“Sudah lama tidak mengunjungi kota ini. Aku ingat pertama kali datang ke sini tahun lalu, saat itu aku juga sedang mengejar kasus supranatural ke tempat ini.”
Saat ini Yang Jian berjalan di jalanan sepi bersama Li Yang.
Mulai dari sini sudah memasuki wilayah yang diblokir. Ia memandangi pemandangan sekitar sambil bercerita tentang kejadian masa lalu.
“Yang Komandan maksudkan pasti kasus Hotel Caesar ya? Saat itu peristiwa supranatural meretas ruang operator markas. Katanya banyak operator yang tewas, sejak saat itu markas baru tahu kalau sekadar menerima telepon pun bisa berisiko kematian dalam peristiwa supranatural.” Kata Li Yang.
Dia telah mempelajari banyak arsip kasus supranatural terdahulu.
Meski kasus-kasus itu sudah diselesaikan, hal itu tetap memperkaya wawasannya dan menambah pengalamannya.
Banyak pendatang baru yang pertama kali belajar menganalisa arsip kasus supranatural lama setelah bergabung dengan markas.
Seiring bertambahnya arsip supranatural markas dan munculnya kasus-kasus sukses, banyak orang menemukan arah pembelajaran. Ini sangat membantu pendatang baru bertransformasi menjadi penanggung jawab berpengalaman sekaligus meningkatkan peluang bertahan hidup.
“Tapi sebelumnya kulihat, pengaruh supranatural di kota ini tidak terlalu parah. Hanya wilayah ini saja yang diblokir.” Kata Li Yang.
Yang Jian berkata: "Ini wajar, korban akibat peristiwa supranatural koran hantu terakhir kali tidak terlalu besar, dan Hotel Caesar berhasil diblokir tepat waktu, sehingga dampaknya sangat minim. Setelah itu, kota ini juga selalu diawasi oleh Tong Qian, jadi tidak ada lagi kejadian gaib yang terjadi."
"Lagipula ini hanya kota kecil, tidak bisa dibandingkan dengan Kota Dachang, Kota Dahai, Kota Dachuan dan kota-kota besar lainnya. Probabilitas munculnya peristiwa gaib relatif masih rendah."
Li Yang mengangguk; "Meski sekarang frekuensi peristiwa gaib meningkat, tapi jika dibagi ke seluruh negeri lalu ke tiap kota, jumlahnya tetap sedikit. Ditambah keberhasilan implementasi Rencana Komandan Tim, situasi masih terbilang stabil."
"Masih stabil?"
Yang Jian menggelengkan kepala: "Jangan naif. Situasi bisa stabil karena perkembangan kemampuan para komandan seimbang dengan tingkat kesulitan peristiwa gaib. Beberapa kali situasi hampir memburuk, contohnya insiden Hantu Penjaga. Kalau bukan karena kabur sukses, Wang Xiaoming dan para Pengendali Hantu markas pasti tewas di sana."
"Contoh lain peristiwa Danau Hantu, beberapa komandan tim yang bekerja sama juga hampir tewas semua, cuma bisa selamat karena keberuntungan."
"Hanya perlu satu peristiwa gaib, satu kasus dimana komandan tim terbalik, maka stabilitas saat ini akan benar-benar kacau." Yang Jian berdecak: "Kuharap hari itu tidak datang terlalu cepat, tapi cepat atau lambat pasti tiba."
"Bisa menghindari Danau Hantu, tapi tidak bisa lolos dari peristiwa gaib Tingkat S berikutnya."
Li Yang berkata: "Komandan tim, sekarang khawatir tentang ini masih terlalu dini, kita hanya bisa melangkah sambil melihat situasi, bukan? Lagipula, jika situasi memburuk, dengan kemampuan kami mempertahankan Kota Dachang seharusnya tidak ada masalah."
"Kau benar. Kami berhasil mempertahankan Kota Dachang saja sudah luar biasa, wilayah lain tidak bisa kami tangani." Yang Jian mengangguk setuju.
Sambil berbincang, mereka berdua tiba di depan sebuah bangunan yang diblokir.
Ini adalah sebuah hotel.
Terletak di jalan yang dulunya ramai, tapi sekarang kosong melompong. Semua warga sekitar telah dievakuasi, hanya menyisakan beberapa tim petugas yang berpatroli dan memantau situasi.
Meski area ini diblokir, tetap perlu ada yang berjaga. Bagaimana pun juga, kita tidak bisa membiarkannya tanpa pengawasan.
