Gao Ming jelas menyembunyikan sesuatu tentang kasus ini, informasi yang dikirim ke Yang Jian sebelumnya tidak menjelaskan detail tentang Yang Zifeng.
Setelah Yang Jian tiba, Gao Ming perlahan mulai membocorkan informasi intelijen tentang Yang Zifeng.
Yang Zifeng mati.
Kematiannya penuh keanehan - dia terjatuh di permukaan datar di depan mata Gao Ming hingga lehernya patah, cara kematiannya sama persis dengan korban pembunuhan kekuatan gaib lainnya.
Yang Jian mencatat satu detail.
Saat Yang Zifeng mati, dia sedang bersama Gao Ming.
"Kau sebagai penanggung jawab, tidak bisa menyelamatkan orang biasa di sebelahmu?"
Yang Jian mengerutkan alut, lalu menerima cola es yang dituangkan Qin Meirou di sebelahnya.
"Di situlah masalahnya." Gao Ming mengusap kacamata hitamnya: "Saat Yang Zifeng mengalami musibah, muncul seekor hantu mengerikan di dekatnya yang memberi peringatan padaku. Sepertinya jika aku memaksa menghalangi, aku juga akan diawasi hantu itu."
"Hanya karena ragu sesaat, Yang Zifeng sudah tewas. Menurutku ini pengorbanan untuk mendapatkan kekuatan gaib."
"Orang biasa mengucapkan permintaan lalu benar-benar mendapat kekuatan gaib? Ini benar-benar tak masuk akal! Jadi kematiannya memang tak terduga tapi masuk akal. Kapten Yang, menurutmu?"
Yang Jian berkata: "Masalahnya memang benar, tapi kau yang salah. Sebagai penanggung jawab, untuk memahami peristiwa supranatural kau harus berinteraksi dengannya. Saat Yang Zifeng mengalami musibah, itu adalah kesempatan emas bagimu untuk bertemu langsung dengan hantu itu. Sayangnya kau melewatkannya."
"Jika nekat mendekat, aku mungkin bisa mati."
Gao Ming mengangkat bahu dengan getir: "Aku harus memastikan keamananku sendiri dulu sebelum melakukan tindakan uji coba. Ini juga sesuai tata krama. Lagipula aku hanya karyawan biasa yang bekerja untuk gaji. Terlalu mempertaruhkan nyawa biasanya cepat mati."
Dia menunjukkan ekspresi seperti ikan asin yang malas.
Menjadi penanggung jawab terasa dipaksakan, jadi setiap hari kerjanya cuma ingin mengelabui waktu, lalu pulang tepat jam kerja.
Mengenai peristiwa gaib, tentu lebih baik tidak terjadi sama sekali.
"Jadi kau ingin menimpakan masalah ini padaku?" Yang Jian meneguk cola sambil menatapnya dengan tatapan dingin.
Dalam pupil matanya yang kemerahan, tak tersisa sedikitpun emosi.
Gao Ming tertawa: "Kapten Yang salah paham. Aku hanya memberikan informasi. Jika Kapten tertarik, kita bisa selidiki bersama. Bagaimanapun ini potensi masalah yang harus diatasi sekarang sebelum jadi lebih parah."
Meski berlagak malas, dia tidak bodoh.
Masalah stiker permintaan Yang Zifeng ini mungkin terlibat dengan hal-hal besar.
Lebih baik menemukan dan mengatasi sejak dini daripada menunggu sampai jadi masalah serius.
“Saya hanya tertarik, tidak terlalu ingin terlibat dalam situasi ini. Jika kau hanya berharap saya membantumu menangani hal ini, maka kau terlalu berharap. Lagipula menurut tata krama, wilayah kekuasaan saya hanya Kota Dachang dan beberapa desa di sekitarnya. Tempat ini bukan yurisdiksi saya.”
Yang Jian berkata dengan santai.
Penolakannya untuk membantu Gao Ming sebenarnya masuk akal.
“Ngomong-ngomong, siapa komandan tim yang bertanggung jawab di sini? Li Jun? Wei Jing?”
