitam, mengenakan baju hitam dengan aura dingin menyeramkan, wajahnya agak pucat terlihat tidak biasa.
"Pagi-pagi sudah harus kerja lembur, belum lagi tanpa uang lembur, sungguh menyebalkan."
Gao Ming bergumam pelan, namun asisten di sebelahnya mendengar dengan jelas.
Seperti yang diketahui umum.
Gao Ming terkenal sebagai penanggung jawab yang hanya bekerja jam kantor, libur akhir pekan dan hari libur nasional. Baginya, pekerjaan adalah pekerjaan, hidup adalah hidup, takkan mengorbankan hidup demi pekerjaan.
"Masih ada beberapa korban selamat di dalam, tapi demi keamanan kami belum mengirim personel masuk. Semuanya menunggu penangananmu."
Seorang petugas yang bertugas memblokir area ini melapor.
Gao Ming berkata: "Tampaknya Yang Jian benar-benar tak berniat membereskan masalah di sini. Apa perlu dibagi-bagi tugas sejelas ini? Dia kan komandan tim, masa tidak mau membantu orang malang seperti aku."
Kepalanya mulai sakit. Menurut rencananya, Yang Jian seharusnya sudah membereskan masalah ini semalam, lalu dia tinggal menjalani formalitas saja.
“Lupakan saja, saya masuk melihat-lihat, kalian terus blokir area ini saja.” Gao Ming dengan enggan masuk ke dalam.
Sebenarnya.
Semalam setelah Yang Jian membawa Miao Xiaoshan dan yang lain pergi, masih ada korban di sini. Jumlah korbannya cukup banyak, secara bertahap mencapai lima enam orang.
Namun dibandingkan dengan peristiwa supranatural sesungguhnya, kerugian ini jelas jauh lebih kecil.
Tak lama kemudian.
Gao Ming muncul di ruang tangga. Ia melihat mayat dingin. Dari kondisi mayat, tidak seperti terbunuh hantu, lebih mirip korban yang tidak sengaja terjatuh saat menuruni tangga hingga tewas. Posisinya agak aneh, tepat dengan leher patah dan kepala pecah akibat benturan.
Pada mayat itu juga tidak ada sisa kekuatan gaib.
Sangat bersih.
“Apakah ada yang menggunakan kekuatan gaib untuk membunuh?” Gao Ming melepas kacamata hitam, mengelapnya dengan ujung bajunya.
Di lorong tangga yang redup, terlihat kedua mata hantu yang mengerikan miliknya. Tidak, lebih tepat disebut rongga mata, karena di dalamnya kosong, sunyi sepi, gelap gulita, bagai dua jurang tak berdasar yang memancarkan keganjilan luar biasa.
Setelah selesai membersihkan kacamata, Gao Ming mengenakannya kembali.
Meski tanpa bola mata, ia bisa melihat sekeliling dengan jelas layaknya orang normal.
Hanya saja apa yang terlihat melalui rongga matanya berbeda dengan persepsi orang biasa.
Tidak ada warna, semuanya gelap gulita. Tapi dalam pandangan gelap ini, segala benda tetap memiliki lekuk dan bentuk... Satu-satunya perbedaan adalah, hanya kekuatan gaib yang akan menampilkan warna berbeda di matanya.
Dia melihat Yang Jian kemarin.
Yang Jian dalam pandangannya bukan orang hidup normal, melainkan beberapa mata hantu merah darah yang mengintainya secara ganjil, membuatnya merasakan tekanan besar.
Benar.
Mata hantu yang memiliki kekuatan gaib memang memiliki warna dalam pandangannya, bisa menampilkan warna aslinya.
"Mari lihat lantai atas." Gao Ming melanjutkan perjalanannya.
Tak lama kemudian dia melihat mayat lagi.
Seorang cowok.
Posisi cowok itu sama uniknya, meski berjalan di lantai datar lorong, tetap tewas jatuh dengan kepala menghadap ke bawah, leher patah, mati seperti kecelakaan.
Dua mayat dengan kematian serupa ini jelas disebabkan kekuatan gaib.
Gao Ming hanya mengamati sekilas mayat ini, lalu mengabaikannya dan terus berjalan.
Di matanya muncul jejak kekuatan gaib.
Dalam pandangan gelap gulita, kemunculan kekuatan gaib bagai lentera di malam hari, sangat mencolok.
