"Huu~!"
Di atap sebuah rumah tak mencolok di Zhongzhou, sebatang lilin berwarna putih menyala, memancarkan cahaya api berwarna hitam yang menyelimuti sekitarnya dalam bayang-bayang.
Cahaya lilin berkedip-kedip, seolah badai melanda. Seluruh bagian rumah terendam dalam genangan air. Meski matahari masih bersinar di langit, fenomena gaib yang tak terpahami tetap meretas masuk ke dunia nyata.
Bukan hanya sekadar hujan biasa.
Beberapa mayat sesekali muncul mengambang di air, namun segera tenggelam kembali ke dasar, tak bisa bertahan di permukaan.
Keadaan seperti ini terjadi di beberapa tempat sekaligus.
Di empat penjuru kota - timur, barat, utara, dan selatan - masing-masing terdapat lilin hantu berwarna putih yang menyala.
Ini adalah perintah Yang Jian kepada Feng Quan.
Semakin banyak lilin hantu yang dinyalakan, semakin parah fenomena gaib di kota. Jumlah mayat dalam genangan air pun terus bertambah.
Saat ini Yang Jian sedang menelusuri jejak seorang mayat.
Jenazah pria tenggelam itu teronggok di dasar genangan air keruh yang menyembunyikan kondisi aslinya. Namun di bawah pengawasan mata hantunya, tak ada yang luput dari pantauan.
Ia mendekati mayat itu, bayangan hantu menyelimuti sekujur tubuhnya. Di tangan teracung tombak retak berwarna emas, diam seribu bahasa.
Perantara telah terpicu.
Wilayah Hantu Yang Jian menyebar ke seluruh kota, menyisir setiap jejak aktivitas orang ini semasa hidupnya.
“Tidak ada di kota ini juga?”
Ini adalah mayat kelima yang dicarinya, mayat lainnya berada di luar jangkauan pandangannya. Meski perantara sudah terpicu, jarak yang terlalu jauh membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.
"Mayat berikutnya."
Yang Jian menghilang dari sini, muncul di area lain kota tempat Feng Quan menyalakan Lilin Hantu.
Fenomena supernatural di sekitarnya sudah sangat parah.
Yang Jian segera menemukan mayat keenam, jenazah pria paruh baya tanpa baju, tidak diketahui aktivitasnya sebelum meninggal.
Bayangan hantu menyebar, tombak panjang di tangan, perantara kembali terpicu.
Pada momen ini.
Pandangan mata hantunya tiba-tiba menangkap kenangan hidup pria paruh baya itu sebelum mati.
"Ketemu! Pria ini berasal dari Kota Zhongzhou. Dengan melacak media yang ditinggalkannya, aku bisa menguasai seluruh lintasan pergerakannya. Asal tahu lokasi terakhirnya sebelum musibah, aku bisa memperkirakan aturan membunuh Danau Hantu," bisik Yang Jian dalam hati.
Ia harus mencari petunjuk dari tubuh orang mati.
Tapi mayat ini sudah lama meninggal. Ia tak bisa meretas tubuhnya untuk mencuri memori. Yang bisa dicuri hanya ingatan orang hidup atau yang baru saja mati.
Sesaat kemudian.
Wilayah hantu Yang Jian tiba-tiba tertutup lapisan bayangan raksasa di permukaan tanah.
Langit memerah darah, tanah diselimuti kegelapan pekat.
Gabungan wilayah hantu Mata Hantu dan Bayangan Hantu menciptakan dunia paralel yang unik.
Seluruh rahasia kota terbongkar, semuanya terpantau di bawah kendalinya.
Yang Jian hanya mengunci media milik pria paruh baya ini seorang diri.
Namun sebenarnya, semua orang yang pernah tinggal di kota ini sebelumnya muncul di hadapannya. Mereka bukan orang hidup, semuanya hanyalah perantara, tanpa pengecualian.
Dengan pandangan yang unik, dia dengan cepat menguasai seluruh lintasan kehidupan pria paruh baya ini, termasuk posisi terakhirnya sebelum meninggal.
"Petunjuk sudah kutemukan, Feng Quan, matikan semua Lilin Hantu." Kata Yang Jian, suaranya terdengar hingga ke telinga Feng Quan.
"Baik, aku akan segera mematikan Lilin Hantu."
Feng Quan juga tidak merasa tidak puas. Dia merasa membantu seperti ini adalah hal baik, setidaknya tak perlu berhadapan langsung dengan peristiwa gaib Tingkat S.
Yang Jian kembali menghilang dari tempatnya.
Saat ini, dia muncul di salah satu ruangan di sebuah hotel mewah di Kota Zhongzhou.
Ruangan itu diselimuti bayangan hantu.
Perantara terus terpicu.
Yang Jian melihat berbagai orang yang pernah masuk-keluar kamar hotel: pasangan suami istri, kekasih, murid... Tapi semua perantara itu tidak penting baginya. Dia sudah menemukan pria paruh baya itu.
Dengan gerakan tangan acuh,
semua perantara menghilang dari wilayah hantu, hanya menyisakan satu orang itu saja.
Perantara pria paruh baya ini muncul di balkon, kamar mandi, toilet kamar ini.
Tapi akhirnya Yang Jian malah menatap tajam ranjang berjamur di depannya.
Di atas ranjang itu tertinggal perantara terakhir pria paruh baya itu sebelum meninggal.
Dalam perantara ini, pria paruh baya itu mempertahankan posisi tetap: mata terbuka, tangan menggapai udara, seperti orang tenggelam yang ingin mati-matian muncul ke permukaan untuk menghirup udara.
