"Braak!"
Yang Jian kembali ke warung tepi jalan tadi. Ia menemukan Cao Yang yang sedang berkumpul di sekitar api, lalu melemparkan tas mayat di tangannya ke tanah.
Cao Yang terkejut sekaligus heran: "Cepat sekali kau menyelesaikannya?"
Ia menatap tas mayat itu. Meski tak bisa merasakan isinya, jelas di dalamnya pasti ada mayat.
"Jangan senang dulu. Situasi di sini rumit. Sudah dua kali kucoba menanganinya, tapi hantu ini masih ada. Ini pengalaman pertamaku menghadapi kasus seperti ini," kata Yang Jian sambil menjelaskan kejadian tadi secara garis besar.
Cao Yang gemetar ketakutan setelah mendengar: "Ternyata aturan membunuhnya adalah larangan mengucapkan kata 'hantu'! Pantas kode kasus ini 'Jingqiaoqiao'. Selama kita diam dan tidak berbicara, secara tidak sengaja mengucapkan kata itu bisa dihindari."
"Tapi tak disangka bahkan setelah mengetahui aturan membunuhnya pun kita tetap tak bisa membereskan hantu ini. Pengalamanku sebelumnya juga begitu - sudah merasa berhasil mengurung hantu itu, tapi akhirnya kabur juga. Sekarang jelas, itu bukan kegagalanku, tapi sejak awal sama sekali tidak berhasil."
“Sekarang situasi seperti ini sulit diatasi, sesuai penjelasanmu, hantu di sini sama sekali tidak mungkin ditangani. Asal ada orang yang datang ke kota kabupaten ini dan mengucapkan kata kunci, hantu akan muncul. Tak peduli berapa kali kami menanganinya, tetap tidak ada gunanya.”
Dia sekarang bisa merasakan kepala sakit.
Awalnya mengira peristiwa supranatural ini level bahayanya tidak tinggi, bisa diselesaikan dengan mudah. Mana sangka, kejadian gaib yang tampak tidak terlalu mengerikan ini justru yang paling merepotkan.
“Metode itu ada, hanya saja saya belum memikirkannya. Lagi pula kita tidak punya banyak waktu untuk membuang-buang waktu di sini. Jadi lebih baik kejadian supranatural ini untuk sementara diabaikan saja. Atau kita bekerja sama menangani hantu yang lain. Dengan begitu kau bisa terbebas dari serangan hantu gentayangan lainnya.”
Yang Jian berkata, dia mengajukan usul lain.
Cao Yang berkata: “Hantu itu sangat ganas. Saat ini dia hanya mengikutiku, belum mulai menyerang. Begitu keseimbangan tertentu hancur, bisa jadi akan memicu masalah besar. Saya benar-benar tidak menyarankan ini.”
“Seekor hantu gentayangan mengerikan macam apa, sampai membuatmu mengkerut seperti ini? Lebih menakutkan dari Lukisan Hantu dan Guicha sebelumnya?” Yang Jian bertanya.
“Tidak bisa dibandingkan. Saya belum pernah melawan hantu itu karena saya tahu begitu melawan, saya pasti mati tanpa ampun.” Cao Yang berkata dengan serius.
Tapi penilaian figur tingkat komandan tim jelas tidak ada masalah.
Jika Cao Yang merasa dirinya akan dibunuh oleh hantu itu, maka pasti benar-benar akan terbunuh.
Andai dia punya keyakinan, pasti sudah bertindak sejak lama. Tidak sampai terus diawasi seekor hantu dan diseret sampai sekarang.
“Kalian berdua bekerja sama pun kau tak punya keyakinan, menurutku lebih baik kau mengundurkan diri dari posisi komandan tim, lalu biarkan kandidat komandan tim yang menggantikan. Dengan begitu kau tak perlu ikut rapat komandan tim.” Yang Jian berkata.
Cao Yang tersenyum getir: “Yang Jian, tidak perlu sampai segitunya. Aku cuma perlu beberapa hari lagi situasi ini akan berakhir. Aku bukan hilang atau mati. Kalau sampai mengundurkan diri dari posisi komandan tim hanya karena masalah sekecil ini, itu terlalu main-main.”
“Tidak bisa begitu, ini juga tidak bisa. Jika begitu, aku harus melihat sendiri seperti apa sebenarnya hantu gentayangan yang mengerikan itu.”
Yang Jian berwajah dingin berkata: “Jika ada kesempatan, aku akan mencoba bertindak.”
Setelah berkata demikian, dia tak berniat membuang-buang waktu di sini lagi. Badannya berbalik hendak pergi.
Hantu Jingqiaoqiao adalah eksistensi mental. Bukan tidak bisa dihadapi, tapi tidak bisa dikurung.
Tak ada alasan arwah yang mengikuti Cao Yang juga merupakan eksistensi mental. Jika tidak, maka bisa dicoba dikurung.