Karena itulah dia menjadi penanggung jawab kota ini, bisa memastikan fenomena gaib di mana pun dalam jangkauan pandangannya.
Dalam kondisi tertentu, mata hantu Yang Jian pun kalah darinya.
Tapi Gao Ming selalu curiga, mata hantu Yang Jian adalah salah satu bagian puzzle-nya. Jika bisa mengambil mata hantu Yang Jian dan memasangnya di matanya, mungkin akan memberi efek tak terduga.
"Tapi ini hanya sekadar pemikiran."
Gao Ming merasa jika dirinya menunjukkan pemikiran seperti ini, mungkin besok dia akan mati secara misterius.
"Menemukan jejaknya, ternyata tersembunyi cukup dalam."
Tak lama kemudian, setelah berputar-putar, akhirnya Gao Ming tiba di depan sebuah apartemen yang tidak mencolok.
Tempat ini terlihat seperti sudah lama tidak ditinggali, pintu terkunci rapat.
"Saya penanggung jawab penanganan kasus gaib ini. Buka pintu, aku tahu kau ada di dalam. Jangan bersembunyi, area ini sudah diblokir. Tanpa perintahku, situasi ini akan terus berlanjut. Sebagai orang biasa, kau tidak bisa kabur."
Gao Ming membuka pembicaraan, matanya menyapu sekeliling.
Meski ada jejak supranatural, tidak terlihat bayangan hantu gentayangan, hanya seorang manusia hidup yang bersembunyi di dalam ruangan.
Namun apartemen itu sunyi senyap.
"Masih berharap bisa lolos? Jika saya turun tangan, situasinya akan berbeda. Bisa jadi kau mati di sini." Kata Gao Ming.
Dia berpikir semakin sedikit masalah semakin baik.
Bisa bernegosiasi, asal tidak berkelahi.
Keheningan kembali menyelimuti.
Tak lama kemudian, pintu terbuka.
Seorang pemuda berdiri di sana dengan wajah pucat dan kurus, penampilannya sangat mengenaskan. Kondisi ini jelas bekas pengaruh erosi kekuatan gaib.
"Yang Zi Feng, ternyata benar kau."
Senyum Gao Ming memancarkan aura dingin: "Setelah investigasi, jenazahmu adalah yang pertama muncul. Tapi kemudian mayat itu menghilang. Sudah kuduga ini ulahmu. Kejam sekali caramu di usia muda, membunuh begitu banyak orang? Ceritakan, darimana kau mendapatkan kekuatan gaib ini."
“Lebih baik jujur, saya ini termasuk orang yang mudah diajak bicara. Jika posisinya ditukar dengan orang kemarin yang menangani ini, kau pasti sudah mati sekarang.”
Yang Zifeng tatapannya berkelip-kelip, memandangi orang asing berkacamata hitam ini.
Dia agak ragu-ragu, juga terlihat gentar.
Karena dari tubuh Gao Ming, dia bisa merasakan aura mengerikan. Dia juga paham, di kota ada orang yang khusus menangani peristiwa supranatural. Sebelumnya, teman SMA Miao Xiaoshan, Yang Jian, adalah salah satunya.
Orang seperti mereka tidak ada satu pun yang mudah diajak berinteraksi.
Jika salah langkah, benar-benar bisa membunuh.
"Kalau saya bicara, apakah tidak akan ada masalah?" kata Yang Zifeng.
"Jika tidak bicara, pasti akan ada masalah."
Gao Ming berkata: "Kau bukan orang bodoh, tahu ada orang yang tidak boleh diganggu. Kalau tidak, kemarin Miao Xiaoshan pasti sudah mati. Hanya saja, kau mungkin tidak menyangka akan memancing kedatangan Yang Jian."
Yang Zifeng terdiam sejenak, lalu berkata: "Saya tidak bermaksud membunuh mantan teman sekelas perempuan. Yang saya bunuh hanyalah cowok-cowok terkutuk. Terhadap Miao Xiaoshan, saya hanya penasaran dengan lilin di tangannya, jadi saya coba mengujinya. Saya pernah dengar tentang Yang Jian, dia segolongan denganmu, jadi saya tidak bermaksud mengganggunya."
