Yang Jian menggunakan bahan pewarna dari kotak rias di tangan Ahong untuk merias wajahnya yang tidak memiliki fitur.
Skill meriasnya sangat hebat, bisa dikatakan setara level master termasyhur.
Tak lama kemudian, riasan pun selesai.
Sebuah wajah cantik sempurna muncul di hadapan kerumunan.
Wajah ini sepenuhnya dilukis dengan cat aneh—kecuali warna yang terlalu mencolok hingga tidak pantas, tidak ada cacat di seluruh wajah. Tapi entah mengapa, riasan dengan warna agak pekat ini, bagaimanapun dilihat, tetap terlihat seperti riasan orang mati.
Bukan skill Yang Jian yang buruk, tapi kesan yang diberikan bahan pewarna ini memang seperti itu.
Persis seperti perias jenazah di rumah duka yang merias orang mati, selalu ada aura ganjil yang terasa bangunan tak berpenghuni.
"Identik dengan penampilan asli Ahong, tingkat akurasinya sangat tinggi."
Cao Yang melirik dan memberi penilaian: "Dengan begini, setelah kekuatan gaib bekerja, mungkin dia tidak akan berubah menjadi orang lain."
Kalau salah melukis, bagaimana jika sistem penilaian menganggap riasan ini sebagai wajah orang lain? Masalah besar akan muncul. Bisa jadi Ahong akan mati karena wajah asing itu.
Sesaat kemudian.
Tanpa pertanda apapun, tiba-tiba Ahong membuka matanya.
Tatapannya kosong tanpa semangat, memancarkan kehampaan yang tidak normal. Tapi seiring waktu, sedikit perasaan manusiawi mulai terlihat di wajahnya.
"Aku pingsan tadi?" Ahong melihat sekeliling ke beberapa orang di sebelahnya.
Melihat Yang Jian, Cao Yang, Feng Quan dan lainnya ada di sampingnya, dia agak merasa tenang.
“Erosi hal gaib telah merusak tubuhmu, hampir membuat wajahmu benar-benar membusuk, bahkan mempengaruhi nyawamu. Kami menyelamatkanmu dengan beberapa cara, tapi wajahmu tidak bisa dikembalikan.” Yang Jian berkata dengan tenang.
Ahong terkejut mendengar itu, secara refleks mengulurkan tangan ingin meraba wajahnya sendiri.
Tapi tangannya langsung ditangkap Cao Yang di sebelahnya: "Jangan sembarangan menyentuh! Wajahmu sekarang ini dilukis. Kau tahu karakteristik Rias Hantu, sekali riasanmu luntur, tamatlah riwayatmu."
"Ternyata begitu." Ahong gemetar di telapak tangannya, tak berani menyentuh wajahnya.
Meski Rias Hantu memiliki banyak kelebihan, kekurangannya juga besar. Tidak boleh disentuh atau diusap sembarangan, bahkan orang biasa pun bisa merusak riasan ini.
Nantinya kekuatan gaib dari Rias Hantu akan gagal berfungsi.
"Kau seharusnya sudah baik-baik saja, tapi sekarang bukan saatnya istirahat. Kulit manusia Li Jun sudah kuselamatkan. Pergilah selamatkan Li Jun! Saat ini Danau Hantu mulai menunjukkan tren tak terkendali. Di sisi kita butuh tambahan orang." Setelah berkata demikian, Yang Jian menunjuk ke arah kulit mayat yang dipakukan dengan paku peti mati di sana.
Hantu gentayangan yang terpaku itu terbenam dalam kematian yang sunyi, tidak bisa dibangkitkan untuk membunuh lagi.
Proses merias hanya bisa dilakukan dalam kondisi seperti ini. Jika tidak dibatasi, mungkin sebelum sempat menyelesaikan riasan, kau sudah dihabisi oleh kombinasi kulit manusia dan api hantu.
"Aku mengerti." Ahong mengangguk.
Peristiwa supranatural belum berakhir. Penanganan Danau Hantu belum selesai. Bahaya masih mengintai. Ini bukan saatnya untuk malas-malasan dan beristirahat.
