Lantai tiga Hotel Caesar.
Tungku api perlahan mulai menyala kembali, kegelapan di sekitarnya mulai menghilang. Api aneh di tungku itu bersinar semakin terang bagai lentera terang.
Hantu gentayangan sedang bangkit, suhu di sekitar tungku api meningkat.
Fenomena gaib sedang menyala.
Saat ini Yang Jian sudah bisa melihat mayat-mayat di dekat tungku yang mulai memerah, seolah mengeluarkan percikan api dan siap terbakar kapan saja.
Beberapa menit menunggu cukup membuat api tungku menyala kembali.
"Maksimal tiga menit, mayat-mayat di sekitar akan terbakar. Saat itu api akan terus menyebar sampai semua mayat habis terbakar." Pikir Yang Jian sambil memperhitungkan semua perubahan ini.
"Saat ini semuanya berjalan lancar."
"Meskipun waktunya terbuang, namun selama periode ini sekitar kami tidak bertemu bahaya. Hanya menunggu saja, dia sangat sabar."
"Namun keberuntungan tidak akan terus-menerus baik."
"Tepat pada saat ini, cahaya api yang tadinya perlahan terang tiba-tiba meredup secara drastis. Anehnya, meskipun api di tungku semakin membara, pencahayaan sekitar malah semakin gelap. Seolah ada eksistensi khusus yang menyerap semua cahaya."
"Perubahan ini begitu muncul langsung terasa tidak beres."
"Hantu di lantai tiga kemungkinan besar sudah mendekat. Aku merasakannya di posisi itu, dan jaraknya sangat dekat dengan kita."
"Tong Qian saat itu menekan suaranya, mengulurkan tangan menunjuk ke samping."
"Posisi yang ditunjuknya adalah dinding dari tumpukan mayat. Menurut persepsinya, hantu lantai tiga berada di balik dinding ini. Jika sekarang dinding didorong, mungkin langsung terlihat hantu gentayangan yang mondar-mandir di lantai tiga."
"Setelah waktu yang lama, wajar jika hantu berkeliaran di sekitar. Tapi seharusnya kita belum diawasi hantu."
"Li Yang mengerutkan alut, wajahnya penuh kewaspadaan siap menghadapi situasi."
"Yang Jian diam seribu bahasa, hanya menyimak gerakan di sekelilingnya."
"Mata hantu tak bisa menembus mayat. Ia juga tak bisa melihat apa yang ada di balik dinding ini, hanya bisa menilai kedatangan bahaya dari perubahan halus di sekitar."
"Dalam lingkungan sunyi dan menekan ini, sedikitpun suara akan terdengar berlipat ganda."
“Yang Jian mendengar di balik dinding mayat sebelah sana terdengar suara langkah kaki telanjang yang berat, setiap langkahnya menginjak lantai dengan keras, seolah-olah bahkan gaungnya tidak ada.”
“Mengingat situasi sebelumnya saat naik lift melewati lantai tiga ini.”
“Saat itu dia melempar sebatang Lilin Hantu untuk mengusir hantu gentayangan di lantai tiga, namun tepat saat lilin itu habis terbakar, dia benar-benar melihat sepasang kaki telanjang berbercak mayat yang dingin berdiri di tengah jalan, dan pastilah itu kaki milik hantu lantai tiga.”
“Tunggu, langkah kakinya makin cepat.”
Seketika.
“Yang Jian menyimak gerakan langkah kaki di sebelah, namun mendapati bahwa langkah kaki yang awalnya santai itu perlahan mulai mempercepat tempo, meski dari suaranya terdakin semakin menjauh, sedang menjaga jarak dari kerumunan.”
“Hantunya pergi?” Tong Qian juga bisa merasakan ancaman mengerikan itu sedang menjauh.
“Tidak, dia sedang menghindari dinding ini, bukan menjauhi kita.”
“Wajah Yang Jian berkerut khawatir, saat menatap ke depan dia melihat sebuah persimpangan di sisi jalan.”
