"Yang Jian, Liu San, Shen Lin."
"Tiga komandan tim masing-masing menggunakan metode berbeda untuk menyelidiki kebenaran supranatural, memastikan lokasi Danau Hantu, dan menemukan sumber peristiwa gaib ini."
"Dan mereka semua sudah sangat dekat dengan kebenaran, yang kurang hanyalah sedikit waktu saja."
"Saat ini."
"Yang Jian memandangi Wang Shan yang duduk di kursi dengan kedua kaki terendam baskom, menunggu terpicunya aturan pembunuhan."
"Wang Shan tahu persis tindakan ini bisa membuatnya diawasi hantu gentayangan dan terbunuh, namun wajahnya tetap tenang karena ini satu-satunya makna keberadaannya kembali di dunia ini."
"Setelah memorinya dimanipulasi, tidak ada pemikiran lain dalam dirinya selain menyelesaikan misi ini dengan baik."
"Membalikkan hidup-mati adalah pantangan."
"Tapi terkadang Yang Jian tidak segan menyentuh pantangan ini, meski sudah berusaha menahan diri. Jika dia benar-benar nekat, seluruh Kota Dachang bisa diubahnya menjadi 'anggota'nya."
"Saat pria paruh baya di kamar hotel ini tewas, dia sedang duduk di ranjang merendam kaki. Ini berarti ruang geraknya terbatas, jadi menurutku metode untuk memicu syarat kedua setelah memenuhi syarat pertama seharusnya tidak terlalu rumit."
"Yang Jian menatap tajam Wang Shan sambil berkata."
Wang Shan dengan wajah tenang berkata: "Benar seperti itu, tapi tadi saya sudah melakukan beberapa percobaan, misalnya minum sedikit air keruh ini, atau memikirkan Danau Hantu, hantu, serta kematian di otak, namun sayangnya hanya berpikir tidak memicu aturan membunuh Danau Hantu."
"Tapi saya lebih condong ke tidur. Menurut saya tertidur adalah kondisi paling mungkin diserang hantu gentayangan."
Yang Jian berkata: "Kalau begitu kau coba saja."
Wang Shan mengangguk, dia menutup matanya, berusaha membuat dirinya tertidur.
Yang Jian juga tidak mendesak, hanya diam-diam menunggu hasilnya.
Saat ini belum ada bahaya yang muncul, dia punya cukup waktu untuk mencoba perlahan, hanya saja dia tetap tidak menganggap tidur sebagai syarat memicu aturan membunuh Danau Hantu.
Wang Shan yang menutup matanya belum juga tertidur, dia masih butuh sedikit waktu.
Jika masih tidak berhasil, mungkin Yang Jian akan menggunakan metode hipnosis fisik untuk membuatnya tertidur.
Tepat ketika Wang Shan menutup mata dan berusaha tidur...
Kaki yang terendam dalam air keruh merasakan aura dingin yang menyeramkan merambat melalui kulit ke seluruh tubuh. Awalnya mungkin agak tidak nyaman, tapi tak lama kemudian, Wang Shan tiba-tiba merasa sangat nyaman dan enak, seolah seluruh tubuhnya menjadi ringan, ada ilusi rasa rileks total yang terbebas dari segala tekanan.
Selain itu sekitar juga terasa sangat sepi, tidak ada suara bising sama sekali, di telinga hanya terdengar suara napasnya sendiri yang tenang.
Perasaan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, membuat orang menikmati, membuat orang terbuai.
Namun Wang Shan masih belum tertidur, hanya tenggelam dalam perasaan yang sulit dijelaskan ini.
Tepat ketika Wang Shan terpikat oleh sensasi aneh ini, entah berapa lama kemudian, tiba-tiba muncul suara air di dekat telinganya.
Gemerincing...
Suara air semakin mendekat, seperti riak lembut yang muncul di permukaan danau yang tenang. Suara ini terasa nyaman dan menenangkan, bahkan membuat kepala berhenti berpikir - mengapa suara riak danau bisa terdengar di kamar hotel?