Gao Ming menjawab: “Wei Jing, tapi dia sedang menangani urusan lain. Jika dia ada di sini, saya tidak perlu khawatir sebanyak ini.”
“Tapi jika Kapten Yang bersedia membantu, saya dengan senang hati akan menjaga beberapa teman Kapten Yang yang berada di sini. Silakan memberi perintah kapanpun di masa depan.”
Ia tersenyum sambil memberikan sedikit janji.
Lagipula merawat orang biasa sama sekali tidak merepotkan. Jika bisa membuat Yang Jian datang sendiri, ini akan sangat menguntungkan.
Namun ucapan ini langsung membuat Yang Jian teringat pada Miao Xiaoshan.
Miao Xiaoshan masih harus belajar di sini. Dia tidak mungkin terus-menerus berada di lokasi. Adanya seseorang yang melindungi memang membuat lebih tenang. Meski Gao Ming bukan sosok tingkat komandan tim, sebagai penanggung jawab, haknya tetap sangat besar dan bisa membantu menyelesaikan banyak masalah rumit.
Meski Yang Jian juga memiliki hak yang sama, tapi dia tidak berada di kota ini. Selain itu, ada kalanya dirinya sendiri mengalami kesulitan.
"Kali ini kau baru saja mengucapkan beberapa kalimat yang pantas. Jika kau bisa benar-benar melindunginya, aku tidak keberatan menemanimu menyelidiki fenomena gaib stiker keinginan itu. Tapi janji ini tidak semudah itu. Jika di kemudian hari ada masalah dengannya, kau tahu konsekuensinya seperti apa."
Tutur katanya sama sekali tidak sopan, bahkan sikapnya terkesan agak jahat.
Tapi Gao Ming sama sekali tidak marah.
Yang Jian si Mata Hantu yang berlevel komandan tim memiliki modal untuk bersikap arogan di mana saja, tak ada yang berani meremehkannya.
"Tentu saja, lagipula setelah pulang kerja aku juga tidak ada kegiatan, sesekali menjaga seseorang bukan masalah." Kata Gao Ming.
Yang Jian berkata: "Kalau begitu kita sepakat, keluarkan sekarang."
Sambil mengulurkan tangannya, ia berkata.
Qin Meirou yang berdiri di samping melihat ke arah Gao Ming lalu ke Yang Jian.
Gao Ming tersenyum: "Kapten Yang merasa aku masih menyembunyikan data intelijen?"
"Bukankah memang begitu?" Kata Yang Jian: "Aku sudah terbiasa dengan gaya kalian yang selalu suka menyimpan cadangan. Sebenarnya jika aku benar-benar ingin mencari, kalian juga tidak bisa mencegah, hanya melakukan hal-hal yang tidak bermakna."
Gao Ming memberi isyarat ke Qin Meirou yang kemudian mengangguk dan pergi mencari di rak arsip.
"Maaf, semua informasi arsip di sini adalah urusan Wei Jing. Jika aku langsung memberikannya padamu, akan sulit dipertanggungjawabkan. Lagipula yang perlu kusampaikan sudah kusampaikan, sisanya hanya rekaman CCTV beberapa hari lalu, silakan dilihat."
Tak lama kemudian.
Qin Meirou menemukan flashdisk berisi file video tersebut dan mulai memutarnya.
Proyektor di dalam kantor segera menampilkan rekaman tersebut.
Tampak di layar sebuah jalanan.
Namun tidak lama kemudian, rekaman mulai berkelip, melompat, dan buram, tapi masih bisa terlihat samar-samar di kejauhan CCTV, ada seorang gadis kecil berjalan mendekat.
Dan semakin gadis kecil itu mendekati gambaran, semakin buram penampakannya.
Pada akhirnya gambaran langsung menghilang, butuh waktu cukup lama sebelum kembali normal.
"Gangguan gaib, CCTV memiliki keterbatasan fungsi, dan gambaran tidak bisa diperbaiki, tapi secara garis besar terlihat bahwa yang muncul adalah gadis kecil sekitar sepuluh tahun mengenakan gaun putih bermotif cap stempel..." Qin Meirou menangkap beberapa gambaran penting agar Yang Jian bisa melihat lebih jelas.
