Pukul delapan malam.
Di kantor lantai paling atas Gedung Shangtong.
Yang Jian duduk di kursi, memain-mainkan lentera minyak emas di tangannya. Meski belum dinyalakan, sumbu hitam pekatnya mengeluarkan bau mayat yang membusuk.
Ia melepas sarung tangan, menyentuh sumbu itu dengan jari-jarinya yang hangus.
Seketika lentera itu pun menyala.
“Ternyata, api tungku yang terus berkobar di tangan hantu bisa menyalakan lentera minyak mayat ini. Lagipula, minyak mayat juga termasuk hal gaib.”
Yang Jian segera mengenakan sarung tangan, lalu memadamkan nyala api itu kembali.
Tapi ini hanya percobaan kecil di sela-sela waktu luang.
Di saat yang sama, Huang Ziya mendorong pintu masuk: "Komandan, anggota Komunitas Pengusir Roh sudah tiba."
"Suruh mereka masuk," kata Yang Jian sambil meletakkan lentera minyak di sampingnya dan menengadah.
"Kalian bisa masuk sekarang."
Huang Ziya melirik ke belakang, lalu berjalan ke sofa dan duduk. Rambut panjang hitamnya yang lebat terayun anggun, memancarkan aura unik.
Tak lama kemudian.
Sekelompok orang berjalan rapi memasuki kantor.
Yang berjalan di depan adalah seorang pria paruh baya berbaju jas. Yang Jian agak ingat wajahnya, mungkin namanya Wang Xin. Adapun anak buah di belakangnya, dia tidak tertarik mengenal satu per satu.
"Selamat siang, Kapten Yang. Kita bertemu lagi."
Wang Xin langsung tersenyum lebar, menyapa dengan penuh semangat dan keramahan.
"Selamat siang, Tuan Yang."
Enam anak buah berbaju jas di belakangnya serentak membungkuk memberi hormat.
Yang Jian melambaikan tangan: "Tidak perlu terlalu sungkan. Apa kabar Presiden Mitsushima dari Komunitas Pengusir Roh kalian?"
"Berkat berkah Tuan Yang, Presiden Mitsushima selalu sehat dan giat mengurus urusan komunitas," jawab Wang Xin.
Yang Jian melihat jam: "Saya masih ada urusan lain hari ini. Waktu untuk kalian hanya sepuluh menit. Jadi kalau ada keperluan, bicaralah langsung tanpa bertele-tele."
"Tentu saja, kami juga tidak berani membuang-buang waktu berharga Kapten Yang." Wang Xin berkata.
"Kunjungan ini kepada Kapten Yang, pertama-tama juga atas permintaan Presiden Mitsushima, untuk menyampaikan salam kepada Kapten Yang, sekaligus berterima kasih atas kebijaksanaan Kapten Yang dalam menyelesaikan kasus Hantu Ketuk Pintu di negara kami sebelumnya."
Wang Xin mengangkat kembali masalah lama, sekali lagi menyatakan terima kasih atas kejadian waktu itu.
Yang Jian berkata: "Kalian yang bayar, saya yang bertindak. Ini transaksi yang adil. Tak perlu berterima kasih. Hanya saja terakhir kali saya sudah mengeksekusi banyak Pengendali Hantu dari Komunitas Pengusir Roh kalian. Semoga kalian tidak menyimpan dendam."
"Mereka menantang Kapten Yang, pantas saja dihabisi oleh Kapten Yang." Wang Xin menjawab: "Tujuan utama kunjungan ini adalah berharap bisa bekerja sama lagi dengan Kapten Yang."
Setelah berkata demikian, dia mengeluarkan sebuah amplop arsip dan menyerahkannya dengan penuh hormat.
"Ini adalah arsip peristiwa supranatural yang sedang terjadi di negara kami. Kami berharap Kapten Yang bisa memberikan bantuan di waktu senggang. Untuk syaratnya, Tuan Yang bisa menentukan sesuka hati."
Wang Xin membungkuk sambil memegang arsip di tangannya, berkata dengan sangat sopan.
Yang Jian mengerutkan kening, menerima arsip itu lalu membalik-balik halamannya secara acak.