"Cowok terkutuk? Dari tampaknya ini pembunuhan balas dendam." Gao Ming tertawa: "Seketika saya jadi tertarik, bisa ceritakan?"
"Dalam suatu perkumpulan, beberapa cowok mengekoki minuman sampai mabuk beberapa perempuan, lalu membawa mereka ke ruangan. Salah satunya adalah pacar saya."
Meski Yang Zifeng berbicara dengan tenang, tetap terasa ada amarah yang tertahan.
“Mereka itu anggota klub belajar yang kaya dan berkuasa. Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kali ini mereka memanfaatkan kesempatan bermain permainan gaib, sengaja mematikan lampu, menakut-nakuti gadis, dan ingin mengelabui perempuan masuk ke kamar mereka. Saya manfaatkan momen ini untuk mengubah angker palsu menjadi angker sungguhan. Membunuh semua orang ini.”
“Yang pertama mati adalah ketua klub belajar Zhao Yu. Saya yang membunuhnya langsung.”
Saat mengatakan ini, matanya memancarkan kilau dingin.
Setelah membunuh, Yang Zifeng tidak lagi menjadi murid biasa seperti dulu. Dia mengalami transformasi dan berkembang.
Gao Ming mengangguk: "Bagus sudah kau bunuh dia, itu bisa dianggap memberantas kejahatan."
Yang Zifeng memandanginya dengan heran: "Kau setuju dengan ritual yang saya lakukan?"
"Kenapa tidak setuju? Di jaman sekarang banyak sekali bajingan. Terkadang saat bekerja saya juga diam-diam menggunakan strategi kecil."
Gao Ming tersenyum lebar: "Rasanya menyenangkan ya, menghukum kejahatan dan menegakkan kebenaran. Merasa tindakan kita benar, penuh makna, seperti mengalami penyucian dan transformasi."
"Tapi setiap tindakan pasti ada pengorbanannya. Yang Jian memilih melepaskanmu, tapi saya tidak. Lagipula ini pekerjaan saya."
Sekarang dia paham mengapa kemarin Yang Jian pergi.
Mungkin menurut Yang Jian tindakan Yang Zifeng ini benar, jadi tidak ingin ikut campur.
"Saya mengerti. Jadi kau bisa menangkap saya, bahkan membunuh saya. Saya tidak keberatan. Hanya sayang, Wan Hao itu berhasil kabur."
Yang Zifeng berkata dengan sedikit ketidakrelaan, karena kemarin Wan Hao memegang lilin itu di tangannya, membuatnya tak bisa berbuat jahat. Dia juga tak berani muncul di hadapan Yang Jian.
"Si sial yang mencuri Lilin Hantu itu? Tenang saja, nasibnya akan jauh lebih mengerikan darimu. Sudahlah, kita ganti topik. Aku sudah paham ceritamu. Sekarang jelaskan tentang kekuatan gaibmu. Bukan Pengendali Hantu tapi bisa memiliki kekuatan supranatural, ini cukup langka."
Gao Ming berkata sambil berpikir jika obrolan ini berlanjut, mereka pasti akan melewatkan jam makan siang.
Nanti kalau sudah makan siang, lalu naik motor keliling lagi di sore hari, mungkin pekerjaan hari ini tak akan selesai.
"Suatu malam beberapa waktu lalu, saat aku keluar belanja, aku bertemu seorang gadis kecil sekitar sepuluh tahun di pinggir jalan. Dia memakai gaun tapi seluruh tubuhnya kotor seperti anak jalanan. Aku membelikannya makanan. Sebagai ucapan terima kasih, dia memberiku selembar kertas. Katanya, tuliskan keinginan di situ maka akan terkabul. Saat itu aku merasa ada yang ganjil, jadi kupikir perkataannya benar."
Setelah berkata demikian, Yang Zifeng membuka telapak tangannya. Terlihat gumpalan kertas kecil.
Setelah dibuka, ternyata sebuah stiker kartun yang kotor.
Di stiker itu tertulis keinginan Yang Zifeng: "Berubah menjadi hantu gentayangan selama satu jam" masih bisa terbaca jelas.
Karena itu, selama satu jam kemarin, Yang Zifeng bukan lagi manusia hidup, melainkan hantu gentayangan - menjadi makhluk aneh untuk sementara waktu.
