Munculnya kutukan rekaman membuat Yang Jian akhirnya mengetahui siapa musuhnya.
Seharusnya dia curiga sejak Luo Sheng mengusulkan menggunakan Gedung Shangtong untuk melunasi utang, mengingat mantan bos Paul di balik gedung itu memiliki bayangan Pengendali Hantu berkode misionaris.
Hanya saja dulu setelah Yang Jian menghabisi Paul, sang misionaris tidak melakukan aksi balas dendam spesifik sehingga situasi akhirnya mereda.
Tak disangka setelah lebih dari setahun, mereka akhirnya datang juga.
“Misionaris itu memang punya dendam lama denganku. Wajar kalau sekarang mencari kesempatan membalas. Tapi mereka juga pasti tahu aku bukan lawan mudah, jadi Luo Sheng kali ini hanya melakukan serangan uji coba. Berhasil syukur, gagal pun tak masalah.”
“Selain itu mereka mungkin merasa terlalu sulit membunuhku, menjebak dan membuatku tertidur pulas tampaknya lebih memungkinkan.”
Saat ini Yang Jian telah memahami pemikiran di balik tindakan mereka.
Melirik tape recorder di meja, tanpa ragu dia berjalan mendekat. Tangan hantu kehitamannya meraih dan menggenggam erat alat itu lalu memutarnya dengan keras.
Tape recorder langsung hancur berkeping-keping.
Tapi suara gemerisik masih terdengar, tidak menghilang meskipun pemutar rekaman sudah rusak.
"Kalau tidak memotong kutukan ini dengan Gunting Hantu, kita hanya bisa menerimanya." Yang Jian tetap tenang berdiri di tempat, menunggu kemunculan kutukan tersebut.
Tak lama kemudian.
Suara gemerisik perlahan melemah, seperti sinyal yang semakin jarang, hanya dalam tujuh atau delapan detik semua suara dari pemutar rekaman itu lenyap total, diikuti oleh penyebaran kutukan tak kasat mata.
Awalnya Yang Jian tidak merasakan sesuatu yang aneh.
Namun seiring waktu, dia mulai menyadari ada yang tidak beres: kepalanya semakin berat, rasa kantuk yang menggunung membuat kesadarannya buram, ingin segera tertidur lelap.
Situasi ini terasa agak familiar baginya.
Persis seperti saat dipaksa masuk ke mimpi oleh Hantu Mimpi, juga mengalami kantuk mendadak seperti ini.
"Musuh ini sangat berpengalaman menghadapi Pengendali Hantu. Dia tahu strategi gaib biasa sulit membunuhku, jadi menyerang kesadaranku. Sebagian besar Pengendali Hantu memang memiliki kesadaran rapuh. Sekali kesadaran mati, meski tubuh utuh akan ikut binasa."
Yang Jian menggelengkan kepala, lalu berjalan ke sofa di sebelah dan duduk.
Rasa kantuk semakin menggila, seperti tak tertahankan lagi.
Kantuk jenis ini tak bisa dilawan dengan tekad biasa, karena berasal dari kutukan gaib yang harus dilawan dengan kekuatan sejenis.
Tapi saat ini, anjing jahat dari mimpi itu belum juga muncul.
“Sepertinya anjing jahat itu tidak ingin menghalangi Yang Jian untuk tertidur.”
“Tak perlu melawan rasa kantuk ini. Karena mereka ingin aku tidur, aku akan menuruti keinginan mereka dan tidur di sini. Dalam memoriku tersimpan seekor anjing jahat, meski tertidur aku tetap aman. Tapi di luar perlu dilakukan beberapa persiapan.”
Pada detik terakhir sebelum terlelap, Mata Hantu Yang Jian membelalak, melepaskan Wilayah Hantu.
Seluruh vila langsung menghilang tanpa bekas.
Vila ini dipindahkan Yang Jian ke kedalaman bumi yang tidak bisa ditemukan atau dideteksi dengan mudah. Di sini, tidurnya aman.
