"Beberapa bukti menunjukkan bahwa Xianglan kemungkinan besar belum mati."
"Meskipun hanya tersisa sebuah kepala dan sudah diretas hantu gentayangan, Yang Jian menilai kesadarannya mungkin masih ada, belum sepenuhnya mati. Itulah sebabnya dia tidak bangkit kembali di ruangan ini."
"Hanya saja, semua ini masih dugaan. Kebenarannya perlu diuji."
"Menghidupkan kembali kepala manusia ini berisiko. Bisa jadi yang bangun bukan Xianglan melainkan seekor hantu." Tong Qian berkata: "Kita perlu bersiap menghadapi kemungkinan terburuk."
"Tenang, jika ada keanehan aku akan langsung memakukan mayatnya." Yang Jian menjawab.
Tong Qian mengangguk: "Kalau begitu mari segera mulai. Kita sudah membuang banyak waktu. Jika ditunda, hantu-hantu itu mungkin kabur dari Hotel Caesar. Aku tidak yakin ruangan ini benar-benar bisa mengurung mereka."
Tanpa bicara lebih lanjut, Yang Jian segera bertindak.
Kekuatan gaib Hantu Penipu mulai muncul.
Aura dingin yang menyeramkan berkumpul, membentuk sosok mayat tanpa kepala yang samar. Meski awalnya ilusi, batas antara khayalan dan kenyataan mulai runtuh oleh kekuatan gaib.
Ilusi berubah menjadi nyata.
Realitas telah diubah.
Sebuah mayat tanpa kepala benar-benar muncul.
Saat itu, bayangan hantu di belakang Yang Jian bangkit, mengambil kepala Xianglan dan merangkainya ke leher mayat tak berkepala.
Begitu ditempelkan, leher dan kepala langsung menyatu sempurna. Bahkan luka pun sembuh tanpa bekas.
“Kemampuan paling dasar Bayangan Hantu itu sendiri sebenarnya adalah menyambungkan mayat, hanya memasang kepala saja tentu sangat mudah.”
“Sementara Bayangan Hantu yang menyambungkan kepala itu tidak mundur kembali, malah menutupi tubuh mayat, kemudian seperti kabut pekat yang perlahan-lahan masuk ke dalam mayat Xianglan.”
“Yang Jian berniat memanfaatkan kemampuan invasi Bayangan Hantu untuk menemukan kekuatan gaib yang tersimpan di kepala Xianglan, lalu melepaskannya.”
“Hanya dengan cara ini kesadaran Xianglan baru mungkin kembali.”
“Seiring invasi Bayangan Hantu, Yang Jian merasakan di dalam kepala mati Xianglan tersembunyi dua kekuatan gaib. Satu kekuatan gaib relatif kuat, menguasai keunggulan, sementara kekuatan gaib lainnya tertekan, terasa seperti menjadi bagian dari puzzle.”
“Kepala Xianglan berasal dari hantu gentayangan yang memainkan piano itu, sementara piano itu sendiri adalah barang gaib. Jadi piano dan hantu pemain piano terpisah. Hantu itu mendapatkan kepala Xianglan, sehingga bisa memainkan piano dan melepaskan kutukan...”
“Sementara Yang Jian menganalisa, Bayangan Hantu sudah memasuki kepala Xianglan.”
“Seketika.”
“Bergabungnya kekuatan gaib baru langsung menghancurkan keseimbangan tertentu.”
“Di otak Yang Jian langsung muncul sebuah gambaran.”
Dalam gambaran, dia berada di sebuah ruangan khusus yang di dalamnya terdapat sebuah piano tua, namun piano itu terlihat buram dan tidak jelas. Di depan piano itu, berdiri sosok orang dengan aura suram yang tubuhnya samar-samar, hanya kepalanya yang terlihat jelas.
Tapi kepala itu bukan wajah Xianglan, melainkan kepala manusia yang sudah mengering seperti mumi, seolah telah lama mati.
Meski begitu, bola mata di kepala mumi itu masih memancarkan cahaya ganjil, seolah menatap tajam bayangan hantu yang nekat masuk.
"Karena tubuhnya dibongkar, hantu tidak bisa menampakkan wujud aslinya sepenuhnya, hanya tersisa sebuah kepala." Yang Jian paham apa yang terjadi.
Dia tidak gentar.
Bayangan hantu itu mendekat, namun sosok hantu mulai terpengaruh, bentuknya mulai melengkung tak bisa mempertahankan wujud sebelumnya.