Wang Shan pun tidak menganggapnya penting.
Seolah kehadiran suara ini sangat masuk akal dan alami.
Namun seiring berlalunya waktu,
suara riak air di dekat telinganya perlahan mengeras, bahkan mulai menjadi bising.
Tapi Wang Shan tetap tidak menyadarinya, masih terbuai dalam perasaan ambigu itu.
"Muncul."
Sementara Yang Jian yang berdiri di sampingnya terus mengamati kondisi Wang Shan dari awal. Kini ia melihat air dalam baskom di kaki Wang Shan mulai beriak-riak, bergulung-gulung dengan aneh dan mengeluarkan gelembung.
Ini baru permulaan. Beberapa saat kemudian, air keran yang keruh itu seperti tangan-tangan tak terlihat yang mulai merayap dari kaki Wang Shan ke atas.
Dengan cepat,
kedua kaki Wang Shan sepenuhnya terbungkus air keran keruh, yang terus menggerogoti tubuhnya ke atas.
Kecepatannya luar biasa.
Seolah akan semakin menjadi-jadi.
"Dia memicu aturan membunuh hantu gentayangan." Yang Jian melangkah maju, tidak membangunkan Wang Shan, melainkan mengayunkan tangan hantu dan menepuk.
Gemerincing!
Genangan air yang membungkus tubuh Wang Shan terpental, memercik ke lantai.
Namun bagian yang kosong segera terisi kembali, celah itu kembali ditutupi air.
Proses melahap terus berlanjut, kini sudah mencapai dada Wang Shan.
"Wang Shan!" Yang Jian membentak, berusaha membangunkan kesadarannya.
Tapi Wang Shan sebenarnya tidak tertidur, tiba-tiba ia membuka matanya dengan sadar; "Aku tidak tidur, terjadi sesuatu ya?"
Meski berbicara, otaknya masih merasakan keanehan yang baru saja dialami.
"Lihat kondisi tubuhmu." Kata Yang Jian.
Wang Shan menunduk, matanya langsung membelalak melihat tubuhnya terbungkus gumpalan air: "Bagaimana bisa ini terjadi."
Ia mencoba bangkit, tapi bagian bawah tubuhnya seperti direndam di wilayah air dalam yang tak bisa dilewati. Bagaimanapun ia menggerakkan tubuh, air keruh itu terus menelannya.
Dengan wajah datar Yang Jian segera bertanya: "Apa yang terjadi saat kau memejamkan mata tadi?"
“Tadi setelah saya menutup mata, saya tidak tertidur. Pertama merasakan suasana yang dingin dan menyeramkan, lalu muncul rasa sejuk. Kemudian merasa sangat nyaman, seperti sedang berendam di pemandian air panas. Seluruh tubuh terasa ringan dan nyaman yang tak terungkapkan. Lalu terdengar suara deburan ombak samar di telinga, suara itu semakin keras... Tapi saat itu saya sudah terbungkus oleh perasaan aneh itu, sama sekali tidak sempat memperhatikan.”
Wang Shan dalam keadaan akal sehat yang jernih. Dia mengingat kembali semua yang dialami sebelumnya, menjelaskan dengan sangat detail.
Mata Yang Jian memicing: "Jadi aturan membunuhnya bukan tidur, tapi menutup mata? Atau menutup mata dalam waktu lama?"
"Saya merasa jika terus begini saya akan dalam bahaya. Sekarang situasi sudah dipahami secara garis besar, saya rasa misi saya bisa diakhiri."
Wang Shan memandangi genangan air yang hampir menenggelamkannya.
Sudah mencapai leher. Tidak, sekarang sudah sampai ke dagu.
Wajah Yang Jian tetap dingin, tak tergoyahkan: "Misi Anda belum selesai. Anda belum menemukan Danau Hantu. Ini baru permulaan. Jangan takut mati. Setelah mati, saya akan menghidupkan Anda kembali."
