"Setiap mayat perempuan memiliki wajah yang berbeda-beda, dan mayat lainnya tidak terpengaruh oleh golok kayu bakar. Bahkan setelah dipakukan dengan paku peti mati pun tidak lenyap... Tak perlu diragukan lagi, setiap mayat perempuan adalah seekor hantu gentayangan. Dugaan Liu San sebelumnya benar, tapi ini belum semuanya."
"Jika benar hanya ada satu hantu gentayangan di Danau Hantu, tentu semua mayat perempuan ini sudah kuhancurkan dengan sekali tebasan pedang."
Yang Jian memandangi mayat perempuan dingin yang terbelah dua di hadapannya, diam seribu bahasa.
Di tubuhnya muncul retakan mengerikan yang menembus seluruh badannya.
Kutukan golok kayu bakar sungguh mengerikan.
Yang Jian hanya bisa menanggungnya tanpa bisa melawan. Dia memanfaatkan karakteristik bayangan hantu untuk menunggu waktu pemulihan perlahan, atau melakukan restart mata hantu untuk menghilangkan efeknya. Senjata gaib ini tidak bisa digunakan tanpa batas.
Perlahan dia mundur.
Pemikiran di benaknya semakin matang.
Yang Jian mulai memahami hakekat hantu Danau Hantu. Mengapa dari awal sampai akhir tidak pernah muncul? Mengapa peti mati di danau itu berwujud Kapten Yin? Juga alasan Shen Lin terkikis oleh Danau Hantu.
Renungan singkatnya tiba-tiba terinterupsi.
Sebuah telapak tangan dingin dan basah mencengkeram pergelangan tangan Yang Jian. Sekadar sentuhan saja, daging dan darah langsung meleleh berubah menjadi cairan mayat yang terus menetes ke genangan air di bawah kaki mereka.
Yang Jian yang baru menyadari situasi, langsung mengulurkan tangan hantunya dan mencekik mayat perempuan itu.
Kemampuan menahan tangan hantu masih berfungsi.
Tapi mayat perempuan itu hanya membeku di tempat tanpa bisa bergerak, sementara kecepatan pelelehan tubuhnya tidak melambat.
"Pergi kau."
Telapak tangan Yang Jian yang belum meleleh menggenggam tombak retaknya dan mengayunkannya.
Mayat perempuan itu terlempar jauh dan jatuh keras ke tanah.
Hanya dengan kontak sesaat, kutukan yang pasti mematikan langsung terpicu.
Mayat perempuan yang terlempar itu berwarna suram, terbaring tak bergerak sama sekali. Kutukan keseimbangan fatal ini mematikan bagi orang hidup, tapi tidak berlaku untuk hantu gentayangan.
Setelah kulit pucatnya berubah menjadi abu-abu suram, warna itu perlahan memudar. Hanya dalam beberapa saat, kutukan mematikan itu akan hilang sepenuhnya, memungkinkan hantu itu kembali bergerak.
Hantu tidak bisa dibunuh.
Prinsip ini juga berlaku untuk mayat perempuan ini.
"Yang Jian, ada yang tidak beres. Jumlah mayat perempuan tampaknya tidak berkurang, bahkan banyak strategi yang tidak efektif," kata Feng Quan sambil membangun kuburan tua baru di sampingnya.
Dua mayat perempuan beraura dingin dikuburkan dalam kuburan tua itu.
Mayat perempuan yang dikuburkan itu berhenti bergerak, tertidur pulas secara permanen. Selama tanah makam tidak digali, mayat ini dipercaya akan terus tertidur di dalamnya.
Namun situasi ini tidak membaik, disertai suara langkah kaki di koridor sekitarnya, mayat-mayat perempuan baru muncul dengan kaku dan ganjil di sekitar mereka, menginjak genangan air.
Dengan penambahan dan pengurangan, jumlah mayat perempuan di gedung ini memang tidak mengalami perubahan signifikan.
"Setiap mayat perempuan adalah hantu gentayangan terpisah. Meski tidak menakutkan, kontak dengannya akan menyebabkan tubuh menyatu. Untuk sementara belum ada strategi gaib lain. Tapi jumlah mereka bisa mematikan kita." Tatapan Yang Jian berkelip-kelip sambil mundur beberapa langkah.
Tombak panjang di tangannya dihantamkan langsung ke kepala mayat perempuan seperti tongkat.
Kepala mayat itu mengerut, tengkorak retak. Kulit pucatnya berubah menjadi abu-abu kematian sebelum tubuhnya terjatuh keras ke lantai.
Kutukan mematikan terus terpicu, berhasil menghentikan aktivitas mayat perempuan untuk sementara.
