Cahaya yang dipancarkan lentera minyak yang menyala tidak terlalu terang, namun anehnya cahaya ini tidak terpengaruh oleh pencahayaan sekitar, eksis secara mandiri seperti kabut tipis kekuningan yang menyelimuti area sekitarnya.
Jangkauannya tidak luas, hanya sekitar lima hingga enam meter. Di luar area ini, cahaya seolah terhenti paksa tanpa bisa meluas lebih jauh.
Lentera gaib ini memang memiliki banyak aspek yang bertentangan dengan pengetahuan umum, menimbulkan kesan misterius.
Tapi sebuah lentera seperti ini justru bisa mengungkap hantu gentayangan yang tak kasat mata.
Bahkan ada hantu gentayangan yang tak terlihat oleh mata hantu Yang Jian sekalipun.
Namun saat ini Yang Jian belum bisa memastikan keajaiban lentera ini. Dia perlu mengujinya.
Situasi yang terjadi sekarang merupakan kesempatan terbaik untuk uji coba.
Xiao Ye yang tewas tidak menunjukkan tanda aneh, tapi Yang Jian yakin kedatangan makhluk gaib di sekitarnya pasti membawa konsekuensi. Munculnya gejala ini menandakan bahaya maut telah tiba.
Seperti pepatah: menemukan satu kecoa di rumah berarti ada koloni tersembunyi.
Fenomena gaib yang terlihat mungkin hanya ujung gunung es dari ancaman yang lebih besar.
"Sekarang kalian semua diam di tempat! Siapa yang berani bergerak, langsung kuhabisi! Jangan salahkan aku nanti kalau mati sia-sia tanpa peringatan."
Dengan lentera di tangan, Yang Jian perlahan mendekat sambil mengeluarkan peringatan keras dengan wajah dingin kepada kerumunan.
“Dengar baik-baik, ikuti perintah Kapten Yang untuk tetap berdiri di tempat. Siapa yang berani bergerak sembarangan atau kabur, pasti tidak akan kulepaskan!”
Wang Xin saat ini membentak anak buah di belakangnya dengan keras, memaksa mereka menuruti perintah.
“Menurutku lebih baik kita bantai semua saja. Siapa tahu ada makhluk kotor yang menempel di tubuh orang lain. Percayalah, bahkan Komunitas Pengusir Roh pun tidak akan protes jika tahu. Lagipula, masalah gaib ini mereka yang bawa, jadi harus bertanggung jawab.”
Huang Ziya berkata dengan nada dingin.
Mendengar ini, ekspresi Wang Xin dan rombongan langsung berubah pucat dipenuhi ketakutan.
Gadis bernama Megumi itu membelalakkan mata, tubuhnya gemetar ketakutan akan kemungkinan mengerikan itu.
“Usul bagus untuk wilayah gaib. Tapi ini Gedung Shangtong. Jika hanya karena kecurigaan kontaminasi lalu membunuh, karyawan kita sendiri juga akan banyak yang tewas.” Yang Jian tidak melihat masalah dari usulan Huang Ziya.
Hanya saja skema ini kurang feasible dalam situasi saat ini.
“Benar juga. Mereka sudah cukup lama di sini dan berinteraksi dengan banyak orang, jadi memang merepotkan.” Huang Ziya mengangguk.
Yang Jian mendekat sambil membawa lentera minyak emas: “Lentera ini bisa mengungkap hantu gentayangan yang tersembunyi. Kita bisa langsung tahu siapa yang terkontaminasi.”
Saat lentera mendekat,
Cahaya kekuningan perlahan menyelimuti seluruh rombongan.
“Wang Xin berdiri di paling depan, dia langsung tertutupi oleh penerangan lentera. Namun di balik cahaya itu, tidak terlihat sesuatu yang aneh pada tubuh maupun sekitarnya. Dengan kata lain, dia normal, tidak terkontaminasi oleh hal gaib.”
Yang Jian melangkah selangkah lagi ke depan.
Cahaya lentera minyak menyinari Megumi.
Tubuh Megumi juga tampak normal, tidak ada fenomena supernatural yang muncul.
“Komandan tim, tidak ada perubahan. Lentera baru yang kau buat ini tidak terlalu efektif,” kata Huang Ziya.
“Efektif atau tidak masih harus dibuktikan. Jangan terburu-buru.” Yang Jian terus berjalan maju.
