"Dalam situasi ini masih belum bisa dihabisi? Orang ini pasti sangat menakutkan jika dalam kondisi prima."
Wajah Wang Genquan saat ini sangat muram. Ia melihat ke arah Anan yang merintih dalam kobaran api, serta Zhu Jian yang sekarat, terbaring di sana perlahan berubah menjadi mayat hangus.
Mereka berdua sudah tidak ada cara untuk diselamatkan.
Api tungku itu telah menyulut mereka, dan tidak bisa dipadamkan. Terbakar hingga mati hanyalah masalah waktu.
Dan keadaan saya sendiri serta Xianglan juga tidak terlalu baik.
Dia sudah merasakan sensasi benda asing menyusup ke dalam tubuhnya, panas menyengat, kram perut. Jika tidak mencari cara, mereka juga akan mengalami nasib yang sama.
"Tangan yang bisa meretas tubuh orang hidup?" Xianglan menatap Yang Jian, ekspresinya serius, mengabaikan rasa sakit di tubuhnya.
Tubuh Yang Jian saat ini sudah pulih cukup banyak. Ia sudah bisa berjalan agak kaku. Tampaknya efek setelah serangan hantu gentayangan sebelumnya mulai berkurang.
Ini kabar baik.
Setidaknya ini membuktikan dia masih bisa menanggung serangan hantu di lantai tiga, meskipun penangguhan ini membutuhkan pengorbanan tertentu.
"Kalian bahkan tidak tahan serangan tangan hantu, ingin membunuhku? Ini mimpi di siang bolong. Tapi kalian berdua mengendalikan lebih dari satu hantu, masih ada kekuatan gaib lain. Jika tidak ingin mati, coba lagi mengambil risiko, lihat apakah bisa berhasil."
Mata hantunya kembali terbuka. Setelah bertahan melewati momen tak bisa bergerak, kondisinya pulih dengan cepat.
Xianglan terdiam sejenak: "Tidak perlu, kami sudah kalah. Sejak awal bertindak, saya sudah tahu ini tak akan berhasil. Tapi kami tidak punya pilihan. Jika kesempatan ini terlewat, entah harus menunggu berapa lama lagi. Meski kali ini kalah, masih ada kesempatan berikutnya. Setelah ribuan kegagalan, pasti akan tiba hari keberhasilan kami."
"Wang Genquan, ayo pergi. Kita harus meninggalkan informasi kali ini."
Dia tidak berniat melanjutkan perlawanan lagi, memutuskan untuk mundur dan merekam informasi penting ini sebagai persiapan untuk kesuksesan berikutnya.
Saat ini, banyak bagian tubuh Wang Genquan sudah memerah seperti akan segera terbakar. Tapi dengan mengandalkan kekuatan gaib dalam tubuhnya, dia memaksa memperpanjang waktu sebelum terbakar, menyambung nyawanya.
Namun jika terus dipaksakan, dia dan Xianglan akan segera terbakar sampai mati.
Jangankan tidak bisa mengalahkan Yang Jian, bahkan jika menang pun mereka tidak akan bertahan lama.
Jadi mereka sudah kalah. Lebih baik menyimpan tenaga untuk persiapan kebangkitan berikutnya.
"Pergi?"
Yang Jian terkekeh sinis: "Kau pikir ini main peran anak-anak? Bisa datang sesuka hati dan pergi semaunya? Sudah kukatakan, tak satu pun dari kalian boleh pergi. Semua harus mati di sini. Soal meninggalkan informasi? Jangan bermimpi! Aku akan menghapuskan semua jejak informasi, mengurung kalian selamanya di sini."
Dia merasakan tangan hantu yang menyusup ke tubuh mereka berdua terkendali oleh kekuatan gaib, sehingga sampai sekarang belum mati.
Tapi meski tangan hantu bisa dikendalikan, api tungku ganjil itu tidak bisa dibatasi.
"Baik Wang Genquan maupun Xianglan, saat ini di kulit mereka muncul bercak-bercak merah menyala seperti bara api, sudah menunjukkan tanda-tanda mulai menyemburkan nyala api."