"Rekaman CCTV ini diambil empat hari yang lalu, harap Kapten Yang bisa mengunci posisi gadis ini berdasarkan informasi tersebut."
"Sekarang dia mungkin berada di mana saja di kota ini. Jika mengerahkan sumber daya manusia untuk mencari, terlalu memakan waktu dan berisiko membuat si gadis kecil waspada."
Qin Meirou bersikap profesional seolah semuanya hanya urusan dinas belaka tanpa campuran emosi pribadi.
Meski tidak terlalu menyukai Yang Jian, tapi mengingat statusnya sebagai Pengendali Hantu yang luar biasa sekaligus komandan markas, rasa hormat yang semestinya tetap diberikan.
"Bagi markas, mencari seseorang di kota ini bukan hal sulit. Lakukan pengenalan wajah, lacak lokasi gangguan gaib, lalu kirim tim untuk penyisiran wilayah. Hasilnya bisa didapat dalam waktu tidak sampai setengah hari." Kata Yang Jian dengan tenang.
Gao Ming menggelengkan kepala perlahan: "Penjelasan logis memang begitu, tapi penyisiran harus menanggung bahaya. Jika itu benar-benar kekuatan gaib yang bisa mengabulkan permohonan, mungkin gadis itu sudah mengucapkan permintaan agar orang-orang tertentu tidak bisa menemukannya. Dan saya juga tidak tahu apakah kita akan diserang hantu setelah mendekat. Jika sampai memancing perhatian dan gadis kecil itu mengucapkan permohonan baru, situasi mungkin akan jadi lebih merepotkan."
"Kekuatan gaib harus dihadapi dengan cara gaib. Baru itu strategi yang berhati-hati. Bagaimana menurut Kapten Yang?"
Yang Jian memandangnya dengan ekspresi heran.
Tak disangka Gao Ming memiliki kesadaran seperti ini. Hanya dengan menganalisa stiker permohonan, dia bisa menyimpulkan bahwa gadis itu mungkin sudah lama mengucapkan permohonan untuk melindungi diri sendiri dengan berbagai trik gaib terselubung.
"Pendapatmu sangat masuk akal, dan kemungkinan besar akurat." Wajah Yang Jian tetap tenang: "Tadi saat menonton rekaman CCTV, saya memperhatikan satu detail."
"Yaitu di malam hari, seorang anak kecil berpakaian gaun yang terlihat seperti pengemis jalanan berjalan di jalanan, tapi orang-orang sekitar seolah tidak menoleh sekalipun."
"Pengabaian ini bukan karena sikap dingin atau tidak melihat, melainkan mereka terkena gangguan gaib. Tapi gangguan gaib ini tidak bekerja pada Yang Zifeng. Menurutmu apa alasannya? Atau permohonan apa yang mungkin diucapkan gadis kecil untuk memblokir pandangan orang lain?"
Yang Jian mulai menguraikan analisanya.
“Jika saya adalah gadis kecil, untuk melindungi diri sendiri, pasti akan mengucapkan keinginan agar penjahat tidak bisa mendekati saya, atau setidaknya tidak menemukan saya. Kira-kira seperti itu maksudnya…” Gao Ming merenung.
“Coba pikir lagi, jika keinginannya benar begitu, lalu bagaimana gadis kecil itu mendefinisikan baik dan buruk? Tepatnya, bagaimana Hantu di sekitarnya menilai baik dan buruk untuknya,” kata Yang Jian.
Ekspresi Gao Ming berubah: “Ini definisi subjektif, mustahil dijelaskan dengan jelas.”
“Benar, siapa yang baik dan siapa yang jahat, tak ada yang bisa memutuskan. Bahkan Hantu sekalipun,” kata Yang Jian. “Maka keinginan gadis kecil itu menciptakan paradoks. Secara logika seharusnya tidak aktif.”
Qin Meirou di sampingnya memandangi Yang Jian dengan heran.
Kemampuan analisis situasi Yang Jian sungguh mengerikan, bahkan sudah mulai memahami Hantu di sekitar gadis kecil itu.