“Di sekitar persimpangan itu mayat-mayat bertumpukan, namun itulah satu-satunya jalan menuju ke sini. Sebelumnya hantu gentayangan mungkin sedang mendekati beberapa orang, hanya karena salah jalan di tengah perjalanan terhalangi tumpukan mayat, sehingga tertunda. Kini terpaksa memutar.”
“Hanya saja dalam kondisi normal seharusnya tumpukan mayat ini tidak bisa menghalangi seekor hantu gentayangan untuk maju.”
Ataukah hantu gentayangan ini mengikuti aturan aksi tertentu sehingga tak bisa melewati dinding mayat?
Tapi tepat ketika Yang Jian berpikir demikian, dugaan sebelumnya menjadi kenyataan.
Di ujung jalan yang terbentang di depan mata.
Di persimpangan itu, tiba-tiba muncul sesosok mayat ganjil berdiri dengan cara yang tak terduga. Sekeliling jasad itu diselimuti pencahayaan suram, seolah seluruh area tertutup kabut hitam pekat yang membuat penglihatan tak jelas. Satu-satunya yang bisa dirasakan adalah aura ganjil dan dingin menusuk yang memancar dari mayat tersebut.
"Hantu datang."
Mata Hantu Yang Jian menatap tajam ke arah hantu gentayangan itu. Dengan tombak retak di genggaman, ia bersiap untuk melawan.
"Mayat-mayat di sekitar akan segera terbakar. Kedatangan hantu ini agaknya kurang tepat waktu. Jika beruntung, kita bisa mundur sebelum bentrok." Li Yang berbisik dengan suara tertekan.
Saat ini.
Tungku api nyaris pulih sepenuhnya.
Mayat-mayat di sekeliling memerah seperti besi membara, bahkan mulai muncul nyala-nyala api kecil.
Jelas terlihat.
Kegaiban tungku ini mempengaruhi lingkungan sekitar, memicu pembakaran mayat-mayat ganjil tersebut.
Hanya saja nyala api masih terlalu kecil. Diperlukan waktu lebih untuk membentuk kobaran api gaib yang sanggup melahap segalanya.
"Lift belum sampai, tapi suara operasinya sudah terdengar dari sumur lift. Sepertinya tak lama lagi akan tiba." Tong Qian menambahkan informasi tentang situasi di belakang mereka.
Meski hantu gentayangan muncul, situasi masih belum tergolong buruk.
Semua ini sedang berkembang ke arah yang baik.
"Tidak beres." Ekspresi Yang Jian saat ini terlihat sangat muram.
"Komandan tim, ada apa?" tanya Li Yang.
Dia tidak memiliki mata hantu, tak bisa melihat hantu gentayangan yang berdiri di persimpangan sana.
"Kalian perhatikan tidak, setelah hantu muncul, mayat yang sebelumnya sudah menyala kini mulai padam. Pengaruh api tungku terhadap mayat-mayat sekitar semakin berkurang." Yang Jian memperhatikan perubahan situasi.
"Benar juga, keadaan sekitar seolah sedang dibalikkan." Ekspresi Li Yang berubah samar.
Yang Jian berkata: "Bukan dibalikkan, tapi kehadiran hantu mengganggu api tungku, membuat kekuatan gaibnya tak lagi mempengaruhi sekitarnya. Artinya, jika hantu ini terus bertahan di sini, api tungku tak akan bisa membakar mayat-mayat sekitar."
"Ini benar-benar masalah merepotkan." Wajah Tong Qian dan Li Yang mendadak pucat mendengar penjelasan itu.
Situasi yang paling tidak ingin mereka hadapi akhirnya terjadi juga.
Hari ini mereka terpaksa harus melawan hantu gentayangan ini.
Namun sesaat kemudian...
Yang Jian yang sejak tadi diam mengamati tiba-tiba bergerak.
Tombak retak di tangannya melesat deras dilempar.
Seperti lembing yang meluncur kencang, membelah udara dan tepat menembus mayat ganjil yang tegak di ujung jalan. Kekuatan dahsyatnya memakukan mayat itu ke dinding yang terbuat dari ribuan jasad bertumpukan di belakangnya.