Setelah melakukan persiapan, Yang Jian langsung menutup mata dan tertidur di sofa.
Dia terkena kutukan dan terjatuh dalam tidur lelap.
Seperti Putri Tidur dalam dunia dongeng, tanpa metode khusus untuk membangunkannya, dia mungkin akan terus tertidur selamanya tanpa bisa sadar kembali.
Tapi kenyataannya, setelah tertidur Yang Jian memasuki sebuah mimpi.
Dunia dalam mimpi itu redup dan menekan, seluruh area sekitar dipenuhi aura dingin yang menyeramkan. Tak ada apa-apa kecuali sebuah kastil bergaya Eropa yang berdiri megah di hadapannya.
Pada momen ini, Yang Jian berdiri di depan pintu gerbang kastil tersebut.
Pintu gerbang besi itu setengah terbuka, penuh karat dan dililit banyak rumput liar serta tanaman merambat, seolah bertahun-tahun tidak pernah dibersihkan.
“Ini bukan mimpiku, di mimpiku tidak ada kastil seperti ini. Ini adalah mimpi yang dibangun orang lain…” Yang Jian saat ini mengangkat tangannya dan melihat-lihat.
Dia terdiam.
Karena salah satu tangannya tidak utuh.
Tangan yang hilang itu adalah Tangan Hantu.
Tangan Hantu tidak bisa masuk ke dalam mimpi, ini membuktikan bahwa Yang Jian yang sekarang masuk ke dunia Hantu Mimpi.
“Mungkinkah kastil ini adalah wujud kutukan Misionaris yang termanifestasi dalam mimpi? Tidak, tidak mungkin. Rekaman kutukan Misionaris hanya menyebarkan kutukan tanpa kemampuan menarik orang ke dalam mimpi. Kutukannya seharusnya hanya membuatku tertidur pulas, setelah itu kekuatan gaib rekaman akan kehilangan efeknya.”
“Memasuki mimpi mungkin adalah kekuatan gaib kedua. Rekaman kutukan pertama-tama membuat orang tertidur, lalu menarik mereka ke dalam mimpi setelah tertidur. Dengan demikian, Misionaris memiliki dua kekuatan gaib di tubuhnya.”
Mata Yang Jian menyipit, teringat pada kekuatan gaib lain yang sangat mirip dengan Hantu Mimpi.
Sebelumnya di situs web gaib pernah ada peringkat, kode nama peristiwa gaib itu adalah… Mimpi Buruk.
“Jangan-jangan lawan telah menguasai Mimpi Buruk?”
Dugaan ini tiba-tiba muncul di pikirannya, dan kemungkinannya sangat tinggi, karena Yang Jian belum mendengar kabar tentang peristiwa gaib berkode Mimpi Buruk yang lepas kendali.
Jadi sangat mungkin Mimpi Buruk telah dikuasai dan dikendalikan oleh Pengendali Hantu dari luar negeri.
Lagipula dia sendiri juga pernah mencuri kekuatan gaib Danau Hantu.
Hal serupa bisa dilakukan Yang Jian, orang lain pun mungkin bisa melakukannya. Di dunia ini banyak orang dengan pengalaman serupa, setiap orang memiliki kesempatannya masing-masing. Yang Jian juga bukan yang satu-satunya.
“Jika benar seperti itu, hari ini memang agak berbahaya. Di dunia mimpi buruk, saya hanyalah orang biasa tanpa kekuatan gaib. Jika tidak hati-hati, mungkin akan seperti peristiwa Hantu Mimpi dulu, mati dalam mimpi.”
Yang Jian berbisik dalam hati, tiba-tiba menjadi sangat waspada.
Sekarang dia tidak memiliki senjata di tangan. Sebelum masuk mimpi, dia memegang tombak retak yang dibawanya.
Lagipula, barang-barang gaib tidak bisa dibawa masuk ke dalam mimpi. Jadi Yang Jian tidak hanya telanjang tangan, tapi juga cacat.
Matanya menoleh ke kiri dan kanan.