"Personel sudah ditarik mundur, tapi CCTV masih beroperasi. Banyak drone yang bolak-balik terbang. Sepertinya ide ini berasal dari Tong Qian - evakuasi warga ke zona aman lalu gunkan teknologi untuk memantau anomali di sini." Yang Jian menatap ke atas.
Drone patroli beroperasi 24 jam non-stop di sini.
Banyak drone yang rusak berserakan di tanah, tapi tidak ada yang mengambilnya. Sepertinya mereka sudah memperhitungkan kerusakan ini.
"Ide ini kurang bagus. Mesin tetaplah mesin. Jika hantu gentayangan muncul, mesin tidak akan bisa mendeteksinya." Li Yang mengkritik.
Yang Jian berkata: "Gaib akan mengganggu sirkuit listrik, jika hantu gentayangan muncul, drone pasti akan terpengaruh, entah menghilang atau jatuh. Setidaknya masih bisa berfungsi sebagai peringatan. Sudahlah, jangan hiraukan hal seperti ini. Kami juga bukan datang untuk meneliti ini. Mari periksa hotelnya. Sudahkah kau beri tahu Tong Qian?"
"Sudah, Tong Qian sedang menunggu kami di dalam hotel," jawab Li Yang.
"Bagus."
Keduanya memeriksa Hotel Caesar dengan saksama.
Semua jendela dan pintu hotel ini telah ditutup rapat dengan semen, bahkan pintu gerbang utama. Namun setelah sekian lama, banyak bagian yang mulai berlubang - ada yang dibuka secara manual, ada pula yang disebabkan oleh alasan khusus tertentu.
Saat ini tengah hari, sinar matahari sangat terik.
Cahaya menyusup melalui celah-celah masuk ke dalam hotel, menambah sedikit penerangan pada interior hotel yang redup.
Namun penerangan ini sangat terbatas. Area di luar 5-6 meter tetap diselimuti kegelapan yang membuat tidak nyaman.
"Hati-hati, tempat ini sangat tidak lazim," kata Yang Jian.
"Komandan tenang, saya siap," ujar Li Yang.
Keduanya telah mempersiapkan diri dengan matang, mengingat investigasi mereka kali ini mungkin akan menghadapi benda-benda aneh, sehingga persiapan sempurna mutlak diperlukan.
Yang Jian menatap pintu gerbang yang tertutup semen. Mata hantu-nya berputar secara misterius, cahaya merah berkedip samar.
Semen yang menutupi pintu gerbang langsung lenyap, membuka jalan menuju hotel.
Cahaya muncul, kegelapan di lobi hotel menghilang. Udara pengap dan lembap menyebar, disertai aroma anyir berjamur.
"Terlihat tempat ini sudah diblokir terlalu lama."
"Yang Jian, Li Yang, kalian datang?" Saat itu Tong Qian turun dari lantai atas hotel. Dia menerima informasi kedatangan Yang Jian sehingga sengaja keluar untuk bertemu.
"Bagaimana, tidak bertemu bahaya kan?" Yang Jian bertanya.
Tong Qian berkata: "Berhasil diatasi tanpa insiden, tapi aku merasa ada yang tidak beres, makanya memanggil kalian untuk melihat."
"Apa yang tidak beres?" Yang Jian bertanya.
Tong Qian menjawab: "Untuk saat ini hotel masih aman, setidaknya selama beberapa hari aku di sini belum melihat hantu."
"Kau berani tinggal di sini?" Ekspresi Yang Jian berubah: "Keberanianmu meningkat."
"Aku tidak tidur, hanya sedang mengawasi." Tong Qian menjelaskan.
Dia memiliki tiga wajah. Sebagai Pengendali Hantu, dia memiliki karakteristik unik: bisa berubah menjadi Senyuman sementara wajah aslinya tertidur pulas, namun kesadarannya tetap terjaga.
Dengan bergantian menggunakan tiga wajah, Tong Qian bisa 24 jam tidak tidur.
Yang Jian berkata: "Tidak ada aktivitas itu wajar, lagipula sudah diblokir bertahun-tahun. Kalau hantu mudah kabur, pasti sudah terjadi peristiwa supranatural, tidak akan menunggu sampai sekarang."
"Sudahlah, bahas ini nanti. Kalian ikut dulu, saat patroli di hotel aku menemukan seseorang - orang biasa yang menyusup diam-diam ke sini." Kata Tong Qian.
Li Yang heran: "Apa? Masih ada orang biasa yang masuk ke sini?"
