Yang Jian sebenarnya tidak butuh tidur. Bahkan tak pernah merasa lelah atau mengantuk. Tapi setelah ditemani anjing jahat hasil transformasi Hantu Mimpi, dia perlahan mulai menyukai aktivitas tidur.
Bisa dibilang bukan menyukai tidur, melainkan lebih menyukai proses bermimpi.
“Segala sesuatu dalam mimpi terasa sangat nyata, dan Yang Jian dalam mimpi tidak kehilangan perasaan karena pengaruh hantu gentayangan. Di dalam mimpi, dia adalah orang normal yang bisa merasa takut, senang, atau bersemangat... Dia perlu menemukan jati dirinya dalam mimpi agar bisa merasakan menjadi manusia seutuhnya, sekaligus mencegah pengaruh gaib mengubahnya menjadi monster tanpa emosi.”
“Tapi Yang Jian dalam mimpi merasa kesepian.”
“Karena ini adalah mimpinya sendiri: dunia mungkin luas, tapi tak ada orang hidup di sini. Hanya dirinya sendiri dan seekor anjing jahat hitam yang luar biasa kuat.”
“Di dalam dunia Hantu Mimpi,”
“Yang Jian kini berdiri di jalan kecil yang aneh. Dari kejauhan, terlihat kastil bergaya Eropa tua berdiri di ujung jalan.”
“Bangunan ini terlihat tak selaras dan sangat mencolok dalam dunia mimpi.”
“Area itu bukan lagi bagian dari dunia Hantu Mimpi, melainkan mimpi yang dibangun oleh Hantu Gentayangan berkode nama 'Mimpi Buruk'.”
“Dua dimensi mimpi gaib ini telah bertabrakan dan terhubung oleh jalan kecil, memungkinkan perpindahan antar kedua dunia.”
“Tapi semuanya tergantung siapa penguasa mimpi yang lebih kuat.”
“Pihak yang lemah akan menjadi potongan puzzle yang akhirnya ditelan sepenuhnya.”
“"Apakah anjing jahat dalam mimpi belum menangkap Pengendali Hantu di dalam kastil itu?" Yang Jian melangkah mendekati bangunan itu.”
“Tak lama kemudian, dia tiba di depan pintu besi kastil.”
Di pekarangan kastil, jejak anjing jahat berkeliaran di mana-mana. Jelas tempat ini sudah lama dikuasai oleh anjing jahat tersebut. Hanya tinggal menunggu kesempatan dan waktu, area ini akan sepenuhnya menyatu dengan dunia Hantu Mimpi.
Saat itu tiba, anjing jahat akan menjadi semakin mengerikan.
Yang Jian tidak masuk untuk menyelidiki. Dalam mimpinya, dia hanyalah orang biasa. Melintasi alam mimpi dan memasuki dunia mimpi buruk memiliki tingkat bahaya tertentu.
Dia hanya perlu menunggu dengan tenang hasil yang muncul, tak perlu terburu-buru.
Seketika itu juga,
Yang Jian yang sedang mengajak anjing berjalan pun berbalik badan dan pergi.
Setelah menghabiskan sepanjang malam dalam mimpi, dia terbangun pagi-pagi di hari kedua.
Bisa dikatakan ini bukan sekadar bangun tidur biasa, melainkan pembebasan dari dunia Hantu Mimpi untuk kembali ke realita.
"Waktunya hampir tiba, harus bersiap-siap untuk berangkat," kata Yang Jian sambil memeriksa jam.
Sekarang pukul delapan pagi.
Kebangkitannya tepat waktu, tanpa terperangkap dalam dunia mimpi.
Setelah mempersiapkan diri,
Yang Jian keluar dari ruangan menuju kolam renang di lantai empat.
Kolam yang terkontaminasi oleh hal gaib ini terhubung dengan Danau Hantu. Melalui sini, dia bisa mencapai semua lokasi yang pernah meninggalkan jejak, tanpa perlu membuang tenaga menggunakan Wilayah Hantu untuk berpindah.
"Selamat pagi, Bos Yang."