Tak perlu diragukan lagi, semua ini adalah peristiwa supranatural level A dengan tingkat keganasan yang sangat tinggi.
Komunitas Pengusir Roh ini kembali ingin menyuruh orang menjual nyawa.
"Akhir-akhir ini saya tidak punya rencana ke luar negeri. Urusan Komunitas Pengusir Roh lebih baik kalian selesaikan sendiri." Setelah berkata demikian, Yang Jian dengan acak mengembalikan amplop arsip itu.
Wang Xin sepertinya sudah tahu Yang Jian akan menolak, lalu berkata lagi: "Kapten Yang boleh menyimpan arip ini. Kami yakin masih ada kesempatan kerja sama dengan Kapten Yang. Ngomong-ngomong, Kapten Yang, karena perpisahan terakhir yang terlalu terburu-buru, Nona Megumi masih terus mengingat Kapten Yang. Kali ini dia sengaja datang ke tempat mulia ini, berharap bisa bertemu dengan Kapten Yang. Tolong jangan tolak kebaikan hati Nona Megumi."
"Megumi?" Yang Jian teringat pada sosok ini.
Dia juga paham maksud Wang Xin sebenarnya, tak lain adalah menggunakan siasat kecantikan untuk menempatkan seseorang ke Gedung Shangtong secara legal, agar bisa menjaga komunikasi setiap saat atau memantau pergerakannya.
Tak lama kemudian.
Pintu kantor terbuka lagi, seorang perempuan muda berambut kuncir kuda ganda yang mengenakan gaun dan terlihat imut masuk dengan agak gugup.
Begitu melihat Yang Jian, matanya langsung berbinar: "Jian-kun, akhirnya Megumi bisa bertemu denganmu."
Wajah Yang Jian tetap dingin. Dia melirik Wang Xin sebentar, lalu berbicara perlahan: "Kau sengaja membawanya ke sini agar dia bisa tinggal sebagai staf koordinasi Komunitas Pengusir Roh?"
"Tak ada yang bisa disembunyikan dari Kapten Yang. Nona Megumi pintar dan lembut, pasti bisa menjalankan jabatan ini. Tolong jangan tolak." Wang Xin mengaku mentah-mentah.
"Orang biasa yang terlibat dengan hal gaib tak akan berakhir baik," kata Yang Jian.
Wang Xin tertawa: "Kapten Yang adalah talenta termasyhur di lingkaran gaib. Megumi memilih mengikuti Kapten Yang adalah keputusan terbaik."
Tatapan Yang Jian bergetar lemah: "Dia boleh tinggal."
“Terima kasih banyak, Kapten Yang.” Wang Xin tersenyum semakin cerah.
Megumi juga menunjukkan wajah penuh sukacita.
Yang Jian berkata: “Tapi selain dia, orang itu juga harus kutinggalkan di sini.”
Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan jarinya menunjuk.
Wang Xin tertegun sejenak, menoleh ke belakang dan melihat seorang anak buahnya bernama Ono yang sangat biasa tanpa bakat khusus, hanya dikenal setia.
“Apakah Kapten Yang memerlukan anak buah saya ini untuk melakukan sesuatu?”
Dia bingung mengapa Yang Jian menargetkan anak buahnya yang sangat biasa ini.
“Semua orang memakai sepatu kulit hitam, kenapa dia memakai sepatu coklat?” kata Yang Jian dengan nada dingin.
Hm?
Semua orang serentak memandang sepatu coklat di kaki Ono.
Benar berwarna coklat dan terlihat agak usang.
Huang Ziya yang duduk di sofa memicingkan mata, mengamati sebentar lalu berkata: “Komandan, sepatu kulit coklat yang dipakai orang ini bukan dari sapi, tapi kulit manusia. Ada yang aneh dengannya.”
“Aku sudah tahu. Meski menyamar sempurna di kerumunan, aura gaib di tubuhnya bisa kurasakan dari jarak jauh.” Yang Jian berdiri perlahan.
“Bajingan! Ono, kebodohan apa yang telah kau lakukan?!” Wang Xin mendidih marah, menghampiri dan menampar keras pipi anak buah bernama Ono itu.