Dari sudut matanya, Yang Jian melihat mayat pertama yang tersentuh kutukan mematikan sudah bangkit. Leher kaku itu berputar perlahan, mengarahkan sepasang mata memutih ke arah mereka.
Kutukan mematikan ini sangat ganas.
Tapi efeknya cepat hilang. Begitu kutukan lenyap, hantu itu pun bangun kembali.
Untungnya, memicu kutukan mematikan ini tak perlu pengorbanan.
Feng Quan berkata: "Jadi percuma kita membuang waktu di sini? Sekalipun berhasil membersihkan semua mayat di gedung ini, Danau Hantu tetap tak terselesaikan."
“Kau harus berpikir terbalik. Jika semua hantu ini berdiri sendiri, maka jumlahnya sama sekali tidak mungkin bertambah tak terbatas. Ada beberapa batasan maksimal.” Yang Jian membersihkan mayat-mayat perempuan di sekitarnya sebentar, lalu menarik napas.
“Tapi yang paling mengerikan bukan itu. Menurutku, hantu di Danau Hantu itu sebenarnya tidak eksis sama sekali.”
Tidak eksis sama sekali?
Mendengar ini, Feng Quan langsung tertegun, lalu membelalakkan matanya menatap Yang Jian.
“Mengapa bisa ada kesimpulan seperti itu?”
Yang Jian berkata: “Sejak kontak dengan Danau Hantu, apakah hantu di dalamnya pernah muncul? Aku sudah masuk ke Danau Hantu dua kali. Pertama kali saat membuka peti mati di dasar danau, yang kulihat adalah Kapten Yin yang sudah lama hilang. Kedua kali saat menyusup ke danau, hantu yang muncul berwujud wanita lain. Ketiga kalinya sekarang, semua mayat perempuan ini memiliki wajah berbeda.”
“Jadi aku punya alasan untuk menilai bahwa hantu di Danau Hantu sebenarnya tidak ada. Itu hanya fenomena supernatural. Baik Kapten Yin yang hilang awal maupun mayat-mayat perempuan lainnya, semuanya hanya objek yang diretas oleh Danau Hantu.”
“Siapa pun yang diretas Danau Hantu akan menjadi hantu, dan memiliki karakteristik hantu.”
Saat pembicaraan sampai di sini.
Mayat-mayat perempuan yang tergeletak di genangan air sekitar mulai berkedut lagi. Mayat perempuan yang sebelumnya sudah duduk kini kembali berdiri, lalu mulai mendekati Yang Jian dan Feng Quan.
“Sialan, datang lagi.” Feng Quan menggigit giginya.
Di sekitarnya sudah ada tiga makam tanah, mengubur setidaknya delapan mayat perempuan. Tapi jumlah mereka sama sekali tidak berkurang.
Setiap kali mengira sudah berhasil mengosongkan, langkah kaki baru kembali terdengar dari segala penjuru, lalu mayat perempuan yang dingin dan menyeramkan itu kembali memenuhi jumlah di sekeliling.
Meski saat ini Feng Quan masih bisa menggunakan kekuatan gaib, jika terus bertahan seperti ini, bahkan dia yang telah mengendalikan tiga ekor hantu pun akan dihabiskan oleh waktu.
"Danau Hantu adalah arwah penasaran yang meretas dunia orang hidup, jadi ketika menginvasi mayat perempuan, mayat itu berubah menjadi hantu gentayangan? Begitu penjelasannya ya." Feng Quan berkata.
"Benar, begitu penjelasannya. Mengapa memilih mayat perempuan bukan mayat pria, saya masih belum tahu alasannya untuk sementara."
Yang Jian berkata: "Tapi ini bukan hal yang paling membuat putus asa. Yang paling mengerikan adalah setiap kali hantu gentayangan menyerang Pengendali Hantu, mereka akan mempelajari satu kekuatan gaib dari sang pengendali, dan mayat-mayat perempuan lain juga akan memilikinya. Hanya saja kemampuan ini mungkin lebih lemah, tidak bisa menyaingi pemilik aslinya."
"Danau Hantu ibarat cermin, apa yang kau miliki akan terpantul di dalamnya."
"Namun Danau Hantu justru mempelajari kekuatan gaib yang paling tidak seharusnya ditiru, yaitu Manusia Kertas milik Liu San."
"Maka, jumlah hantu gentayangan menjadi tak terkendali."
Dengan menggabungkan pengalamannya sendiri dan situasi saat ini, dia menganalisa titik mengerikan sejati dari Danau Hantu.
Sebenarnya Danau Hantu asli hanya memiliki satu metode serangan gaib, yaitu invasi.