Saat turun tangga, Yang Jian bertemu Zhang Liqin yang sedang naik. Matanya berbinar sambil menyapa dengan senyuman.
"Kau mencariku?" tanya Yang Jian menatapnya.
“Zhang Liqin agak tersipu karena pikirannya terbaca, buru-buru berkata: ‘Tidak, aku cuma dengar suara gerakan, ingin memanggilmu turun untuk sarapan. Hari ini Jiang Yan yang masak, dia sengaja bangun pagi-pagi.’
Yang Jian sambil menuruni tangga berkata: ‘Aku tidak lapar, untuk sementara tidak makan dulu. Lagipula hari ini aku harus ke markas, mungkin akan cukup sibuk.’
‘Dinas luar lagi?’ tanya Zhang Liqin dengan nada khawatir.
‘Bukan dinas luar, cuma menghadiri rapat penting,’ jawab Yang Jian.
Zhang Liqin berkata: ‘Rapat komandan tim pasti membahas masalah besar. Hati-hati, pulanglah dengan selamat.’
Dia yang membantu mencatat notes, tahu banyak hal yang terjadi pada Yang Jian. Tapi di luar, dia selalu tutup mulut rapat-rapat, pura-pura tidak tahu apa-apa, takut bocor sedikitpun rahasia, khawatir memancing bahaya gaib dan mati secara tak terduga.
Saat ini Yang Jian sudah sampai di kolam renang lantai empat. Dia melangkah ke dalam kolam, tapi tubuhnya tidak tenggelam malah berjalan di atas permukaan air.
‘Aku tidak akan kenapa-napa. Sekadar mengingatkan, untuk sementara jangan biarkan siapa pun mendekat ke sini, terutama kolam renang ini. Sangat berbahaya, menyangkut hal gaib. Tapi mungkin peringatanku ini tak perlu, kamu pernah mencatat notes tentang peristiwa Danau Hantu...’
Sambil berkata demikian, tubuh Yang Jian perlahan mulai tenggelam.
Kolam renang itu sebenarnya tidak dalam, tapi kini seperti jurang tak berdasar yang siap menelan segalanya.
‘Aku paham. Nanti segera kukunci area ini, tidak akan kubiarkan siapa pun masuk,’ kata Zhang Liqin yang tak berani mendekat. Dia sangat menyadari bahaya di tempat ini.
"Begitu jatuh ke dalamnya, orang biasa akan langsung tenggelam di dalamnya dan selamanya tidak bisa merangkak naik."
"Dan terkadang di kolam renang muncul mayat mengambang yang mengerikan, sangat menyeramkan."
Tak lama kemudian.
Zhang Liqin melihat langsung Yang Jian tenggelam ke dalam kolam renang dan menghilang sepenuhnya dari pandangannya.
Dia masih trauma, tidak berani berlama-lama di sebelah kolam renang dingin dan menyeramkan ini, langsung meninggalkan lantai empat, serta mengunci ruangan tempat kolam renang berada.
"Sialan, aku sudah kerja keras menyiapkan sarapan tapi dia malah tidak mau makan, bahkan kabur tanpa pamit. Apa sibuk sekali sampai begitu?"
Saat Zhang Liqin turun dan bertemu Jiang Yan, wanita itu mengangkat sekop wajan sambil berkata kesal.
"Dia pergi rapat, ini urusan penting. Jangan marah, Bos Yang juga kerja keras, setiap hari terperangkap dalam peristiwa supranatural. Sering sekali kami benar-benar khawatir padanya." Zhang Liqin menghela napas.
Jiang Yan mengembungkan pipinya: "Aku sudah beberapa kali ikut menghadapi bahaya hidup dan mati bersamanya. Terakhir kali untuk melawan Hantu, dia menusuk perutku dengan batang besi sebesar ini, hampir saja membunuhku!"
"Tapi aku sama sekali tidak menyalahkannya. Siapa suruh aku mencintainya?"
"Kau sama sekali tidak angkuh." Zhang Liqin tertawa.
Jiang Yan mencibir: "Kalau kau yang angkuh, kenapa sering lari ke kamar Yang Jian larut malam?"
Seketika wajah Zhang Liqin memerah karena malu.