Yang Jian tidak menemukan benda yang bisa digunakan, akhirnya memungut batu di tanah untuk perlindungan diri.
Besi di pintu besi pun tidak bisa dilepas. Bagaimanapun, kekuatannya sekarang hanya sebatas orang biasa.
“Saya tidak boleh bertindak gegabah. Di dunia mimpi buruk ini ada hantu. Saya harus menunggu kedatangan anjing jahat saya. Proses reverse hacking-nya butuh waktu. Nanti saat dunia Hantu Mimpi melawan dunia mimpi buruk, belum tentu siapa yang menang.”
Yang Jian sangat tenang. Dia tidak bertindak gegabah, hanya menunggu dengan diam.
Sambil menunggu, Yang Jian mengamati kastil bergaya Eropa di depannya.
Kastil ini rusak, sepi. Lubang jendela yang gelap dan kosong seperti mata yang dicungkil, memancarkan kematian dan kengerian. Halamannya dipenuhi rumput liar, beberapa pohon kering bertebaran dengan daun yang sudah rontok semua.
Tapi pintu gerbang kastil masih utuh, saat ini tertutup rapat dan belum dibuka.
"Dunia mimpi hantu yang kualami adalah desa, tapi dunia mimpi buruk sekarang adalah kastil. Ini menunjukkan hantu telah memproyeksikan pemandangan nyata ke dalam mimpi. Tampaknya tempat angker di luar negeri ini adalah kastil tersebut," Yang Jian berbisik dalam hati.
Tapi tepat saat itu, kegelapan di luar kastil mulai bergerak-gerak gila, mulai melahap jalan di sekitarnya. Sepertinya kekuatan gaib tertentu sedang mengintervensi mimpi ini, ingin memaksa orang yang masuk ke sini untuk mendekati kastil.
Yang Jian menoleh ke belakang sambil mengerutkan kening. Tak ada pilihan lain, dia melangkah melewati pintu besi yang setengah terbuka itu dan memasuki kastil.
"Ini pertanda buruk. Artinya aku sudah diawasi," gumam Yang Jian sambil menatap kegelapan di belakangnya.
Kegelapan itu terhalang oleh pintu besi dan tidak bisa terus mengikis masuk.
Saat ini kastil telah menjadi seluruh isi dunia ini, tak ada lagi hal lain.
"Semoga mimpi buruk ini benar-benar dikendalikan manusia. Aku tak ingin lagi berhadapan dengan hantu gentayangan jenis ini. Jika yang mengendalikan adalah orang hidup, dalam tingkat tertentu akan lebih aman karena manusia tak bisa menggunakan kekuatan gaib secara maksimal, tapi hantu bisa."
Yang Jian berjalan di halaman yang rusak, perlahan bergerak ke arah kastil.
Dia merasa si pengendali tak akan membiarkannya tinggal diam di satu tempat, pasti akan menggunakan berbagai strategi gaib untuk mengusirnya.
Tak lama kemudian.
Dugaan Yang Jian ini terbukti benar.
Lantai di belakang saat ini tiba-tiba mulai ambruk sedikit demi sedikit. Area yang ambruk gelap gulita seolah ingin menelan segalanya. Segala sesuatu di halaman dengan cepat menghilang, satu-satunya yang tersisa adalah kastil ini.
Yang Jian tak ingin jatuh sehingga terpaksa mempercepat langkahnya.
Akhirnya, ketika Yang Jian mencapai posisi pintu gerbang kastil, ambrukan di belakangnya baru berhenti.
Namun sekejap mata.
Seluruh halaman kembali seperti semula.
Masih terlihat rusak dan suram, seolah semua yang terjadi tadi hanyalah halusinasi.
"Ternyata, mimpi buruk itu berhasil dikendalikan."
Tatapan Yang Jian bergetar lemah: "Hantu takkan melakukan tindakan seperti ini. Mengusirku masuk ke kastil, selama aku masih dalam jangkauan pengaruh hantu gentayangan, pasti langsung membunuh. Sama sekali tak perlu sengaja mengarahkanku ke tempat tertentu. Hanya Pengendali Hantu yang melakukan ini, karena semakin dekat jarak, semakin banyak objek yang bisa dipengaruhi, semakin mudah untuk bertindak."