“Bagaimana situasi kalian berdua? Jangan bilang sampai sekarang belum bisa bertindak.” Yang Jian kemudian mengarahkan tatapannya ke Cao Yang dan Liu San.
Cao Yang berkata: "Aku sebelumnya terlalu lama terendam di Danau Hantu, terpengaruh terlalu parah. Sekarang masih ada air danau di tubuhku, butuh waktu untuk mengeluarkannya. Tapi kalau harus bertindak sekarang, masih bisa seadanya."
Seluruh tubuhnya masih basah, noda air masih terus menetes.
"Situasiku sepertinya tidak beres. Tubuhku semakin basah, dan terus ada suara ganjil di telinga, seperti seorang wanita berbisik-bisik."
Liu San saat ini wajahnya suram. Ia mengangkat tangan dan melihat punggung tangannya.
Di punggung tangan itu muncul butiran air, seperti orang yang berkeringat deras di musim panas.
"Mungkinkah ini..."
Cao Yang mengerutkan alis: "Liu San, aku butuh sehelai rambutmu."
"Kau mau ngapain." Liu San langsung waspada.
"Aku curiga ada kutukan hantu gentayangan di tubuhmu. Aku perlu membuktikannya." Kata Cao Yang.
Liu San ragu-ragu. Awalnya tak ingin setuju, tapi merasakan keanehan di tubuhnya, akhirnya merobek kertas keriput yang menempel di wajahnya dan menarik beberapa helai rambut dari dalam.
Rambut itu panjang seperti rumput liar, seolah telah terkubur di tanah lama tanpa membusuk, mengeluarkan bau aneh.
"Masih Manusia Kertas?" Melihat ini, Yang Jian paham bahwa tubuh Liu San masih berupa boneka kertas, sementara tubuh aslinya tersembunyi di dalamnya.
Tapi seberapa besar orang bisa disembunyikan di dalam boneka kertas itu?
“Sepertinya hanya bisa menghindari satu anak kecil.”
Cao Yang tidak menghiraukan situasi Liu San. Setelah menerima rambut, dia langsung mengeluarkan gunting hantu yang berkarat, lalu melilitkan rambut tersebut pada pegangan gunting.
Sambil melakukan itu, dia menjelaskan: "Rambut adalah perantara. Dengan Gunting Hantu, kita bisa melihat kutukan yang tak terdeteksi siapapun. Yang disebut kutukan mencakup berbagai situasi, termasuk aturan membunuh hantu gentayangan. Jika diawasi hantu gentayangan, penggunaan Gunting Hantu yang tepat waktu bisa memutus hubungan itu, menghentikan pembunuhan oleh hantu."
"Ini adalah metode yang saya temukan melalui eksperimen. Tapi menggunakan Gunting Hantu memerlukan pengorbanan, karena kutukan yang diputus tidak lenyap - hanya tersimpan di gunting. Sedikit kecerobohan bisa membuat kita terkontaminasi kutukan lama, sehingga memancing serangan hantu gentayangan lain."
Penjelasan Cao Yang sangat detail. Saat ini, selain ingin mengurungkan keraguan Liu San, dia juga berniat membuka informasi ini kepada Yang Jian.
Soalnya Gunting Hantu ini memang harus dikembalikan ke Yang Jian. Cao Yang hanya meminjamnya untuk beberapa waktu.
"Memutus kutukan, menghentikan aturan membunuh hantu gentayangan?" Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
Membicarakan kutukan tak kasat mata itu, ingatannya melayang pada gadis kecil yang pernah ditemui bersama Gao Ming - Zhao Xiaoya.
Di dalam Wilayah Hantu, Mata Hantu Yang Jian pernah mengintai benang-benang samar yang menghubungkan Zhao Xiaoya dengan hantu gentayangan. Apakah ini bentuk manifestasi kutukan?
Tapi benang-benang itu mustahil diputus.
Mungkinkah Gunting Hantu dapat memotong benang kutukan?
Setelah membelitkan rambut Liu San, Cao Yang menggenggam gunting ganjil ini.
Sesaat kemudian.
Pandangannya mengalami perubahan misterius, pencahayaan sekitar tiba-tiba meredup, dan berbagai makhluk mengerikan mulai muncul di sekitarnya.