"Pemuda tak tahu tinggi-rendahnya langit ini menemukan celah sistem lalu menyusup diam-diam." Tong Qian menggelengkan kepala dengan getir.
Yang Jian berkata: "Apa yang kau maksud sebelumnya tentang ada orang yang tinggal di sini pada malam hari dan lentera menyala, bukan merujuk pada mereka, kan?"
"Bukan." Tong Qian menjawab: "Aku takkan menganggap serius kejahatan orang biasa. Tempat ini benar-benar bermasalah di malam hari."
"Di mana orang itu? Mari kita pergi melihat bersama." Yang Jian langsung naik ke lantai atas tanpa ragu.
"Sisi ini." Tong Qian memimpin jalan di depan.
Tak lama kemudian.
Ketiganya tiba di lantai tiga hotel.
Lantai satu hotel terdiri dari aula utama dan dapur, lantai dua ruang makan, sedangkan lantai tiga dan empat berisi kamar-kamar.
Namun lantai yang benar-benar mengerikan adalah lantai empat.
Karena di lantai empat terdapat lorong menuju koridor dan kamar tak dikenal.
Kamar-kamar di sana diduga dihuni hantu gentayangan, dengan jumlah kamar yang sangat banyak sampai tidak masuk akal. Selain bahaya mengancam, terdapat banyak fenomena aneh yang tak bisa dipahami, menjadikannya area terlarang.
Keberanian Tong Qian yang tetap tinggal di lantai tiga patut diacungi jempol.
Tak lama kemudian.
Tong Qian membawa mereka ke sebuah kamar.
Di dalam kamar terdapat tumpukan makanan dan air, namun di sudut terlihat seorang perempuan berambut pirang mengenakan jeans yang terlipat ketakutan. Perempuan berusia awal dua puluhan ini tampak sangat muda, tapi sekarang ekspresinya abnormal—hanya meringkuk di sudut sambil gemetar ketakutan. Setelah mendengar suara, frekuensi gemetarnya semakin tinggi.
Yang Jian langsung paham situasi hanya dengan sekali pandang: "Dia sudah trauma berat sampai gangguan jiwa."
"Kau benar. Aku sudah mencoba membawanya keluar, tapi dia sama sekali tidak mau meninggalkan kamar ini." kata Tong Qian.
“Tidak mau meninggalkan ruangan ini berarti dia mengalami sesuatu yang mengerikan di luar, sehingga timbul bayang-bayang yang membuatnya takut keluar pintu.” Yang Jian berkata.
Li Yang berkata: “Mungkin dia melihat hantu, lalu beruntung tidak mati, ketakutan dan bersembunyi di ruangan ini.”
“Saat kutemukan dia sudah pingsan, aku yang menyelamatkannya dan memberinya makanan serta air.” Tong Qian berkata: “Awalnya aku berencana mengorek informasi darinya, kalau tidak berhasil terpaksa kusurukkan dia keluar paksa.”
Yang Jian diam saja, hanya berjalan mendekat.
“Yang Jian, ada ide bagus?” Tong Qian bertanya.
“Aku bisa menyembuhkannya, tapi perlu sedikit pengorbanan darinya.” Yang Jian menjawab.
Tong Qian berkata: “Lakukan saja, kalau tidak diobati seumur hidupnya akan hancur.”
“Kau benar.” Yang Jian mengangguk.
Bayangan hantu di belakangnya langsung bergoyang, menyergap masuk ke tubuh wanita itu.
Terjadi erosi bayangan hantu, sang wanita tak bisa melawan.
Memorinya diserap lalu diubah, membuatnya melupakan semua kejadian di sini, hanya ingat sebelum memasuki tempat ini.
Tak lama kemudian.
Wanita itu pingsan, Yang Jian meliriknya, cahaya merah berkilat, langsung menyurukkan keluar Hotel Caesar.
“Kau suruh dia ke mana?” Tong Qian bertanya.
Yang Jian menjawab: “Tidur di pinggir jalan raya, aman. Tapi ingatannya hilang beberapa hari, saat bangun akan lupa semua di sini, hanya ingat pulang dari bar lalu mabuk tergeletak di jalan.”
Sambil bicara dia merekonstruksi memori sang wanita.
……Wanita ini bernama Huang Ying, seorang perempuan biasa yang suka bersenang-senang setelah lulus dan bekerja, sering mengunjungi bar hingga bertemu sekelompok teman tidak baik... Pengalaman dan memori seperti ini tidak istimewa, Yang Jian tidak tertarik dan langsung melewatkannya.
Titik balik terjadi tiga hari yang lalu.