“Tapi kenyataannya kekuatan gaib sudah aktif. Perhatian pejalan kaki telah diblokir,” ujar Gao Ming.
Yang Jian berkata: “Jadi muncul-tidaknya kekuatan gaib bukan tergantung kita, tapi pada gadis kecil itu. Penilaian subjektifnya sangat penting. Menurutku, siapa yang dianggapnya baik akan menjadi baik, dan siapa yang dianggap jahat akan menjadi jahat. Bahkan jika kita dinilai musuh, Hantu itu mungkin langsung menyerang kami.”
“Ternyata begitu.” Gao Ming kembali merenung.
Mendengar analisis Yang Jian, ia mulai merasakan ketakutan.
Untung saja dia tidak pergi mencari gadis kecil itu secara aktif, jika tidak, pada saat menemukannya, dia mungkin akan dinilai sebagai penjahat oleh gadis kecil itu, kemudian memicu mekanisme perlindungan yang terbentuk dari permohonan, diserang terus-menerus oleh hantu gentayangan, bahkan dibunuh hidup-hidup.
"Jadi cara terbaik adalah tidak membiarkan gadis kecil itu menemukan kita, lalu mencari dia." Qin Meirou menyela.
Gao Ming menggelengkan kepala sambil berkata: "Tidak bisa, kalau begitu, menemukannya jadi tidak bermakna. Kau tidak bisa berbuat apa-apa padanya, bahkan sekadar muncul bisa terbunuh hantu. Satu-satunya cara adalah... menghabisinya."
"Tapi tidak menutup kemungkinan dia telah mengucapkan permohonan agar hantu melindunginya."
"Sekarang saya paham, mengapa gadis ini menjadi pengembara. Dia adalah bintang sial, ke mana-mana membawa bahaya. Lagipula anak kecil tidak punya kemampuan mengendalikan hantu gentayangan, sehingga sekarang agak di luar kendali."
Yang Jian berkata: "Semua yang saya katakan tadi hanya analisa. Situasi sebenarnya baru bisa diketahui setelah melakukan kontak."
"Sekarang, kita harus menemukan gadis itu dulu."
Setelah berkata demikian, dia berdiri dan mendekati jendela dari lantai ke langit-langit di kantor.
Memandang ke bawah dari ketinggian.
Sebagian besar bangunan di kota ini terlihat jelas.
Sesaat kemudian.
Mata hantunya terbuka.
Tiga mata hantu bertumpuk, wilayah hantu tiga lapisan seketika menyebar ke luar.
Wilayah hantu dilepaskan, menyelimuti segala arah dengan gedung ini sebagai pusatnya.
Dengan kemampuan Yang Jian saat ini, Wilayah Hantu tiga lapisan terlalu sederhana baginya, sehingga jangkauan wilayah hantu ini juga terlihat mengejutkan. Area demi area diselimuti cahaya merah, hanya dalam hitungan detik, seluruh kota telah tercakup dalam wilayah hantu Yang Jian.
"Jangkauan wilayah hantu yang tak terbayangkan." Di balik kacamata hitam Gao Ming, sepasang mata gelap mengintai ke kejauhan.
Dia merasa heran.
Karena wilayah hantu ini tak terlihat batasnya, melampaui jangkauan pandangannya. Yang dia tahu hanyalah hamparan merah darah di depannya, sunyi senyap.
Tapi orang biasa sama sekali tidak merasakannya, persis seperti kondisi normal.
Saat ini, selama Yang Jian mau, dia bisa dengan mudah menghapus seseorang, membuatnya langsung lenyap tanpa meninggalkan jejak.
"Lebih baik memberi kabar dulu, seperti ini pasti akan mengganggu markas besar lagi." Kata Gao Ming.
"Ini bukan pertama kalinya, biasakan saja." Yang Jian tak ambil pusing.
Dalam jangkauan wilayah hantunya, dia telah melihat banyak Pengendali Hantu yang memperhatikannya.
"Wilayah hantu? Peristiwa gaib, atau Pengendali Hantu?"
"Wilayah hantu merah ini... berasal dari arah Gao Ming, tidak salah lagi, itu Yang Jian yang bertindak."