"Kondisimu belum pulih total, tangan hantu yang menyusup ke tubuh kami sementara belum bisa membunuhku. Kau takkan bisa menghalangi kami pergi sekarang."
Xianglan berkata, lalu memberi isyarat kepada Wang Genquan.
Wang Genquan langsung berbalik dan pergi tanpa basa-basi.
Keduanya mengabaikan Zhu Jian dan Anan, hanya mundur cepat sambil berencana naik lift untuk meninggalkan tempat ini.
"Braak!"
Namun sesaat kemudian.
Kekuatan dahsyat datang dari belakang, sebuah telapak tangan hangus dan menyengat tiba-tiba mencekik tenguk Xianglan dan menekannya keras-keras ke pintu lift.
Xianglan mendengus kesakitan, darah langsung menyembur dari mulutnya.
Dengan heran ia menoleh ke belakang.
Yang Jian ternyata sudah berdiri di belakangnya, kedua matanya memancarkan cahaya merah yang dingin dan ganjil.
"Aku tak mau mengulangi perkataan. Bila kubilang kau takkan bisa kabur, maka kau benar-benar takkan bisa."
Ekspresi Yang Jian dingin bagai hantu gentayangan penuntut nyawa yang tak bisa ditepis.
Xianglan menggigit giginya, tak mau mundur. Ia membalikkan badan sambil meraih lengan Yang Jian, lalu dari lengan bajunya tiba-tiba muncul lengan-lengan tambahan - bukan satu, dua, tiga, empat... Lengan-lengan ini terus bermunculan berlapis-lapis, mulai menutupi tubuh Yang Jian.
"Wang Genquan, aku menahannya, kau naik lift dan pergi cepat. Kekuatan gaibnya sedang pulih, aku tak bisa menahannya lama."
Dia menggunakan kekuatan gaib hantu kedua, berniat mengorbankan nyawanya untuk menahan Yang Jian.
"Baik, sampai jumpa lain kali." Wang Genquan juga bertindak tegas, tanpa ragu menekan tombol lift, tak berniat menyelamatkannya.
Dia juga terluka, tak bisa bertahan lama. Dari lima orang, harus ada satu yang bertahan untuk menyampaikan informasi.
Jika tidak, aksi kali ini akan sia-sia belaka.
Hanya dengan merekam informasi, mereka bisa mengetahui segalanya setelah bangkit nanti, meningkatkan persentase keyakinan bertahan hidup.
Munculnya kekuatan gaib kedua membuat pengendalian tangan hantu...gagal.
Meski kekuatan Yang Jian besar, ia tak bisa menghabisi Xianglan. Ratusan tangan yang menjulur dari lengan baju itu membuatnya mundur beberapa langkah.
Tapi hanya sampai di situ.
Sebagian kekuatan mata hantu telah bangkit, begitu pula kekuatan bayangan hantu.
"Percuma, lift takkan cepat datang. Kau tak bisa menahanku lama." Yang Jian melirik: "Meski dia naik lift kembali ke lantai empat, aku punya cara untuk menghabisinya. Kabur di hadapanku tak ada artinya."
Asal dia bisa mengambil kembali tombak itu.
Sabetan golok kayu bakar cukup untuk mengabaikan jarak dan membunuh Wang Genquan.
"Dia tak perlu bertahan lama, asal tinggalkan informasi." Tubuh Xianglan kini mengeluarkan asap, nyala api menyembul dari kulitnya.
Dia sedang terbakar, menanggung sakitnya luka bakar.
Ding dong!
Entah karena keberuntungan, atau waktu yang dipilih tepat.
Lift gaib itu tiba-tiba sampai di lantai tiga saat ini, diiringi bunyi bel yang nyaring, pintu lift yang miring dan berkarat kini terbuka.
"Lift sudah datang, saya pergi dulu." Wang Genquan kali ini terlihat agak girang.
Dia segera bersiap naik lift untuk pergi.