“Menarik, stiker pengabul keinginan yang berasal dari tangan seorang gadis kecil, bahkan satu keinginan bisa membuat seseorang berubah menjadi hantu gentayangan sejati sementara. Ini benar-benar luar biasa.” Gao Ming mengerutkan kening, merasakan situasi ini semakin serius.
Karena Yang Zifeng mengatakan bahwa gadis kecil itu berada di kota ini.
“Tanggal spesifik kapan kamu bertemu gadis itu? Jelaskan dengan jelas.” Gao Ming merasa perlu mengejar penyelidikan.
“Empat hari lalu, pukul 20:20 malam, saya pergi membeli barang ke lantai bawah dan melihatnya di sekitar minimarket.”
Yang Zifeng menjawab tanpa berpikir panjang, jelas sangat mengingat kejadian itu.
Gao Ming berkata: “Bagus, nanti saya akan menyelidiki hal ini. Karena kerjasamamu yang baik, saya tidak akan melakukan kekerasan atau membatasi gerakmu. Ikuti saya dengan baik.”
Setelah berkata demikian, dia melambaikan tangan memberi isyarat.
Tidak ingin menggunakan kekerasan, membuat Yang Zifeng mengikuti dengan patuh.
Yang Zifeng juga menyadari bahwa dia tidak bisa menghindar. Kini sebagai orang biasa, menghadapi seseorang yang bisa mengendalikan kekuatan gaib, dia tidak punya ruang untuk melawan.
Pernah mengalami kekuatan hantu gentayangan, dia sangat paham betapa mengerikannya orang-orang seperti mereka.
“Berhasil dengan mulus, berhasil dengan mulus.” Perasaan Gao Ming cukup baik.
Pekerjaan hari ini kembali diselesaikan dengan lancar.
Namun tepat saat dia membawa Yang Zifeng turun ke bawah,
Tiba-tiba,
Kaki Yang Zifeng terpeleset, tubuhnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari tangga.
“Hm?”
Gao Ming langsung bereaksi, mengulurkan tangan untuk menahan. Dengan refleks dan kemampuannya, menahan Yang Zifeng bukan masalah.
Namun sesaat kemudian,
Di dalam rongga mata hitamnya yang kosong, tiba-tiba muncul siluet hantu gentayangan yang mengerikan. Hantu itu berdiri di sebelah Yang Zifeng, memancarkan aura dingin dan menyeramkan sambil menatap ke arah sini dengan keganasan yang tak terdefinisi.
Gao Ming secara refleks menghentikan gerak tangannya.
Karena dia merasakan jika tangannya maju 10 sentimeter lagi, akan menyentuh hantu ini dan menjadi target pengawasannya.
Hanya karena keraguan sesaat ini.
Yang Zifeng terjatuh dari tangga. Dengan suara "Krek!", seluruh tubuhnya terjatuh ke lantai dalam posisi aneh: leher terpuntir, kepala pecah terbuka, mata membelalak—mati seketika di tempat.
Seorang manusia hidup.
Begitu saja tewas secara tiba-tiba karena kecelakaan.
Begitu Yang Zifeng mati, sosok hantu mengerikan di rongga mata Gao Ming langsung lenyap.
Bersamaan dengan itu, stiker kartun kotor yang menempel juga menghilang.
"Apakah ini kutukan dari permintaan kemarin? Aku lengah, seharusnya menyadari kekuatan gaib tidak sesederhana ini—pasti ada pengorbanannya."
Wajah Gao Ming langsung suram saat memandangi mayat di lantai.
Karena ada kesalahan dalam pekerjaannya.
Yang terpenting, kematian Yang Zifeng ini akan mempengaruhi proses investigasi.
Sekarang benar-benar merepotkan.
Gao Ming menggaruk kepala sambil merenungkan cara membuat alasan untuk menutupi situasi ini—kalau tidak, malam ini harus kerja lembur lagi.
Namun Yang Jian tidak mengetahui perkembangan situasi di tempat ini.
Saat ini, di pagi buta, dia masih tertidur pulas—boleh dibilang sedang menikmati tidur nyenyak.
Tapi dia tidak benar-benar tertidur.
Karena di sebelahnya terbaring seorang gadis cantik yang tampak familiar.
Miao Xiaoshan.
Dia masih tertidur pulih dan belum terbangun, karena kemarin malam tidur terlalu larut. Beberapa jam tidur tidak cukup untuk memulihkan energinya.