Sebuah kepala hantu gentayangan mustahil bisa melawan bayangan hantu utuh.
Tak lama kemudian.
Sosok hantu gentayangan itu perlahan lenyap, hanya menyisakan kepala manusia kering. Tapi di bawah kendali bayangan hantu, kepala itu tertidur pulas, tak bisa membuka mata dan sadar.
Seiring tertahannya sisa kekuatan gaib hantu itu, sebuah kesadaran perlahan mulai bangkit.
"Yang Jian, ini gunanya. Dia akan bangun," kata Tong Qian.
Saat ini.
Kelopak mata Xianglan bergetar halus, ekspresi menyakitkan terlihat di wajahnya, seakan seluruh tubuhnya mengalami siksaan berat, namun perlahan mulai sadar di saat ini.
Li Yang menatap tajam Xianglan ini dengan penuh kewaspadaan.
Bagaimanapun, sebelumnya Yang Jian pernah mengatakan bahwa yang bangun mungkin bukan Xianglan asli, melainkan hantu gentayangan yang dibangkitkan.
Namun kali ini keberuntungan tidak seburuk itu.
Tak lama kemudian.
Xianglan membuka matanya, tatapannya memancarkan kepasrahan dan keputusasaan, seakan telah kehilangan semua harapan akan dunia ini.
Perlahan, semangat hidup mulai kembali padanya.
Xianglan tampak heran sekaligus penuh tanya, melihat beberapa orang asing di sekitarnya.
"Kalian siapa... Apakah kalian yang menyelamatkuku?" Xianglan cepat menguasai diri, matanya mengamati satu per satu, akhirnya tertahan pada sosok Yang Jian.
Dia mengenal pria ini, pernah bertemu sekali sebelumnya.
"Kau mengenalku?" Yang Jian menatapnya tajam, memperhatikan cara Xianglan memandangnya yang agak berbeda.
Xianglan berkata: "Kita pernah bertemu di sini, lupa?"
"Itu setahun yang lalu, tapi ingatanmu mustahil bertahan selama itu," kata Yang Jian.
"Rupanya kau sudah cukup paham tentang tempat ini. Benar, saat itu aku baru saja sadar di sini dan mencari jalan keluar. Kukira telah menemukan harapan, tapi yang kutemukan justru jurang keputusasaan," jawab Xianglan.
Yang Jian bertanya: "Dari penjelasanmu, sejak terakhir kali sampai sekarang kau belum mati, sehingga ingatanmu tetap utuh?"
“Ini tidak mungkin. Tinggal lebih dari setahun di sarang hantu ini tanpa mati, hal seperti itu pada dasarnya mustahil dilakukan.” Tong Qian merasakan keterkejutan.
“Asal cukup teliti, ditambah faktor keberuntungan yang baik, tidak mati dalam setahun bukanlah hal yang mustahil.” Li Yang berkata.
“Dari ucapan kalian, aku bisa melihat bahwa kalian mungkin sudah tahu—jika aku mati, sebagian memoriku akan hilang lalu aku bangkit kembali. Tapi sayangnya, sejak terakhir kali hingga sekarang aku belum mati sama sekali. Alasan aku tidak mati bukan karena bertahan hidup dalam waktu lama, melainkan karena aku terus-menerus eksis dalam keadaan khusus di ambang hidup dan mati.”
Xianglan berbicara dengan nada tenang, sangat berbeda dengan kesan pertemuan pertama mereka.
“Ternyata begitu.” Yang Jian akhir mengerti.
Xianglan bisa "hidup" lebih dari setahun bukan karena benar-benar tinggal di sini, melainkan karena terkontaminasi arwah gentayangan sehingga eksis dalam kondisi khusus selama ini.
Justru karena alasan inilah memorinya tidak mengalami kehilangan.
“Kali ini kamilah yang menyelamatkanmu. Sebagai gantinya, kami perlu memahami situasi di sini. Harap kooperatif.” Li Yang mengingatkan.
Tatapan Xianglan berkedip: “Apa yang ingin kalian ketahui?”
“Semua tentang tempat ini.” Jawab Yang Jian.
Xianglan terdiam sejenak, lalu berkata: “Jujur saja, aku pun tidak tahu di mana lokasi ini. Saat terbangun dari pingsan, aku sudah berada di ruangan ini. Aku mencoba kabur, tapi prosesnya tidak mulus. Pintu keluar tak kunjung ditemukan, aku hanya mondar-mandir meraba-raba... Sampai suatu ketika bertemu Anan yang juga terjebak di sini.”