Di lantai ada kepala manusia mati yang mengintainya, anggota badan yang tidak utuh menutupi kakinya, darah kental menetes di bahunya, serta langkah kaki yang perlahan mendekat... Ini bukan hantu gentayangan, melainkan aturan membunuh hantu gentayangan yang ditinggalkan pengguna Gunting Hantu sebelumnya setelah memotong kutukan.
Setiap kutukan ini mewakili seekor hantu gentayangan.
Jika kau terkontaminasi, artinya kau akan diawasi oleh hantu gentayangan tanpa alasan jelas.
Tentu saja, kecuali jika keberuntunganmu baik - hantu yang ingin membunuhmu setelah terkontaminasi kutukan ternyata sudah terkurung, maka tidak masalah.
Tapi selama hantu itu masih eksis dan belum terkurung atau dibatasi, dimanapun kau berada, hantu itu akan datang untuk membunuhmu.
Cao Yang mengabaikan fenomena gaib ini, matanya membelalak menatap ke arah Liu San.
Keberadaan Gunting Hantu memungkinkannya menyaksikan pemandangan yang tak terbayangkan.
Di balik punggung Liu San, sesosok mayat perempuan dengan rambut acak-acakan, aura dingin menyeramkan, dan seluruh tubuhnya pucat ternyata menempel padanya dengan cara ganjil. Rambut basah mayat itu terus meneteskan air, noda air mengalir sepanjang rambut dan jatuh ke berbagai bagian tubuh Liu San, seperti sulur yang melilitnya erat.
Tidak bisa melepaskan diri.
Yang paling membuat merinding adalah, wajah mayat itu tergeletak di bahu Liu San, berbisik-bisik ke telinganya.
"Inikah kutukan Danau Hantu..." Cao Yang menyempitkan bola matanya.
Sekarang dia mengerti maksud Liu San sebelumnya yang mengatakan tubuhnya basah dan seolah ada yang berbicara.
Setelah beberapa saat ragu-ragu, Cao Yang akhirnya menggigit giginya dan melangkah mendekati Liu San.
Dia mengangkat gunting di tangannya, berusaha memotong rambut hitam tak terlihat itu, memotong tangan dan kaki mayat perempuan ini, memisahkan kutukan dari Liu San.
Tapi baru saja Cao Yang memotong sehelai rambut hitam basah dengan guntingnya.
Sesaat kemudian.
Mayat perempuan yang dingin itu tiba-tiba menoleh ke arah Cao Yang.
"Apa leluconnya? Ini jelas-jelas cuma kutukan, tapi malah mengincarku?"
Cao Yang terkejut, secara refleks mundur beberapa langkah menjauh.
"Cao Yang, strategimu berhasil. Suara di telingaku sudah berhenti."
Liu San kali ini terlihat senang, mengira ini adalah keberhasilan.
“Tidak, aku tidak berhasil,” wajah Cao Yang berubah buruk, “Aku melihat seekor hantu gentayangan tergeletak di tubuhmu. Itu adalah kutukan yang mengerikan. Dan harus menggunakan gunting ini untuk melepaskan kutukan itu. Kesulitannya sangat besar, sangat besar. Ini adalah entitas paling pelik yang pernah kulihat, tak ada tandingannya.”
Sebelumnya, sebagian besar kutukan yang ia lihat adalah hantu gentayangan yang terhubung dengan orang hidup melalui seutas benang. Cukup dengan memotong benang itu saja.
Kadang-kadang ada sebagian kutukan hantu gentayangan yang melakukan kontak fisik dengan orang hidup. Cukup dengan memotong bagian tubuh hantu yang bersentuhan, misalnya tangan atau kaki hantu tersebut.
Pemotongan semacam ini tidak melukai hantu, hanya menghentikan serangan gaibnya sementara.
Tapi sekarang, seluruh tubuh hantu gentayangan itu menempel di tubuh Liu San. Ini menandakan hantu ini bukan sekadar kutukan biasa.
Lebih mirip... semacam peretasan.
Liu San diretas oleh hantu gentayangan dari Danau Hantu.
“Setidaknya kondisiku sekarang sedikit membaik dibanding sebelumnya,” kata Liu San.