Yang Jian juga tidak merepotkan Miao Xiaoshan yang sedang istirahat, hanya memandanginya dengan tenang sambil memikirkan kejadian kemarin di otaknya.
Namun seiring waktu yang perlahan berlalu.
Kira-kira sekitar pukul sepuluh pagi.
Ponsel Yang Jian menerima sebuah SMS.
Itu dikirim oleh Gao Ming, berisi laporan peristiwa singkat yang terkait dengan kemarin.
"Yang Zifeng... gadis berbaju gaun, stiker pengabul keinginan." Ekspresi Yang Jian berubah: "Apakah dia ingin meminta aku mencari gadis itu menggunakan Wilayah Hantu?"
Wilayah Hantunya bisa dengan mudah menutupi seluruh kota.
Dalam hal mencari orang, tidak ada yang lebih cepat darinya.
Lalu bagaimana dengan CCTV di kota?
Untuk hal yang menyangkut dunia gaib, benda itu pasti tidak berguna.
BAGIAN SERIBU EMPAT PULUH DUA: PERTEMUAN KEMBALI DENGAN ZHANG LEI
"Kau sedang melihat apa?"
Miao Xiaoshan terbangun. Dia membuka mata lebar-lebar memandangi Yang Jian, dan menyadari pria itu sedang menatap ponsel sambil mengerutkan kening seolah memikirkan sesuatu, membuatnya penasaran.
"Masalah Gao Ming kemarin itu, dia sudah menyelesaikan peristiwa supranatural buatan manusia itu. Tapi kasus ini masih ada kaitannya, sepertinya menyimpan potensi bahaya besar. Meski dia tidak mengatakannya langsung, ada kesan ingin meminta bantuanku. Lagipula kehadiran komandan tim level tinggi di sini bisa menyelesaikan banyak hal, setidaknya mencegah kejadian tak terduga."
Yang Jian tidak menyembunyikan apapun dan menceritakan peristiwa ini dengan sangat serius dan detail.
"Kalau begitu, apakah kau akan sibuk lagi?" kata Miao Xiaoshan.
Yang Jian melempar ponselnya: "Aku tak ingin ikut campur. Ini tanggung jawab Gao Ming. Tujuan utamaku ke sini bukan dinas luar, tapi menyelamatkanmu. Dia hanya ingin meminjam kekuatanku. Situasi seperti ini tidak perlu ditanggapi."
Sikapnya sangat tegas.
Meski sudah menerima informasi, dia tidak berniat membantu.
Miao Xiaoshan bersikeras: "Bagaimana kalau kau periksa saja? Jangan sampai urusanku mengganggu pekerjaanmu. Bagaimana jika benar-benar ada hal penting?"
"Di kota ini apa lagi yang bisa terjadi? Jika ada masalah, komandan lain yang akan bertanggung jawab," kata Yang Jian.
"Tadi saat membaca pesan, kau merenung. Pasti ada sesuatu yang mengganjal di hatimu," kata Miao Xiaoshan yang membaca pemikiran Yang Jian dari raut wajahnya.
Yang Jian terdiam sejenak.
Sejujurnya tadi dia memang penasaran.
"Lagipula Gao Ming sudah bilang, kekuatan gaib yang dikendalikan Yang Zifeng ternyata berasal dari secarik kertas yang bisa mewujudkan keinginan orang. Entah kertas itu asli atau palsu, yang jelas benar-benar membuat Yang Zifeng memiliki kekuatan gaib selama satu jam, dan setelahnya statusnya kembali menjadi orang biasa."
Keadaan darurat seperti ini masih pertama kali didengar oleh Yang Jian.
Ada orang yang ternyata menguasai kekuatan gaib tidak mati, malah statusnya kembali jadi orang biasa.
"Perlu dicek langsung?" batin Yang Jian.
Dia bukan ingin membantu, murni hanya ingin mengeksplorasi rahasia gaib dan memahami lebih banyak tentang kekuatan supranatural, yang pasti berguna untuk masa depan.
Kebetulan hal ini memicu minatnya.
Kekuatan gaib yang bisa mewujudkan keinginan manusia, mungkin memiliki kemampuan yang sulit dipercaya.