"Gah!"
Pintu kastil tiba-tiba terbuka.
Berbeda drastis dengan keadaan luar, interior kastil meski kuno namun tak rusak. Lantai dipenuhi karpet merah menyala, dinding diterangi cahaya lilin redup. Meski udara dipenuhi aroma busuk, masih terlihat jejak kehidupan.
"Keluarlah, jangan sembunyi-sembunyi. Sudah susah payah menarikku ke mimpi, masak masih bersembunyi? Ini kurang sopan." Kata Yang Jian sambil melangkah percaya diri masuk ke kastil.
Suara bergema di dalam kastil, merentang hingga ke kedalaman kastil, dan akhirnya menghilang tanpa bekas.
Kastil yang sepi itu sunyi senyap, tak ada jawaban.
Yang Jian kembali terkekeh sinis: "Apa kau tidak mengerti bahasa Mandarin sampai harus kugunakan bahasa Inggris?"
Suara terus bergema.
Pada saat ini muncul jawaban.
Dari kedalaman, sebuah suara terdengar: "Sekali pun dalam mimpi, kau tetaplah Yang Jian si Mata Hantu, lebih baik berhati-hati."
Suara ini sangat familiar, berasal dari Luo Sheng.
"Ini tempat berbahaya, kami tak bisa lengah."
Ini suara lain yang logat Mandarinnya tidak baku, dengan aksen kaku, kemungkinan orang asing.
"Dunia mimpi buruk ternyata sudah kalian kuasai, tidak sederhana. Bahkan kalian berhasil menarik banyak orang masuk ke mimpi, hebat." Ucap Yang Jian perlahan, tak bisa menahan pujian.
"Kau benar-benar menebak ini dunia mimpi buruk. Sudah kuduga dengan penilaian dan pengalamanmu, setelah masuk mimpi pasti akan mengerti situasi ini. Reputasi komandan tim markas memang bukan omong kosong."
Suara ketiga muncul, juga menggunakan bahasa Mandarin dengan aksen yang tidak terlalu kental, tidak seperti orang asing.
Melihat para anggota ini hanya bicara tanpa menampakkan diri, Yang Jian langsung terkekeh: "Takut mati sampai tahap begini memang tak ada tandingannya. Ini kan wilayah kalian sendiri sampai tak berani muncul, pantas saja hanya bisa main trik kotor. Kalian membawaku ke sini untuk menyingkirkan aku, bukan mengobrol."
"Tidak bertindak, bagaimana mau menyingkirkan aku?"
Suara Luo Sheng terdengar: "Kapten Yang, kami tidak bermaksud menyingkirkanmu. Kami hanya ingin menahanmu di sini. Kematianmu bukanlah hal baik, tapi jika kau tetap di sini, itu hasil terbaik bagi kami."
"Menjebak seorang komandan tim jauh lebih aman daripada membunuhnya. Lagipula sejak awal aku tak menyangka bisa semulus ini menarikmu masuk ke sini."
"Pemutar kaset itu hanyalah percobaan. Bagaimanapun juga, saat suaranya pertama kali berbunyi, kau sebenarnya punya kesempatan untuk melepaskan kutukan ini. Ternyata kau terlalu percaya diri, benar-benar berdiri menunggu kemunculan kutukan itu. Justru karena itu, kecurigaanku semakin besar - jangan-jangan kau sedang memancing lagi."
"Lebih baik kita tidak bertemu. Tetaplah di sini dengan patuh. Untuk sementara tidurlah selama beberapa tahun di luar. Setelah situasi berakhir, baru akan kujumpai kau."
Kali ini dia belajar menjadi pintar.
Atau mungkin trauma akibat taktik pancingan Yang Jian sebelumnya.
Di dunia mimpi buruk ini, dia tak bernampakan diri, membuat segala strategi Yang Jian tak bisa diterapkan.