Ia tak bisa melihat kutukan, tentu saja tak tahu bahwa saat ini hantu gentayangan dari Danau Hantu sedang menempel di tubuhnya, membisik di telinganya.
“Kau salah. Jika hubunganmu dengan hantu gentayangan tak bisa diputus, kondisimu sebelumnya takkan membaik sama sekali,” ujar Cao Yang.
Saat aksinya terhenti, mayat perempuan yang dingin dan menyeramkan itu kembali menoleh dengan kaku, melanjutkan bisikan-bisikan di telinga Liu San.
“Kau benar-benar tepat. Suara itu datang lagi,” wajah Liu San sedikit berubah.
"Suara ganjil yang familiar muncul kembali di telinga, benar-benar seperti belatung yang menempel di tulang, tidak bisa dihilangkan."
Yang Jian kini penasaran: "Cao Yang, kutukan mengerikan apa sebenarnya yang kau lihat, sampai kau tak berani bertindak?"
Cao Yang tidak menjawab, hanya berkata: "Yang Jian, berikan aku sehelai rambutmu, aku ingin memastikan kondisimu."
"Kau curiga aku mengalami hal yang sama dengan Liu San? Baiklah, mari kita konfirmasi dulu."
Tatapan Yang Jian berkedip, segera menyerahkan beberapa helai rambut kepadanya.
Cao Yang meniru caranya, melilitkan rambut di gagang gunting, lalu memandang ke arahnya.
Seketika.
Bola matanya menyipit, terkejut lagi: "Yang Jian, di tubuhmu juga ada, ada mayat perempuan tergeletak di atasmu."
"Kutukan Danau Hantu?"
Yang Jian tidak gentar, hanya mengerutkan kening.
"Sama sekali tidak salah, kau dan Liu San terkontaminasi kutukan Danau Hantu, hantu gentayangan itu mengawasi kalian," kata Cao Yang.
Yang Jian berkata: "Pantasan aku merasa tubuhku agak basah, tadinya kukira karena baru keluar dari danau, ternyata bukan."
"Tapi kondisimu lebih baik Yang Jian, mayat perempuan di atasmu tidak berbicara di telingamu, saat ini belum ada gerakan sama sekali." Cao Yang menjelaskan secara detail apa yang dilihatnya.
Yang Jian menoleh ke Liu San: "Ini masalah prioritas, dia yang pertama diawasi, mungkin harus menunggu Liu San mati dulu baru giliranku."
"Kapten Yang, perkataanmu agak menyeramkan, aku tidak mudah mati," Liu San buru-buru menyela.
"Semoga begitu."
Yang Jian berkata, lalu beralih topik: "Gunting Hantu bisa mengatasi kutukan. Kalau begitu, berikan padaku. Akan kucoba lepaskan mayat perempuan di tubuhku ini."
"Hati-hati saat menggunakan Gunting Hantu. Setiap pemakaian berisiko tertular kutukan lain, lalu diawasi hantu gentayangan lainnya. Ini bukan barang gaib yang bagus. Pertimbangkan baik-buruknya saat melepaskan kutukan. Jangan sampai demi kutukan sepele malah memancing hantu yang lebih ganas."
Cao Yang tanpa ragu menyerahkan gunting itu padanya.
Gunting Hantu ini awalnya milik Fang Shiming dari Moment. Dulu setelah Yang Jian membunuh Fang Shiming, Cao Yang yang bertugas mengurus jenazahnya. Karena itu barang gaib ini jatuh ke tangannya.
Tapi markas sudah berjanji akan mengembalikan Gunting Hantu ke Yang Jian sebagai kompensasi setelah proses penguburan Fang Shiming selesai.
"Kurasa aku sudah paham cara menggunakannya." Yang Jian menganggukkan kepala.
Penjelasan detail Cao Yang sangat mempersingkat waktu eksperimennya. Hal ini patut dihargai.
Tentu saja, kali ini Yang Jian menyelamatkan Cao Yang. Mereka bisa dibilang saling berutang budi sekarang.
Begitu Gunting Hantu menyentuh tangannya,
Ternyata...
Segala sesuatu di sekitarnya langsung berubah. Kutukan yang tak terlihat sebelumnya tiba-tiba termanifestasi.