“Dan tidak sedikit orang yang memiliki pengalaman serupa dengan kami. Sepengetahuanku, ada sepuluh orang yang terjebak di sini, dan mereka semua sedang mencari jalan untuk keluar.”
“Aku tidak tahu apakah ada yang pernah berhasil. Yang kuketahui, di antara ruangan tak terhitung di tempat ini, setiap ruangan menyimpan bahaya mengerikan. Tapi kadang kami juga bisa menemukan petunjuk serta makanan dan air untuk bertahan hidup dari ruangan lain.”
Yang Jian berkata: “Jawabanmu seperti ini tidak memuaskanku. Perkataan serupa sudah diucapkan Anan.”
“Kau pernah bertemu dengannya, di mana dia sekarang?” Xianglan balik bertanya.
“Mati.” Yang Jian berkata dingin: “Tapi kubunuh sendiri.”
Xianglan mengedipkan mata, memandangi Yang Jian dengan heran, seolah tak menyangka dia membunuh Anan. Namun kemudian dengan tetap tenang dia berkata: “Dia sudah mati lebih dari sekali. Mati sekali lagi pun tak masalah. Sekarang dia seharusnya sudah bangkit, muncul kembali di salah satu ruangan di sini.”
“Ruangan 701, benar?” Kata Yang Jian.
“Kau bahkan tahu ini.” Ekspresi terkejut terlihat di wajah Xianglan.
Tak disangka Yang Jian bahkan mengetahui ruangan kebangkitan Anan.
“Kalau sudah tahu sebanyak ini, untuk apa bertanya lagi padaku.” Kata Xianglan.
Yang Jian langsung bertanya: “Ruangan mana yang kau gunakan untuk mencatat informasi? Ada beberapa hal yang ingin kulihat sendiri.”
“Ruangan pencatatan informasi?” Xianglan terdiam sejenak, lalu menjawab: “Ruangan 100.”
“Benarkah? Kau tahu jalannya, kan? Bawa kami ke Ruangan 100.” Kata Yang Jian.
Xianglan berkata: “Aku tak keberatan membawamu, tapi aku ingin tahu tujuanmu memahami tempat ini.”
“Memblokir tempat ini sepenuhnya, membuat sarang hantu ini takkan pernah muncul di luar.” Jawab Yang Jian.
“Ini mustahil.” Xianglan berkata: “Di sini tidak ada cara untuk diblokir, pintu keluar akan selalu ada. Paling-paling kau hanya bisa menutup pintu keluar, tidak bisa menutupnya rapat-rapat.”
“Mengapa?” Yang Jian bertanya.
“Tanpa sandaran realitas, tempat ini tidak akan eksis.” Xianglan menjelaskan: “Ini informasi yang saya temukan, kau boleh memilih tidak percaya.”
Mendengar ini, Yang Jian langsung membuat asumsi terkait wilayah hantunya sendiri.
Bisakah wilayah hantunya sendiri diblokir sepenuhnya?
Tidak mungkin.
Karena selalu ada penghubung dengan realitas, yaitu mata hantunya.
Jika Hotel Caesar juga dipertahankan oleh seekor hantu gentayangan, maka hantu itu pasti harus eksis di dunia nyata. Kalau tidak, tempat ini tidak bisa dipertahankan.
Jadi pintu keluar hanya bisa ditutup rapat-rapat, tidak bisa dilenyapkan sepenuhnya.
Tapi pintu yang ditutup rapat-rapat tidak menjamin keamanan, cepat atau lambat pasti akan terbuka suatu hari nanti.
“Masalah ini kita bicarakan nanti. Sebelum pergi ke ruangan 100, ada satu hal lagi yang harus kulakukan.”
Yang Jian kemudian menambahkan: “Saya ingin tahu mengapa setelah mati kau bisa bangkit kembali di ruangan ini. Adegan sebenarnya ruangan ini tidak bisa terlihat oleh kami, hanya kau yang bisa melihatnya.”
“Alasan yang kau sebutkan ini juga pernah kuselidiki, tapi saya tidak menemukan penyebabnya.” Kata Xianglan.
Dia sudah tinggal di sini begitu lama, mustahil tidak mencoba menyelidiki rahasia ini.
“Kau tidak menemukannya karena menyelidiki sebagai orang biasa. Bagaimana jika kau bukan orang biasa?” Yang Jian menyebutkan sebuah kemungkinan.