"Aduh, jangan mikir lagi. Cepat pergi lihat! Kalau tidak ada masalah ya pulang saja. Aku tinggal di sini juga tidak akan kabur. Lagipula mereka sudah merengek minta tolong sampai ke rumah, masa tidak digubris? Nanti dikira tidak sopan."
Miao Xiaoshan mendorong tubuh Yang Jian pelan dengan nada merengek.
Dia tidak mau karena dirinya malah membuat urusan Yang Jian terbengkalai, nanti jadi menyalahkan diri sendiri.
Setelah merenung sejenak, Yang Jian berkata: "Sudah kau bilang begitu, baiklah akan kuperiksa. Anggap saja jalan-jalan mengusir bosan. Kau istirahat saja di sini. Di kamar sebelah ada Lukisan Hantu yang sedang dikurung, sekarang kondisinya aman. Jangan mendekat saja, tidak akan ada masalah. Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku."
“Lukisan Hantu？Aku sudah tahu, nanti aku juga akan memperingatkan Liu Zi dan Sun Yujia, menyuruh mereka menjauhi ruangan ini.” Miao Xiaoshan mengangguk.
Dia pasti tidak akan menyentuh barang itu.
Peringatan Yang Jian hanya untuk berjaga-jaga, agar tidak ada yang penasaran membuka pintu itu dan menyingkap kain hitam dari Lukisan Hantu.
"Baguslah. Sekarang aku akan pergi memeriksa. Jika tidak ada masalah, aku akan segera kembali." Saat ini Yang Jian bangkit dari tempat duduknya.
Dia tidak perlu melakukan persiapan apa pun, hanya membawa ponsel dan memakai baju. Begitu cahaya merah di sekitarnya menyala terang, seluruh tubuhnya langsung menghilang dari ruangan.
Miao Xiaoshan memandangi Yang Jian yang menghilang dengan senyum lembut di wajahnya.
Setelah pergi, Yang Jian langsung muncul di sebuah gedung pencakar langit di kota ini.
Gedung yang tampak biasa ini ternyata merupakan kantor penanggung jawab Gao Ming.
Selain Gao Ming, ada juga Pengendali Hantu lain di gedung ini. Mereka semua seperti pendatang baru yang dibina markas, sedang menjalani pelatihan di sini.
Kehadiran Yang Jian langsung menghindari perhatian beberapa Pengendali Hantu.
"Ini invasi gaib..." seseorang yang sedang membalik dokumen arsip terkejut, secara refleks langsung siaga.
"Wilayah Hantu ini... Jangan panik. Ini komandan tim markas, Yang Jian si Mata Hantu yang datang."
Seorang pria dengan wajah pucat seperti mayat, rambut menghitam dan menguning, langsung mengenali Wilayah Hantu ini. Dia mulai menjelaskan agar yang lain tidak panik.
"Zhang Lei, tak kusangka kau juga ada di sini."
Seketika.
Disertai suara dingin yang menggema, cahaya merah menyala terang di lorong lantai ini. Seorang pria muda beraura seram dengan wajah agak pucat tiba-tiba muncul. Ia memandangi Zhang Lei, sorot matanya memancarkan keanehan.
Zhang Lei memiliki kode nama Pemakan Hantu.
Kami berkenalan di pangkalan pelatihan markas besar dulu, bersama melewati insiden Hantu Penjaga. Bisa dibilang kami teman lama.
Namun hantu gentayangan yang dikendalikan Zhang Lei terlalu mengerikan, membuatnya harus menghadapi risiko kebangkitan hantu tak lama setelah menjadi penanggung jawab. Yang Jian tak ingin pria seperti ini tewas, sehingga dulu memberikan jatah pengendalian hantu kepadanya, meminta markas membantu mengendalikan hantu kedua guna menjaga keseimbangan arwah dalam tubuhnya agar bisa bertahan hidup.
"Sepertinya kau berhasil bertahan, tidak tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan." Yang Jian mengamati Zhang Lei dari ujung ke ujung.
Mata hantunya melihat siluet berbentuk manusia di balik baju Zhang Lei, menempel pada daging dan kulitnya. Terutama bagian kepala yang terlihat seperti telah tumbuh melekat, ganjil dan menyeramkan.
Itulah sosok hantu gentayangan yang sedang bangkit.
Sulit dibayangkan betapa mengerikannya peristiwa gaib yang akan dipicu setelah hantu ini sepenuhnya bangkit.