Pak.
Suara tamparan bergema.
Wajah Ono tetap datar tanpa ekspresi, seolah tak terjadi apa-apa.
"Wang Xin, dari tampaknya anggota Komunitas Pengusir Roh kalian telah terkena invasi gaib. Ada sosok aneh yang menyusup di antara kalian, tapi kalian sama sekali tidak menyadarinya," kata Yang Jian perlahan bangkit berdiri.
Ia yakin, Wang Xin ini tidak mengetahui kejadian ganjil yang terjadi di sekitarnya.
"Kapten Yang, saya mohon maaf. Ini kelalaian saya. Beri saya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan," pada detik ini, Wang Xin baru menyadari ada yang tidak beres dengan Xiao Ye.
Seketampar di pipi, tapi tidak ada reaksi sedikitpun. Bahkan tidak ada teriak kesakitan.
Segera.
Wang Xin memberi isyarat kepada anak buahnya yang lain.
Tanpa basa-basi, mereka langsung mengendalikan Xiao Ye dan berusaha mengikatnya dengan tali baja khusus.
Xiao Ye diam saja, tanpa perlawanan.
Tapi saat mereka mengguncang tubuhnya dengan kasar, kejadian aneh terjadi.
Kepala manusia di leher Xiao Ye tiba-tiba terlepas dari badan dan berguling-guling jatuh ke lantai.
Semua yang hadir terpaku.
"Ini bukan hantu, tapi orang hidup yang terkontaminasi gaib. Penyamaran sempurna, hampir tak bisa dibedakan dari manusia biasa. Tubuhnya masih segar."
Huang Ziya berdiri perlahan. Rambut hitam legam di punggungnya bergerak-gerak gelisah.
Yang Jian memicingkan mata, menatap mayat tanpa kepala dan kepala manusia yang bergelimpangan. Ia teringat peristiwa balon kepala manusia di Jepang dulu. Juga saat kehilangan kepala mayat membusuk ketika menangani kasus Hantu Ketuk Pintu di sana. Belum lagi kutukan Danau Hantu yang terpapar setelah menggunakan Gunting Hantu untuk memutus mantra santet.
"Kutukan itu adalah seonggok kepala manusia mati yang membusuk."
Dengan kata lain, Yang Jian sudah lama memicu aturan membunuh seekor hantu gentayangan.
"Di lingkaran gaib sejauh ini tidak ada dua hantu yang sama, jadi apakah kepala manusia busuk yang mengutuk itu sama dengan hantu kepala manusia dari Jepang?" Yang Jian tidak bisa tidak membuat dugaan ini dalam hatinya.
Dia menerima kutukan Gunting Hantu, cepat atau lambat arwah gentayangan akan datang menghampirinya dengan cara tertentu dan menyerangnya.
Hanya saja karena kutukan itu sudah berlangsung cukup lama dan hantu belum juga muncul, Yang Jian mulai sedikit mengendurkan kewaspadaannya.
Tak disangka, pada hari pertama bekerja setelah kembali dari Hotel Caesar, sesuatu gaib sudah mendekatinya.
Wang Xin saat ini diliputi kecemasan. Ia melirik Xiao Ye yang tak berkepala, lalu menatap Yang Jian, menyadari sebuah krisis besar sedang menyelimutinya.
Krisis ini bukan hanya berasal dari dalam Komunitas Pengusir Roh, tapi juga dari Yang Jian yang ada di hadapannya.
Begitu Yang Jian mengira dia sengaja membawa makhluk gaib ini, hari ini pasti akan menjadi akhir hidupnya tanpa ampun.
"Braak!"
Sesaat kemudian.
Pintu gerbang kantor terkunci rapat.
"Sebelum urusan ini selesai, kalian semua akan kutahan di sini." Yang Jian berdiri, berjalan menghampiri meja dan mengambil lentera minyak berwarna emas itu.
Ia ingin menguji apakah lentera minyak mayat hasil penelitian Dr. Chen ini benar-benar bisa menampilkan bahaya mengerikan yang masih tersembunyi.