Fenomena ini mirip dengan efek Golok Kayu Bakar.
Bedanya, Golok membunuh melalui perantara, sedangkan Gunting Hantu memutus mata rantai perantara/kutukan. Mekanisme kerjanya berbeda.
Saat ini, Yang Jian melirik sekilas ke arah tubuhnya sendiri.
Seikat rambut basah menjuntai di depan tubuhnya, sebuah telapak tangan pucat dan dingin menempel di bahunya.
Tapi semua ini tidak memiliki wujud fisik, hanya manifestasi dari sebuah kutukan.
"Inikah yang dilihat Cao Yang sebelumnya?" Yang Jian mencoba memotong telapak tangan pucat itu dengan gunting.
Meski gunting terlihat berkarat dan tak berguna saat menyentuh kutukan ini, sebenarnya tajamnya tak tertandingi seperti golok kayu bakar melawan hantu gentayangan. Dengan sekali potong, pergelangan tangan mayat perempuan itu terputus.
Tangan mayat itu jatuh ke tanah, tapi tidak menghilang dan tetap terlihat oleh mata Yang Jian.
Namun, area kontak antara mayat perempuan yang menempel di tubuhnya berkurang sebagian.
Tapi masih jauh dari cukup.
Hampir seluruh tubuh mayat perempuan itu menindihnya. Untuk terbebas sepenuhnya, setidaknya perlu memotong lebih dari sepuluh kali.
Tapi saat Yang Jian bersiap untuk potongan kedua,
Sesuatu tiba-tiba menyentak kakinya.
Saat menunduk melihat,
Sebuah kepala manusia mati yang sangat membusuk tiba-tiba menggelinding tak tahu dari mana, menabrak pahanya.
Yang Jian mencoba menendangnya.
Tapi sia-sia.
Kepala manusia mati yang membusuk ini adalah kutukan yang tersimpan di dalam gunting. Bukan wujud fisik. Kecuali dipotong dengan gunting, mustahil dilawan.
Tapi semakin sering kau menggunakan gunting ini, semakin besar risikomu terkontaminasi kutukan lain.
Karena itu, ini adalah tindakan dengan nilai efisiensi yang sangat rendah.
"Kecuali ada cara yang bisa sepenuhnya menghilangkan semua kutukan di gunting itu, jika tidak, efek kuat dari Gunting Hantu sulit dimanfaatkan."
"Sama seperti efek samping golok kayu bakar, kita perlu menemukan metode penetralannya baru bisa menggunakannya."
"Bagaimana, Kapten Yang, apa saya tidak berbohong?" Cao Yang berkata: "Bukan saya tidak mau pakai barang ini, tapi tak berani. Semakin sering dipakai, mungkin malah lebih cepat mati."
"Saya paham."
Yang Jian mengangguk: "Harus dicari cara membersihkan akumulasi kutukan lama di gunting ini. Kalau tidak, benda ini memang sulit dipakai kecuali untuk situasi darurat. Saat ini kutukan di tubuh saya belum terlalu berpengaruh, jadi masih bisa diabaikan."
"Saya juga berpikir begitu," kata Cao Yang.
Yang Jian tidak berbicara lebih banyak, hanya menyimpan Gunting Hantu.
Masalah ini harus diselesaikan nanti, sekarang belum ada waktu untuk mengurus kutukan di tubuh.
"Kapten Yang, sudah selesai dilukis." Tiba-tiba, suara Ahong terdengar dari sebelah.
"Bagus! Sekarang hidupkan kembali Li Jun. Mari kita para komandan tim bekerja sama menangani semua hantu ini sampai tuntas." Yang Jian mendekat, langsung mencabut tombak panjang yang menancap di kulit mayat.
Tanpa tekanan paku peti mati,
api hantu di dalam kulit manusia kembali berkobar. Kulit itu mengembang seperti balon yang diisi udara.
Seorang figur ganjil berdiri tegak di hadapan.
Wajah asing di kulit manusia itu menghilang, digantikan wajah yang sudah familiar meski dilukis dengan cara mistis.
Tapi tidak bisa dipungkiri,
Hantu Api Li Jun telah kembali.