Bagaimanapun, hantu yang dikendalikannya bahkan bisa menelan hantu-hantu lain.
Dalam level tertentu, bisa dibilang lebih kejam dari mayat hidup yang mati kelaparan.
"Kapten Yang."
Zhang Lei terkejut, kemudian berdiri dengan cepat sambil menggelengkan kepala dan tersenyum getir: "Kalau semudah itu, aku hanya bisa mempertahankan keseimbangan sementara, itu pun cuma solusi sementara. Sekarang aku sudah tidak bisa sembarangan menggunakan kekuatan gaib. Aku cuma bisa kerja sebagai staf admin di sini, merapikan arsip, menganalisa peristiwa supranatural."
Setelah berkata demikian, dia berbalik badan.
Meski mengenakan baju, Yang Jian masih bisa melihat apa yang tersembunyi di balik pakaian di punggungnya.
Sebuah tato berwarna pekat.
Tidak.
Bukan tato, melainkan lukisan yang dibuat dengan pewarna khusus. Gambarnya memperlihatkan seorang pria dengan wajah kehitaman dan ekspresi datar yang mengerikan. Lukisan ini sangat realistis, seolah foto berwarna cerah yang ditempelkan di sana.
Orang ini dikenali oleh Yang Jian.
Wei Jing... Tidak, bukan Wei Jing, ini Guicha.
Yang Jian juga memperhatikan bahwa mata Guicha dalam lukisan itu kosong dan tidak utuh, seolah sengaja dibiarkan tidak lengkap sebagai cacat yang disengaja.
"Kapten Yang pasti sudah lihat. Hantu dalam tubuhku dikendalikan oleh lukisan Guicha di punggungku ini. Ini adalah hasil riasan hantu Ahong yang dilukis di tubuhku. Karena hantu yang dilukis juga memiliki kekuatan gaib selevel hantu asli, melukis Guicha berarti mendapatkan kemampuannya untuk menahan hantu. Dalam kondisi terkendali seperti ini, hantu gentayangan mustahil bangkit kembali."
Zhang Lei kembali berbalik badan: "Tapi batasan ini memiliki kekurangan."
"Rias Hantu Ahong? Ternyata begitu. Jika menggunakan kekuatan gaib untuk mencuri kekuatan hantu gentayangan lain, maka tidak bisa dipertahankan lama-lama atau harus menanggung risiko dan pengorbanan yang cukup besar." Yang Jian langsung memahami.
"Saya termasuk yang pertama. Bahkan tanpa menggunakan kekuatan gaib, keseimbangan saya tidak bisa dipertahankan lama."
Zhang Lei berkata; "Seiring waktu berlalu, dalam bentrokan kekuatan gaib, lukisan Guicha akan semakin buram, kendali akan perlahan gagal. Pada akhirnya keseimbangan hilang, kembali tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan. Untuk menyelesaikan krisis ini, kita harus terus melukis Guicha sebelum kehilangan kendali."
"Apakah Ahong itu bisa bertahan memberimu tambahan lukisan secara berkala?" tanya Yang Jian.
Zhang Lei menggelengkan kepala: "Pasti tidak bisa terus seperti ini. Ini hanya solusi sementara, lalu mencari cara untuk mengendalikan hantu kedua. Sekarang ini hidup sehari demi sehari saja."
Tatapan Yang Jian bergetar lemah. Membahas Ahong ini, ia teringat beberapa tong besar berisi pewarna di Kantor Pos Hantu yang juga bisa melukis hantu gentayangan, memiliki setidaknya 60% kekuatan asli hantu. Kemampuan ini sangat mirip dengan Rias Hantu, bahkan ia curiga pewarna rias Ahong berasal dari Kantor Pos Hantu.
Selain itu nama Ahong juga sangat spesial.
Ahong... Kak Merah.
Kedua nama ini mengandung karakter 'merah'. Mungkin ada hubungan tertentu di antara mereka.
“Maaf, Kapten Yang, dalam kondisi seperti ini saya mungkin tidak bisa menjadi anggota timmu. Saat ini, saya bisa mati kapan saja. Masih bisa hidup saja sudah merupakan keberuntungan besar.” Zhang Lei berkata.
Dia tidak melupakan masalah yang pernah didiskusikan dengan Yang Jian sebelumnya.