Saat mereka berdua sedang berbincang, Yang Jian sudah tiba di kota tempat markas berada.
Menurut kalkulasi Yang Jian, saat ini banyak komandan tim seharusnya baru saja berangkat, belum sampai ke markas. Jika semua berjalan mulus, rapat penting akan diadakan siang hari atau sore hari.
Memanfaatkan waktu ini, dia ingin menemui Wang Xiaoming.
Seketika itu juga.
Yang Jian kembali menghubungi Cao Yanhua. Namun Cao sedang sibuk mengatur rapat komandan tim, akhirnya menyerahkan urusan ini kepada Shen Liang.
Shen Liang juga tidak mengulur waktu, langsung mengatur lokasi pertemuan antara dia dengan Wang Xiaoming.
Tapi lokasi pertemuan yang diaturnya sangat tidak biasa.
Bukan di dalam markas.
Melainkan di sebuah kompleks perumahan biasa di kota.
Kompleks itu tidak istimewa, masih ada warga biasa yang tinggal, sama sekali tidak berbahaya.
Saat Yang Jian tiba, dia melihat Wang Xiaoming sedang dijaga beberapa pengawal. Sang pangeran sendiri duduk di kursi roda, berhenti di bawah pohon tua, sepertinya sudah lama mempersiapkan pertemuan ini, hanya menunggu kedatangan Yang Jian.
"Kau terlambat, Yang Jian."
Wang Xiaoming memandangi pohon tua itu lama, kemudian menoleh dan berkata.
"Kau yang terlalu cepat. Dari tampaknya kau sudah lama menungguku di sini." Kata Yang Jian sambil bergegas mendekat.
Shen Liang juga berada di sekitar, saat ini dia memerintahkan pengawal untuk pergi.
Mengingat Yang Jian sudah datang, keamanan di sini mustahil bermasalah. Lagipula pembicaraan antara mereka berdua tidak pantas didengarkan orang lain.
Wang Xiaoming berkata: "Sudah kukatakan, saat rapat komandan tim digelar aku akan berbicara berdua denganmu. Efisiensimu luar biasa, tidak perlu tiga hari, hari ini mereka akan tiba di markas. Rapat kemungkinan besar akan dimulai pukul dua siang. Jadi waktu pertemuan kita pun dimajukan."
“Jadi, saat terakhir kali kau mendapatkan kertas kulit manusia itu, sebenarnya apa yang kau ketahui? Apa rahasia di balik kertas kulit manusia ini?”
Yang Jian tidak membuang waktu, langsung bertanya.
“Saat ini saya harap kau bisa lebih terbuka, jangan lagi bersikap asal-asalan. Kau tahu kesabaranku tidak pernah bertahan lama.”
Wang Xiaoming berbicara perlahan: “Sebelum menjawab pertanyaan itu, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Mengapa kau begitu gigih ingin mengetahui rahasia sebuah barang gaib? Ingin tahu bagaimana kemunculannya, siapa yang membuatnya? Apa yang bisa kau dapatkan setelah mengetahui semua itu? Seperti saat kau menggunakan Lilin Hantu, bukankah cukup tahu fungsinya saja? Mengapa tertarik dengan asal-usul lilin itu?”
“Minat tiap orang berbeda. Ini bagian dari transaksi kerja sama kita. Kau tak perlu ikut campur,” kata Yang Jian.
Wang Xiaoming tersenyum tipis: “Jawaban itu sangat sesuai dengan karaktermu. Kertas kulit manusia ini memang spesial. Terakhir kali aku memegangnya, benda ini memberitahuku banyak hal, memprediksi masa depan yang jauh. Sebagian benar, tapi sebagian belum terbukti. Barang gaib ini dalam level tertentu mungkin memiliki kemampuan memprediksi masa depan.”
“Tapi, dugaanku tidak hanya sampai di situ. Meski kertas kulit manusia adalah barang gaib, sebenarnya mungkin bukan seekor hantu, melainkan... seorang manusia.”
Seorang manusia?
Wajah Yang Jian berubah.
Kertas kulit manusia adalah manusia?