Saat cahaya menyinari salah satu anak buah Wang Xin yang mengenakan setelan jas di belakang, tiba-tiba muncul fenomena ganjil: Bayangan hitam muncul di samping anak buah itu. Namun bayangan itu tidak utuh - tanpa tangan-kaki dan tubuh, hanya sebuah kepala.
Di bawah kepala itu tergantung seutas benang hitam tipis yang melilit tubuh anak buah tersebut seperti santet.
“Lihat? Bukankah masalahnya sudah muncul?” kata Yang Jian sambil menyipitkan mata.
Wang Xin mendidih dalam kemarahan: “Cheng Tian, tak kusangka bahkan kau juga...”
“Tidak! Aku normal! Aku tidak terkontaminasi hal gaib! Percayalah, aku bisa bersumpah!” Cheng Tian sang anak buah langsung membela diri dengan gemetar.
Yang Jian berkata: “Beberapa orang yang diawasi hantu tidak menyadarinya sendiri.”
Baru saja kata-katanya terucap.
Huang Ziya langsung bertindak sesaat kemudian.
Beberapa helai rambut hitam tanpa disadari telah jatuh ke tubuh pria bernama Cheng Tian. Tiba-tiba, rambut-rambut itu mulai tumbuh dengan liar dan cepat menjadi sangat lebat, menyelimuti Cheng Tian dengan cepat.
"Kapten Yang, jangan... tolong ampuni nyawaku, aku tak ingin mati."
Cheng Tian mengulurkan tangan memohon ampun, lalu mati-matian merobek rambut di tubuhnya.
Tapi sia-sia.
Sebagai orang biasa, mana mungkin dia bisa menahan serangan gaib? Bahkan beberapa helai rambut yang jatuh dari tubuh Huang Ziya pun sudah cukup mematikan.
"Bajingan, diam kau!"
Wang Xin wajahnya memucat. Tak ada niatan membela, malah marah besar pada anak buah bodoh yang ternyata terkena hal gaib tanpa sadar, bahkan membawa masalah ke hadapan Yang Jian. Berani-beraninya minta ampun? Kalau masih punya malu, seharusnya dia langsung harakiri dan mati demi pengampunan terakhir.
Tak lama kemudian.
Rambut hitam yang lebat menyelubungi seluruh tubuhnya, membungkusnya rapat menjadi bola rambut hitam besar.
Tapi bola rambut itu mulai mengecil dengan cepat terlihat mata telanjang.
"Aargh!"
Jeritan mengerikan keluar dari tumpukan rambut hitam, diselingi suara tulang remuk.
Tak lama.
Jeritan menghilang, bola rambut hitam terkontaminasi noda merah.
Bersamaan itu, bayangan kepala manusia di lantai juga lenyap.
Karena bayangan kepala manusia berwarna hitam tidak bisa tersimpan di Hantu Rambut, Huang Ziya langsung menggunakan strategi gaib membuat Cheng Tian menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Hanya dengan cara ini kita bisa memastikan tidak ada sisa-sisa kekuatan gaib tertinggal.
Megumi yang menyaksikan kejadian ini dari samping tidak merasa takut, malah ada perasaan tenang yang tak bisa dijelaskan.
Dulu dia pernah terlibat peristiwa supranatural bersama Yang Jian, bukan gadis bodoh. Saat ini dia tahu hantu gentayangan di sekitarnya sedang dibersihkan, ini jauh lebih baik daripada terus hidup bersama hantu tanpa pengetahuan.
"Lanjutkan."
Yang Jian melirik Huang Ziya sambil mengangguk perlahan.
"Sudah lama tidak menggunakan kekuatan gaib. Tapi aku cuma bisa membersihkan karakter-karakter kecil seperti ini. Kalau benar-benar menghadapi bahaya besar, tetap harus mengandalkan komandan tim."
Huang Ziya tersenyum tipis. Meski terlihat merendah, senyumannya bagi orang lain seperti senyuman iblis yang mematikan.
Yang Jian terus maju sambil memegang lentera minyak.
Keanehan muncul kembali.
Dua anak buah Wang Xin yang berpakaian jas tiba-tiba memiliki bayangan kepala manusia ganjil di kaki mereka.
"Banyak sekali yang bermasalah... Bagaimana mungkin ini terjadi?" Wang Xin terlihat sangat terkejut.