Yang Jian mengitari pinggiran ranjang, mengamati perantara terakhir pria paruh baya ini dari berbagai posisi.
"Tidak ada air, tapi dia tewas tenggelam. Dia mati di ranjang, bukan di toilet atau kamar mandi yang punya akses air. Artinya, aturan membunuh Danau Hantu sebenarnya tidak terlalu terkait dengan air."
"Air keruh itu hanya jejak yang ditinggalkan setelah pembunuhan, bukan sumber fenomena gaib."
Yang Jian memicingkan matanya.
Dia merasa semua orang terjebak dalam kesalahan persepsi - mengira Danau Hantu benar-benar sebuah danau. Padahal air danau hanyalah fenomena permukaan, seperti darah yang menggenang setelah seseorang dibunuh. Air mungkin hanya gejala, bukan sumbernya.
"Seseorang berbaring di ranjang, aktivitas apa yang bisa memicu aturan membunuh hantu?"
Yang Jian merasa dirinya hampir menemukan jawabannya.
Tapi masih kurang satu langkah.
Hanya selangkah lagi, dia bisa menemukan Danau Hantu.
"Tidur? Tidak, seharusnya bukan. Kalau tidur bisa membuat diawasi hantu Danau, mustahil ada satu pun orang selamat di Zhongzhou. Penduduk kota lain pasti sudah dibantai habis oleh hantu danau." Dengan cepat dia menyangkal dugaan ini.
Ini bukan peristiwa Hantu Mimpi di kampung halaman.
Peristiwa Hantu Mimpi-lah yang bahayanya muncul saat tidur.
Yang Jian mondar-mandir di dalam ruangan sambil merenung.
Dia melihat keran air di kamar mandi.
Dengan santai membukanya untuk memeriksa.
Keran masih mengalirkan air. Saat dibuka, air ledeng mengucur deras tapi keruh, mengeluarkan bau anyir yang persis seperti genangan air di jalanan sebelumnya.
Mata hantu Yang Jian mengintai.
Merasakan ada sesuatu lain yang terbawa dalam air ini.
Dia mengulurkan tangan dan mencengkeram.
Yang tertangkap adalah sehelai rambut hitam.
Ini bukan rambut biasa, sepertinya mengandung semacam kekuatan gaib.
"Mirip dengan Hantu Rambut di tubuh Huang Ziya, tapi bukan benar-benar Hantu Rambut, hanya rambut yang terkontaminasi aura gaib." Yang Jian menyentakkan rambut itu hingga putus.
Jika benar Hantu Rambut, mustahil diputus hanya dengan kekuatan fisik.
Yang Jian merenung dalam-dalam.
Tapi saat memeriksa media yang ditinggalkan pria paruh baya di ranjang, ditemukan cap telapak tangan di tempat tidur, bukan jejak kaki di lantai.
Sepertinya sesuatu terlintas dalam pikirannya.
Dia langsung berjongkok memeriksa.
Di bawah ranjang, terdapat baskom berisi air keruh bekas merendam kaki.
"Pria ini sedang merendam kaki di tepi ranjang sebelum mati."
Yang Jian memicingkan matanya: "Ternyata begitu! Kontak dengan danau terkutuk adalah syarat utama, tapi seharusnya hanya menyentuh tidak sampai dibunuh. Kalau tidak, kita yang berendam lama di air pasti sudah diawasi hantu."
"Jadi masih ada syarat kedua."
Mengisi baskom dengan air dan meletakkannya di sebelah kursi.
Lalu kekuatan gaib Hantu Penipu muncul.
Sosok manusia tiba-tiba terwujud di hadapan.
Namanya Wang Shan, seorang kurir surat yang tewas di kantor pos.
Yang Jian berpikir investigasi hal gaib lebih baik dilakukan oleh yang berpengalaman.
"Sekarang giliranmu, Wang Shan. Jangan mengecewakan."
Sesaat kemudian.
Wang Shan yang diam di tempat tiba-tiba membuka matanya, ia tersadar dan menatap ke arah Yang Jian.
Dengan wajah tenang, Wang Shan mengangguk lalu duduk di kursi. Kedua kakinya terendam dalam baskom berisi air keruh yang dingin menusuk.
"Seperti yang kuduga, hanya dengan merendam tidak akan terjadi apa-apa."
Dalam hati Yang Jian bertanya: "Lalu apa syarat tambahan lainnya?"
"Teruskan percobaanmu. Syarat utamanya sudah terpenuhi, tinggal menyempurnakan detail terakhir."
"Paham." Wajah Wang Shan tetap datar tanpa rasa takut akan nyawa.
Dirinya bukan lagi Wang Shan yang dulu. Memori-nya telah dimodifikasi Yang Jian, menjadikannya sekadar alat untuk memicu aturan membunuh hantu gentayangan guna mengungkap kebenaran tersembunyi.
Sementara progres di sisi ini berjalan mulus, tim lain tak ketinggalan.
Di gedung apartemen sepi, boneka kertas Liu San yang menutupi mayat mulai bergerak-gerak gelisah. Tubuhnya bergetar saat mencoba menembus tabir rahasia supernatural, meski mengalami gangguan fisik.
Di Zhongzhou, dunia paralel lainnya...
Shen Lin menyaksikan detik-detik terakhir seorang pemuda yang akan tewas ditenggelamkan Danau Hantu dalam 10 menit.
Kematian itu akan membukakan semua kebenaran.
Hanya Li Jun dan Ahong yang mengalami kendala dalam misi mereka.
"Li Jun yang tidak menemukan petunjuk terpaksa jongkok di pinggir jalan menghisap rokok dengan alut berkerut, di sebelahnya terdapat ponsel positioning satelit."