Tidak perlu menyelamatkan orang seperti Wang Shan yang hanya berfungsi sebagai alat.
Pada dasarnya dia sudah mati, hanya dihidupkan kembali oleh kekuatan gaib. Tujuan kebangkitannya memang untuk hal ini.
Wang Shan menatap Yang Jian. Tanpa keluhan, dia hanya mengangguk: "Saya mengerti."
Kemudian, air keruh yang menutupi seluruh tubuhnya itu menenggelamkan kepalanya.
Saat itu dia belum sempat merasakan sesak napas. Hanya dengan air yang bergolak, tubuh Wang Shan tiba-tiba menghilang secara misterius.
Dia tidak lagi ada di hotel, entah kemana menghilang.
Setelah Wang Shan menghilang, air keruh itu kembali jatuh dengan gemerincing ke dalam baskom, tidak ada setetes pun yang tumpah.
"Menghilang?"
Mata hantu Yang Jian terus menatap tajam ke tempat di mana Wang Shan tadi menghilang.
Pada saat Wang Shan menghilang, dia sekilas melihat sebuah danau dan bayangan besar yang lenyap sekejap.
Itu adalah wilayah gaib yang tidak bisa diakses dengan mudah, hanya bersinggungan sebentar dengan dunia nyata saat membawa orang hidup, sehingga meninggalkan jejak yang tertangkap mata hantu. Tapi itu hanya bertahan satu detik, terlalu singkat. Kalau bukan karena Yang Jian terus mengawasi, bahkan tidak akan terdeteksi.
"Itulah Danau Hantu." Yang Jian akhirnya paham.
Dia menemukannya.
Pada saat yang sama,
di sebuah gedung apartemen yang mati sunyi di tengah kota,
mayat yang dibungkus boneka kertas Liu San berhenti melawan. Tiba-tiba boneka kertas itu membuka matanya.
Matanya aneh - bukan miliknya sendiri, melainkan milik mayat perempuan itu, dengan pupil yang memutih dan tampak menyeramkan.
Boneka kertas ini perlahan berdiri, kembali menuju kamar mandi, lalu tanpa ragu merendam diri dalam bak mandi berisi air keruh.
Pada momen ini,
boneka kertas Liu San mulai tenggelam ke dalam air.
Bak mandi yang tidak terlalu besar atau dalam itu, air keruhnya seolah tak berbatas. Ia terus menerus terbenam, semakin dalam.
Satu meter, tiga meter, lima meter... Sudah melebihi ketinggian dua lantai gedung.
Mustahil bak mandi biasa bisa seperti ini, karena jelas bertentangan dengan logika biasa.
Keadaan ini hanya menunjukkan satu hal.
Liu San sudah tidak berada di Kota Zhongzhou lagi. Dengan menggunakan bak mandi sebagai perantara, dia tenggelam ke dalam suatu wilayah gaib.
Saat ini, mayat perempuan itu menutup matanya. Yang muncul sebagai gantinya adalah sepasang mata boneka kertas.
"Ini adalah dasar danau." Liu San berjuang menggerakkan tubuhnya, berusaha untuk muncul ke permukaan air.
Airnya sangat dalam, sangat-sangat dalam.
Kalau orang biasa, mungkin sudah tenggelam sebelum sempat mencapai permukaan.
Tapi dia bukan orang biasa. Dia hanyalah boneka kertas yang tidak perlu bernapas, makan, atau tidur.
Maka, boneka kertas Liu San mulai perlahan mengapung ke atas.
Dia berhasil.
Dengan suara cipratan air, Liu San muncul ke permukaan dan mulai melihat sekelilingnya dengan jelas.
Ini adalah... sebuah danau.
Danau yang tidak terlalu besar, tapi sangat istimewa.
Permukaannya tenang, namun sesekali ombak kecil muncul. Sekelilingnya yang remang-remang tanpa cahaya membuat danau ini terlihat gelap dan kelam seperti jurang tak berdasar.