"Bahkan sampai sini, benar-benar mengerikan. Sudah puluhan li jaraknya."
Para Pengendali Hantu ini semua anggota markas besar. Melalui ponsel positioning satelit, mereka berkomunikasi dengan cepat. Setelah memastikan situasi, mereka tetap tenang untuk menghindari salah paham.
"Biar kucari, di mana sih gadis kecil itu." Yang Jian sedang menyaring.
Menyaring seluruh penduduk kota membutuhkan waktu, bukan hal mudah. Tapi dia sudah berpengalaman dalam hal ini.
“Contohnya, mulai dari tinggi badan terlebih dahulu, mengesampingkan orang dengan tinggi badan yang tidak memenuhi syarat.”
“Hanya dengan ini saja, jumlah orang dalam pandangannya langsung berkurang drastis, hampir semuanya anak kecil.”
“Kemudian mengeliminasi anak laki-laki...”
“Selanjutnya menyingkirkan perempuan yang usianya terlalu muda.”
“Setelah beberapa kali penyaringan, target yang bisa diintip oleh Mata Hantu Yang Jian sudah sangat sedikit.”
“Sisanya sulit disaring, hanya bisa diperiksa satu per satu secara manual.”
“Wilayah Hantu tiga lapisan cukup untuk mengisolasi gangguan gaib biasa, sekaligus memastikan orang biasa tidak bisa mendeteksinya. Jadi jika berjalan mulus, gadis kecil itu tak akan menyadari keberadaanku.”
“Tak lama kemudian.”
“Mata Hantu Yang Jian berputar, pandangannya menembus tanpa hambatan ke sebuah gang sepi di pinggiran pusat kota.”
“Gang itu terlihat agak remang-remang bahkan di siang hari bolong.”
“Seorang gadis berbaju gaun lusuh terlihat berjalan di sana. Di tangannya tergenggam roti entah dari mana, disantapnya sambil melangkah.”
“Ketemu.”
“Saat pandangan Mata Hantu Yang Jian menyapu tubuh gadis itu, seketika memancing reaksi tertentu.”
“Pandangan mulai melengkung. Siluet hantu gentayangan mengerikan bertumpuk dengan bayangan sang gadis, seolah menyatu. Sang hantu seperti menyadari keberadaannya, perlahan menoleh ke arahnya.”
“Wilayah Hantu mulai menghilang.”
“Kekuatan gaib yang mengerikan semakin mengganggu, sementara jarak pandang pun berkurang.”
“Area itu kini seperti hamparan kosong, tak lagi bisa ditangkap jelas.”
“Bagaikan kabut tebal yang menyelubungi.”
"Dengan mudah bisa mengganggu pengintaian Wilayah Hantu tiga lapisan, hantu gentayangan itu sangat luar biasa." Ekspresi Yang Jian berubah.
Awalnya mengira ini akan menjadi pencarian yang mulus, tapi ternyata tingkat kengerian hantu itu melebihi perkiraannya.
"Gao Ming, ikut pergi sendiri."
"Tunggu sebentar." Gao Ming menyadari sesuatu, buru-buru ingin menghentikan.
Tapi Yang Jian tidak akan memberinya kesempatan untuk ragu-ragu, langsung membawanya menghilang di dalam gedung.
Sementara tempat yang jauh ini terkena gangguan gaib sehingga tidak jelas terlihat, lebih baik mendekat dulu baru menyelidiki.
Sesaat kemudian.
Mereka muncul di luar gang kecil itu.
Gang sempit yang gelap, lembab, dan dipenuhi genangan air langsung terlihat di depan mata.
"Di sini..." Gao Ming memposisikan diri, kelopak matanya berkedut.
Sudah berjarak lebih dari 20 kilometer dari tempat tadi.
Ternyata, area Wilayah Hantu Yang Jian luar biasa besar.
"Gadis kecil itu ada di dalam gang ini," kata Yang Jian, lalu menambahkan, "Hantunya juga."
Gao Ming menatap ke dalam gang.
Kosong melompong, dan ternyata itu jalan buntu.