"Setelah meretas tubuh orang hidup, tubuh orang hidup itu akan meleleh dan berubah menjadi genangan air, lalu terkumpul di Danau Hantu. Ketika orang itu muncul kembali di Danau Hantu, dia bukan lagi manusia melainkan hantu gentayangan sejati yang menjadi bagian dari Danau Hantu, memiliki karakteristik hantu gentayangan."
"Mengenai alasan aturan membunuhnya adalah menutup mata lalu menyentuh air danau gaib akan ditarik masuk ke Danau Hantu, ini mungkin berkaitan dengan Pengendali Hantu yang pernah mati di sini sebelumnya."
"Pasti ada si sial yang diserang Danau Hantu, tidak hanya mati sendiri tapi juga dicuri aturan gaib 'membunuh dengan menutup mata' miliknya."
"Jika begini keadaannya, berarti Danau Hantu masih memiliki aturan membunuh tak kasat mata lain. Kalau bisa ditemukan, meski tidak bisa melawan hantu gentayangan di danau, setidaknya kita tidak akan diawasi hantu." Otak Yang Jian berpikir cepat.
"Dia tahu metode saat ini dengan melawan langsung pasti akan kalah."
"Danau Hantu terlalu istimewa."
"Tidak bisa dikurung, tidak bisa dibatasi. Satu-satunya kekurangan adalah aturan membunuhnya belum cukup mengerikan sehingga para komandan tim masih bisa bertahan. Tapi jika suatu hari hantu gentayangan di danau berkembang melampaui batas ini, yang dia hadapi bukan lagi puluhan mayat perempuan, melainkan puluhan hantu gentayangan Tingkat S."
"Yang Jian, analisa sebanyak apapun sekarang tidak ada gunanya. Kita harus mencari cara baru untuk melawan, tidak bisa terus berlama-lama. Bukankah sebelumnya di kapal kau bilang sudah mencuri kekuatan gaib Danau Hantu? Secara logika, apa yang bisa dilakukan Danau Hantu seharusnya bisa kau lakukan juga," kata Feng Quan.
"Kemudian dia mengangkat sekop dan menepuknya ke tubuh mayat perempuan."
"Mayat perempuan itu terjatuh ke tanah, lalu dia seret dan kuburkan di dalam makam tua."
"Benar!"
"Perkataan Feng Quan mengingatkan Yang Jian. Tiba-tiba dia teringat bahwa dirinya masih mencuri kekuatan gaib Danau Hantu. Jika Danau Hantu bisa merasuki orang hidup dan mengubah mereka menjadi hantu gentayangan, maka seharusnya dirinya juga bisa."
"Mungkin ini bukan solusi permanen, tapi setidaknya cukup untuk menghadapi situasi saat ini."
"Nasihatmu benar. Aku harus mencoba. Beri aku beberapa menit, aku perlu melakukan percobaan. Tahan dulu di sini."
"Setelah berkata demikian, Yang Jian melemparkan sebuah cincin ke Feng Quan: 'Jika tidak sanggup tahan, pakai ini. Semakin banyak jumlah hantu di sekitarmu, semakin sulit mereka mendeteksimu.'"
"Dia khawatir Feng Quan tidak bisa bertahan selama ketiadaannya, jadi dia meminjamkan Cincin Hantu itu padanya."
"Baik, beberapa menit pasti tidak masalah." Feng Quan juga penuh keyakinan. Dia yakin bisa bertahan dalam situasi ini.
"Tanpa basa-basi lagi, Yang Jian segera pergi dengan cepat."
"Meski Mata Hantu menunjukkan gelagat kebangkitan, menggunakan Wilayah Hantu sesaat masih bisa dilakukan dengan mudah."
"Di gedung terakhir."
"Cao Yang duduk dengan wajah datar di sebuah kursi. Di sekelilingnya, semua mayat perempuan membeku tak bergerak, hanya menatapnya dengan mata kosong tanpa tindakan apapun."
"Entah kekuatan gaib macam apa yang bisa menahan hantu-hantu ini sampai tidak bisa bergerak."
"Tidak ada cara untuk memberantas habis barang-barang hantu ini." Dia mengerutkan alis, merasakan tekanan.
Saat ini di bawah bayangan genangan air, setiap mayat perempuan dengan cara ganjil membawa seseorang di punggungnya.
Itu adalah seekor hantu gentayangan yang mengerikan.
Hantu gentayangan ini pernah muncul sebelumnya, bukan pada tubuh Cao Yang, melainkan pada Fang Shiming di masa lalu.
Ini adalah fenomena ditindih hantu.
Siapapun yang lebih tinggi dari Cao Yang, baik manusia maupun hantu, akan ditindih oleh makhluk ini. Begitu tidak mampu menanggungnya akan langsung ditindih sampai mati.
Setelah kematian Fang Shiming dulu, Cao Yang berhasil mengendalikan hantu ini sekaligus mendapatkan Gunting Hantu.