"Danau Hantu, ketemu juga."
Liu San mengambang di permukaan, tapi tak lama kemudian tubuhnya mulai turun dengan cepat.
Sekalipun dia boneka kertas, tetap saja tak berdaya.
Belum sempat dia menyelidiki semuanya, tubuhnya sudah kembali ke dasar danau.
Kali ini dia mencoba berbagai cara untuk naik, tapi sia-sia. Semua strategi di tempat ini tidak berfungsi.
Boneka kertas Liu San terus terbenam.
Tapi semakin dalam dia turun, danau justru semakin terang benderang.
Saat itulah dia melihat puluhan mayat yang terendam di danau - laki-laki dan perempuan dari berbagai rupa, tidak mengapung maupun tenggelam, hanya diam terpaku di tempatnya.
Semua mayat terendam dalam warna pucat tanpa darah, mata mereka terbuka dan menatap dengan ganjil ke arah Liu San yang sedang tenggelam.
"Ini adalah korban peristiwa Danau Hantu."
Namun Liu San tidak berhenti di situ, tubuhnya terus tenggelam.
Setelah tenggelam beberapa meter, mayat-mayat itu menghilang.
Ada area kosong di bagian tengah dimana tidak ada mayat yang mengambang.
Tapi ketika terus tenggelam melewati area kosong itu, muncul lagi mayat-mayat baru.
Mayat-mayat ini jumlahnya sedikit, dan pakaian di beberapa mayat terlihat sangat kuno - bukan dari era modern, lebih mirip orang tahun 70-80an bahkan dari era lebih lama.
"Itu Cheng Hao."
Tiba-tiba, Liu San membelalakkan matanya saat melihat seorang pria familiar di area ini.
Cheng Hao.
Penanggung jawab Kota Zhongzhou.
Sekarang dia sudah mati, mengambang di air dengan rambut terurai, kulit pucat, dan mata kosong terbuka lebar.
Liu San ingin mengamatinya lebih dekat.
Tapi tiba-tiba ia menyadari tubuhnya sedang buyar.
Kertas kuning yang menempel di tubuhnya terlepas karena terendam air, seperti kulit yang mengelupas lapis demi lapis.
Kekuatan gaib dalam dirinya terganggu parah, bahkan bentuk manusia normal pun tidak bisa dipertahankan.
Tak lama kemudian.
Semua kertas kuning terlepas, boneka kertas Liu San pun menghilang.
Namun dari balik kertas-kertas itu, muncul sesosok mayat perempuan.
Mayat perempuan ini tidak terus tenggelam, malah mulai naik ke permukaan. Tapi setelah mencapai ketinggian tertentu, dia berhenti dan diam mengambang di air.
"Di sekitar sini masih ada banyak mayat, semua mayat itu adalah jenazah perempuan."
"Namun ketika manusia kertas Liu San mulai menghilang,"
"Di dalam Danau Hantu,"
"seorang tamu tak diundang lainnya tiba."
"Seorang pemuda muncul di tengah danau, tampaknya orang biasa yang menjadi korban peristiwa supranatural dan terbunuh."
"Tepat saat pemuda ini mulai tenggelam dan sekarat,"
"wajah pemuda itu tiba-tiba berubah wujud."
"Penampilan Shen Lin mulai muncul."
""Inikah semua yang kau alami sebelum mati? Jadi di sini adalah... Danau Hantu." Shen Lin menoleh ke arah permukaan danau."
"Dia segera muncul ke permukaan."
"Anehnya, Shen Lin sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda tenggelam, malah berhasil keluar dari air dan berdiri di atas permukaan danau."
"Shen Lin bagaikan eksistensi khusus yang tampaknya tidak terpengaruh oleh Danau Hantu."
""Kalau danau sudah muncul, di mana hantunya?" Ia memandang sekeliling sambil terus mencari."