Dari enam anak buahnya, ditambah kasus kepala Nobu yang jatuh sebelumnya, total ada empat orang bermasalah. Hanya dua yang normal.
"Sepertinya organisasi Pengusir Roh kalian sudah disusupi hantu." Yang Jian menyipitkan matanya berkata.
Wang Xin saat ini tangan dan kakinya dingin, ia menengadah dengan panik memandangi Yang Jian: "Kapten Yang, apa ini benar? Apakah ada hantu gentayangan yang menyusup ke dalam Komunitas Pengusir Roh?"
"Mereka mengikutimu dari Jepang ke Kota Dachang, tubuh mereka terkontaminasi oleh kekuatan gaib yang mengerikan ini. Kalau bukan internal kalian yang bermasalah, mungkinkah Kota Dachang kami yang memiliki hantu gentayangan? Meski kebenarannya kejam, tapi kau orang pintar. Pasti sudah tahu jawabannya sendiri. Bertanya lagi hanya membuatmu terlihat bodoh."
Yang Jian berkata: "Aku sarankan kau segera kembali menyelidiki internal organisasimu. Jika tidak, seluruh Komunitas Pengusir Roh akan dikendalikan hantu. Nanti saat tidak ada yang menangani peristiwa supranatural, negaramu pasti akan hancur."
Huang Ziya tidak menghiraukan percakapan mereka berdua. Ia terus menatap dua orang bermasalah lainnya dan kembali bertindak.
"Aku... aku tidak ingin mati. Sial! Apa yang harus kulakukan?" Salah satu anak buah itu tidak bisa menahan tangisnya.
Saat ini ia putus asa, bingung antara melawan atau kabur.
Karena melawan sia-sia, kabur pun mustahil.
Anak buah lainnya membentak: "Jangan memalukan! Saat seperti ini kita harus punya kesadaran untuk berkorban. Kematian kita akan sepadan asalkan Ketua Wang Xin bisa membawa petunjuk penting ini untuk menyelamatkan negara. Kita pahlawan! Saatnya mati dengan bangga, jangan jadi pengecut seperti Tirtanaga yang diremehkan semua orang!"
Usai berkata, ia langsung mencabut belati di pinggangnya dan tanpa ragu bunuh diri sebelum Huang Ziya sempat bertindak.
"Dia takut dirinya tidak bisa menjaga martabat terakhir di bawah serangan gaib, jadi bunuh diri terlebih dahulu baru bisa mempertahankan harga dirinya."
Barusan anak buah itu sepertinya termotivasi, dengan gemetar mencabut belatinya.
"Sekarang mau bunuh diri? Sudah terlambat."
Huang Ziya menjadi penonton pasif, dia tidak akan menunggu orang ini bunuh diri, khawatir lama-kelamaan fenomena gaib berubah dan menimbulkan kejadian tak terduga.
Maka sesaat kemudian, rambut hitam ganjil melilit orang ini, bersama mayat orang yang bunuh diri di sebelahnya terbungkus menjadi satu.
Jeritan mengerikan terdengar.
Tak lama kemudian semuanya kembali tenang.
Gulungan rambut perlahan mengecil, mayat menghilang tanpa bekas, akhirnya hanya terlihat tiga bola kecil rambut hitam bergoyang-goyang di lantai.
Gulungan rambut hitam itu kemudian seolah ditarik oleh sesuatu, menggelinding ke arah Huang Ziya dan menghilang di dekatnya.
"Meski terpapar gaib tidak mempengaruhi anak buahmu, tapi kematian memang akhir terbaik."
Yang Jian berkata dengan wajah datar: "Karena kita tidak tahu kapan kekuatan gaib dalam diri mereka akan muncul, saat itu mereka akan membawa bahaya lebih besar."
"Saya paham, Kapten Yang. Terima kasih telah membantu membereskan hantu yang menyusup di sekitar saya."
Wang Xin sama sekali tidak menyalahkan, malah membungkuk penuh rasa syukur kepada Yang Jian.
"Jangan terlalu cepat senang, hantu gentayangan itu mengejarku. Hanya mengandalkan beberapa orang biasa tidak cukup untuk menghadapiku, jadi bahaya masih ada." Yang Jian kembali melangkah beberapa langkah ke depan.
Cahaya lentera minyak di tangannya sepenuhnya menyelimuti wilayah ini.