"Hanya bisa membuat mereka kehilangan kemampuan bergerak, itupun tidak boleh terlalu lama. Saya tak bisa membuang waktu, cari cara untuk menyimpan barang-barang ini." Cao Yang mengeluarkan kantong kulit tua dari sakunya.
Kantong ini terlihat seperti dijahit dari kulit manusia.
Sebenarnya ini bukan kantong kulit biasa, melainkan lentera kulit manusia yang sejenis dengan api hantu Li Jun.
Tapi api hantu dalam lentera itu telah diambil Wang Xiaoming untuk menciptakan Pengendali Hantu seperti Li Jun. Sisa lentera kulitnya hanya bisa diubah menjadi kantong kulit.
Kantong kulit itu menggelembung, seolah ada sesuatu yang bergerak-gerak gila di dalamnya. Sesekali muncul cap telapak tangan, jejak kaki, bahkan lekuk wajah manusia.
Sepertinya hantu-hantu gentayangan sedang berusaha kabur dari dalam.
Tapi bagaimanapun mereka meronta, kantong kulit ganjil ini tetap tak bisa dirobek.
Cao Yang diam saja. Ia mendekati salah satu mayat perempuan, lalu langsung menutupi kepala mayat itu dengan kantong kulit tanpa basa-basi.
Saat kantong kulit manusia terbuka, seketika ribuan lengan menjulur keluar dari dalamnya.
Lengan-lengan itu ada yang membusuk, ada yang dingin, ada yang kurus kering, ada yang kekanak-kanakan... Hantu-hantu gentayangan yang terperangkap dalam kantong kulit manusia itu semua berjuang mati-matian ingin keluar, membuat siapa pun yang melihatnya merinding.
Mayat perempuan menjadi tumbal paling sial.
Jenazah itu digenggam oleh ribuan tangan, ditarik-ulur, terkoyak, lalu ditelan masuk ke dalam kantong.
Setelah mayat perempuan ditelan, lengan-lengan mengerikan yang menjulur dari kantong tak juga ditarik kembali. Lengan-lengan itu menggapai-gapai, mencoba meraih apa pun di sekitarnya untuk membantu diri mereka sendiri kabur.
Cao Yang menatap kantong kulit manusia berbahaya ini. Dia hanya mengencangkan mulut kantong, memanfaatkan kesempatan ini untuk memasukkan semua mayat perempuan yang tak bergerak di sekitarnya ke dalamnya.
Kantong itu bagai jurang tak berdasar, seolah tak pernah bisa terisi penuh.
Tapi setelah semua ini, hantu-hantu gentayangan masih berjuang ingin keluar. Cao Yang bahkan melihat setengah kepala sudah menyembul dari mulut kantong.
Cao Yang sudah bersiap. Diangkatnya sebatang lilin hantu putih yang menyala, lalu dilemparkannya ke dalam kantong.
Cahaya lilin berpendar di dalam kantong.
Semua hantu gentayangan terpancing oleh cahaya itu. Lengan-lengan ganjil itu satu per satu ditarik kembali ke dalam.
“Tanpa api hantu, hantu gentayangan di dalam lentera kulit manusia ini berpotensi kabur kapan saja. Ini benda yang sangat berbahaya. Tapi Li Jun juga tidak bisa menggunakan api hantu tanpa batasan, jadi dia juga tidak cocok dengan benda ini.” Cao Yang memandangi lengan-lengan hantu gentayangan yang ditarik kembali, lalu dengan cepat mengencangkan kantongnya.
Krisis untuk sementara teratasi.
Meski prosesnya mengerikan, tapi berinteraksi dengan hantu gentayangan mana ada yang tanpa bahaya.
Barang-barang gaib memang sulit dikontrol, semakin mengerikan efek sampingnya semakin besar.
Kantong kulit manusia yang bisa menampung ribuan hantu gentayangan secara alami tidak terkecuali.
Setelah membersihkan gedung ini, Cao Yang melirik ke tempat lain: "Apa yang terjadi? Kenapa penanganan mereka lambat sekali? Yang Jian ternyata menghilang, hanya menyisakan Feng Quan di sana. Liu San sebenarnya sedang apa? Dia malah membuat manusia kertas baru?"
Dia memiliki Wilayah Hantu, jadi melihat situasi yang dialami orang lain.
Li Jun yang pertama membersihkan mayat perempuan di gedung itu. Yang Jian tidak ada, Feng Quan terlalu lambat, Liu San bahkan terlihat agak santai.
Manusia kertasnya malah merobek kertas dari tubuh manusia kertas di sebelahnya dan menempelkannya ke mayat perempuan.
Sepertinya ingin menelan mayat perempuan dengan cara ini.