Tapi saat pintu lift terbuka, kegirangan di wajahnya berubah menjadi ekspresi kaget, lalu matanya membelalak menunjukkan ketidakpercayaan.
Di dalam lift yang terbuka, penerangan berkelip-kelip dengan suara 'creek-creek', gangguan gaib yang kuat muncul.
Sebuah mayat pria bertubuh tinggi besar dalam kondisi sangat membusuk berdiri tegak seperti tembok di dalam lift. Mayat ini dibalut kain kotor berbau busuk, namun sebagian besar sudah terlepas, memperlihatkan kulit kehitaman.
Bau busuk mayat yang pekat menyebar dari dalam lift, seolah membuat suhu sekitar turun beberapa derajat.
Sesaat kemudian.
Kulit Wang Genquan mulai menggelap, lalu menghitam dan membusuk. Seluruh tubuhnya hanya dalam hitungan detik berubah dari manusia utuh menjadi mayat busuk, lalu tumbang ke lantai dan mati di tempat.
"Apa?!"
Xianglan tertegun menyaksikan adegan ini.
Yang Jian kali ini mengenali mayat pria tinggi membusuk ini.
"Tak perlu diragukan lagi, itu adalah pemilik sebelumnya dari golok kayu bakar dan bayangan hantu, sekaligus hantu ganas yang berkeliaran di Hotel Caesar."
"Kain kafan yang menutupi tubuhnya persis seperti yang dulu dia gunakan untuk mengurung hantu gentayangan ini."
"Tapi sebenarnya apa yang terjadi? Hantu gentayangan yang terbungkus kain kafan ini ternyata bisa bergerak lagi."
"Padahal menurut logika, kain kafan adalah barang gaib. Setiap hantu yang terbungkus seharusnya tidak bisa bergerak. Kemampuannya mengurung hantu gentayangan sebanding dengan paku peti mati."
"Apakah karena kain kafannya terlepas?"
Yang Jian menatap tajam kain kafan yang longgar di mayat itu, di hatinya hanya bisa membuat penilaian seperti ini.
"Tapi kematian mendadak Wang Genquan membunyikan alarm di benaknya."
"Jelas terlihat, selain mengendalikan bayangan hantu dan golok kayu bakar saat masih hidup, mayat pria membusuk ini masih menyimpan hantu gentayangan mengerikan lainnya di tubuhnya."
"Mundur!"
Intuisi di hati membuat Yang Jian langsung melepaskan tangan Xianglan, kemudian cepat-cepat mundur ke belakang.
Wilayah Hantu-nya bekerja, seluruh tubuhnya sudah berada di jarak belasan meter.
Tapi Xianglan justru tertinggal di tempat.
"Dia tidak akan bisa bertahan lama."
"Memaksa menggunakan kemampuan hantu kedua membuatnya tidak bisa melawan invasi tangan hantu, hingga menyebabkan tubuhnya sekarang terbakar."
"Ah!"
Jeritan mengerikan terdengar. Xianglan benar-benar tidak bisa bertahan lagi, seluruh tubuhnya terjatuh ke tanah sambil meronta-rana dalam kesakitan.
Mayat pria tinggi besar itu sebagian besar wajahnya tertutup kain kafan, tidak terlihat ekspresi apapun. Namun dengan bau mayat yang menyengat, ia kini melangkah keluar dari lift dengan langkah berat.
Setiap langkahnya meninggalkan jejak kaki hitam di lantai.
Bahkan saat menginjak mayat di lantai tiga, jejak kakinya tetap terlihat jelas.
"Mayat ini berbeda dari sebelumnya, menjadi lebih berbahaya. Dua kali sebelumnya saat aku mendekat tidak terjadi apa-apa, asal tidak menginjak jejak kakinya. Tapi kali ini Wang Genquan tewas secara misterius setelah mendekat. Mungkinkah ada hantu lain yang bersemayam di tubuh mayat ini?" pikir Yang Jian sambil menyipitkan matanya, mulai menyusun dugaan.
Dugaan ini cukup masuk akal.