Sesaat kemudian.
Sebuah kepala manusia mati yang membusuk tiba-tiba menggelinding keluar dari tempat tak diketahui.
Kepala mayat ini sebelumnya sama sekali tidak terlihat di dalam kantor, baru muncul setelah diterangi lentera minyak.
Kepala yang menggelinding itu berhenti. Di balik kulit yang membusuk, sepasang mata hantu yang pucat dan mengerikan menatap ke arah Yang Jian.
"Hm?" Langkah Yang Jian terhenti sambil menatapi kepala mayat membusuk itu.
Namun kemudian, tatapan kepala mayat itu beralih, terus-menerus memindai sekeliling seolah mencari target tertentu.
"Aku ada di depan matanya, tapi hantu ini tak bisa melihatku. Apakah karena lentera minyak ini?" Yang Jian melihat lentera di tangannya.
Saat ini lentera mengeluarkan bau mayat yang sangat menyengat.
Bersamaan itu, volume minyak lentera juga berkurang sedikit.
Ternyata, di bawah serangan gaib, minyak lentera memang akan terkikis.
Tapi kecepatan pengurangannya sangat lambat, masih bisa bertahan cukup lama.
"Ternyata begitu." Setelah mengamati sebentar, Yang Jian menyadari tak ada satu pun orang di sekitarnya yang tewas.
"Kepala manusia yang membusuk ini disiapkan untuk saya. Begitu diawasi oleh kepala manusia mati yang membusuk ini, saya akan langsung mati. Tapi ini mungkin bukan arwah penasaran sejati, melainkan hanya menyimpan sebagian kekuatan gaib dari hantu gentayangan. Jadi serangan gaib semacam ini tidak bisa bertahan lama, diperkirakan hanya bisa digunakan sekali. Setelah sekali pakai, kepala busuk ini mungkin tidak bisa dipakai lagi."
"Ini persis seperti barang-barang gaib yang diciptakan oleh hantu gentayangan."
Yang Jian pernah bertemu dengan kepala manusia mati yang membusuk itu.
Dia sangat paham aturan membunuh dan metode serangan benda itu.
Selain itu, kepala manusia mati yang membusuk di depan mata ini juga bukan yang sebelumnya, ada perbedaan ukuran dan bentuk yang cukup signifikan.
Tangan hantunya bergerak perlahan.
Sesaat kemudian, dua telapak tangan hangus muncul di sekitar kepala manusia mati yang membusuk itu, menutupi sepasang mata mengerikan miliknya.
Tak lama kemudian.
Kepala manusia mati yang membusuk itu langsung mulai buyar, daging di wajahnya benar-benar hancur, tulang-tulangnya mulai terlepas, hingga akhirnya hanya menyisakan sepotong tengkorak kehitaman, sementara sisanya menghilang seluruhnya.
Tapi di sisa tengkorak kehitaman itu masih terlihat nyala api kecil menyembul.
Tekanan dari tangan hantu yang dikombinasikan dengan pembakaran tungku api cukup untuk menghancurkan kepala manusia mati yang membusuk ini.
Ini juga membuktikan bahwa dugaan Yang Jian memang benar.
Kepala manusia mati yang membusuk ini sengaja diciptakan, bukan merupakan arwah penasaran sejati.
“Sudah diselesaikan?” Wang Xin saat ini sedikit lega, Ia melihat kepala manusia membusuk yang menghilang itu, punggungnya sudah basah oleh keringat dingin.
Huang Ziya berkata: “Komandan tim, sementara hal gaib bersembunyi begitu dalam di sekitar orang-orang ini, mengapa ada kelemahan yang begitu terlihat?”
Dia menunjuk sepatu kulit manusia yang dikenakan di kaki Xiao Ye.
“Ada benarnya.” Yang Jian kembali menatap sepatu kulit manusia itu.
Di bawah sinar lentera minyak.
Sepatu kulit manusia itu sepertinya tidak ada keanehan, namun aura dingin yang menyeramkan di atasnya tak kunjung hilang.
“Untuk keamanan, bakar ini.” Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
Tangan hantu yang hangus segera menutupi mayat tanpa kepala Xiao Ye.
Di dalam tangan hantu tersembunyi api tungku yang tak bisa padam, saat ini akan membakar mayat ini, mengubur semua hal gaib dalam kobaran api.