Huang Ying bersama sekelompok pemuda spiritual penasaran datang ke Hotel Caesar karena rasa ingin tahu dan ingin bersenang-senang.
Dia diundang oleh inisiator bernama Zhang Zhe.
Kelompok ini terdiri dari enam orang: empat pria dan dua wanita.
……Memori terus berlanjut.
Yang Jian mengetahui seluruh kejadian yang dialami Huang Ying beberapa hari terakhir.
"Komandan tim, bagaimana situasinya?" tanya Li Yang.
"Dia hanya satu dari korban selamat, masih ada lima orang yang hilang di hotel ini. Semuanya pemuda yang sengaja mencari masalah. Alasan dia ketakutan sampai begini karena melihat mayat," kata Yang Jian dengan tenang.
Tong Qian berkata: "Secara logika, mayat biasa tak mungkin membuat orang ketakutan sampai seperti ini."
"Masalah utamanya adalah mayat itu berjalan di hotel gelap gulita. Saat lampu ponselnya menyoroti, dia langsung menjerit histeris dan lari masuk ke sini. Dalam panik, dia memilih bersembunyi dan tak berani keluar," jelas Yang Jian dengan suara datar.
"Apakah mayat itu hantu?" tanya Tong Qian.
Yang Jian menjawab: "Tidak jelas, tapi yang pasti sekarang hotel ini bermasalah. Ngomong-ngomong, sudahkah kau periksa lantai empat?"
"Sudah, tapi tak ada temuan. Aku juga tidak menyelidiki area paling berbahaya itu, sesuai perintahmu untuk fokus pada pengawasan dan tidak neko-neko," kata Tong Qian.
“Pemikiranmu ini sangat benar, Hotel Caesar bukan tempat untuk menunjukkan kekuatan. Bahkan aku sendiri harus sangat berhati-hati di sini,” kata Yang Jian.
Li Yang bertanya: “Sekarang apakah kita bertiga akan pergi melihat bersama? Atau tunggu sampai malam sambil lihat situasi?”
“Apa yang berubah di sini saat malam?” tanya Yang Jian.
Tong Qian berkata: “Lentera akan menyala terang, hotel akan kembali ke kondisi operasional sebelumnya, dipenuhi pencahayaan gemerlap. Bahkan kita bisa mendengar banyak suara aneh, seperti langkah kaki orang mendekat, suara orang makan... Semuanya seolah ada aktivitas manusia, tapi tak ada satu orang pun terlihat.”
“Tapi saat siang tiba, semuanya kembali normal.”
Yang Jian mengerutkan kening: “Pukul berapa fenomena ini biasanya mulai terjadi?”
“Aku sudah perhatikan, dari pukul 10 malam hingga pukul 4 dini hari, total enam jam. Aku sudah mengalaminya dua kali, jadi pasti tidak salah. Hanya saja dalam kondisi seperti ini aku tidak berani keluyuran di hotel, hanya mengamati dari dalam kamar. Syukurlah selain fenomena supernatural ini, tidak ada bahaya lain yang muncul.”
Tong Qian menceritakan beberapa pengalamannya.
Kali ini dia bertindak sangat hati-hati namun berani.
Berani tinggal sendirian di Hotel Caesar, sekaligus mengamati situasi di sini dengan cara yang aman.
Tidak seperti terakhir kali yang berakhir dengan kegagalan.
“Kau mengambil keputusan tepat. Dalam kondisi seperti ini, keluyuran sendirian bisa membuatmu mati di sini jika bertemu bahaya. Menjaga keselamatan diri adalah prioritas utama,” kata Yang Jian.
“Kita tidak perlu terburu-buru ke lantai empat sekarang. Karena keanehan muncul di malam hari, kita akan amati lagi nanti malam.”
“Harus menunggu beberapa jam baru bisa.” kata Tong Qian.
Li Yang berkata: “Selama waktu ini kita bisa mencari hotel, menghilangkan potensi masalah.”
“Bagus.”
Yang Jian berkata: “Lebih baik berhati-hati, menangani peristiwa supranatural tidak bisa terburu-buru, harus bertahap.”
Di otaknya masih terngiang ingatan Huang Ying sebelumnya.
Mayat berjalan yang dilihatnya sepertinya terlihat familiar, seolah pernah melihatnya di suatu tempat.
Entah karena ingatan di otaknya terlalu kacau sehingga semua orang terlihat familiar, atau mayat itu memang benar-benar pernah dilihat sebelumnya.
“Aku butuh selembar kertas untuk melukis wajah itu.” batin Yang Jian.