Karena ia menyimpan mayat itu di pintu keluar - jika ada hantu lain yang ingin keluar, pasti harus melewati posisi mayat tersebut.
Mungkin seiring waktu, hantu-hantu yang mencoba kabur akhirnya bersemayam di dalam tubuh mayat itu.
Makin banyak hantu, kekuatan gaibnya makin mengerikan, sehingga kain kafan mulai terlepas perlahan.
Untunglah kain kafannya belum terlepas seluruhnya, kalau tidak mayat itu akan jauh lebih mengerikan dari sekarang.
"Jika dugaanku benar, tindakan tidak sengaja ku sebelumnya mungkin telah menciptakan hantu gentayangan yang sangat mengerikan." Hati Yang Jian dipenuhi kecemasan.
"Bagaimanapun, kita tidak boleh melawan hantu ini sekarang. Lagipula hantu di lantai tiga masih ada, dan kebakaran masih meluas... Situasinya benar-benar buruk..."
Yang Jian memutuskan untuk mundur sementara waktu, membiarkan api di lantai tiga terbakar dulu.
Setelah mayat-mayat terbakar hampir habis, pintu tersembunyi terlihat di antara tumpukan mayat. Dia bisa membawa Tong Qian dan Li Yang pergi dari sini, lalu menutup rapat-rapat pintu keluar.
Tapi saat ini mayat pria tinggi besar itu tak kunjung berhenti melangkah.
Dengan langkah pasti, mayat itu malah berjalan menuju area dengan kobaran api terganas.
Seolah ada sesuatu yang memancingnya di sana.
Yang Jian tak peduli. Dia minggir lalu mengangkat satu mayat, di bawahnya terlihat sosok Tong Qian yang terselubung.
Tong Qian masih belum sadarkan diri. Sebelumnya Yang Jian menyembunyikannya di tumpukan mayat untuk menyelamatkannya.
Sekarang setelah Xianglan dkk menyelesaikan masalah, dia harus membawa Tong Qian ke tempat yang lebih aman.
"Li Yang belum keluar juga? Apa dia HILANG, atau sudah mati?" Alut Yang Jian berkerut. Sampai sekarang tak ada jejak Li Yang.
Tapi kalau Tong Qian bisa selamat, Li Yang yang sudah mengendalikan tiga ekor hantu seharusnya tak mungkin mati di bawah tumpukan mayat ini.
"Hantu lantai tiga juga sudah tak muncul lagi. Jangan-jangan Li Yang sedang melawan hantu lantai tiga?" Dugaan ini muncul di hati Yang Jian.
Kemungkinan besar memang begitu.
Hantu lantai tiga sudah menyerangnya, secara logika pasti juga menyerang Li Yang.
Sekarang hantu dan Li Yang sama-sama menghilang beberapa waktu, besar kemungkinan mereka bertemu.
Dia membawa Tong Qian ke posisi yang relatif aman.
Mata hantu Yang Jian mengunci setiap gerakan mayat pria itu, sejenak pun tak berani lengah.
Sekarang dia yakin mayat pria ini belum mengawasinya.
Artinya dirinya sendiri tidak memicu aturan membunuhnya.
Tapi benda ini juga tidak berniat pergi, merupakan potensi masalah laten yang besar.
Api saat ini terus meluas.
Zhu Jian dan Anan yang sebelumnya merintih kesakitan kini sudah sepenuhnya diam, dan di posisi mereka berdua telah muncul kobaran api besar, mayat mereka sudah ditelan si jago merah.
Sekarang hanya Xianglan yang masih melawan.
Wang Genquan itu juga sudah mati.
Mayat membusuk.
Tunggu... Mayat Wang Genquan tidak terbakar, api di tubuhnya telah padam.
Yang Jian menyadari detail ini, saat menatap mayat pria tinggi besar itu tiba-tiba wajahnya berubah drastis.
Apakah mayat pria tinggi besar ini bisa memadamkan api?
Atau mungkin dia bisa menahan perluasan api tungku.
"Hantu ini datang untuk mengatasi api tungku yang tak terkendali," Yang Jian kini mengerti.