Jika dia berhasil menyelesaikan masalah kebangkitan Hantu Gentayangan, maka dia akan bergabung dengan tim Yang Jian.
Sayangnya janji ini sampai sekarang belum ditepati.
Yang Jian berkata: “Jangan terlalu memikirkan hal ini. Masih bisa hidup saja sudah merupakan hal baik. Nasib pengendali hantu di lingkaran gaib penuh ketidakpastian. Bisa berlangsung aman saja sudah merupakan harapan muluk. Selain itu, jangan putus asa. Mengendalikan hantu kedua sangat mungkin dilakukan. Asal markas besar memiliki hantu gentayangan yang cocok, pasti akan memilih untuk membantumu.”
Dia menghibur Zhang Lei beberapa patah kata.
Lagipula, melihat orang-orang yang dikenalnya satu per satu meninggal membuatnya cukup terasa dalam.
Zhang Lei mengangguk: “Terima kasih banyak. Saya tidak akan menyerah. Selama ada kesempatan, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk bertahan hidup. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk memberi kontribusi lebih di dunia ini.”
Dia memiliki impian seumur hidup, ingin menangani peristiwa supranatural dan menyelamatkan lebih banyak orang.
Seorang pengendali hantu yang sangat berintegritas.
Terhadap orang seperti ini, Yang Jian tidak akan membenci.
Tepat saat mereka berbicara.
Gao Ming muncul. Dengan kacamata hitam, dia berjalan mendekat sambil tertawa: “Kapten Yang, ternyata Anda benar-benar datang. Haha, ini benar-benar kabar baik. Dengan kehadiranmu, saya bisa benar-benar tenang menghadapi hal ini.”
“Saya hanya datang melihat-lihat, jangan berpikir macam-macam.” Kata Yang Jian.
Dia tahu Gao Ming ini ingin menghindari tanggung jawab, sangat mendukung untuk bermalas-malasan setiap hari.
“Tidak apa-apa, Kapten Yang datang berkunjung juga bagus. Bagaimana, maukah Kapten Yang berkeliling melihat-lihat fasilitas di sini?” kata Gao Ming.
Yang Jian berkata: “Tak perlu. Mari kita bahas kejadian kemarin. Saya lebih tertarik dengan stiker pengabul keinginan dan gadis berbaju gaun itu.”
“Tentu saja, Kapten Yang silakan ke sisi ini.” Gao Ming memberi isyarat mengarahkan Yang Jian ke kantornya.
Yang Jian mengangguk, tanpa menolak.
Setelah masuk ke kantor Gao Ming, Yang Jian melihat seorang wanita - perempuan tinggi langsing yang sedang serius merapikan dokumen di rak arsip.
Kehadirannya membuat wanita itu terkejut, matanya terus memandangi Yang Jian.
“Kau... Yang Jian.” Wanita itu membuka mulut, suaranya merdu dengan nuansa menggoda yang khas perempuan matang.
Yang Jian mengerutkan kening: “Apa kita pernah kenal?”
“Kapten Yang benar-benar mudah lupa. Dulu saya pernah menggantikan Liu Xiaoyu beberapa waktu sebagai operator. Nama saya Qin Meirou, apa Kapten masih ingat?” Tatapan Qin Meirou pada Yang Jian penuh kerumitan.
Tak disangka orang ini benar-benar sama sekali tidak mengingatnya.
“Oh, kau ya. Ada sedikit kesan, sekarang ingat.”
Setelah berkata demikian, Yang Jian mencari tempat duduk: “Tolong ambilkan saya cola es. Terima kasih.”
“Saya bukan sekretarismu.” Qin Meirou menjawab dengan nada tak senang.
“Tapi saya kapten. Semua Pengendali Hantu di bawah kapten dan personel terkait berhak saya perintah.” Kata Yang Jian: “Menurutmu dirimu istimewa?”
Qin Meirou menggigit bibirnya: “Kapten Yang silakan tunggu sebentar, saya akan ambilkan sekarang.”
Protokol terpasang di sini, dia benar-benar tidak punya cara untuk menolak perintah figur tingkat komandan tim.
"Bagus, masih cukup dengar-dengaran." Yang Jian mengangguk.
"Gao Ming, ceritakan, apa yang terjadi pada Yang Zifeng itu."
Kemudian dia mulai bertanya dengan serius.