“Tunggu, tunggu!” Cao Yang buru-buru memanggil Yang Jian.
Tapi tekad Yang Jian sudah bulat. Bagaimana mungkin dia bisa dibujuk lagi? Saat ini dia sudah mendorong pintu keluar.
Wilayah hantu Cao Yang tidak bisa menjebak Yang Jian, juga tak mampu mengintervensi aksinya.
Pada saat ini, dia mulai panik.
Karena Yang Jian berniat menggunakan cara keras untuk langsung memecahkan situasi.
“Masih ada satu cara!” Cao Yang yang sudah tidak bisa duduk diam lagi segera mengangkat tas mayat di lantai lalu menyerbu keluar.
Saat tiba di pintu, dia ragu sejenak.
Sebab dia sudah memblokir toko ini. Begitu melangkah keluar, pasti akan kembali ditemukan oleh hantu gentayangan.
"Tapi memandangi Yang Jian di depannya, Cao Yang akhirnya bertahan dan berhenti bersembunyi."
Dia menyerbu keluar dari toko.
Seketika.
Api di dalam toko diterjang angin kencang yang dingin dan menyeramkan, padam dalam sekejap. Seluruh kota kabupaten pun mengalami perubahan ganjil yang tak terduga.
Semua ini dipicu oleh Cao Yang sendirian.
"Kau tega keluar?"
Langkah Yang Jian terhenti, badannya berbalik menatap.
Cao Yang berkata: "Sudah sampai tahap ini, mana mungkin aku bisa diam saja?"
"Kau terlalu hati-hati. Melawan makhluk gaib tak bisa dihindari. Kau bisa menghindar kali ini, bagaimana dengan next time?"
Yang Jian menambahkan: "Kali ini kau beruntung aku mau bantu. Next time kalau ada masalah begini, kau yang harus tangani sendiri—bahayanya bakal digandakan."
"Kau benar."
Cao Yang kini tersadar: "Hindari kali ini tak menjamin next time selamat. Lebih baik ikut kau sekarang, lihat apa maunya barang itu."
Sebagai komandan tim, dia punya ketegasan. Hanya saja, sebagian besar waktu dia tetap mengutamakan kehati-hatian. Bagaimanapun ini bukan main game, tapi bertaruh nyawa—kalah berarti mati.
Tak lama kemudian.
Keduanya bersiap menghadapi hantu kedua yang bersembunyi di kota kabupaten sunyi ini.
"Tak perlu sengaja mencari. Dia yang akan datang. Tapi kita harus hati-hati bicara, jangan sampai memancing Jingqiaoqiao dan menimbulkan masalah." Cao Yang mengingatkan.
"Tentu. Makhluk ini harus ditangani satu per satu. Kalau berkumpul, bisa terjadi perubahan tak terduga." Jawab Yang Jian.
"Mereka berdua berbicara dengan sengaja menghindari kata kunci itu, asalkan mengetahui aturan membunuh, maka tidak perlu terlalu khawatir."
Sampai di jalan kosong di luar kota kabupaten, menunggu dengan diam.
Yang Jian juga sudah bersiap, dia menyalakan lentera minyak mayat, penerangan kekuningan yang berkedip-kedip mampu memantulkan semua hantu tersembunyi di sekitarnya. Terkadang lebih efektif daripada mata hantunya sendiri, dan tidak membebani.
"Jika memungkinkan, sebisa mungkin jangan langsung bertindak."
Cao Yang menekan suaranya: "Aku bukan takut mati, tapi khawatir terjebak di sini dan melewatkan rapat penting."
Yang Jian menatapnya dalam-dalam: "Kau pikir aku akan percaya omongan itu?"
Huh!
Angin mulai berhembus.
Kota kabupaten kecil yang sunyi tiba-tiba diterpa angin dingin berembus-embus. Ini bukan ulah Cao Yang, melainkan sejenis fenomena supernatural sedang muncul, mengganggu lingkungan sekitar dan mengubah segalanya menjadi tidak biasa.
Yang Jian curiga, dia menoleh ke ujung sebuah jalan.
Ada sesuatu yang mendekat dengan kecepatan tinggi.
Mata hantu mengintai, tapi tidak melihat siluet arwah penasaran sejati muncul.
"Ini dia."
Cao Yang juga merasakannya, hanya berbisik pelan.
Ding! Ding!
Hantu belum muncul, tapi kota sunyi itu bergema oleh dentingan bel angin yang ganjil, seolah ada wind chime berdering ditiup angin.
Saat itu juga.
Di ujung jalan setapak kota kabupaten, muncul sosok manusia aneh - atau mungkin seekor hantu yang ganjil.