Asalkan paku peti mati berhasil memakukan hantu gentayangan, seganas apapun hantu itu akan merosot ke dalam kesunyian total, tak bisa bergerak sedikit pun.
"Apa berhasil?" Yang Jian menatap mayat di ujung jalan itu, tak bisa memastikan situasi.
"Langsung bertindak gegabah seperti ini terlalu riskan. Kau bisa saja kehilangan senjata gaib ini di sini." Tong Qian mengingatkan.
Yang Jian berkata: "Tak ada waktu untuk mikir panjang. Hantu ini kejamnya mencekam. Aku punya firasat, jika bisa langsung mematikannya dengan paku, ini pasti solusi terbaik. Soal mengambil kembali senjata gaibnya, kita cari cara nanti."
Tong Qian mengangguk, tak melanjutkan bicara.
Dalam hati, ia harus mengakui: Ketegasan Yang Jian memang luar biasa.
Perlu diketahui, baik paku peti mati maupun golok kayu bakar adalah barang-barang gaib yang sangat vital. Kehilangan salah satunya akan jadi kerugian besar. Tapi di saat genting ini, Yang Jian bisa melemparkannya tanpa ragu, hanya sebagai serangan uji coba.
Entah karena paku peti mati benar-benar menjerat hantu, cahaya redup di sekeliling mulai pulih dengan cepat.
Mayat-mayat yang terbakar di sekitar kini kembali berkobar, kali ini lebih dahsyat. Api mulai merambat membentuk pola meluas, kobaran semakin membesar.
"Sepertinya berhasil. Tungku api menyala sempurna, lingkaran api di sekeliling sudah terbentuk. Kemungkinan besar hantu itu benar-benar terpaku." Li Yang mengamati perubahan di sekitar.
Yang Jian tetap diam seribu bahasa.
Benarkah segalanya sesederhana ini?
"Perlu diketahui, ini adalah hantu gentayangan yang menguasai satu lantai penuh Hotel Caesar, bahkan mampu menghentikan lift gaib yang lewat dengan mudah."
"Meski aksi sebelumnya cukup cepat dan memiliki kemampuan menentukan, namun jika bicara tentang menyelesaikan hantu di lantai tiga secara langsung, Yang Jian tidak memiliki keyakinan sebesar itu di hatinya."
"Tentu saja, kecurigaan tetap kecurigaan, Yang Jian juga berharap bisa mendapat keberuntungan untuk langsung memakukan mati hantu itu."
"Tapi tepat di saat ini."
"Dinding yang terbentuk dari tumpukan mayat tiba-tiba bergoyang."
"Awalnya dikira ilusi."
"Tak lama kemudian baru menyadari ada yang tidak beres."
"Dinding di kiri-kanan tiba-tiba runtuh, ribuan mayat kehilangan keseimbangan dan berduyun-duyun mengarah ke Yang Jian dan kawanannya seperti dua gelombang mayat yang tak tertahankan."
"Mundur!"
"Wajah Yang Jian berubah drastis. Baru saja berteriak, dia sudah merasakan tubuhnya dihujani mayat-mayat."
"Mayat-mayat ini luar biasa berat dan jumlahnya masif. Meski sempat mendorong sebagian besar, sisa mayat tetap menelannya bulat-bulat."
"Sial!" Li Yang dan Tong Qian juga panik, seluruh tubuh mereka bergetar.
"Mereka ingin melawan tapi tak berdaya, bahkan kekuatan gaib di tubuh mereka pun tak bisa membersihkan semua mayat ini seketika."
"Apalagi mayat-mayat ini bukan mayat biasa, melainkan mayat yang memiliki kekuatan gaib."
"Dalam cahaya api yang berkedip-kedip."
Mayat-mayat terus mengalir deras, langsung mengisi kembali jalan yang tadi, menguburkan ketiganya di lapisan paling bawah. Setelah curahan mayat berhenti, semua kembali tenang.