“Orang itu mengenakan pakaian kain abu-abu kebiruan, seluruh tubuhnya kurus kering. Kulit kecoklatannya menempel erat pada otot, seperti mayat yang telah mengering lama. Yang paling aneh adalah orang ini justru menggendong pikulan kayu, di kedua ujungnya tergantung dua peti kayu. Lonceng angin yang bersuara itu digantungkan pada peti kayu di depan.”
“Penampilannya sangat mirip dengan pedagang keliling dari era Republik.”
“Tapi pedagang keliling ini sudah bukan orang hidup lagi, melainkan mayat. Karena Mata Hantu Yang Jian melihat dengan jelas: wajah pria penggendong pikulan ini dibungkus kain hitam yang dililit sangat kencang, menempel mati di kulitnya. Lekuk fitur wajah tak terlihat, hanya bentuk kepala yang bisa dikenali.”
“Benda ini sangat aneh.” Yang Jian menggenggam erat tombak retaknya, ingin bertindak tapi ragu.
“Setelah menjadi penanggung jawab, saat menangani kasus supranatural, aku tak sengaja menemukan benda ini. Ia muncul di sekitarku secara berkala...” Cao Yang menjelaskan.
“Apa tujuannya?” Yang Jian bertanya.
Cao Yang menjawab: “Untuk mengakuisisi hantu yang kukurung.”
Saat berbicara, dia menggunakan Wilayah Hantu untuk mengisolasi efeknya, mencegah memicu aturan pembunuhan Jingqiaoqiao.
“Mengakuisisi hantu yang kau kurung?”
Ekspresi Yang Jian berubah halus: “Seperti semacam transaksi?”
“Benar, saya melakukan bisnis dengannya, tapi hantu yang diakuisisinya tidak sembarangan. Ada daftar khusus, hanya hantu dalam daftar itu yang bisa memancingnya datang. Hantu dari kasus Jingqiaoqiao ada di daftar itu. Saya datang ke sini untuk mengurung hantu itu, lalu memancingnya datang.” Cao Yang berkata.
“Hasilnya hantu Jingqiaoqiao kabur, pengurungan gagal. Tapi hantu gentayangan ini malah datang. Kau tak punya barang untuk dikirim, jadi bersembunyi.” Yang Jian bertanya.
Cao Yang mengangguk; “Kejadiannya secara garis besar seperti ini.”
“Berbisnis dengan hantu, apa kau dapatkan yang kau inginkan?” Yang Jian menyipitkan mata bertanya.
Dia juga punya benda serupa, lemari hantu.
Hanya saja transaksinya dengan lemari hantu tidak setara, dan sangatlah mengerikan, sampai akhirnya dia langsung mengingkari janji, menghantam lemari hantu dengan golok kayu bakar.
Tapi lemari hantu lebih mirip kutukan yang terus mengelilinginya.
Namun Yang Jian memanfaatkan kutukan hantu permohonan untuk melawan kutukan transaksi lemari hantu. Saat ini, dia telah berhasil menyelesaikan kutukan lemari hantu.
Tapi transaksi macam Cao Yang ini semakin mengerikan.
Karena hantunya datang sendiri.
“Dapat beberapa.” Cao Yang berkata: “Tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas ini.”
“Benar juga.”
Yang Jian tidak melanjutkan pertanyaan. Fakta bahwa Cao Yang bisa menjadi komandan tim dan selamat jatuh ke Danau Hantu pasti ada hubungannya dengan hantu ini. Pasti dia mendapat banyak imbalan memadai dari transaksi ini untuk bertahan hidup.
Tapi transaksi semacam ini juga penuh bahaya mengerikan.
"Hantu di daftar transaksi Cao Yang diperkirakan semakin sulit didapatkan, makanya peristiwa supranatural yang dipilih pasti yang begitu mengerikan."
Sosok aneh yang mengangkat koper kayu itu saat ini semakin mendekat.
Denging angin yang bergoyang semakin jernih dan merdu.
"Aku akan coba bertransaksi dulu dengannya. Kalau gagal, baru lihat situasi." Cao Yang menarik napas dalam-dalam, lalu bergegas mendekat sambil mengangkat tas mayat.
"Kau mau ambil risiko, aku sih tak masalah." Kata Yang Jian.
Hantu Jingqiaoqiao sebenarnya belum sepenuhnya dikurung. Yang berhasil dia kurung hanya sebagian. Jelas Cao Yang ingin menipu hantu ini dengan barang palsu.
Kalau berhasil ditipu, semua akan lancar.
Tapi kalau ketahuan, ya terpaksa harus ingkar janji dan melawan hantu itu.
Wajah Yang Jian tetap tenang. Tombak retak di genggamannya siap digunakan kapan saja.
Semoga benda ini bisa dipakukan dengan paku peti mati.
Asal terpaku, yakinlah hantu seganas apapun akan meredup.
Tapi yang paling panik sekarang justru Cao Yang.
Karena jaraknya semakin dekat dengan hantu itu. Dialah yang pertama menanggung segala bahaya.
